Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi Paper Machine II di PT Fajar Surya Wisesa Tbk

  

Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk

Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi

Paper Machine II di PT Fajar Surya Wisesa Tbk

  Laporan Tugas Akhir Diajukan Sebagai Syarat Kelulusan Pada Program Strata – 1

  Oleh :

  Nama : Eko Triyanto Wibowo

Nim : 103.00.002

  

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2004

  

Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk

Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi Paper

Machine II di PT Fajar Surya Wisesa Tbk

  Oleh :

  NAMA : EKO TRIYANTO WIBOWO NIM : 103.00.002

  Tugas akhir ini diperiksa dan disetujui pada sidang sarjana

  

Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

  Bandung, Juli 2004 Pembimbing I Pembimbing II

  

Diana Andriani, ST.,MM Agus Riyanto, ST

  Mengetahui

  

Nasfiendry, ST.,MM

41277003001

  

ABSTRAKSI

  Suatu proses produksi dalam pelaksanaanya tidak akan lepas dari permasalahan tentang barang-barang cacat, hal ini merupakan suatu permasalahan yang menjadi faktor utama dalam proses produksi, jika proses masih banyak terdapat masalah dalam hal kecacatan produk yang dihasilkan maka proses tersebut belum terkedali dengan baik,.

  Beranjak dari permasalahan diatas penulis melakukan penelitian di PT Fajar Surya Wisesa Tbk. yang meemproduksi kertas kemasan, disini penulis meneliti pada bagian paper machine II yang memproduksi jenis Kertas KLB. Proses pengendalian dalam proses produksi untuk saat ini adalah dengan inspection control yaitu pemeriksaan yang hanya memisahkan produk baik dan cacat tanpa ada perbaikan pada prosesnya. Dalam hal ini penulis mengajukan perbaikan untuk mengurangi kecacatan dengan metoda

  

statistical process control yaitu metoda dengan proses

  pengendalian yang dapat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi produksi dan insfeksi. Dan dari hasil analisis melalui pengolahan dengan metoda statistical process control dapat diketahui bahwa proses pengendalian yang dipakai saat ini kurang efektif yaitu dengan terjadinya banyak cacat pada pembuatan

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat sesuai dengan kurikulum yang berlaku Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri sebagai persyaratan program Strata-1.

  Dengan kerendahan hati, saya mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan bantuan :

  1. Bpk. Alam Santosa, ST sebagai koordinator penyusunan tugas akhir.

  2. Ibu Diana Andriani,ST sebagai dosen pembimbing I.

  3. Bpk. Agus Riyanto, ST sebagai dosen pembimbing II.

  4. Bpk. Nasfiendry, MM ketua Jurusan Teknik Industri, dan semua dosen di Jurusan Teknik Industri UNIKOM.

  5. Bpk. Edy Supriyatna selaku Kepala Bagian Personalia.

  6. Bpk Eka sebagai pembimbing kerja praktek di perusahaan.

  7. Kang Sutrisno dan Kang Endang Nono yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

  8. Adinda LI2h yang selalu memberikan suport dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek.

  9. Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan dukungan materi dan do’a kepada penulis.

  10. Seluruh Staf dan karyawan yang ada di PT. Fajar Surya dalam pelaksanaan penelitian.

  11. My best friend di Jurusan Teknik industri angkatan 2000 khususnya kelas 00TI-1. (Ana, Aef, Rustayim, Ivan, Indra, Lina, Sulaeman, Doni, Ginanjar, and Suhendra.

  12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kerja praktek dan penulisan ini.

  Akhir kata penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun sendiri dan pembaca pada umumnya .

  Bandung, Juli 2004

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………. i KATA PENGANTAR……………………………… iii DAFTAR ISI……………………………………….. v

DAFTAR TABEL……………………………….…. ix

  

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah …………BAB I-1

  1.2 Perumusan Masalah …………...…BAB I-3

  1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian … BAB I-4

  1.4 Pembatasan Masalah ……………..BAB I-5

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Pengendalian Proses Statistical.….BAB II - 1

  2.2 Konsep Pengendalian Kualitas ... .BAB II - 2

  2.2.1 Definisi dan pengertian pengendalian ………………………....…...…....BAB II-4

  2.2.2 Definisi dan pengertian kualitas ……………..…………………….BAB II-6

  2.2.3 Pengertian pengendalian kualitas ………..………………………..BAB II-7

  2.2.3.1 Pengendalian proses secara statistic

  2.2.3.2 Pengedalian proses dan kapabilitas proses ……...………….………..……BAB II-11

  2.2.4 Faktor yang mempengaruhi kualitas atau mutu ..……………………... BAB II- 14

  2.3 Tujuan pengedalian kualitas ….….BAB II-8

  2.4 Ruang lingkup pengendalian kualitas

  2.5 Proses perencanaan dan pengendalian kualitas ………………………………… BAB II – 19

  2.6 Ruang lingkup pengedalian kualitas statistic ………………………………….BAB II – 20

  2.7 Tanggungjawab produk ………..BAB II – 41

  2.7.1 Biaya konsumen karena produk cacat …………………………… …..BAB II – 41

  2.7.2 Tanggungjawab tuntutan hukum karena produk cacat …………………. BAB II – 44

  2.7.3 Tanggung jawab produk di Amerika Serikat …………………………………BAB II –

  45

  2.7.4 Pertanggung jawaban produk di Eropa ………………………………. BAB II – 50

  2.7.5 Pertanggung jawaban produk di Jepang ……………………………….. BAB II – 51

  2.8 Pertimbangan hukum dalam pertanggung jawaban produk ……………… BAB II – 52

  2.8.1 Kelalaian …… …………… BAB II – 53

  2.8.2 Jaminan ……… …………… BAB II – 56

  2.8.3 Tuntutan khusus dalam hukum ganti rugi ……………………………….. BAB II – 57

  2.9 Kebijakan tanggungjawab dan kemanan produk …………………………. BAB II – 59

  2.9.1 Peran manajemen perlu dalam tanggung jawab produk ………………… BAB II – 60

  2.9.2 Kebijakan dan tuntutan produk karena cacat dan organisasi ……………… ..BAB II – 63

  2.9.3 Hubungan dengan pelanggan…BAB II – 65

  2.9.4 Tanggung jawab produk dan pemastian mutu …………………………..BAB II – 70

  BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

  3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah ...BAB III-1

  3.2 Objek dan subjek penelitan ...….…BAB III-2

  3.3 Metodoligi penelitian ...…………. BAB III-3

  3.4 Langkan-langkah pemecahan masalah …………………………… ………BAB III-4

  BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN

  4.1 Pengumpulan Data ………... BAB IV-1

  4.1.1 Proses produksi dari bahan baku sampai jadi …………………………. BAB IV-1

  4.1.2 Data spek kertas KLB …..…...BAB IV-22 4.1.3 Sistem pengendalian kualitas saat ini ….

  ……….……………………BAB IV-22 jendi cacat ………………...… BAB IV-24

  4.2 Pengolahan Data ………….…BAB IV- 25

  4.2.1 Pareto diagram ……….……BAB IV-26 Mencari penyebab terjadinya cacat kertas

  4.2.2

  …………………………… BAB IV- 31

  4.2.3 Perbandingan sistem saat ini dengan statistical control ………… BAB IV- 36

  4.2.4 Tanggung jawab produk … BAB IV- 37

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA

  5.1 Analsisi penyebab terjadinnya cacat kertas …………………………… ….…..BAB V- 1

  5.2 Usulan penanggulangan ……. …..BAB V- 5

  5.3 Analisa sistem pengendalian saat ini dengan metode statistical process control..BAB V- 8

  5.4 Analisa tanggungjawab produk …..

  …………….………..……….BAB V- 9

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan …………………………...BAB VI-1

  6.2 Saran………………………………...…BAB VI-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Siklus kualitas ……………..BAB II-19

  2. Gambar 2.2 Bentuk Histogram………….BAB II-22

  3. Gambar 2.3 Diagram Pareto…………….BAB II-25

  4. Gambar 2.4 Diagram sebab akibat………BAB II-29

  5. Gambar 2.5 Peta kendali………………...BAB II-31

  6. Gambar 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah 7. ………………….……………………………BAB III - 1

  8. Gambar 4.1 Proses pembuatan pulp UKP …………………………………………….

  BAB IV- 3

  9. Gambar 4.2 Proses pembuatan pulp NDLKC ………………………………………...….

  BAB IV-9

  10. Gambar 4.3 Proses pembuatan pulp wise paper ………………………………………...….

  BAB IV-14 11. Gambar 4.4 Proses paper machine …..…. BAB IV-19 12. Gambar 4.5 Peta proses operasi……...…. BAB IV-21

  13. Gambar 4.6 Diagram batang berdasarkan jenis cacat ………………………………………...….

  BAB IV-28

  14. Gambar 4.7 Diagram pareto cacat yang terjdadi pada kertas KLB……………………...….

  BAB IV-30

  15. Gambar 4.8 Diagaram sebab akibat.……

  BAB IV- 31

  16. Gambar 4.9 Perbandingan sistem pengendalian

  BAB IV- 36

  …………………...………………………

  

DAFTAR TABEL

  6. Tabel 4.4 Keterangan dan fungsi masing-masing mesin untuk paper machine………………...

  10. Tabel 4.8 Komposisi cacat berdasarkan jenis cacat terbesar …………………………..………...

  IV-28

  9. Tabel 4.7 Jumlah cacat dari masing-masing jenis cacat kertas……………………………...………... BAB

  27

  BAB IV-

  24 8. Tabel 4.6 Jumlah cacat kertas KLB...……...

  BAB IV-

  7. Tabel 4.5 Data jumlah cacat kertas KLB.…

  BAB IV-20

  15

  1. Tabel 2.1 Contoh lembar periksa ………… BAB II-

  BAB IV-

  5. Tabel 4.3 Keterangan dan fungsi masing-masing mesin untuk proses WP…………...………...

  BAB IV-10

  4. Tabel 4.2 Keterangan dari masing-masing mesin untuk proses NDLKC………………...…....

  BAB IV-4

  3. Tabel 4.1 Keterangan dan fungsi masing-masing mesin untuk proses UKP………………….…

  24

  2. Tabel 2.2 Data jumlah cacat ……………….BAB II-

  21

  BAB IV-29

  11. Tabel 4.9 Data untuk pembuatan diagram pareto ……………………………………………...

BAB IV-29

  12. Tabel 4.10 Hasil tanya jawab ………………….BAB IV-

  34

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak dibidang sejenis dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahan-perubahan yang semakin cepat. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus berkembang juga tingkat persaingan yang makin luas maka kondisi ini mengharuskan suatu perusahaan harus mengolah seluruh sumber daya yang dimiliki secara optimal, dan melakukan perbaikan-perbaikan secara intensif terhadap sitem kerja yang ada secara efektif dan efisien. Perbaikan-perbaikan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan sebab dari perbaikan ini akan didapat sistem kerja yang lebih baik. Dan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang baik suatu perusahaan dituntut untuk senantiasa meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

  PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Yang terletak di daerah Cibitung Bekasi adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kertas kemasan di Indonesia, dimana dalam perkembangannya perusahaan ini maju cukup pesat. Hal ini pesat dimana bertambahnya permintaan akan produk kertas yang dihasilkan oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk. Proses pembuatan kertas ini berawal dari pembuburan bahan baku kemudian proses pencetakan kertas di bagian Paper Machine dan selanjutnya proses penggulungan kertas.

  Kertas kemasan hasil produksi PT. Fajar Surya masalah seperti halnya cacat produksi yang disebabkan oleh mesin, kurang baiknya mutu produk yang dihasilkan dan tidak digunakannya statistical quality control dalam pengendalian produksinya. Akibat dari masalah-masalah itu menyebabkan kurang tepatnya sistem produksi yang dijalankan oleh perusahaan. Akibat dari masalah dalam proses produksi ini maka akan timbul kerugian bagi perusahaan yang diakibatkan banyaknya cacat produksi yang terjadi. Sistem pengendalian proses produksi yang diterapkan saat ini adalah

  

inpection quality, dimana kegiatan pengendalian kualitas

  hanya dilakukan dengan memisahkan produk baik dan reject sehingga sulit sekali untuk memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk yang memehuhi spesifikasi, selain hal itu perusahaan juga harus mengetahui dan memperhatikan tentang tanggung jawab produk cacat yang merujuk pada kenyataan bahwa produsen kerusakan harta benda, kerugian uang, atau cacat badan yang diakibatkan oleh barang yang rusak dan kewajiban ini disebut juga kewajiban produsen atau tanggung jawab produk perusahaan terhadap produk yang diproduksinya. Atas dasar hal-hal tersebut penulis mengambil judul dalam tugas akhir ini adalah Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk

  Machine II di PT. Fajar Surya Wisesa Tbk.

1.2 Perumusan Masalah

  Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka pada dasarnya setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem kerja yang ada. Perbaikan ini di fokuskan pada pengendalian proses pembuatan kertas khususnya kertas kemasan KLB. Adapun perumusan masalah yang ditetapkan penulis adalah :

  1. Melakukan perbaikan proses pengendalian

  produksi dengan metode statistical process control.

  2. Menentukan cacat kertas yang paling dominan.

  3. Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya cacat kertas KLB.

  4. Membandingkan antara metode pengendalian

  proses produksi yang dipakai saat ini oleh perusahaan dengan metode statistical process

  5. Menganalisis akibat dari produksi produk cacat terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

  Dari gambaran permasalahan diatas maka penelitian ditujukan untuk :

  1. Mengetahui penyebab terjadinya kerusakan atau cacat yang menimbulkan ketidakterkendaliannya proses produksi.

  2. Pengendalian proses produksi kertas melalui penerapan statical process control yang diharapkan dapat menganalisis kondisi proses yang sedang berjalan secara dini yang diharapkan dapat mengurangi persentase cacat akibat proses produksi yang tidak maksimal serta untuk mengetahui perubahan peningkatan mutu yang dilakukan sehingga dapat memberikan hasil yang

  3. Menentukan penyebab dominan terjadinya cacat suatu produk.

  4. Membandingkan sistem produksi yang dipakai saat ini dengan metode statical process control untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

  5. Analisis akibat dari faktor internal dan eksternal

1.4 Pembatasan Masalah

  Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan lebih sederhana maka dalam melakukan penelitian adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :

  1. Penelitian dilakukan di PT. Fajar Surya Wisesa yaitu mengambil data hasil produksi serta jumlah cacat yang terjadi.

  2. Penelitian di lakukan di Paper Machine II yaitu pada proses produksi kertas kemasan KLB.

  3. Urutan prioritas perbaikan bertahap berdasarkan pada jenis cacat yang dihasilkan.

  4. Hanya melakukan koreksi pada sistem pengendalian proses di PT. Fajar Surya Wisesa Tbk.

  5. Masalah yang terjadi adalah hanya melihat jenis cacat dan jumlah produk yang cacat pada proses pembuatan kertas.

  6. Data yang di gunakan adalah data selama periode penelitian yaitu pada bulan April 2004.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-

  konsep yang ada hubungannya dengan pengertian pengendalian kualitas serta metoda yang dipergunakan dalam pelaksanaan sistem pengendalian kualitas.

2.1 Pengendalian Proses Statistikal

  Pengendalian proses statistical merupakan suatu alat yang dapat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi spesifikasi, produksi dan insfeksi.

  Pengendalian proses statistical adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik statistical dalam memantau dan meningkatkan performansi proses penghasilan produk yang berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminology pengendalian kualitas statistical yang memiliki pengertian sama dengan pengendalian proses statistical.

  Standar Industri Jepang (JIS) mendefinisikan pengendalian mutu adalah suatu sistem tentang metode atau jasa yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

  Banyak keputusan mengenai masalah yang berhubungan dengan mutu diperlukan dalam sistem produksi, teknik pengendalian proses statistical dapat memberi suatu sumbangan yang berguna bagi penelitian semacam ini. tertentu yang diinginkan yang tidak dapat dicapai dengan cara lainnya, hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai manfaat langsung dari pengendalian proses statistical.

2.2 Konsep Pengendalian Kualitas

  Sejarah Perkembangan Usaha manusia dalam rangka melakukan manajemen kualitas produksi sebagai hasil karyanya bukanlah merupakan suatu hal yang baru.

  Usaha manajemen kualitas dapat dikatakan telah dikenal sepanjang sejarah perkembangan umat manusia (Feigen Baum 1. hal 1). Beberapa benda peninggalan sejarah yang merupakan hasil karya manusia yang dikagumi oleh menusia modern masa kini, seperti Piramida Mesir, Candi Borobudur Magelang, dan masih banyak yang lainnya membuktikan bahwa barang-barang peninggalan sejarah tersebut tidak di

  Kegiatan manajemen kualitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan peradaban manusia, perkembangan manajemen kualitas dapat di bagi kedalam 5 tahap yaitu :

  1. Tahap Operation Quality Control (sekitar abad 19) Pada tahap ini tiap pekerja atau beberapa pekerja kualitas produk yang dibebankan kepadanya.

  2. Tahap Foreman Quality Control (awal abad 20) Pada tahap ini merupakan awal di kembangkannya

  Industri-industri modern dan berkala besar (produksi masal) dalam beberapa tahap ini beberapa pekerja mempunyai tugas membuat produk yang sama serta diawasi oleh seorang mandor yang dianggap bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka.

  3. Tahap Inspection Quality Control Tahap ini berlatar belakang perang dunia ke I, dimana indusrti manufactur telah berkembang dengan pesat di sertai dengan sistem yang komplek. Oleh karena itu kegiatan pengendalian kualitas atas produk yang dihasilkan diserahkan pada petugas khusus. Organisasi pengendalian kualitas di pisahkan dari tugas produksi di kepalai oleh seorang pengawas atau super latenden.

  4. Adanya perang dunia ke dua diperlukan lebih banyak produksi Tingkat pengawasan perlu dikembangkan, organisasi pengendalian kualitas di perluas dan mulai digunakan metode statistika, seperti pemeriksaan sampel dan peta control. Saham terbesar penggunaan pengendalian pemeriksaan sampel dari pada 100% pemeriksaan.

  5. Tahap Total Quality Control.

  Sejalan dengan kemajuan-kemajuan pesat yang di capai dalam bidang ilmu teknologi serta penerapannya dalam industri, maka kegiatan pengendalin kualitas semakin berkembang. Ruang lingup pengendalian kualitas bukan hanya terbatas pada proses pengolahan tetapi juga mencakup kegiatan-kegiatan survey pasar, perancangan / design, distribusi dan layanan purna jual.

2.2.1 Definisi dan Pengertian Pengendalian

  Pengendalian di definisikan sebagai semua kegiatan atau usaha untuk menjamin agar hasil pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan dalam rencana.

  Bagi industri tujuan tersebut meliputi 1. Jenis produk yang akan di jual.

  3. Tingkat kualitas.

  4. Biaya produksi.

  5. Kapan produksi tersebut selesai.

  6. Berdasarkan waktu pelaksanaan pengendalian di kenal Tiga macam pengendalian yaitu:

  1. Preventive Control sebelum proses produksi dilakukan, pengendalian ini di lakukan bermaksud agar proses produksi berjalan lancar sesuai rencana produksi dan ongkos yang telah di tetapkan serta mencegah terjadinya cacat produksi dan pengulangan proses kegiatan ini biasanya meliputi pemeriksaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan: Rencana.

   Disain.

   Mesin /alat.

   Bahan baku / penolong.

   Tenaga kerja.

   2. Monitoring Control Monitoring control merupakan usaha pengendalian yang dilakukan pada waktu proses produksi sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengendalikan agar hasil akhir sesuai rencana, jika terjadi penyimpangan-

  3. Revresive Control Revresive control adalah pengendalian yang dilakukan setelah semua proses selesai di kerjakan (telah menjadi produk jadi). Dalam revresive control tidak mungkin lagi dilakukan pencegahan terhadap penyimpangan yang terjadi, namun demikian dapat di pakai sebagai pencegahan dari

2.2.2. Definisi dan Pengertian Kualitas

  Kualitas tidaklah harus yang terbaik secara mutlak tapi secara umum dapat diartikan sebagai yang terbaik dalam batas-batas kondisi yang diinginkan pemakai.

  Syarat dari kondisi pemakai yang paling menonjol umumnya menyangkut harga produk dan manfaat dari produk tersebut. Namun jika diuraikan lagi kondisi tersebut menyakut beberapa hal yaitu :

  Spesifikasi dimensi dan karakteristik operasi

   Umur produk dan keandalan  Persyaratan dan keselamatan / keamanan dari

   produk Standar yang relevan

   Biaya rekayasa dan perkembangan produk

   Biaya kualitas produk 

  Pemasangan dan perawatan dilapangan  Faktor kelestarian bahan dan pemanfaatan energi

   Penimbangan efek samping dan lingkungan  Secara umum kualitas dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari jumlah karakteristik yang menunjukan tingkat kebaikan suatu produk sehingga mampu memenuhi keinginan konsumen ini berarti bahwa produk tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Kecocokan penggunaan dikaitkan dengan nilai yang diterima dan kepuasan pelanggan.

2.2.3. Pengertian Pengendalian Kualitas

  Menurut Feigen Boun (2, hal 54) pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari pemeriksaan dan pengujian, analisis dan tindakan-tindakan yang harus diambil dengan ongkos yang seminimal mungkin sesuai dengan keinginan konsumen.

  Pengendalian kualitas dapat juga di artikan sebagai suatu sistem yang efektif untuk mengkoordinasikan usaha- usah penjagaan kualitas dan perbaikan kualitas. Dari kelompok-kelompok dalam organisasi yang ekonomis dan dapat memenuhi kepuasan konsumen .

  Berdasarkan Standar Industri Jepang (JIS) tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi produk atau jasa yang bermutu dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

  Urutan pengendalian kualitas pada umumnya mengikuti 4 tahap yaitu sebagai berikut ;

  1. Penetapan standar dan ongkos

  3. Mengadakan koreksi

  4. Usaha perbaikan standar Jika produksi banyak yang cacat, berarti penggunaan sumber daya kurang efisien. Artinya perbandingan output terhadap infut menjadi lebih kecil. Hal ini berarti menurunkan produktivitas manajemen kualitas mengusahakan agar produksi bertambah dengan mempergunakan sumber daya yang sama atau lebih rendah.

  Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan penyimpangan-penyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang mungkin dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan bila tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian kualitas dapat dikatakan efektif apabila dapat menekan sampai batas minimum penyimpangan terhadap rencana.

2.2.3.1 Pengendalian Proses Secara Statistik

  Sistem pengendalian proses dapat digambarkan sebagai sistem umpan balik. Sistem pengendalian proses secara statistk merupakan salah satu tipe sistem umpan balik. Adapun 4 unsur penting yang terdapat dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut :

  Melalui proses kita dapat mengkombinasikan supliyer, produsen, manusia, bahan, metode dan lingkungan yang bekerja sama menghasilkan produk (output) dan pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Performa total dari proses tergantung pada proses tersebut di disain dan di implementasikan serta bagaimana cara tersebut di oprasikan dan diatur. Sistem produksi baik terhadap pengendalian tingkat mutu tinggi maupun terhadap perbaikan performa total proses.

  2. Informasi Tentang Performa Informasi yang paling membantu berasal dari pemahaman proses itu sendiri dan variable internal . Kita perlu menentukan target terhadap karakteristik proses yang hasilnya terdapat pada proses yang paling produktif . Serta memonitor seberapa dekat atau jauh dari target tersebut jika informasi tersebut digabung dan dapat di interprestasi kan mana biasanya atau tidak . Tindakan yang sesuai dan tepat waktu perlu di lakukan untuk memperbaiki proses , sehingga usaha pengumpulan informasi tidak sia-sia.

  3. Tindakan terhadap proses Merupakan tindakan paling ekonomis untuk mencegah karakteristik–karakteristik penting tidak berbeda Tindakan dapat di lakukan terhadap : Perubahan pada operasi seperti pada operator .

   Unsur–unsur dasar proses, seperti peralatan yang

   perlu diperbaiki, desain proses secara keseluruhan dan bagaimana orang berkomunikasi Pengaruh tindakan tersebut harus di monitor dan di analisis lebih lanjut .

  4. Tindakan dapat dilakukan terhadap produk Tindakan ini sebenarnya kurang ekonomis jika di batasi untuk mendeteksi dan mengoreksi di luar spesipikasi produk tanpa menunjukan masalah proses yang mendasari. Jika produk yang umum tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan penyortiran terhadap semua produk dan menghasilkan kembali beberapa rincian barang yang sesuai.

2.2.3.2 Pengendalian Proses dan Kapabilitas Proses

  Proses dikatakan memerlukan pengendalian statistika ketika sumber-sumber variasi berasal dari sebab– sebab variasi umum, diantara fungsi sistem pengendalian proses adalah untuk menyediakan tanda menurut statistic ketika sebab–sebab variasi khusus diajukan dan mencegah pemberian tanda palsu.

  Tujuan sistem pengendalian proses adalah membuat keputusan-keputusan ekonomi mengenai tindakan yang mempengaruhi proses pengendalian proses bermaksud menyeimbangkan akibat–akibat pengambilan tindakan ketika tindakan tersebut perlu dilakukan dengan kegagalan (dibawah kendali ).

  Ketika membahas kapabilitas proses maka dua konsep yang agak berlawanan perlu di pertimbangkan :

  • Kapabelitas proses di tentukan melalui variasi yang berasal dari sebab–sebab umum. Umumnya hal tersebut menggambarkan perporma total (penyebaran minimum ) proses itu sendiri, sebagaimana ditunjukan ketika proses dioprasikan dalam keadaan pengendalian statistic, sementara data yang di kumpulkan tidak memperhatikan spesifikasi

  Pelanggan secara khas berhubungan dengan - kebutuhan–kebutuhan terhadap produk dari proses yang berlangsung. Karena sebuah proses dalam pengendalian statistic dapat di gambarkan melalui distribusi yang dapat diprediksi, disribusinya sepanjang proses tetap dalam pengendalian statistic dan tidak mengalami perubahan pada lokasi, penyebaran maupun bentuk proses akan terus menerus menghasilkan distribusi yang sama dalam bagian–bagian spesipikasi . Tindakan pertama proses pada target.

  Jika penyebaran proses tidak dapat diterima strategi ini membolehkan jumlah minimum diluar bagian–bagian spesipikasi yang dihasilkan. Tindakan pada sistem dilakukan untuk mengurangi variasi dari sebab-sebab umum digunakan untuk memperbaiki kemampuan proses dan untuk memenuhi spesifikasi secara konsisten.

  Proses harus diarahkan pada pengendalian secara statistik untuk mendeteksi dan bertindak terhadap sebab- sebab variasi khusus, sehingga performanya dapat diprediksi dan kapabilitasnya untuk memenuhi harapan pelanggan dapat ditentukan.

  Pada suatu proses dapat berlaku 4 kasus berikut :

  1. Proses ada dalam pengendalian secara statistik dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan.

  2. Proses ada dalam pengendalian, tetapi mempunyai sebab-sebab variasi umum yang mempunyai batas.

  3. Memenuhi kebutuhan, tetapi tidak berada dalam

  4. Proses tidak berada dalam pengendalian dan tidak memenuhi kebutuhan.

  Untuk dapat diterima proses harus berada dalam pengendalian secara statistik dan variasi in heren (kapabilitas) harus kurang dari toleransi denah. Situasi ideal adalah mempunyai proses kasus I. Dimana proses ada dalam pengendalian secara statistic dan mempunyai untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan proses kasus 2 berada dalam pengendalian. Tetapi mempunyai sebab variasi umum yang melampau batas dan harus dikurangi. Proses kasus 3 memenuhi kebutuhan yang dapat diterima tetapi tidak berada dalam pengendalian dan sebab-sebab variasi yang khusus harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti. Pada kasus 4 proses tidak berada dalam pengendalian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan, sehinga sebab-sebab variasi umum dan khusus

  Kapabilitas digunakan sebagai dasar untuk prediksi bagaimana proses akan dilaksanakan menggunakan data statistik yang dikumpulkan dari proses. Petunjuk-petunjuk kapabilitas dapat dibagi kedalam 2 kategori yaitu kapabilitas jangka pendek dan jangka panjang.

  Studi kapabilitas jangka pendek didasarkan pada pelaksanaan. Data yang dianalisis dengan peta kendali untuk peristiwa yang prosesnya berada dalam pengendalian. Studi kapabilitas jangka pendek terdiri dari pengukuran-pengukuran yang dikumpulkan dari periode waktu yang lebih lama dan memasukan seluruh sumber variasi yang diharapkan. Banyak sumber variasi belum diamati dalam studi jangka pendek. Ketika data telah cukup terkumpul, data ditetapkan dalam peta kendali, dan jika sebab-sebab khusus tidak dikemukakan, kapabilitas jangka panjang dapat dihitung.

  

2.2.4. Faktor yang mempengaruhi kualitas atau

mutu

  Mutu produk atau jasa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

  1. Market (pasar) Jumlah produk baru dan lebih baik semakin banyak konsumen dipasar diidentifikasi oleh perusahaan sebagai sebagai suatu dasar untuk mengembangkan produk– produknya dengan semakin banyak perusahaan– perusahaan yang ada mengakibatkan bisnis semakin fleksibel dan berubah secara cepat sesuai dengan perkembangan pasar, sehingga pada akhirnya persaingan

  2. Money (uang) Meningkatnya persaingan diberbagai bidang bersama dengan pluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan keuntungan . Disisi lain kebutuhan akan otomasi dan mekanisasi telah mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses produksi. Hal ini menimbulkan perhatian perusahaan pada biaya kualitas sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi mutu sehingga kerugian dapat diturunkan untuk mengurangi laba.

  3. Management (manajemen) Tanggung jawab mengenai kualitas telah didistribusikan pada beberapa kelompok khusus. Tiap bagian dalam organisasi turut berpartisipasi dalam organisasi turut berpatisipasi dalam rangka memperbaiki, memelihara dan meningkatkan kualitas produk. Tiap bagian mempunyai tugas masing–masing untuk menunjang peningkatan kualitas produk dan bertanggung jawab terhadap kualitas produknya .

  4. Man (manusia) Pertumbuhan yang tepat dalam pengetahuan teknis, perancangan , dan penciptaan bagian baru telah menuntut manusia lebih kritis dalam berfikir dalam bertindak menjadi lebih penting karena pengetahuan bertambah tidak hanya jumlah tapi juga kualitasnya disini manusia dituntut dapat merencanakan, mengembangkan dan mengoprasikan suatu proses produksi dengan syarat kualitas yang terjamin dan dapat bersaing di pasaran.

  5. Motivation (motivasi) Meningkatkan tingkat kesulitan dalam membawa kualitas produk ke pasaran telah memperbesar makna kontribusi setiap karyawan terhadap kualitas . Dengan dorongan motivasi yang kuat, setiap mental yang baik dan semangat kerja yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas produk yang di hasilkan.

  6. Material (bahan) Dikarenakan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli merencanakan dan memilih bahan yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan jenis bahan yang digunakan akan sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan

  7. Machine and Mechanization (mesin dan mekanisme) Penggunaan mesin berikut proses mekanisisasinya akan dapat mempengaruhi kualitas yang diharapkan. jenis mesin beserta perawatannya juga sangat berpengaruh proses mekanisasi turut mempengaruhi hasil produksi.

  8. Modern Information Method (metode informasi modern) Perkembangan teknologi informasi yang semakin modern telah menyebabkan adanya kemungkinan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan memanipulasi informasi secara modern, menganalisa, dan memanipulasi informasi secara modern. Metode pemrosesan data dan penerimaan informasi yang canggih ini dapat mempengaruhi perkembangan kualitas suatu produk yang dibuat, informasi melalui komputerisasi yang semakin cepat dan akurat dalam mengelola dan menganalisa data juga mendukung keberhasilan kualitas produk.

  9. Mounting Product Requirement (persyaratan proses produksi) Kemampuan yang pesat dalam proses perancangan faktor keamanan dan keandalan dalam persyaratan proses produksi sangat berpengaruh terhadap kualitas produk yang di hasilkan

  2.3 Tujuan Pengendalian Kualitas

  Pentingnya pengendalian kualitas dilaksanakan dalam kegiatan industri dengan tujuan :

  1. Menentukan standar di mana standar yang di tentukan meliputi ongkos hasil dan keandalan

  2. Menilai kesesuaian sifat-sifat produk yang dibuat dengan standar yang ditentukan.

  3. Mengambil tindakkan koreksi apabila diperlukan.

  4. Merencanakan perbaikan standar yaitu melakukan usaha terus menerus untuk memperbaiki standar unjuk kerja dan keandalan .

  2.4 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

  Dalam kegiatan industri pengendalian kualitas dapat dibedakan kedalam 3 kategori yaitu:

  1. Pengendalian bahan baku Pengendalian terhadap bahan baku yang akan digunakan agar bahan yang akan di proses terjamin kualitasnya.

  2. Pengendalian kualitas pada saat proses produksi Untuk mengetahui terjadinya perubahan kualitas bahan baku .

  3. Pengendalian mutu setelah proses produksi 4. untuk menyeleksi kualitas hasil produksi.

2.5 Proses Perencanaan Dan Pengendalian Kualitas.

  PEMAKAI / KONSUMEN

  • Menetapkan mutu yang diinginkan pemakai
  • Merevisi keinginan disesuaikan dengan kemampuan proses PEMASARAN
  • Menafsirkan keinginan pemakai / konsumen Interpretasi kenginan

    pemakai

    REKAYASA PROD>Membuat konsep desain
  • Memproduksi - Menyiapkan spesifikasi
  • Mengendalikan mutu

Gambar 2.1 Siklus Kualitas

2.6 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas Statistik .

  Ruang lingkup pengendalian kualitas statistik pada dasarnya mempunyai beberapa alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu : 1. Lembar Periksa ( Cheek Sheet ).

  Merupakan lembar pemeriksaan atau lembar pengumpulan data yang digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi masalah yang ada.

  Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi lembar periksa adalah sebagai berikut: Tujuan pengisian lembar periksa (Pengumpulan

   data) harus jelas apa yang hendak diketahui untuk dilakukan penelitian, sehingga dalam pemilihan data akan lebih terarah sesuai dengan tujuan . Lembar pengumpulan data harus sederhana

   bentuknya membuat kolom yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat diisi dengan mudah dan tepat. Lembar pengumpulan data mudah di mengerti,

   dalam pembuatannya harus benar dan mudah untuk di fahami baik oleh pengumpul data maupun oleh orang lain. Lembar pengumpulan data harus memberikan

   informasi yang diperlukan, maksudnya apakah data yang di dapat cukup lengkap sebagai landasan untuk bertindak, sehingga data yang dikumpulkan memberi manfaat seperti: Memahami situasi yang sebenarnya. - Menganalisa masalah yang ada. - Membantu dalam mengambil keputusan. -

Tabel 2.1 Contoh Lembar Periksa ( Cheek Shet)

  JUMLAH JUMLAH NO TANGGAL JUMLAH KERTAS DITOLAK DITERIMA

  1

  2

  3

  Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan.

  80

  60

  40

  20 Gambar 2.2 Bentuk Histogram

  3. Diagram Pareto Digram pareto adalah diagram balok yang di susun secara berjenjang mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas masalah yang dipecahkan

  Langkah-langkah diagram pareto :

  1. Menentukan item klasifikasi yang akan anda gunakan dalam grafik sebagai contoh, grafik dapat mendaftar item sesuai macam cacat, kerusakan, grup kerja, produk dan kehancuran. (bila cacat anda tidak dapat menyusun diagram pareto, ulangi lembaran pemeriksaan anda. Sehingga data anda akan di itemisasikan.

  2. Tetapkan periode waktu untuk digambarkan pada grafik anda dengan kata lain dari waktu apa mencakup ke waktu apa. Tidak terdapat batasan akan berpariasi sesuai dengan situasi. Hal yang penting untuk diingat adalah mencoba menetapkan periode yang sama untuk semua grafik yang berkaitan sehingga anda dapat membandingkan.

  3. Jumlah setiap item untuk periode yang anda tetapkan jumlah setiap item akan ditunjukan dengan balok panjang. Bila perlu dapat digunakan 100 % sebagai total dan menghitung jumlah persentase setiap item.

  4. Gambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik dan membatasi sumbu vertical dengan unit yang tepat (jumlah cacat dan persentase cacat).

  5. Dibawah sumbu horizontal, tulis item yang paling penting dan yang lainnya, sehingga item cacat utama ditunjukan pada grafik paling kiri.

  6. Gambar balok, tinggi balok akan menggambarkan nilai pada sumbu vertikal. Jagalah lebar balok agar dengan balok lainnya. Jika anda membuat jarak antar balok buatlah jarak yang seragam.

  7. Berikan judul pada grafik dan tulis dengan singkat sumber data grafik tersebut.

  Kegunaan diagram pareto

   dalam membuat perbaikan Menunjukan masalah utama, maksudnya

Dokumen yang terkait

Implementasi Pengendalian Proses Produksi dalam Upaya Mempertahankan Kualitas Produk Kertas Rokok pada PT Surya Zig Zag Kediri

0 4 18

Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Kertas Medium di PT Indah Kiat Pulp & Paper, Serang Mill

0 7 212

Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Kertas Medium di PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang Mill

1 15 10

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Industri Kertas Tissue : Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 11 Karawang

9 38 58

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKATKAN KUALITAS Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meningkatkatkan Kualitas Produk Pada Perusahaan PT. Batik Dan Liris Sukoharjo.

0 2 17

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN BARANG JADI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. FAJAR SURYA WISESA TBK.

9 19 38

Pengendalian Kualitas untuk Mengurangi Produk Cacat pada Proses Produksi di CV. Bentang Sagara.

1 0 17

Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Proses Produksi Di PD.Rahayu Mulya.

0 3 22

Penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis laporan keuangan : studi kasus pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, PT. Suparma Tbk, PT. Surabaya Agung Industri Tbk, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan PT. Indah Kiat Pulp & Kertas Tbk.

4 44 121

Penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis laporan keuangan : studi kasus pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, PT. Suparma Tbk, PT. Surabaya Agung Industri Tbk, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan PT. Indah Kiat Pulp & Kertas Tbk - USD Repositor

0 0 119