81 Dalam novel ini tidak dijelaskansecarajelas namun berdasarkan
kutipan berkisar tahun 1988 sampai 1992.
4. Amanat
Dalam novel ini memberikan suatu amanah bahwa supayatidak mudah putus asa dalam menggapai keinginan dan cita-cita, kita
mengupayakannya dengan sungguh-sungguh dengan mengedepankan niat, ikhlas, doa dan tawakal kepada Allah insyaallah akan berhasil.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu dengan mengunakan sudut pandang First person peripheralhal ini
dibuktikan oleh pengarang yang selalu menyebut tokoh utamadengan kata “Aku” saat narasi.
C. Unsur Ekstrinsik
1. Biografi Ahmad Fuadi Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun
1972, tidak jauh dari kampong Buya Hamka. Fuadi merantau ke jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia
bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang mengajarkan kepadanya “mantra” sederhana yang
sangat kuat, man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Lulus kuliah Hubungan Internasional,UNPAD, dia menjadi wartawan majalah Tempo.
82 Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportase di bawah
bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S-2 di School of Media and Public Affairs, George
Washington University, USA. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya- yang juga wartawan Tempo-adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan.
Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden Tempo dan wartawan Voice of America VOA. Berita bersejarah seperti tragedy 11 September dilaporkan mereka berdua
langsung dari pentagon, White House dan Capitol Hill. Tahun 2004, jendela dunia lainterbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa chevening Award untuk belajar di
Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Seorang scholarship hunter, Fuadi selalu bersemangat melanjutkan sekolah dengan mencari
beasiswa. Sampai sekarang, Fuadi telah mendapatkan 8 beasiswa untuk belajar di luar negeri. Dia telah mendapat kesempatan tinggal dan belajar di Kanada, Singapura,
Amerika Serikat dan Inggris. Penyuka Fotografi ini pernah menjadi Direktur Komunikasi The Nature Conservancy, sebuah NGO konservasi internasional. Kini,
Fuadi sibuk menulis, jadi pembicara dan motivator, mulai menggarap film layar lebar Negeri 5 Menara, serta membangun yayasan sosial untuk membantu pendidikan
orang yang tidak mampu-Komunitas Menara. Negeri 5 Menara telah mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain
Nominasi Khatulistiwa Award 2010 dan penulis dan Buku Fiksi Terfavorit 2010 versi Anugerah Pembaca Indonesia.
83 Ahmad Fuadi merupakan pengarang novel trilogi Negeri 5 Menara dan Ranah
3 Warna merupakan seorang santri yang berhasil mewujudkan mimpinya terbang sampai Amerika. Bahkan Novel Negri 5 Menara telah diangkat ke layar lebar tahun
2011 dan buku ini mendapat beberapa penghargaan, di antaranya: nominasi Khatulistiwa Award 2010 versi anugrah pembaca indonesia, sedangkan tahun 2011,
Fuadi dianugrahi Liputan6 award SCTV untuk kategori motivasi dan pendidikan, penulis terbaik IKAPI dan juara 1 karya terbaik Perpusnas. Buku novel pertamanya
yang berjudul Negeri 5 Menara mampu terjual 10.000 eksemplar dalam waktu 9 bulan. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negri 5 menara yang berjudul
Ranah 3 warna telah diterbitkan sejak 23 januari 2011 dan novel yang ketiga yang berjudul Rantau 1 Muara telah diterbitkan menyusul Novel yang kedua yaitu pada
bulan Mei 2013.
130
2. Kelebihan dan Kekurangan Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi Kelebihan novel negeri 5 menara ini adalah dapat menginspirasi pembaca,
terutama anak muda zaman sekarang untuk lebih bersemangat dalam meraih cita-cita dan rasa patuh kepada orang tua. Novel ini juga dapat mengubah pola pikir kita
tentang kehidupan pondok pesantren yang tidak hanya berfokus kepada ilmu-ilmu agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar
ilmu bahasa arab, kesenian dan lain sebagainya. Selain itu, kita juga dapat memetik
130
Http:scholar.unand.ac.idideprint14 Diakses pada tanggal 05 Januari 2017 Pukul:17.00
WIB
84 pelajaran berharga yaitu jangan pernah meremehkan sebuah impian walau setinggi
apapun, yakinlah bahwa kamu dapat mencapainya, dan berdo‟alah kepada Allah, karena Allah maha mendengar do‟a dari hambanya. Kekurangan dari novel ini adalah
kurangnya penjelasan terhadap arti bahasa daerah yang digunakan.
BAB IV ANALISIS DATA
C. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Terkandung Dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi
Kebahagiaan hidup terletak pada bagaimana setiap individu berinteraksi. Interaksi yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia mapupun di akhirat yakni
interkasi yang baik dengan Allah dan sesama manusia. Allah SWT. berfirman: