Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba/Napza

(1)

Daftar Pertanyaan Kuesioner Penelitian

EVALUASI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LKS YAYASAN NAZAR REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA/NARKOBA.

No Responden

Dengan hormat :

Dalam rangka melengkapi data yang diperlukan untuk memenuhi tugas akhir. Bersama ini saya menyampaikan kuesioner penelitian mengenai “EVALUASI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LKS YAYASAN NAZAR MEDAN PANTI REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA/NARKOBA”. Adapun hasil penelitian ini saya gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi pada Departeman Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Saya mohon maaf atas terganggunya waktu saudara dalam pengisian kuesioner ini, namun saya juga mengharapkan kesediaan saudara untuk membantu penelitian ini dengan mengisi secara lengkap dan jujur kuesioner yang terlampir.

Saya ucapkan terimah kasih sebesar-besarnya atas kesediaan saudara yang telah meluangkan waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini.


(2)

Ester Sriningsih

Petunjuk pengisian:

a. Mohon bantuan dan kesediaan saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan. b. Pilihlah jawaban dan berikan tanda (X) pada jawaban yang paling benar

menurut saudara

c. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti atau ragu, tanyakan langsung kepada yang menyebarkan angket (kuesioner).

d. Jawablah pertanyaan dengan benar dan jujur.

A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :

2. Usia : 3. Agama : 4. Jenis kelamin : 5. Suku Bangsa : 6. Status :

7. Jenis zat yang dikonsumsi : 8. Faktor penggunaan :

B. Penilaian Atas Perencanaan program pelayanan sosial penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar panti rehabilitasi.

A. Soft Theraupetic Community


(3)

9. Apakah anda sebelumnya sudah mengetahui tujuan dari program morning meeting yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dalam kegiatan share feeling?

a. Tahu b. Kurang tahu c.Tidak Tahu

10.Sebelum sosialisasi apakah program morning meeting yang dilaksanakan secara efisien oleh LKS Yayasan Nazar Medan dalam kegiatan share feeling ?

a. Efisien b. Kurang Efisien c. Tidak Efisien Alasannya :

11.Menurut anda apakah program morning meeting yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medandalam kegiatan terapi efektif dilaksanakan sebelumnya?

a. Efektif b. Kurang efektif c. Tidak efektif

b. General Meeting (Seminar)

12.Bagaimana tingkat pengetahuan anda tentang program general meeting yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya?

a. Baik b. Kurang Baik c. Tidak Baik 13.Menurut anda program seminar yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan

Nazar Medan, apakah anda merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan general meeting (seminar) dan yakin dapat memulihkan?

a. Tertarik b. Kurang tertarik c. Tidak tertarik


(4)

14. Bagaimana penilaian anda untuk perencanaan dalam mengikuti program seminar yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan yang telah ditetapkan sebelumnya?

a. Baik b. Kurang Baik c. Tidak

Baik

c. House meeting (Evaluasi Kegiatan)

15.Apakah LKS Yayasan Nazar Medan melakukan dengan sesuai seleksi kriteria kepada setiap residen untuk berhak mengikuti kegiatan program house meeting?

a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak Sesuai 16.Menurut anda apakah program house meeting dalam evaluasi kegiatan

di LKS Yayasan Nazar Medan di rencanakan sesuai dengan program sebelumnya?

a. Sesuai b. Kurang Sesuai c. Tidak Sesuai

d. Wrar-up (Repap)

17.Apakah menurut anda kegiatan wrar-up (repap) di LKS Yayasan Nazar Medan dapat membantu pemulihan sehingga anda merasa tertarik untuk mengikuti program wrar-up?


(5)

18.Menurut anda, apakah kegiatan wrar-up (repap) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat memberikan keyakinan pada anda untuk direpap?

a. Yakin b.Kurang Yakin c. Tidak

Yakin

B. BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual) a. Biologis (Detoktifikasi)

19.Apakah anda serius dalam mengikuti program pelayanan biologis (detoktifikasi) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sehingga anda ingin ikut dalam mengikuti program tersebut ?

a. Serius b. Kurang serius c. Tidak serius

20.Apakah LKS Yayasan Nazar Medan memberikan informasi mengenai program pelayanan biologis (detoktifikasi) sebelum mengikuti program biologis?

a. Ya b. Tidak

Alasannya :

b. Psikologis (konseling)

21.Apakah program psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan membuat anda menjadi yakin untuk mengkuti/mendaftarkan diri ?

a. Yakin b.Ragu-ragu c. Tidak


(6)

22.Sebelum anda mengikuti program psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan, apakah anda selalu mengkonsumsi narkoba?

a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah

c. Sosial (sharing kelompok)

23.Apakah LKS Yayasan Nazar Medan memberikan sosialisasi mengenai pemahaman program sosial (sharing kelompok) yang akan diberikan untuk proses pemulihan anda?

a. Ya b.Tidak

24.Menurut anda, apakah program sosial (sharing kelompok) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan memberikan pelayanan yang sesuai sehingga anda memilih dan menetapkan prioritas untuk mengikuti program?

a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai d. Spiritual (keagamaan)

25.Bagaimana pemahaman anda seputar narkoba sebelum mengikuti program spiritual (keagamaan) yang akan dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak

baik

26.Apakah sosialisasi yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan mengenai program spiritual dapat membantu anda untuk melepaskan ketergantungan narkoba dan kembali memulai kehidupan baru?


(7)

a. Membantu b.Kurang Membantu c. Tidak Membantu

C. Penilaian Atas Pelaksanaan program pelayanan sosial penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.

A. Soft Theraupetic Community

a. Morning Meeting

27.Bagaimana menurut saudara mengenai pelaksanaan program morning meeting dalam kegiatan role model yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Baik b. kurang baik c. Tidak

baik

28.Apakah pelaksanaan kegiatan program morning meeting dalam kegiatan sport activity sudah dilaksanakan sesuai jadwal oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

Alasannya :

29.Apakah saudara pernah mengalami relaps/kambuh selama mengikuti program morning meeting dalam kegiatanshare feeling yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Pernah b. Jarang c. Tidak pernah


(8)

30.Apakah pelaksanaan program general meeting (seminar) dilaksanakan setiap hari oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Ya b. Tidak

Alasannya :

31.Bagaimana tanggapan anda terhadap tingkat kesulitan yang anda alami ketika mengikuti program general meeting dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Ada b. Biasa aja c. Tidak

ada

32.Menurut anda apakah pelaksanaan program general meeting (seminar) dalam kegiatan diskusi memberikan pengaruh yang baik buat pemulihan anda?

a. Ya b. Biasa c. Tidak Ada

c. House meeting (Pembahasan kasus)

33.Bagaimana kondisi ruangan kegiatan house meeting dalam evaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik

34.Menurut anda apakah pelaksanaan program house meeting dalam kegiatan pembahasan masalah yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sesuai dengan masalah yang terjadi di dalam lembaga ? a. Sesuai b. Kurang Sesuai c. Tidak sesuai


(9)

35.Menurut anda bagaimana proses pelaksanaan kegiatan wrar-up (repap) dalam kegiatan share feeling yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak Baik 36.Bagaimana waktu yang digunakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan

untuk melaksanaan program wrar-up (repap) oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Cukup Baik b. Kurang Baik c. Tidak baik

37.Menurut anda apakah ada perubahan sasaran program wrar-up (repap) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Ada b. Tidak ada

B. BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual) a. Biologis (Detoktifikasi)

38.Bagaiamana pendapat anda mengenai penerapan program biologis (detoktifikasi) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan? a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai 39.Bagaimana tanggapan andamengenaikinerja pelaksanaan

programbiologis (detoktifikasi) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik 40.Berapa lama pelaksanaan program biologis (detoktifikasi) yang

dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?


(10)

b. Psikologis (konseling)

41.Dalam pelaksanaan psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan apakah program konseling dapat memberikan motivasi kepada anda dalam proses pemulihan anda ?

a. Ya b. Biasa c. Tidak

Alasannya :

42.Dalam pelaksanaan psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan apakah pelaksanaan program konseling kepada konselor anda ?

a. 2 kali seminggu b. 1 kali sebulan c. 2 kali sebulan

Alasannya :

43.Bagaiamana tanggapan anda tentang pelaksanaan program psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat membantu permasalahan anda?

a. Membantu b. kurang membantu c.Tidak bermanfaat

c. Sosial (sharing kelompok)

44.Bagaimana tanggapan andamengenai manfaat pelaksanaan program sosial pada diri anda yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?


(11)

45.Apakah program sosial (sharing kelompok) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat mengembangkan sifat positif anda?

a. Ya b. Tidak

d. Spiritual (keagamaan)

46.Menurut anda apakah pelaksanaan program spiritual (keagamaan) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat memberikan anda motivasi untuk tidak menggunakan narkoba kembali?

a. Ya b. Tidak

Alasannya :

47.Menurut anda berapa kali program spiritual (keagamaan) dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. 1 kali seminggu b. 2 kali seminggu c. 3 kali seminggu

D. Penilaian Atas Aktivitas yang telah selesai dilaksankan dalam program pelayanan sosial penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan panti rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.

A. Soft Theraupetic Community

a. Morning meeting

48.Apakah anda serius dalam mengikuti rangkaian kegiatan program morning meeting dalam kegiatan share feeling yang telah selesai dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?


(12)

a. Serius b. Kurang serius c. Tidak serius 49.Apakah ada perubahan yang terjadi pada diri saudara setelah

mengikuti program morning meeting dalam kegiatan terapiyang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Lebih baik b. Tetap c. Tidak ada 50.Setelah anda mengikuti program morning meeting dalam kegiatan

role model yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan apakah pelaksanaannya dapat meningkatkan kepercayaan diri anda dalam megikuti program?

a. Ya b.Kurang c.Tidak

b. General meeting (seminar)

51.Bagaimana menurut anda mengenai topik seminar yang telah dibawakan oleh petugas yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak

baik

52.Menurut anda apakah program general meeting (seminar) dapat membantu anda dalam memotivasi untuk proses pemulihan yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

Alasannya :

53.Apakah menurut anda program general meeting dalam kegiatan diskusi yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan bermanfaat


(13)

dan menambah pengetahuan anda dalam mengetahui bahaya narkoba ?

a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak

c. House meeting (pembahasan issue)

54.Apakah setelah mengikuti program house meeting yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan ada tingkat kesulitan yang anda rasakan mengikuti kegiatan pembahasan kasus ?

a. Ada b. Tidak

55.Menurut anda bagaimana kondisi ruangan kegiatan house meeting dalam evaluasi kegiatan di LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak

baik

d. Wrar-up (repap)

56.Menurut anda apakah petugas yang melaksanakan program wrar-up (repap) dalam kegiatan pembahasan issue sesuai dilaksanakan setelah sosialisasi oleh LKS Yayasan Nazar Medan dengan baik?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik 57.Menurut anda apakah waktu yang digunakan dalam pelaksanaan

program wrar-up (repap) dalam kegiatan share feeling dilaksanakan sesuai setelah sosialisasi oleh LKS Yayasan Nazar Medan ?

a. Sesuai b. kurang sesuai c. Tidak sesuai

B. BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual) a. Biologis (Detoktifikasi)


(14)

58.Bagaimana menurut anda setelah mengikuti program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan anda masih mengonsumsi narkoba?

a. Pernah b. Jarang c. Tidak

59.Menurut anda, apakah anda merasakan ada hasil yang lebih baik setelah mengikuti pelaksanaan sistem detoktifikasi (biologis) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Lebih baik b. Biasa c. Tidak baik

60.Apakah setelah anda mengikuti program biologis (detoktifikasi) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan berhasil mendorong anda untuk memiliki pola hidup sehat dan terarah?

a. Berhasil b. Kurang berhasil c. Tidak berhasil

b. Psikologis (konseling)

61.Apakah anda dapat menyelesaikan masalah anda setelah mengikuti program psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?

a. Ya b. Tidak

Alasannya :

62.Bagaimana perbandingan kehidupan saat ini dengan kehidupan sebelum mengikuti program psikologis (konseling) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan?


(15)

63.Menurut anda setelah anda mengikuti konseling apakah ada perubahan dalam diri anda untuk kembali semangat agar pulih dari ketergantungan narkoba dan melepaskan narkoba?

a. Ada b. Tidak ada

Alasannya :

c. Sosial (sharing kelompok)

64.Menurut anda apakah setelah anda mengikuti kegiatan program sosial (sharing kelompok) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan berhasil memulihkan kemampuan anda untuk beradaptasi di dalam panti maupun diluar?

a. Berhasil b. Kurang berhasil c. Tidak berhasil

65.Menurut anda apakah setelah mengikuti program sosial (sharing kelompok) yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat memberikan kehidupan bersosialisasi?

a. Lebih baik b. Tetap

d. Spiritual (keagamaan)

66.Menurut anda apakah program spritual yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan berhasil memberikan pelayanan yang baik buat anda?


(16)

67.Apakah anda setelah mengikuti program spiritual yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan anda lebih peduli terhadap diri anda?

a. Peduli b. Kurang Peduli c. Tidak peduli 68.Setelah anda mengikuti program spritual yang dilaksanakan oleh LKS

Yayasan Nazar Medan, apakah anda ingin menghentikan penggunaan narkoba dalam jangka panjang atau jangka pendek?


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdalla, R.2008. Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Jakarta

Afiatin, Tina 2008. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dengan Program Aji. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bungin, burhan. 20013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format-format kuantitatif dan kualitatif untuk Studi Sosiologi, kebijkaan public, komunikasi, Manajemen dan pemasaran. Jakarta: Kencana.

Dun, Wiliam.1999. Pengantar Analisa kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjahmadha University Press.

Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Kurniawan.

Firman, Aji, B. 1990. Perencaan dan Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Jones, C.O., 1996. Pengantar kebijakan publik (Public Policy. Terjemahan Rick Ismanto. Jakarta : penerbit Raja Grafindo Persada.


(18)

Joewana, S. 2001. Narkoba Petunjuk Praktis Keluarga untuk Mnecegah Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Media Pressindo.

Karsono, Eddy. 2004. Mengenai Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras. Bandung: CU Yrama Widya.

Lisa, J, FR dan Sutrisna, N, W. 2013. Narkoba Psikotropika dan Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum. Yogyakarta: Nuha Medika.

Lin, M, S,2007. Question About Sex. Surabaya: Java Pustaka Media Utama.

Suharsimi Arikunto.2003. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhidin, S., 1992. Pengantar kesejahteraan sosial. Bandung: Sekolah tinggi Kesejahteraan Sosial.

Martono, L. H, Joewana, S. 2008. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya. Jakarta: Balai Pustaka.

Maryono, Y. dan Istiana, B, Patmi. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Yudhistira.

Nurdin, M, F., 1989. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung: Angkasa.


(19)

Siagian, Matias 2011. Metode Penelitian Sosial–Pedoman Praktis Penelitin Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grasindo Monoratama.

Siagian, M dan Agus, S. 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan: Grasindo Monoratama.

Silalahi, Ulber 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadianta, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung: Rosda Karya.

Tunggal, SH. 2000. Undang-undang Psikotropika. Jakarta: Harvarindo.

Visimedia, 2006. Rehabilitasi Bagi Korban Narkoba. Bandung: Agromedia Pustaka.

Sumber Online :

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 pasal 5 ayat 1. Tentang Panti dan Rehabilitasi Sosial.


(20)

(http://www.Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, pusat penyuluhan sosial sekretariat jenderal, 2010.com. diakses pada tanggal 15 januari pukul 22.49 WIB).

Peraturan Menteri Sosial RepubliK Indonesia “Standarisasi Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktiflainnya 2012.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Desember 2015 pukul 20.25 WIB).

(http/www.perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi.htm diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 23.18 WIB).

(http:///www.narkoba-dalam-penjara-siapa-yang-bertanggung-jawab.com diakses tanggal 3 Januari 2016 pukul 10.30 WIB).

(http://www.lapas-jadi-pusat-peredaran-narkoba.htm diakses tanggal 1 Februari 2016 pukul 09.57 WIB).


(21)

(http/www.manfaat-narkoba-dalam-bidang-kesehatan.com diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul 15.00 WIB).

(http://www.keberadaan-narkoba-sebagai-penyembuh.htm diakses tanggal 10 januari 2016 pukul 21.00 WIB).

( http: 15.30 WIB).

(http://www.tribunmedan.com, diakses tanggal 11 Januari 2016 pukul 22.56 WIB).

(http://www.rehsos.kemensos.go.id 21 Desember 2015 21.00 WIB).

tanggal 29 Desember 2015 pukul 20.38 WIB).


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambaran atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang ingin diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi berlangsung (Siagian, 2011:52).

Melalui penelitian ini, penulis ingin membuat gambaran mengenai kondisi seluruh tentang pelaksanaan program pelayanan sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba yang telah diberikan di LKS Yayasan Nazar Panti rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu lembaga kesejahteraan sosial yaitu Panti rehabilitasi sosial korban Penyalahgunaan Napza/Narkoba yang berlokasi di Jl kedondong No. 10 Marindal -1. Alasan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian ialah karena merupakan salah satu lembaga yang bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi pengguna narkoba yang ingin pulih dari kecanduannya yang mengacu pada program pelayanan sosialnya, sehingga resident pulih dari ketergantungan narkoba dan bisa melaksanakan fungsi sosialmya secara optimal dalaam kehidupan bermasyarakat dan peneliti merasa kondisi pelayanannya penting untuk diketahui banyak orang demi peningkatan kualitas pelayanan sosial di LKS Yayasan Nazar Medan.


(23)

3.3 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan obyek, peristiwa maupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian. Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau obyek yang memiliki persamaan (Siagian, 2011:156).

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek yang diteliti dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala peristiwa, nilai-nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter dalam suatu peristiwa (Bungin,2005:35). Secara ideal, satu penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti. Meneliti populasi berarti memperoleh data dari semua elemen populasi (Silalahi,2009:253). Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah resident/klien yang ada di LKS Yayasan Nazar panti rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba/napza yang berjumlah 20 orang. Semua populasi diambil datanya, dengan kata lain penulis melakukan penelitian sensus.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.


(24)

2. Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung kelokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Kuesioner, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi dengan responden sehingga peneliti memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber dan data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalamsatu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti (Moelong, 2004).

Setiap data dari informasi yang telah dikumpulkan penelitian berupa catatan lapangan berupa data utama dari hasil wawancara maupun data penunjang lainnya dilakukan dianalisis data, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu analisis yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.


(25)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga

Pertam-tama kami ucapkan salam hormat dan abdi kami kepada Bapak/Ibu, Saudara/ i sedang pembaca khusunya yang bersedia membantu kami, kiranya tetap sehat walafiat.

Gerakan dari dalam hati tidak terbendung maka Tahun 2001 akte pendirian, Yayasan Nazar resmi berdiri dan dengan cepat kami pada waktu itu sangat intens dan sering melakukan penyuluhan lewat radio, seminar serta menyebarkan booklet, dan menempelkan Baleho ditempat-tempat strategis, hingga tanpa kami sadari pada tahun itu juga kami mendapatkan piagam penghargaan dari BNN yang ditanda tangani oleh Kapolri pada waktu itu Bapak Dai Bachtiar yang diserahkan dan kami terima langsung dari Gubernur Provinsi Sumatera Utara yakni Bapak Tengku Rizal Nurdin, pada saat even hari Napza sedunia.

Akan tetapi dalam perjalanan Yayasam ada UU No.28 Tahun 2004, tentang perubahan UU No. 16 Tahun 2001, agar Yayasan mendapatkan kekuatan hukum pada tingkat Kementerian Hukum dan HAM RI.

Maka pada tanggal 7 Mei 2007, dilakukanlah penyesuaian Akta Notaris sehingga terpenuhilah secara administrative Yayasan mendapatkna surat SKEP KEMENKUMHAM RI. Dan kami terima Skep Kemenkumham tersebut pada tanggal 14 September 2007, dengan Nomor : C-2965.HT.01.02.TH2007. Dalam rangka proses pemenuhan Badan Hukum tersebut, Kegiatan kami terus berjalan baik bidang Penyuluhan yang kmai


(26)

sebut juga Tindakan Preventif, maupun bidang Rehabilitasi. Meskipun persoalan lain pada saat itu dampak krisis ekonomi masih terasa akan tetapi aktifitas Penyuluhan dan Rehabilitasi tetap dilakukan, ternyata atensi masyarakat semakin bertambah.

Aplikasi dari visi dan misi Yayasan, sebagai LKS “Lembaga Kesejahteraan Sosial” ditengah-tengah masyarakat luas, juga ikut aktif terlibat dalam program pemerintah yaitu P3GN “Penanggulangan, Pemberantasan dan Pengedaran Gelap Narkoba”. Maka kami aplikasikan dalam bentuk operasional dengan dua tindakan yaitu :

1. Tindakan Preventif

Yang kami lakukan selama ini lakukan selama ini meliputi : kampanye, penyuluhan, seminar-seminar disekolah, Perguruan tinggi, Lembaga Keagamaan, Instansi Pemerintah maupun swasta, Lapas/Rutan seluruh Sumut.

2. Tindakan Rehabilitasi/treatment/recovery meliputi : Penyediaan fasilitasi rawat inap bagi pasien dan terapis dimulai dari konseling, Assesment, Akupresser, Herbal, Medis, Spritual (Pembinaan rohani), Resosialisasi serta bijut pemulihan fungsi sosial hingga kembali kemasyarakat. Dan secara umum disebut dengan terapan metode ini disebut “holistic/BPSS (BioPhisicoSocioSpritual”. Hal ini diterapkan kepada 2 (dua) klassifikasi pasien yaitu Ketergantungan napza pada klasifikasi sekunder dan primer juga pada klassifikasi dual Diagnosis. Kedua hal tersebut diatas tetap kami lakukan secara berkesinambungan hingga sampai saat ini.


(27)

4.2 VISI dan MISI LKS Yayasan Nazar Medan

4.2.1 Visi Pelayanan LKS Yayasan Nazar Medan :

1. Mewujudkan Panti sosial sebagai lembaga penyelenggara rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika secara prima.

2. Menjadi patner/mitra pemerintah untuk menanggulangiKorban Penyalahgunaan Napza

4.2.2 MISI Pelayanan LKS Yayasan Nazar Medan

Dalam mewujudkan pencapaian visi, maka misi IPWL LKS Yayasan Nazar sebagai panti Sosial yaitu :

1. Melaksanakan rehabilitasi sosial, bagi korban penyalahgunan narkotika sesuai standard Pelayanan.

2. Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika secara efisien dan efektif.

3. Membangun masyarakat Indonesia sadar akan bahaya Napza/Narkoba.

4. Sebagai Motivator penggerak masyarakat untukmemiliki daya tolak atas Napza/Narkoba.


(28)

4.3 Struktur Organisasi

1. Nama Organisasi : YAYASAN NAZAR (disingkat YANAZ) 2. Dasar Operasional :

a. Akte pendirian, Medan 23 Maret 2001 dan diperbaruhi tanggal 7 Mei

2007.

b. Kepmen Kumham No.: C-2965.HT.01.02 c. Srt. Izin Dinkesos Pemprovsu No.: 467.6/5502

d. Srt. Izin Dinsosnaker Pemko Medan No.861/770/DSKM/2009 e. Yayasan Nazar NPWP.: 02.050.183.9-122.000

f. Yayasan Nazar BRI No.Rek.: 0367-01-002885-50-9

3. Alamat Pusat Rehabilitasi :Jl. Kedondong No. 10, Marindal-1, Medan 4. Alamat Koresponden : Jl. Bajak-II, Gg. Jaya No. 11-C, Medan 20147

No. HP : 0812 604 9300

E.mail

5. Pelayanan Therapis :

1. Detoksifikasi menggunakan Herbal dan Medis 2. Akupresser

3. Sistem Holistik; Bio Physico Socio Spritual “BPSS” 4. TC (Thereupetic Community)

6. Daya Tampung Klien/pasien : 60 Orang

Yayasan Nazar, sudah dikenal masyarakat sumut sejak tahun 2001, dan diperbaharui Thn. 2007 dengan aktifitasya bergerak pada bidang sosial dengan fokus RSKPN (Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza) dan Sosialisasi Pemberantasan Napza serta peredarannya.


(29)

A. Tujuan Organisasi :

1. Khususnya menjadi Mitra Pemprovinsi Sumatera Utara

2. Umumnya Membantu Pemerintah dalampenanggulangan penyalahgunaan Napza/Narkoba

3. Menyelamatkan dan membebaskan generasi anak Bangsa dari penyalahgunaan dan ketergantungannarkoba sebagai wujud kami Peduli Bangsa .

B. Sasaran Kegiatan :

1. Merehabilitasi orang Ketergantungan Napza/Narkoba mulai dari tingkat pengguna; Tertier, Skunder maupun Primer.

2. Sebagai motivator penggerak untuk meningkatkankesadaran masyarakat agar ikut serta memberantasNapza dan peredarannya, dan memberi penyuluhanmulai dari Pengenalan, Pembekalan hinggaPemantapan. Dengan melibatkan antara lain; Toga,Tomas, Pemuda/i Mesjid, Gereja, Karang Taruna, OKP,KK, Sekolah, PerguruanTinggi, Buruh Pabrik,Lapas/Rutan dll. C. Strategi Kegiatan :

1. Membangun serta menggalang secara terus meneruskerja sama dengan tokoh-tokoh dan masyarakat luas yang memiliki tujuan yang sama.

2. Penyebaran booklet melibatkan anak-anak sekolah dan Mahasiswa. 3. Melakukan seminat tanpa dipungut biaya.

4. Melakukan rehabilitasi sosial nirlaba

D. Kebijakan :

1. Menerapkan Standard rehabilitasi sesuai Kemensos R.I. 2. Melaksanakan program secara Holistik.


(30)

3. Tanpa dipungut biaya melakukan edukasi ditengah-tengah masyarakat sebagai tindakan preventif sekaligus penjangkauan dan pendampingan.

Sehubungan aktivitas Rehabilitasi secara keseluruhan mulai, SARPAS, SDM dan program rehabilitasi kami sampaikan sebagai berikut:

A. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Tenaga Administrasi ( Kesekretariatan) : 2orang 2. Tenaga Teknis/Profesional/Fungsional

a. Rohaniawan : 2 orang (merangkap penyuluhan/seminar) b. Konselor Adiksi : 5 orang

c. Peksos : 7 orang

d. Dokter/Medis : 1 orang

e. Perawat : 2 orang f. Psikolog : 1 orang g. Security : 3 orang h. Koord.Gizi & Dapur : 3 orang i. Koord.Sanitasi : 2 orang j. Koord.Rumah Tangga : 1 orang k. Koord. Workshop : 1 orang B. PELAYANAN

1. Jenis Pelayanan :

a. Kebutuhan Dasar : a. Pangan

b. Sandan c. Papan


(31)

c. Bimbingan : a. Fisik

b. Mental/Spritual c. Psikososial dan Sosial d. Medis

d. Program Terapi :

a. Holistik BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual) b. TC (Thereupetic Community)

c. Kearifan Lokal e. Pelatihan/Vokasional :

Olahraga, Musik, Mengukir, Reparasi, Furniture, Handicraft. 2. Tahapan Pelayanan :

Entry, Unit Entry, Primary, Re – Entry 3. Sarana dan Prasarana

a. Sarana : a. Tanah :

1. Luas Tanah : 1000 m²

2. Status Kepemilikan: Milik sendiri b. Bangunan

1. Luas Bangunan : 700 m² 2. Status kepemilikan : Milik sendiri c. Fasilitas Ruangan

1. Ruang Kantor : 1 ruang. 2. Ruang Fasility Istirahat:


(32)

b. Primary B : 2 ruang

c. Re-Entry : 1 ruang

3. Ruang Kegiatan :

a. House Meeting & Therapy : 1 ruang

b. Seminar & General Meeting : 1 ruang

c. Konseling : 1 ruang

d. Vokasional : 1 ruang

e. Workshop : 1 ruang

f. Family Support Group : 1 ruang

g. Olah raga : 1 ruang

4. Ruang makan : 1 ruang

5. Dapur : 1 ruang

6. Ruang laundry : 1 ruang

7. Aula : 1 ruang

8. Ruang isolasi : 1 ruang

9. Ruang Istirahat Petugas : 2 ruang

10.Kamar mandi di setiap ruangan facility residen dan petugas.

b. Prasarana :


(33)

1. Tenis Meja : 1 pc (lengkap)

2. Badminton : 1 pc ( se pasang lengkap). 3. Papan Catur : 2 pc.

4. Bola Kaki : 1 buah

5. Barbel : 2 buah

6. Alat Musik :

1. Gitar : 1 bh

2. Drum : 1 bh

3. Keyboard : 1 bh 4. Areal Ternak Unggas;

a. Burung : 1 ruang

b. Ayam : 1 Area dengan luas: 8 x 54 m2 b. Alat Workshop

1. Macam - macam peralatan pertukangan furniture, ukiran/lukis triplek 2. Mesin jahit : 2 bh

3. Macam – macam peralatan handicraft. 4. Inventaris Kantor

1. Laptop : 1buah

2. Komputer + CPU : 1 buah

3. Printer : 1 buah

4. TV : 1buah

5. Lemari Arsip (fileng cabinet) : 4 buah 6. Meja Kerja : 4 buah 7. Kursi kerja : 6 buah 8. Sofa tamu kantor : 1 buah


(34)

9. Infocus (proyektor) : 1 buah 10. Screen Proyektor : 1 buah 11. Macam – macam ATK

12. Kipas Angin : 1buah

5. Inventaris ruang visit family ( jenguk keluarga ) 1. Kursi panjang : 4 buah

2. Meja : 2 buah

3. TV : 1 buah

6. Inventaris Facility residen

1. Kamartidur : 10 buah

2. Kasur : 20 buah

3. Sarung : 20 buah

4. Bantal : 40 buah

5. Sprei : 10 pasang

6. Kipas angin setiap ruangan : 5 buah 7. TV setiap ruangan : 5 buah 8. Meja belajar (1 set) : 12 buah 9. Papan tulis : 2 buah 10.Alat mandi masing-masing residen

11.Meja makan panjang : 3 buah 12.Kursi makan panjang : 4 buah 13.ATK masing-masing residen

7. Inventaris Ruang Petugas

1. Meja : 3 buah


(35)

3. Tempat tidur : 2 buah

4. Kipas angin : 2 buah

5. Lemari File Kerja : 1buah 8. Inventaris Aula dan kegiatan lainnya

1. Kursi : 20 buah

2. Meja : 2 buah

3. Lemari Pustaka : 1buah

9. Inventaris Alat kesehatan

1. Tempat tidur periksa & bantal : 1 buah 2. Timbangan berat badan : 1 buah

3. Seteskop : 1buah

4. Alat Ukur Tensi : 1buah

5. Alat ukur suhu badan : 1buah

6. Lemari obat : 1buah

7. Beberapa ATKesehatan 8. Beberapa alat tes urin 10.Inventaris Dapur

1. Kompor gas : 3 buah

2. Kulkas : 2 buah

3. Beberapa Peralatan Masak 4. Beberapa Peralatan Makan

5. Rak piring : 2 buah

6. Lemari Penyimpanan Makanan : 1 buah

C. TAHAP – TAHAP PELAYANAN REHABILITASI DI LKS-YAYASAN NAZAR.


(36)

1. ENTRY : Tahap awal masuk rehabilitasi 2. UNIT ENTRY : Tahap Pasca masuk rehabilitasi 3. PRIMARY : Proses dalam terapi holistik 4. RE ENTRY : Tahap akhir rehabilitasi

D. TAHAP-TAHAP PROGRAM PEMBINAAN DAN PEMULIHAN DI DALAM PANTI.

a. Bulan I : 1. Klien masuk, daftar

2. Identifikasi diri

3. Asesmen/ Konseling

4. Pemeriksaan fisik dan psikologi

5. Detoks

b. Bulan II : 1.Asesmen mendalam

2.Konseling mendalam

3.Observasi Perubahan perilaku

4. Eksekusi Kelas

c. Bulan III : 1.Behavior Management

2.Thereupetic Community

3.BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual)

d. Bulan IV : 1.Observasi Minat Bakat


(37)

3.Menentukan Keterampilan

e. Bulan V : 1.Vokasional

2.Workshop

f. Bulan VI : 1.After Care

2.Pembekalan kembali ke masyarakat

3.Resosialisasi

4.Usaha Kreatif dan Usaha Ekonomi Produktif

E. PROGRAM TERAPI KEARIFAN LOKAL

Ada beberapa program terapi kearifan local yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan :

1. Herbal dan Jamu 2. Akupreser 3. Maind Man 4. Penataan pikiran 5. Penataan karakter

Demikian profil ini kami sampaikan. Terima kasih.

Salam hormat dan Abdi kami,

Ketua


(38)

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 PENGANTAR

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis data dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui angket atau kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat dan kemudian disebarkan kepada para penyalahgunaan narkoba dimana penyalahgunaan narkoba yang menjadi responden berjumlah 15 orang. Berdasarkan penyebaran angket atau kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden melalui jenis kelamin, usia, status pekerjaan, suku bangsa, agama, jenis zat yang digunakan dan motivasi pengunaan. Selain itu diperoleh juga bagaimana program pelayanan sosial terhadap penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan baik dari tingkat penilaian perencanaan program, tingkat penilaian pelaksanaan programdan tingkat penilaian aktivitas yang telah selesai dilaksanakan.

Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab berikut ini:

A. Karakteristik Umum Responden

B. Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Di LKS Yayasan Nazar Medan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza/Narkoba dilihat dari penilaiaan atas perencanaan, penilaian atas pelaksanaan dan penilaian aktivitas yang telah selesai dilaksanakan.


(39)

5.2ANALISIS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Data mengenai identitas responden yang akan disajikan terdiri dari: jenis kelamin, usia, suku bangsa, status pekerjaan, status perkawinan, jenis zat yng dikonsumsi dan awal motivasi penggunaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

NO Usia Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

15-26 Tahun 30-35 Tahun

9 5

60 33,33

6,67

3. 51 Tahun 1

Total 15 100

Sumber : Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia responden berada antara 15 sampai dengan 51 tahun. Dimana usia terbesar pada responden yang memakai narkoba terletak diantara usia 15 sampai 26 tahun sebanyak 9 orang (60 %), usia 30 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 5 orang (33,33%) dan usia 51 tahun sebanyak 1 orang (6,67%). Secara umum kelompok usia yang rentan terpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba adalah kelompok usia aktif dan produktif, yakni usia 15 sampai 51 tahun. Dari tabel 5.1 diatas dapat dianalisis bahwasanya mayoritas kelompok usiareponden penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan adalah usia 15 sampai 26 tahun.


(40)

Tabel 5.2

Distribusi Reponden Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3.

Islam Kristen Buddha

4 9 2

26,67 60 13,33

Total 15 100

Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwasanya agama yang mendominasi dalam program pelayanan sosial penyalahgunaan nakoba adalah agama kristen. Hal ini dapat dilihat dari 9 orang (60%) agama kristen , sementara agama islam 4 orang (26,67%) dan 2 orang (13,33%) agama buddha.

Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa “Walaupun mereka memiliki agama yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-harinya mereka hidup rukun dan saling menghargai. Mereka melaksanakan ibadah tanpa mengganggu satu sama lain. LKS Yayasan Nazar Medan juga memiliki kegiatan dalam bidang kerohanian yang dapat diikuti oleh setiap responden sesuai dengan agamanya masing-masing seperti Agama Islam selalu diadakan pengajian, sholat jumat dan adanya pengajian atau yasin setiap hari selasa dan Persekutuan Doa bagi yang beragama Kristen Protestan. Selain itu, setiap ada perayaan hari besar agama, setiap responden sangat antusias untuk ikut merayakan.

5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin tidakdisajikan dalam bentuk tabel, hal ini dikarenakan seluruh responden berjenis kelamin laki-laki. Namun berdasarkan fakta yang diperoleh dari pemilihan sampel penelitian, maka dapat


(41)

dianalisis bahwasanya 15 sampel dari total populasi adalah laki-laki dan berdasarkan observasi peneliti menyatakan bahwasanya mayoritas penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan adalah berjenis kelamin laki-laki.Dikarenakan LKS Yayasan Nazar Medan hanya menerima rujukan berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

NO Suku Bangsa Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3. 4.

Jawa Batak Tionghoa Minang

2 9 2 2

13,33 60 13,33 13,33

Total 15 100

Sumber kuesioner 2016.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwasanya suku yang mendominasi dalam program pelayanan sosial penyalahgunaan narkoba adalah suku batak. Hal ini dapat dilihat dari 9 orang (60%) suku Batak, 2 orang (13,33%) suku Jawa, 2 orang (13,33%) suku Minang dan suku Tionghoa 2 orang (13,33%). Terdapat beraneka ragam suku diantara para responden, tetapi tidak menjadi penghalang bagi responden untuk mengikuti program pelayanan sosial penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan.


(42)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

NO Status Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%) 1.

2. 3. 4.

Pelajar Bekerja Pengangguran Lainnya

3 7 3 2

20 46,67

20 13,33

Total 15 100

Sumber : kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 mengenai status responden dapat diketahui bahwa mayoritas responden statusnya sudah bekerja yaitu sebanyak 7orang (46,67%) hal ini dikarenakan responden sudah memiliki penghasilan sendiri sehingga mereka dengan mudah mendapatkan narkoba untuk dikonsumsi. Sebanyak 3 orang (20%) statusnya masih pelajar, sebanyak 3 orang (20%) berstatus pengangguran sebanyak 2 orang (13,33%) berstatus lainnya, yang dimaksud dengan lainnya adalah pekerjaan yang tidak menetap.

Melalui wawancara dengan salah satu responden bernama Zulfikar, mengungkapkan bahwa “Walaupun saya berstatus belum bekerja saya tetap bisa membeli dan mendapatkan narkoba dengan cara membohongi orangtua dan sampai mencuri uang orangtua. karena bagi saya, saya akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang agar saya bisa membeli narkoba”.

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Zat yang Dikonsumsi

Distribusi responden berdasarkan jenis zat yang dikonsumsi tidak disajikan dalam bentuk tabel, dikarenakan responden penyalahgunaan narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan lebih dominan mengonsumsi sabu-sabu dan ganja, maka


(43)

dapat dianalisis bahwa sebanyak 15 responden (100%) menyatakan memakai sabu-sabu dan ganja. Menurut responden yang bernama Given mengungkapkan bahwa “sabu-sabu dan ganja lebih mudah di dapatkan dibandingkan dengan yang lainnya. Karena menurut saya dengan memakai sabu-sabu dan ganja percaya diri saya meningkat dan saya juga merasakan ketenangan dan jauh dari permasalahan yang saya alami serta memakai sabu-sabu membuat diri saya untuk tetap terjaga dan lebih konsentrasi”.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Penggunaan

NO Motivasi Penggunaan Frekuensi (f) Presentase (%) 1.

2.

Ikut-ikutan Coba-coba

6 6

40 40 20

3. Lainnya 3

Total 15 100

Sumber : Kuisoner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwasanya motivasi penggunaan narkoba pada responden dikarenakan ikut-ikutan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya frekuensi motivasi penggunaan ikut-ikutan sebanyak 6 orang (40%), pengguna coba-coba 6 orang (40%) dan lain-lain yang terdiri dari masalah keluarga dan juga sebagai penahan rasa sakit sebanyak 3 orang (20%).

Melalui wawancara dengan salah satu responden menyatakan bahwa motivasi penggunaan ikut-ikutan (sifatnya kelompok) digolongkan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman emosional dalam sebuah komunitas. Sementaraitu untukpenggunaan coba-coba (sifatnya individu) dalam penelitian ini motivasi penggunaan untuk mengisi kekosongan dan keluar dari perasaan bosan melalui rasa


(44)

ingin tahunya dan stress. Dalam pengisian angket (kuesioner) yang diberikan kepada responden, responden merasa kehilangan arah pikiran saat masalah dalam hidupnya datang akibatnya tidak dapat menemukan jalan tanpa berfikir panjang mereka memutuskan untuk mencoba mendapatkan ketenangan dengan menggunakan narkoba. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dianalisis bahwasanya responden dalam penelitian ini mayoritas penyalahgunaan narkoba hanya untuk memperoleh pengalaman-pengalaman emosional dalam sebuah komunitas.

5.3EVALUASI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL TERHADAP KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Data mengenai evaluasi program pelayanan sosial terhadap korban penyalahgunaan narkoba yang akan disajikan terdiri dari tiga aspek yaitu penilaian perencanaan, penilaian pelaksanaan dan penilaian aktivitas yang telah selesai dilaksanakan. Untuk memudahkan, peneliti membedakan ketiga aspek tersebut mulai dari penilaian perencanaan, penilaian pelaksanaan dan penilaian aktivitas yang telah selesai dilaksanakan.

5.3.1 Penilaian atas perencanaan

Penilaian atas perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

a. Soft Theraupetic Community

Program yang diakui secara internasional, program ini bersifat primer atau sekunder bagi yang belum siap kembali kerumah. Program berlangsung 3 bulan hingga 2 tahun, dengan penekanan pada proses sosialisasi. Terapi yang


(45)

dilakukan biasanya bersifat konfrontatif. Metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen Sosial, guna mengembangkan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

1. Morning meeting

Morning meeting adalah suatu kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh para residen. Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengawali agar hari tersebut jauh lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri, melatih kejujuran, dan mengidentifikasi perasaan.

Untuk melihat aspek penilaian atas perencanaan akan lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Mengetahui Tentang Tujuan Program Morning Meeting

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Mengetahui 10

2

66.67 13,33

20 Kurang mengetahui

3. Tidak Mengetahui 3

Total 15 100

Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 mengenai tujuan program morning meeting yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat diketahui bahwa reponden yang berjumlah 10orang (66,67%) menyatakan bahwa mereka mengetahui tujuan dari program morning meeting. Responden mengetahui bahwa apapun yang menjadi kegiatan di dalam program morning meeting merupakan salah satu upaya dalam membantu proses pemulihan responden. Responden


(46)

mengetahui dengan baik tujuan program dan mengetahui apa saja tahapan-tahapan kegiatan yang akan mereka ikuti dalam proses pemulihan mereka. Hal ini dikarenakan sebelum mengikuti program morning meeting di LKS Yayasan Nazar Medan pihak panti memberitahu tujuan utama dari program morning meeting dan kegiatan yang diikuti dalam proses pemulihan mereka.

Sebanyak 3 (20%) responden menyatakan tidak mengetahuitujuan program morning meeting dikarenakan responden mengikuti program dengan cara dipaksa. Salah satu keluarga responden menyebutkan bahwa “mereka melaporkan anaknya agar ditangkap dan dibawa ke panti untuk mengikuti rehabilitasi sehingga mereka pada awalnya tidak mengetahui apa tujuan utama dari pelaksanaan program morning meeting tersebut”.Dikarenakan responden hanya mengikuti setiap proses kegiatan dari program tersebut karena intervensi dari pihak keluarganya kepada pihak panti. Sebanyak 2 (13,33%) responden menyatakan mereka kurang mengetahui, hal ini dikarenakan ketika pihak panti menyampaikan informasi dan tujuan pelaksanaan program morning meetingkepada responden, responden masih kurang mendengarkan dengan seksama dan kurang memahami tujuan program tersebut.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Keefisienan Program Yang Dilaksanakan Sebelum Mengikuti Kegiatan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Efisien 9

4

60 26,67 13,33 Kurang Efisien

3. Tidak Efisien 2

Total 15 100


(47)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwasanya responden mengatakan program morning meeting sangat efisien dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal ini dapat dilihat sebanyak 9 orang (60%), responden menyatakan bahwa program morning meeting sangat efisien dilaksanakan dalam kegiatan terapi. Sebanyak 4 orang (26,67%), respondenmenyatakan bahwa program morning meeting kurang efisien dilaksanakan oleh lembaga dan sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa program morning meeting tidak efisien dilaksanakan oleh lembaga.

Melalui wawancara yang dilakukan kepada petugas, yang merupakan petugas yang ada didalam lembaga, Nia mengatakan “bahwa mereka yang mengatakan kalau program morning meeting ini tidak efektif, karena saat mengikuti program morning meeting mereka tidak pernah serius untuk mengikutinya, tanpa mereka sadari bahwa mengikuti program morning meeting dengan semangat dia bisa mendapatkan kesembuhan dari pengaruh narkoba yang buruk”.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Keefektifan Program Dilaksanakan Sebelum Mengikuti Kegiatan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Efektif 9

4

60 26,67 13,33 Kurang Efektif

3. Tidak Efektif 2

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwasanya responden mengatakan program morning meeting yang dilaksanakan sebelumnya


(48)

sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi sebanyak 9 orang (60%) yang menyatakan bahwa program morning meeting dalam kegiatan terapi yang dilaksanakan sebelumnya sangat efektif dalam proses pemulihan yang diberikan. Sebanyak 4 orang (26,67%), responden menyatakan bahwa program morning meeting yang diberikan kepada responden kurang efektif dilaksanakan oleh lembaga dan sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa program morning meeting yang diberikan tidak efektif dilaksanakan oleh lembaga.

Tingkat Efektifan dalam suatu program merupakan penilaian yang mengukur tingkat kesesuaian suatu program yang dihasilkan untuk mencapai program yang diinginkan untuk membantu pemulihan para pecandu narkoba. Pencapaian suatu program yang diinginkan lembaga agar para penyalahguna narkoba sadar bahwa pemakaian narkoba membawa mereka dalam kesengsaraan hidup dan pencandu narkoba dapat kembali menikmati kehidupan bebas tanpa narkoba.

2. General Meeting (Seminar)

General meeting (Seminar) adalah program yang diberikan kepada residen agar residen yang mengikutinya dapat menambah pengetahuan akan bahaya narkoba dan akan lebih peduli dengan diri sendiri. Untukaspek penilaian perencanaan lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:


(49)

Tabel 5.11

Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Program Seminar Sebelum Mengikuti

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Baik Kurang Baik

10 3

66,67 20 13,33

3. Tidak Baik 2

Total 15 100

Sumber : Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenaipelaksanaan program seminaryang dilaksanakan sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sebanyak 10 orang (16,67%), bahwa tingkat pengetahuan respondensudah baik mengetahui tujuan program seminar yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebanyak 3 orang (20%) bahwa tingkat pengetahuan responden kurang baik mengetahui tujuan program seminar yang telah ditetapkan sebelumnya dan sebanyak 2 orang (13,33%) bahwa responden tingkat pengetahuan tidak baik mengetahui tujuan program seminar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari tabel 5.11 dapat dianalisis bahwasanya rata-rata responden dalam penelitian ini yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang tujuanprogram seminar disebabkan karena responden memiliki kesadaran sendiri untuk mengingat pengetahuan yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dalam program seminar. Menurut salah satu petugas LKS Yayasan Nazar Medan bernama Denti menyebutkan bahwa “Tingkat pengetahuan responden yang kurang baik disebabkan karena kurangnya memotivasi diri sendiri yang menyebabkan responden mengalami


(50)

kekurangan dalam mengetahui pengetahuan yang diberikan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Responden yang tidak baik memahami pengetahuan dari program seminar yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar diakibatkan karena ketidakpedulian responden untuk mengetahui akan dampak penyalahgunaan narkoba dan mereka hanya mengetahui akan pengetahuan tentang pemakaian narkoba yang cepat”.

Tabel 5.12

Distrisbusi Berdasarkan KetertarikanResponden SebelumMengikuti Kegiatan Seminar

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Tertarik Kurang Tertarik

11 3

73,33 20 6,67

3. Tidak Tertarik 1

Total 15 100

Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwasanya responden banyak yang mengatakan bahwa ketertarikan responden untuk mengikuti program general meeting (seminar). Hal ini dapat dilihat dari frekuensi yang mengatakan bahwasannya program seminar yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan responden merasa tertarik untuk mengikutinya sebanyak 11 orang (73,33%). Sebanyak 3 orang (20%), responden menyatakan bahwa program seminar kurang tertarik untuk diikuti oleh reponden dan sebanyak 1 orang (6,67%), responden menyatakan bahwa program seminar tidak tertarik untuk mereka ikuti.


(51)

Salah satu responden bernama Morales, mengungkapkan bahwa “Saat mengikuti program seminar saya langsung tertarik dan yakin untuk bergabung mengikuti program seminar yang diberikan. karena program seminar sangat menguntungkan untuk kami ikuti. Dengan mengikuti program seminar yang dilaksanakan pengetahuan kami menjadi lebih bertambah untuk mengetahui bahaya penyalahgunaan narkoba pada kehidupan kami. Pasti kami semua yakin untuk mengikuti program seminar dengan baik”.

Tabel 5.13

Distribusi RespondenBerdasarkan Program Seminar Ditetapkan Sesuai Dengan Program Sebelumnya

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Sesuai Kurang sesuai

12 2

80 13,33

6,67

3. Tidak sesuai 1

Total 15 100

Sumber Kuesioener 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui bahwasanya rata-rata responden menyatakan bahwa program seminar sudah sesuai dilaksanakan dengan program sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi responden sebanyak 12 orang (80%), responden mengatakan bahwasannya program seminar sudah sesuai dilaksanakan dengan program yang telah berjalan dengan sebelumnya. Sebanyak 2 orang (13,33%), responden menyatakan bahwa program seminar kurang sesuai dilaksanakan dengan program yang telah berjalan dengan sebelumnya dansebanyak 1


(52)

orang (6,67%), responden menyatakanbahwa program seminar tidak sesuai dilaksanakan dengan program yang telah berjalan sebelumnya yang ditetapkan.

Melalui observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh peneliti bahwa “Responden menilai bahwa program seminar dilaksanakan sudah sesuai dengan program sebelumnya oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Karena hampir seluruh responden yang sudah mengetahui dan memahami program seminar yang dapat membantu tingkat pemulihan responden dari sebelumnya. Lain halnya dengan responden yang menyatakan bahwa program seminar yang dilaksanakan kurang sesuai dengan program sebelumnya.

Menurut petugas menyatakan bahwa tujuan seminar sebenarnya dilaksanakan untuk dapat memberikan motivasi agar responden bisa belajar dari pengalaman sehingga mereka bisa mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan responden menyatakan bahwa program seminar tidak sesuai dilaksanakan dengan program sebelumnya, karena mereka tidak mengikuti program seminar dengan baik, mereka hanya menganggap program tersebut hanya program yang tidak punya manfaat bagi mereka.

3. House Meeting (Evaluasi Kegiatan)

House meeting dalam pembahasan kasus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menangangani penyalahgunaan narkoba untuk proses pemulihan agar penyalahgunaan narkoba dapat melatih kejujuran pada dirinya sendiri dan dapat menyelesaikan permasalahn yang ada didalam dirinya sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:


(53)

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Dalam MenentukanSeleksi Kriteria Sebelum Mengikuti Program House Meeting

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Sesuai Kurang Sesuai

14 1

93,33 6,67

0

3. Tidak Sesuai 0

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh melalui pengumpulan data yang disajikan pada tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwasanya seleksi kriteria sudah sesuai mengikuti program house meeting yang dilakukan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dalam menentukan responden untuk mengikuti program house meeting sudah sesuai. Terlihat dari hasil penelitian yang diperoleh hampir seluruh responden sebanyak 14 orang (93,33%), responden menyatakan bahwa sudah sesuai dalam mengikuti program seleksi kriteria dan sebanyak 1 orang (6,67%), responden menyatakan bahwa seleksi kriteria yang dilakukan kurang sesuai untuk mengikuti program house meeting.

Sebelum mengikuti program yang dilaksanakan, LKS Yayasan Nazar Medan mengajak dan mengarahkan responden untuk dapat berparitisipasi untuk mengikuti program house meeting. Melalui salah satu wawancara responden bernama Ruas bahwa “petugas melakukan pendekatan untuk menentukan kriteria bahwa mengikuti


(54)

program house meetingadalah semua para penyalahgunaan narkoba dan yang memiliki nalar yang baik dan mampu berpikir dengan baik untuk mengikuti program tersebut”.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Perencanaan Sesuai Dengan Program Sebelumnya

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Sesuai Kurang Sesuai

14 1

93,33 6,67

0

3. Tidak Sesuai 0

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh melalui pengumpulan data yang disajikan pada tabel 5.15 dapat disimpulkan bahwasanya tingkat perencanaan responden sesuai dengan program sebelumnya yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sudah sesuai. Terlihat dari hasil penelitian yang diperoleh hampir seluruh responden sebanyak 14 orang (93,33%), responden menyatakan bahwa tingkat perencanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan program sebelumnya dan sebanyak 1 orang (6,67%), responden menyatakan bahwa tingkat perencanaan program kurang sesuai dengan program sebelumnya

Rata-rata responden yang menyatakan bahwa tingkat perencanaan program sesuai dengan program sebelumnya. Dan menjadi prioritas responden dalam menunjang program agar selalu sesuai dengan kasus yang ada didalam lembaga. Karena responden sudah mengetahui jelas perencanaan program sebelumnya yang


(55)

dilaksanakan oleh lembaga. Sementara yang menyatakan bahwa perencanaan program tidak sesuai dengan program yang sudah berjalan, karena para penyalahgunaan narkoba tidak mengetahui dengan baik dengan program sebelumnya.

4. Wrar-up (repap)

Repap adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga kepada residen untuk mengetahui kondisi perasaannya selama mengikuti kegiatan setiap hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini :

Tabel 5.16

Distribusi responden Berdasarkan Ketertarikan Mengikuti Program Repap Membantu Pemulihan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Tertarik Kurang Tertarik

13 0

86,67 0 13,33

3. Tidak Tertarik 2

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 dapat disimpulkan bahwasanya ketertarikan responden untuk mengikuti program repap yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat membantu pemulihan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden tertarik untuk mengikuti program repap sebanyak 13 orang (86,67%) karena responden ingin serius untuk pulih dari ketergantungan narkoba. Dan yang menyatakan tidak tertarik untuk mengikuti program repap sebanyak 2 orang (13,33%). Hal ini disebabkan karena responden


(56)

tidak mau peduli dengan pemulihan yang diberikan, responden selalu memberikan sifat negatif mengenai program yang diberikan.

Tabel 5.17

Distribusi Berdasarkan Keyakinan Responden Untuk Direpap

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Yakin Kurang yakin

12 2

80 13,33

6,67

3. Tidak yakin 1

Total 15 100

Sumber kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 dapat disimpulkan bahwasanya keyakinan responden untuk direpap yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden yakin untuk direpap sebanyak 12 orang (80%) responden menyatakan bahwa program repap dapat memberikan pemulihan dan melepaskan ketergantungan pada narkoba. Sementara itu sebanyak 2 orang (13,33%) responden menyatakan bahwa kurang yakin untuk mengikuti program wrar-up karena responden tidak fokus untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan dan yang menyatakan tidak yakin direpap sebanyak 1 orang (6,67%), hal itu disebabkan karena responden menganggap bahwa program wrar-up tidak dapat membantu sama sekali dalam pemulihan dan dia menganggap bahwa program tersebut hanya dapat menghabiskan waktu untuk serius mengikuti program tersebut.


(57)

c. BPSS (BioPsikoSosioSpiritual)

BPSS adalah program holistik yang dapat memberikan pelayanan kepada seluruh korban penyalahgunaan narkoba agar meningkatkan kemampuan residen dalam proses pemulihan. Tujuan program BPSS adalah metode untuk penyembuhan dapat menghasilkan penyembuhan seutuhnya karena dapat memahami manusia yang sehat sepenuhnya dilihat dari sudut jasmani, kejiwaan, sosial dan agama.

1. Biologis (Detoktifikasi)

Detoktifikasi adalah terapi untuk melepaskan seseorang dari pengaruh langsung narkoba yang disalahgunakan. Detoktifikasi diikuti tahap kedua dari proses melepaskan seseorang dari ketergantungan narkoba yaitu rehabilitasi yang meliputi rehabilitasi fisik, psikologis, sosial, spritual, okupasional dan edukasional. Tujuan detoktifikasi untuk merangsang sistem jaringan saraf yang putus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.18

Distribusi Berdasarkan KeseriusanResponden Sebelum Mengikuti Program Detoktifikasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Serius Kurang serius

12 2

80 13,33

6,67

3. Tidak serius 1

Total 15 100


(58)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 dapat disimpulkan bahwasanya sebelum mengikuti program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan responden sudah serius untuk mengikutinya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebelum mengikuti program detoktifikasi responden sudah serius untuk mengikutinya sebanyak 12 orang (80%)responden menyatakan bahwa program detoktifikasi telah berhasil merangsang sistem jaringan saraf responden yang putus karena disebabkan dari efek memakai narkoba, sementara itu yang menyatakan kurang serius untuk mengikuti program detoktifikasi dan yang menyatakan tidak serius mengikuti program detoktifikasi sebanyak 1 orang (6,67%). Hal ini karena tidak adanya keseriusan responden untuk mengikuti program detoktifikasi yang membuat mereka pulih dari ketergantungan narkoba.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Mengenai Program Pelayanan Biologis (detoktifikasi) Sebelum Mengikuti Detoktifikasi

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Ya Tidak

10 5

66,67 33,33

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 dapat disimpulkan bahwasanya LKS Yayasan Nazar Medan memberikan informasi mengenai pelayanan detoktifikasi sebelum mengikuti program detoktifiaksi. Hal tersebut dapat dilihat sebanyak 10 orang (66,67%), bahwa responden mendapatkan informasi yang baik


(59)

untuk mengikuti program tersebut dan Sebanyak 5 orang (33,33%), responden yang menyatakan bahwa tidak mendapatkan informasi yang baik mengenai program detoktifikasi yang akan dilaksanakan.

Menurut salah satu petugas bernama Yogi mengatakan bahwa “Mereka datang untuk direhabilitasi dengan kemauan sendiri bersama keluarganya untuk mengetahui informasi dan tujuan dari program detoktifikasi yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Sehingga sebelum mereka mengikuti program detoktifikasi mereka sudah paham dan mengerti apa yang menjadi tujuan dari program dan apa saja kegiatan-kegiatan yang akan diikuti selama mengikuti program detoktifikasi di LKS Yayasan Nazar Medan”.

2. Psikologis (Konseling)

Psikologis adalah program yang diberikan untuk mengenal dirinya dan mampu memecahkan permasalahannya tersebut. Diantara program tersebut yang diberikan adalah konseling individu, konseling keluarga, konseling kelompok pengenalan diri dan psikologis. Konseling baik individu maupun kelompok, sebagai teknik untuk membantu klien untuk memahami diri, membujuk, serta memberi saran dan keyakinan sehingga klien melihat permasalahannya secara lebih realistis dan memotivasinya agar terampil mengatasi masalah serta meningkatkan kemampuan klien agar berfungsi normal dimasyarakat.


(60)

Tabel 5.20

Distribusi Berdasarkan Keyakinan Responden Mendaftrakan Diri Sebelum Mengkuti Program Psikologis

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3.

Yakin Ragu-ragu Tidak Yakin

12 2 1

80 13,33

6,67

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20 mengenai keyakinan responden untuk mendaftarkan diri sebelum mengikuti program psikologisyang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat diketahui bahwa rata-rata responden yang berjumlah 12orang (80%), responden menyatakan bahwa mereka sangat yakin untuk mengikuti program psikologis. Salah satu responden bernama Tonggo mengatakan bahwa “Setelah mendapatkan informasi dari petugas tentang program psikologis, kami yakin dan membuat keputusan untuk ikut serta dalam mengikuti proses pemulihan karena kami sudah mengetahui bahwa program tersebut membantu kami agar kembali pulih dan kami sangat yakin bahwa program tersebut akan mengubah kami menjadi lebih baik lagi”.

Sebanyak 2 orang (13,33%) responden menyatakan ragu-ragu untuk mengikuti dan mendaftarkan diri untuk mengikuti program karena sebelum responden mengikuti program, responden sudah takut dan tidak yakin untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang sudah diatur dengan baik dan sebanyak 1 orang


(61)

(6,67%) responden menyatakan bahwa responden tidak yakin untuk mengikuti program psikologis namun karena keluarga responden mendaftarkan maka responden harus mengikuti program psikologis tersebut dengan keadaan terpaksa.

Tabel 5.21

Distribusi Terhadap Pemakaian Narkoba Sebelum Mengikuti Program Psikologis

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3.

Selalu Jarang Tidak Pernah

10 5 0

66,67 33,33

0

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21 mengenai tingkat pemakaian narkoba sebelum mengikuti program psikologis dapat diketahui bahwa rata-rata responden yang berjumlah 10 orang (66,67%) menyatakan bahwa responden selalu mengkonsumsi narkoba. Hal ini dikarenakan responden sudah ketergantungan dengan pemakaian narkoba. Sebanyak 5 orang (33,33%), responden menyatakan bahwa mereka jarang mengkonsumsi narkoba. Mereka hanya mengkonsumsi narkoba sekitar sekali dalam seminggu yaitu hanya jika mereka mempunyai uang untuk membeli narkoba jika tidak maka mereka tidak akan mengkonsumsinya.


(62)

3. Sosial (sharing kelompok)

Sosial adalah program yang diberikan untuk mengembangkan sifat positif terhadap kondisi lingkungan sosial sekitar panti. Program ini dirancang untuk memulihkan kemampuan para residen untuk beradaptasi secara wajar/normal dirumah, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat sehingga meningkatkan kualitas hidup para residen menjadi lebih baik. Program sosial ini adalah terapi mental, komunikasi efektif, sharing kelompok. Dengan terapi ini diharapkan dapat berubah menjadi perilaku yang secara sosial dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini :

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Pemahaman Sebelum Mengikuti Program Sosial

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Ya Tidak

10 5

66,67 33,33

Total 20 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 dapat disimpulkan bahwasanya LKS Yayasan Nazar Medan memberikan sosialisasi mengenai program sosial yang diberikan untuk proses pemulihan responden. Hal tersebut dapat dilihat bahwa responden diberikan sosialisasi mengenai program sosial sebanyak 10 orang (66,67%), responden menyatakan berhasil memberikan pemahaman yang baik mengenai program sosial yang diberikan untuk proses pemulihan mereka dan


(63)

Sebanyak 5 orang (33,33%), responden menyatakan bahwa responden tidak diberikan sosialisasi dengan baik mengenai program sosial. Dikarenakan menurut salah satu petugas bernama Lisa menyatakan bahwa “Mereka tidak mau mendengarkan dengan baik mengenai sosialisasi untuk mengikuti program yang akan diberikan untuk proses pemulihan mereka”.

Tabel 5.23

Distribusi Berdasarkan Kesesuaian Penetapan Prioritas Responden Sebelum Mengikuti Program Sosial

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3.

Sesuai Kurang sesuai

Tidak sesuai

12 2 1

80 13,33

6,67

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23 dapat disimpulkan bahwasanya program sosialsudah sesuai sehingga responden menetapkan prioritas untuk mengikuti program sosial yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 12 orang (80%), responden menyatakan bahwa program sosial sudah sesuai dilaksanakan sebelum mengikuti program tersebut dan menurut mereka program sosial dapat memulihkan kemampuan mereka untuk beradaptasi secara normal dilingkungan. Sementara sebanyak 2 orang (13,33%) menyatakan bahwa program sosial masih kurang sesuai untuk memulihkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dan Sebanyak 1 orang (6,67%), responden


(64)

menyatakan bahwa program sosial tidak sesuai dilaksanakan untuk memulihkan kemampuan mereka untuk dapat beradaptasi dengan baik. Hal ini karena responden tidak dapat memulihkan kemampuan untuk beradaptasi secara wajar.

4. Spiritual (Keagamaan)

Keagamaan adalah program yang diberikan untuk menambah pemahaman agama residen sehingga agama dapat dijadikan dasar dalam melangkah menuju masa depan yang lebih cerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:

Tabel 5.24

Distribusi Berdasarkan Tingkat Pemahaman Responden Seputar Narkoba Sebelum Mengikuti Program Spiritual

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3.

Baik Kurang baik

Tidak baik

13 2 0

86,67 13,33

0

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.24 dapat disimpulkan bahwasanya tingkat pemahaman responden seputar narkoba sudah baik sebelum mengikuti program spiritual yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden sebanyak 13 orang (86,67%), bahwa responden menyatakan pemahaman mereka seputar narkoba sudah baik sebelum mengikuti program tersebut. Mereka mengetahui banyak hal tentang


(65)

bahaya narkoba. Sebanyak 2orang (13,33%) menyatakan bahwa pemahaman mereka seputar narkoba tidak baik sebelum mengikuti program tersebut.

Melalui observasi yang dilakukan bahwa pemahaman yang baik dikelompokkan pada responden yang mengetahui dan memahami akan dampak dari narkoba. Pemahaman yang tidak baik tentang narkoba dikelompokan pada residen yang tidak mengetahui tentang dampak negatif pada narkoba yang dapat menyebabkan kematian. Dari tabel 5.24 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden dalam penelitian ini memiliki pemahaman yang baik tentang bahaya narkoba yang dapat menyebabkan kematian.

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Yakin Tidaknya Program Spritual Dapat Membantu Melepaskan Narkoba

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2. 3.

Membantu Kurang Membantu

Tidak Membantu

13 2 0

86,67 13,33

0

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.25 dapat disimpulkan bahwasanya sosialisasi program spiritual yang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan sudah membantu melepaskan ketergantungan narkoba. Hal tersebut dapat dilihat hampir seluruh responden sebanyak 13 orang (86,67%), menyatakan


(66)

bahwa sosialisasi program spiritual sudah sangat membantu untuk melepaskan ketergantungan narkoba dengan baik dan sebanyak 2 orang (13,33%) yang menyatakan bahwa sosialisasi program spiritual kurang membantu untuk melepaskan ketergantungan narkoba dengan baik.

5.3.2 Penilaian Atas Pelaksanaan

Penilaian atas pelaksanaan adalah melakukan analisis tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan dengan perencanaan, didalamnya meliputi tingkat apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan, apakah ada perubahan sasaran maupun tujuan dari program yang sebelumnya direncanakan. a. Soft Theraupetic Community

Program yang diakui secara internasional, program ini bersifat primer atau sekunder bagi yang belum siap kembali kerumah. Program berlangsung 3 bulan hingga 2 tahun, dengan penekanan pada proses sosialisasi. Terapi yang dilakukan biasanya bersifat konfrontatif. Metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen Sosial, guna mengembangkan pelayanan dan rehabilitasi sosial. 1. Morning Meeting

Morning Meeting adalah kegitan yang dilakukan residen untuk mengawali kegiatan sehari-hari didalam panti agar perasaan residen lebih peduli dalam proses pemulihan. Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Untuk aspek penilaian pelaksanaanlebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabelberikut ini:


(67)

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan Role Model Yang Dilaksanakan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Baik Kurang baik

13 2

86,67 13,33

0

3. Tidak baik 0

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.26 dapat diketahui bahwasanya responden banyak yang mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan role model dalam program morning meeting sudah baik dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari hampir seluruh responden sebanyak 13 orang (86,67%) menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan role model sudah baik dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dan sebanyak 2 orang (13,33%) responden menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan role model kurang baik dan kurang membantu untuk pemulihan.

Menurut salah satu petugas bahwa program morning meeting dalam kegiatan role model dalam pemulihan penyalahgunaan narkobayang dilaksanakan oleh LKS Yayasan Nazar Medan dapat membantu, melindungi, dan menolongresponden untuk dapat melepaskan ketergantungannya pada narkoba agar responden dapat menikmati kehidupan bebas tanpa narkoba. Responden yang menilai baik mengenai program morning meeting dalam kegiatan role model agar respondenmenerima motivasi dari petugas yang setiap harinya selalu mengingatkan akan bahaya mengonsumsi narkoba.


(68)

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sport Activity

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Sesuai Kurang sesuai

12 1

80 6,67 13,33

3. Tidak sesuai 2

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.27 dapat disimpulkan bahwa menurut 12 orang (80%) menyatakan bahwa jadwal program morning meeting dalam kegiatan sport activity sudah sesuai dilaksanakan. Salah satu responden, Aulia Harahap mengungkapkan alasannya bahwa “Lembaga melaksanakan program pelayanan morning meetingdalam jadwal kegiatan sport activity sudah sesuai dilaksanakan untuk membantu para penyalahgunaan narkoba untuk kembali pulih, dikarenakan program pelayanan yang baik adalah aspek yang sangat penting bagi pemulihan para penyalahgunaan narkoba untuk memiliki kesadaran untuk tidak menggunakan narkoba agar memperoleh kesehatan yang lebih baik. “Kami mendapatkan kegiatan sport activity sangat sesuai dengan yang kami butuhkan dalam proses pemulihan yang diberikan”.

Berdasarkan alasan tersebut dapat diketahui bahwa lembaga sudah memberikan program yang baik untuk responden dalam pemulihan responden.Sebanyak 2 orang (13,33%) yang menyatakan bahwa jadwal program morning meeting tidak sesuai dilaksanakan. Dikarenakan responden masih tidak mau


(69)

melaksanakan dengan baik. dan sebanyak 1 orang (6,67%) yang menyatakan bahwa program morning kurang sesuai dilaksanakan dengan jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh pihak lembaga. Karena responden tidak mau serius mengikuti dengan sesuai yang sudah ditetapkan oleh lembaga

Tabel 5.28

Distribusi Berdasarkan Respoden Relaps / Kambuh Mengikuti Kegiatan Share Feeling Yang Dilaksanakan

NO Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 2.

Pernah Jarang

6 2

40 13,33 46,67

3. Tidak Pernah 7

Total 15 100

Sumber Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 dapat disimpulkan bahwasanya rata-rata responden menyatakan tidak pernahrelaps (kambuh) selama mengikuti pelaksanaan program morning meeting dalam kegiatan share feeling yang dilaksanakan oleh LKS Yayasaan Nazar Medan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak7 orang (46,67%), responden menyatakan tidak pernah relaps(kambuh) selama mengikuti kegiatan yang diberikan.Menurut salah satu responden yang bernama Lauren mengatakan bahwa“Kami sangat serius mengikuti berbagai program morning meeting yang dilaksanakan oleh lembaga dan pencegahan kekambuhan yang dilakukann oleh lembaga untuk mendorong kami agar berhenti memakai narkoba, sangat membantu kami mengenal dan mengelola situasi yang berisiko tinggi serta pikiran yang mendorong untuk memakai narkoba kembali”.


(70)

Melalui observasi yang dilakukan bahwa sebanyak2 orang (13,33%) yang menyatakan bahwa mereka jarang relaps (kambuh) dikarenakan responden masih belum menerima seutuhnya motivasi yang diberikan oleh lembaga dan keterlibatan keluarga yang belum seutuhnya yang mau melibatkan dalam proses pemulihan responden, serta yang menyatakan pernah relaps (kambuh) sebanyak 5 orang (25%), dikarenakan program morning meeting yang diterapkan oleh lembaga, responden menolak program tersebut dan tidak mau menjadikan prioritas pertama responden untuk kembali pulih serta keterlibatan keluarga yang tidak mendukung proses pemulihan responden. Responden tidak mungkin pulih sendiri tanpa dukungan keluarga dan orang-orang terdekat.

2. General Meeting (Seminar)

General meeting adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh residen untuk menambah pengetahuan residen agar tidak mengalami kebosanan dalam mengikuti program yang dilaksanakan oleh lembaga rehabiitasi. Program seminar diberikan kepada residen untuk menambah pengetahuan agar residen dapat mengetahui dampak narkoba serta memotivasi agar semangat mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan. Untuk penilaian atas perencanaan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5. 29

Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Program Seminar Dilaksanakan Setiap Hari

No Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Ya 10 66,67


(1)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1Latar Belakang Berdirinya Lembaga ……… 57

4.2Visi dan Misi Lembag ……… 59

4.3Tahap Pelayanan Rehabilitasi ……… 68

4.4Tahap Program Pembinaandan Pemulihan ………. 68

4.5Program Terapi Rehabilitasi ……….. 69

BAB V ANALISI DATA 5.1Pengantar ……….… 71

5.2 Analisis Karakteristik Umum Responden ……….. 72

5.3Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 73

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Zat Yang Dikonsumsi ….. 74

5.50 Distribusi Berdasarkan Baik Buruknya Topik Seminar ………….. 125

5.51 Distribusi Berdasarkan Program Dapat Memberikan Motivasi ….. 126

5.56 Distribusi Berdasarkan Penilaian Terhadap Petugas ……….. 131

5.3 Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyalahgunaan Narkoba 5.3.1 Penilaian Atas Perencanaan ………. 77

5.3.2 Penilaian Atas Pelaksanaan ……… 98

5.3.3 Penilaian Atas Aktivitas Yang Telah Selesai Dilaksanakan …... 122

BAB VI PENUTUP 6.1Pengantar ……… 143

6.2Kesimpulan ……… 144

6.3Saran ……….. 147


(2)

DAFTAR BAGAN


(3)

DAFTAR TABEL

1.Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ………... 72

2. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ……… 73

3. Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa ………... 74

4. Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ……….. 75

5. Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Penggunaan ……….. 76

6. Tabel 5.8 Mengetahui Tentang Tujuan Program ………. 78

7. Tabel 5.9 Keefesienan Program Yang Dilaksanakan ……….……….. 79

8. Tabel 5.10 Kefeektifan Progam Dilaksanakan Sebelum Mengikuti………….. 80

9. Tabel 5.11 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Program ……….. 81

10. Tabel 5.12 Ketertarikan Responden Sebelum Mengikuti Program ………… 82

11. Tabel 5.13 Program Ditetapkan Sesuai Dengan Program Sebelumnya ……. 83

12. Tabel 5.14 Kesesuaian Dalam MenentukanSeleksi Kriteria …….……….... 85

13. Tabel 5.15 Tingkat Perencanaan Sesuai Program ……….. 86

14. Tabel 5.16 Ketertarikan Mengikuti Program Repap ……….. 87

15. Tabel 5.17 Keyakinan Responden Untuk Direpap ………. 88

16. Tabel 5.18 Keseriusan Responden Sebelum Mengikuti Program ………….. 89

17. Tabel 5.19 Informasi Mengenai Program ………... 90

18. Tabel 5.20 Keyakinan Responden Mendaftrakan Diri ………. 92

19. Tabel 5.21 Pemakaian Narkoba Sebelum Mengikuti Program ………. 93

20. Tabel 5.22 Sosialisasi Pemahaman Sebelum Mengikuti Program ………… 94

21. Tabel 5.23 Kesesuaian Penetapan Prioritas Responden ……… 95

22. Tabel 5.24 Tingkat Pemahaman Responden Seputar Narkoba ………. 96


(4)

24. Tabel 5.26 Pelaksanaan Kegiatan Role Model ……… 99

25. Tabel 5.27 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sport Activity ……… 100

26. Tabel5.28 Relaps Mengikuti Kegiatan Share Feeling ………. 101

27. Tabel 5.29 Pelaksanaan Program Seminar Dilaksanakan Setiap Hari ……… 102

28. Tabel 5.30 Tingkat Kesulitan Yang Dialami ………. 103

29. Tabel 5.31 Kegiatan Diskusi Memberikan Pengaruh Yang Baik …………. 104

30. Tabel 5.32 Kondisi Ruangan ……… 105

31. Tabel 5.33 Kegiatan Pembahasan Masalah Sesuai Dilaksanakan ………… 106

32. Tabel 5.34 Proses Pelaksanaan Program Wrar-Up ……….. 107

33. Tabel 5.35 Waktu Yang Digunakan Untuk Pelaksanaan ………. 108

34. Tabel 5.36 Pandangan Responden Mengenai Sasaran yang Dihasilkan…... 109

35. Tabel 5.37 Pendapat Responden Mengenai Penerapan Program …………... 110

36. Tabel 5.38 Tanggapan Residen Terhadap Kinerja Pelaksanaan ………. 112

37. Tabel 5.39 Waktu Pelaksanaan Program Detoktifikasi ……….. 113

38. Tabel 5.40 Pelaksanaan Program Konseling ……… 114

39. Tabel 5.41 Waktu Yang Digunakan Untuk Konseling ……….. 115

40. Tabel 5.42 Tanggapan Responden Tentang Program Psikologis ………….. 116

41. Tabel 5.43 Manfaat Pelaksanaan Program sosial……….. 118

42. Tabel 5.44 Pelaksanaan Program Sharing Kelompok ……… 119

43. Tabel 5.45 PelaksanaanProgram Keagamaan ……… 120

44. Tabel 5.46 Jadwal Pelaksanaan Program Keagamaan ……… 121

45. Tabel 5.47 Keseriusan Setelah mengikuti Program ……… 122

46. Tabel 5.48 Perubahan Responden Setelah Mengikuti Program ………. 123

47. Tabel 5.49 Peningkatkan Kepercayaan Diri ……….. 124


(5)

49. Tabel 5.53 Tingkat Kesulitan Pelaksanaan Program ………. 128 50. Tabel 5.54 Berdasarkan Kondisi Ruangan Setelah Mengikuti Program…… 129 51. Tabel 5.55 Waktu Yang Digunakan Sesuai Dengan Sebelumnya ………….. 130 52. Tabel 5.57 Masih Mengonsumsi Narkoba Setelah Mengikuti Program ……. 132 53. Tabel 5.58Hasil Yang Lebih Baik Setelah Mengikuti Pelayanan ………….. 133 54. Tabel 5.59 Keberhasilan Program Detoktifikasi ………. 134 55. Tabel 5.60 Menyelesaikan Masalah Setelah Mengikuti Program ………….. 135 56. Tabel 5.61 Perbandingan Kehidupan Setelah Mengikuti Program …………. 136 57. Tabel 5.62 Perubahan Responden Setelah Mengikuti Program ………. 137 58. Tabel 5.63 Keberhasilan Setelah Mengikuti Program Sosial ……….. 138 59. Tabel 5.64 Kehidupan Bersosialisasi Setelah Mengikuti Program ………… 139 60. Tabel 5.65 Keberhasilan Program Spritual……… 140 61. Tabel 5.66 Tingkat Kepedulian Responden ……… 141 62. Tabel 5.67 Keinginan Untuk Menghentikan Penggunaan Narkoba ………… 142


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan Kuesioner Penelitian

2. Blangko Pengajuan dan Persetujuan Judul Skripsi yang telah di ACC. 3. Lembaran Proposal/Penelitian Skripsi yang telah di ACC.

4. Berita Acara Seminar Proposal Penelitian.