Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu: Untuk memperoleh gambaran langsung mengenai penerapan metode Multisensori
untuk meningkatkan kemampuan pengucapan kosakata bahasa indonesia pada anak tunarungu.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut: 1 Mengetahui gambaran umum mengenai kemampuan pengucapan
kosakata Bahasa Indonesia anak tunarungu. 2 Mengetahui kemampuan pengucapan kosakata Bahasa Indonesia
pada anak tunarungu sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan metode multisensori.
3 Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan pengucapan kosakata Bahasa Indonesia pada anak tunarungu dengan
menggunakan metode multisensori.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung ataupun tidak kepada pihak-pihak yang terkait dalam
pengembangan pendidikan, khususnya dalam Pendidikan Khusus. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan dan informasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam penanganan permasalahan kemampuan
pengucapan kosakata Bahasa Indonesia pada anak tunarungu melalui metode pembelajaran multisensori.
b. Manfaat Praktis
Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1 Bagi peserta didik : sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan pengucapan kosakata Bahasa Indonesia.
2 Bagi para orangtua : Sebagai bahan masukan dalam memberikan penanganan mengenai kemampuan pengucapan kosakata Bahasa
Indonesia pada anak tunarungu. 3 Bagi peneliti : Sebagai sarana dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman dari berbagai teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.
Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Anak Tunarungu
1. Pengertian Anak Tunarungu
Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai
ransangan, terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada
dasarnya mengandun pengertian yang sama. Di bawah ini dikemukakan
beberapa definisi anak tunarungu. Pendapat Hallahan dan Kauffman 1991,
hlm.266 dalam Wardani dkk. 2007, hlm.5.3 yaitu berikut ini ; Hearing impairment. A generic term indicating a hearing disability
that may range in severity from mild to profound it includes the subsets of deaf and hard of hering. A deaf person in one whose
hearing, disability precludes successful processing of linguistic information throught audition, with or without a hearing aid. A hard
of hearing person in one who, generally with the use of a hearing aid, has residual hearing sufficient to enable successful processing of
linguistic information throuh audition. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diartikan bahwa tunarungu
hearing impairment merupakan salah satu istilah umum yang menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan samapai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli deaf dan kurang dengar a hard of heraing. Orang yang tuli a deaf person adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan
mendengar sehingga mengalami hambatan di dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu
dengar hearing aid. Sedangkan orang yang kurang dengar a hard of hearing person adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat
bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa melalui pendengarannya, artinya apabila orang