Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III DESKRIPSI PROYEK
A. Nama Proyek
Proyek : Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria
Tema : Arsitektur Perilaku
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Swasta Sumber Dana
: Swasta Lokasi
: Jalan Cipadung Gagak, Kecamatan Cibiru, Kelurahan Pasirbiru, Kota Bandung.
B. Lokasi
1. Kriteria Lokasi
Berdasarkan hasil studi banding yang telah dilakukan, dalam pemilihan lokasi dan tapak Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria
ini haruslah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : a.
Jauh dari pusat kota Untuk menciptakan pemulihan yang lebih efektif, tapak pun harus
berada jauh dari pusat kota. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan faktor- faktor negatif yang mungkin timbul seperti keinginan pasien kembali ke
rumah. b.
Kepadatan penduduk rendah Jumlah kependudukan ini akan sangat berpengaruh terhadap
lingkungan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA. Wilayah dengan jumlah penduduk tinggi relatif memiliki penyebaran penyakit yang
lebih cepat sehingga akan membahayakan pasien Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA.
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
c. Pencapaian
Pencapaian yang dimaksud adalah lokasi masih dapat di akses baik menggunakan transportasi umum maupun transportasi pribadi. Dengan
adanya akses yang baik dan mudah, maka akan membantu pasien untuk datang melakukan rehabilitasi. Namun disisi lain, akses yang ada jangan
sampai memudahkan pasien untuk melarikan diri. d.
Kesesuaian dengan kondisi pasien. Dalam melakukan penyembuhan, pusat rehabilitasi haruslah dapat
memberikan kenyamanan bagi para pasien. Hal ini bertujuan agar proses penyembuhan menjadi lebih efektif. Maka dari itu, diperlukanlah suasana
lingkungan yang tenang, beriklim sejuk, serta terhindar dari polusi udara. e.
Terdapatnya sarana pendukung Sarana pendukung ini ditujukan bagi para staf yang menetap dan
keluarga pasien yang datang. Sarana pendukung ini berupa fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan,
fasilitas perekonomian,
serta terminalstasiun.
f. Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan Rehabilitasi Korban
Penyalahgunaan NARKOBA lainnya. Untuk mengefektifkan pelayanan, lokasi sebaiknya tidak berdekatan
dengan fasilitas pelayanan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA lainnya karena untuk memeratakan pelayanan yang ada.
g. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW
Lokasi perancangan haruslah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW, hal ini ditujukan agar bangunan Pusat Rehabilitasi
Korban Penyalahgunaan NARKOBA ini sesuai dengan peruntukan beberapa tahun mendatang.
h. Terdapatnya jaringan listrik, telpon dan utilitas.
Jaringan listrik, telepon, dan utilitas merupakan sarana penunjang keberlangsungan kegiatan rehabilitasi.
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Lokasi
Berdasarkah kriteria lokasi tersebut, berikut analisis lokasi pada Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA :
Tabel 3. 1. Analisis Lokasi
No Kriteria
1 2
3 4
5 6
7 8
1 Jauh Pusat Kota
5 10
10 5
2 Kepadatan Penduduk
Rendah 8.4
8.3 7.7
8.4 9.5
9.2 9.1
9.1 3
Pencapaian 8.5
5.5 5
10 5.5
5 5
5 4
Kesesuaian dengan Kondisi Pasien
9 5
8 8
5 8
8 8
5 Akses dari Terminal
dan Stasiun 7
7 10
10 7
7 7
7 6
Tidak memiliki fasilitas pelayanan
NAPZA 10
10 10
10
10
10 TOTAL
31.9 25.8
40.2 36.5
42 49.
2 59.
1 44.
1
Sumber:Analisis Penulis,2015
Keterangan: 1
: SWK Bojonagara Skala Penilaian 1-10
2 : SWK Cibeunying
3 : SWK Tegallega
4 : SWK Karees
5 : SWK Kordon
6 : SWK Gedebage
7 : SWK Ujung Berung
8 : SWK Arcamanik
Berdasarkan hasil analisis di atas, lokasi terpilih berada pada Sub Wilayah Kota SWK Ujung Berung sebagai wilayah yang sesuai dengan kriteria
lokasi perancangan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA. Untuk tahap selanjutnya yaitu penentuan lokasi pada Sub Wilayah Kota SWK
Ujung Berung.
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 1. Pemilihan Lokasi Sub Wilayah Kota Ujung Berung
Sumber: Dokumen Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya,2015
Penentuan lokasi pada Sub Wilayah Kota SWK Ujung Berung ini mengacu terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bandung
tahun 2015-2031. Dalam tahap pemilihan lokasi kali ini, digunakan pendekatan kriteria lokasi yang sama seperti sebelumnya. Namun, untuk
besaran tapak yang dibutuhkan, digunakan perbandingan terhadap bangunan Rehabilitasi yang memberikan pelayanan kelas A yaitu UNITRA LIDO
Bogor untuk menghasilkan asumsi luas tapak minimal pada bangunan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NARKOBA Pria .
Tabel 3. 2. Analisis Besaran Tapak
Nama Tempat Kapasitas
Luas Lahan
UNITRA LIDO Bogor 200 TT
11,2 Ha Pusat Rehabilitasi Korban
Penyalahgunaan NARKOBA Pria
100 TT standar pelayanan
minimal kelas A Diasumsikan untuk 200
TT membutuhkan lahan sebesar 11,2 Ha, maka
untuk 100 TT: =100:200x11,2 Ha
=5,6 Ha
Sumber: Analisis Penulis,2015
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kriteria tersebut, terpilihlah 3 lokasi tapak yang berada di Desa Palasari, Kecamatan Pasir Biru. Adapun karakteristik lingkungan Desa
Palasari adalah sebagi berikut : a.
Memiliki kondisi lingkungan yang tenang, beriklim sejuk, view yang baik serta terhindar dari polusi udara karena berada di kaki Gunung
Manglayang. b.
Memiliki jumlah penduduk yang rendah. c.
Memiliki banyak lahan kosong. d.
Karakteris lingkungan yang memiliki nilai keagamaan yang tinggi sehingga sesuai dengan metode rehabilitasi yang akan diterapkan yaitu
metode religius. Salah satu bentuk keagamaan yang terlihat yaitu dengan adanya sarana-sarana pendidikan berbasis islam.
e. Terdapat fasilitas pendidikan seperti TPA, SD, SMP 46 Bandung, SMAN
26 Bandung, MAN 2 Bandung, SMAT Krida Nusantara, Universitas Islam Bandung.
f. Terdapat fasilitas kesehatan seperti Puskesmas Cipadung.
g. Terdapatnya fasilitas ekonomi seperti retail dan pasar sebagai sarana
penunjang kebutuhan sehari-hari. h.
Tersedianya jaringan listrik, telpon dan utilitas sebagai sarana penunjang aktivitas.
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 2. Analisis Lokasi Tapak
Sumber: Analisis Penulis,2015
Berikut merupakan hasil analisis terhadap 3 lokasi tapak yang terpilih : Tapak 1
Berada pada sebuah tikungan di jalan Cipadung Gagak; Akses dari jalan utama yang mudah; Dilalui oleh transportasi umum; Kontur tidak
terlalu curam; Luas lahan +- 5,6 Ha. Tapak 2
Berbatasan langsung dengan lembah dan sawah; Berada tepat di samping jalan Cipadung Gagak; Dilalui oleh transportasi umum; Kontur
tidak terlalu curam; Luas lahan +- 5,6 Ha. Tapak 3
Berbatasan dengan fasilitas pendidikan; Hanya dapat dilalui oleh transportasi umum roda 2; Kontur relatif datar.
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berikut penilaian terhadap ke-3 lokasi tapak tersebut :
Tabel 3. 3. Analisis Kriteria Lokasi Tapak
KRITERIA ALTERNATIF
Tapak 1 Tapak 2
Tapak 3
Kesesuaian dengan kebutuhan Rehabilitasi lingkungan yang
tenang, iklim yang sejuk, rendah polusi
2
3
4 Kemiringan kontur
5 4
3 Potensi View
3 5
1 Aksesibilitas
4 4
1 Luas lahan memadai
4 4
4 Total
18 20
14
Sumber: Analisis Penulis,2015
Keterangan : Skala Penilaian 0-5
Lokasi terpilih :
Gambar 3. 3. Lokasi Tapak Terpilih
Sumber: Analisis Penulis,2015
Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
C. Rona Lingkungan