PENGARUH PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PPKN UNIVERSITA LAMPUNG TAHUN 2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA

PROGRAM STUDI PPKN UNIVERSITA LAMPUNG TAHUN 2013

Oleh Amelia Perdana

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pelaksanaan kuliah kerja nyata terhadap keterampilan sosial mahasiswa program studi PPKn Universitas Lampung Tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang berjumlah 80 responden. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara pengaruh kuliah kerja nyata terhadap keterampilan sosial, artinya semakin tinggi tingkat interaksi yang terjadi selama KKN akan mempengaruhi keterampilan sosial pada mahasiswa program studi PPKn Universitas Lampung Tahun 2013.


(2)

ABSTRACT

EFFECT OF COLLEGE WORK REALSOCIAL SKILLS TO STUDENTS STUDY PPKN

UNIVERSITA LAMPUNG IN 2013

By

Amelia Perdana

The purpose of this study was to clarify the effect of the implementation of the real work of the college students' social skills courses PPKn Lampung University in 2013. The method used in this research is descriptive method. This study is a population of 80 respondents. Data analysis using Chi Square.

The results showed that there is a significant relationship, and high categories of closeness between the effect of a real working class against social skills, meaning that the higher the level of interaction that occurs during the field work will affect social skills PPKn student of the University of Lampung in 2013.


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan pemandirian manusisa secara sistematis, agar dapat menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan serta siap menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Menjalani kehidupan secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan yang bijaksana sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelanggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat”.

Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan Pergutuan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, memadai dalam bidang masing-masing mampu melakukan penelitian, dan


(4)

bersedia mengabdikan diri kepada bangsa dan Negara. Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah airdiharapkan mampu memberi andil dalam pembangunan.

Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perkuliahan dan keharusan bagi setiap mahasiswa yang mengikuti kuliah minimal Strata Satu (S.I) pada lembaga Perguruan Tinggi, di Universitas Lampung sendiri Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah wajib yang mulai diterpakan lagi pada angkatan 2008.

Universitas Lampung menerapkan KKN Tematik, yang artinya setiap mahasiswa (peserta KKN) mengikuti KKN dengan tema yang telah ditentukan.Peserta KKN disebar kedaerah-daerah dengan tema yang disesuaikan dengan potensi daerah setempat demi kemajuan daerah tersebut. KKN Tematik Universitas Lampung lebih menekankan mahasiswa nya untuk dapat menggerakan masyarakat dalam menjalankan program-program yang disusun selama KKN tersebut berlangsung. Mahasiswa bukanlah sumber dana, mahasiswa melakukan kegiatan KKN hanyalah sebagai inovator dan fasilitator, ada kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat dalam melakukan program-program yang telah dirumuskan.

Kegiatan KKN pada dasarnya merupakan kegiatan interaksi sosial yang melibatkan berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita akan menjumpai berbagai bentuk interaksi sosial, yang secara garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu : (1) interaksi antar orang perorangan;


(5)

(2) interaksi antara orang dan kelompoknya, dan sebaliknya; dan (3) Interaksi antar kelompok (Gunawan, 2000:32).

Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata diharapkan dapat menjangkau tiga sasaran utama. Pertama, sebagai wahana pembelajaran bagi para mahasiswa (peserta KKN) untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperolehnya selama dalam perkuliahan, sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.Kedua, Kuliah Kerja Nyata dapat memberikan nilai tambah dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, Kuliah Kerja Nyata merupakan media untuk membangun kemitraan antara lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan dengan masyarakat, termasuk di dalamnya sebagai upaya untuk membangun citra sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang promosi perguruan tinggi yang bersangkutan.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman empiris kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-tengah masyarakat di luar kampus, dan secara langsung megajarkan kepada mahasiswa cara identifikasi masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Kuliah kerja nyata secara langsung akan menunjukan keterkaitan langsung antara dunia pendidikan dan upaya perwujudan kesejahteraan masyarakat.

Namun dalam prakteknya, tidak mustahil sasaran KKN di atas dapat melenceng dari harapan semula, sehingga setelah KKN berakhir, justru para mahasiswa (peserta KKN) tetap saja tidak memperoleh pembelajaran diri yang berarti. Begitu pula, kualitas kehidupan masyarakat di lokasi KKN tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.Bahkan, di mata masyarakat bisa saja citra perguruan tinggi malah


(6)

semakin merosot. Dengan demikian, penyelenggaraan KKN boleh dikatakan mengalami kegagalan atau tidak efektif.

Banyak faktor yang menyebabkan penyelenggaraan KKN menjadi tidak efektif, salah satunya adalah berkenaan dengan kemampuan para mahasiswa (peserta KKN) dalam berhubungan dan berkomunikasi antar peserta KKN dan dengan masyarakat setempat, lebih tepatnya adalah kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dengan orang lain, kemampuan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan orang lain disebut keterampilan sosial. Jika interaksi terbentuk dengan baik maka akan membentuk hubunganyang harmonis tetapi sebaliknya jika interaksi itu tidak terbentuk dengan baik akan terjadi konflik. Suatu konflik akan pecah apabila kepentingan-kepentingan yang saling brtentangan bertabrakan. Kepentingan-kepentingan dapat terselesaikan jika masyarakat bersedia untuk melepaskan kepentingan-kepentingan pribadi demi kesepakatan bersama. Untuk membangun hubungan (interaksi) dengan orang lain, maka diperlukan keterampilan sosial. Keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya yang meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, dapat menungkapkan setiap perasaaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian sesuai dengan situasi yang ada pada saat itu.

Hasil wawancara dengan seorang mahasiswa PPKn Universitas Lampung yang berinisial AF, banyak konflik yang terjadi dilapangan saat Kuliah Kerja Nyata berlangsung. Konflik ini biasanya terjadi antara mahasiswa dengan mahasiswa, bahkan juga konflik antara mahasiswa dengan masyarakat. Menurut AF, konflik yang terjadi menghambat jalannya program-program kerja yang mereka jalankan


(7)

karena kelompoknya terpecah. Seseorang yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan mampu menghindari konflik semacam ini, seandainya terjadi konflik maka orang tersebut akan dapat dengan cepat memberikan solusi atau jalan keluarnya.

Pada saat KKN mahasiswa dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk dapat mewujudkan program-program kerja yang akan dijalankannya. Ketika program kerja itu diajalankan tetapi tidak ada dukungan atau kerjasama dari masyarakat setempat, maka akan menjadi hal yang sia-sia. Maka diperlukan hubungan (interaksi) yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat setempat. Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat diperlukan yang namanya keterampilan sosial yaitu kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Mahasiswa dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal.

Berdasarkan uraian di atas didapat aspek-aspek apa saja yang akan diamati dalam menilai keterampilan sosial mahasiswa, seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini:


(8)

Tabel 1. Aspek-aspek yang Diamati Dalam Menilai Keterampilan Sosial Mahasiswa Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung

Sumber : Hasil Observasi

Data diatas adalah aspek-aspek dalam menilai keterampial sosial mahasiswa FKIP PPKn Universitas Lampung. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial seseorang yaitu keluarga, lingkungan, kepribadian, pergaulan, pendidikan dan lain-lain. Keterampilan sosial adalah suatu perilaku yang dapat dipelajari, salah satunya melalui pendidikan seperti Kuliah Kerja Nyata. Selama Kuliah Kerja Nyata berlangsung banyak orang-orang baru yang ditemui berarti banyak interaksi yang terjadi. Banyaknya interaksi ini bisa menjadi media mahasiswa untuk dapat belajar megenai keterampilan sosial. Keterampilan sosial merupakan suatu keterampilan yang sangat penting melihat mahasiswa FKIP PPKn adalah calon-calon pengajar yang nantinya akan menemui banyak karakter siswa yang berbeda-beda.

No Aspek Yang Diamati Ukuran

Tinggi Sedang Rendah 1.

2.

3.

Kemampuan berbicara atau berpendapat di depan umum

Kemampuan bekerja sama dengan orang lain

Kemampuan menye-lesaikan masalah dengan cepat


(9)

Berdasarkan uraian di atas timbul permasalahan dalam penelitian ini, apakah Kuliah Kerja Nyata berpengaruh terhadap keterampilan sosial mahasiswa.Untuk menanggapi masalah tersebut maka dilakukan sebuah penelitian dengan judul

“Pengaruh Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Terhadap Keterampilan Sosial

Mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Lampung Tahun 2013”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Interaksi yang terjadi pada saat Kuliah Kerja Nyata berlangsung 2. Pemahaman mahasiswa terhadap KKN.

3. Kegiatan KKN mahasiswa. 4. Keterampilan sosial mahasiswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah di atasperlu dibatasi masalah-masalah yang akan diteliti. Hal-hal tersebut adalah:

1. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa. 2. Keterampilan sosial mahasiswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai


(10)

Keterampilan Sosial Mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Lampung Tahun 2013”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pelaksanaan kuliah kerja nyata terhadap keterampilan sosial mahasiswa program studi PPKn Universitas Lampung Tahun 2013.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah.

1. Secara teoritis

Penelitian ini memperkaya konsep pengetahuan pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraankhususnya pada konsep-konsep tentang kuliah kerja nyata, dan keterampilan sosial.

2. Secara praktis

a. Memberikan masukan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pelaksanaan kuliah kerja nyata.

b. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kuliah kerja nyata dan keterampilan sosial.


(11)

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan dengan hak dan kewajiban dalam pembentukan diri warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap serta perilaku nyata dalam kehidupan bermasyarakat yang tertuang dalam konsep-konsep teori Kuliah Kerja nyata, dan keterampilan sosial.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kuliah kerja nyata terhadap keterampilan sosial.

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Lampung yang telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata tematik.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah dalam penelitian ini adalah Program Studi PPKn Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan sejak didikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi PPKn.


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Pengaruh

Pengaruh merupakan efek yang terjadi setelah dilakukannya proses penerimaan pesan sehingga terjadilah proses perubahan baik pengetahuan, pendapat, maupun sikap. Suatu pengaruh dikatakan berhasil apabila terjadi sebuah perubahan pada si penerima pesan seperti apa yang telah disampaikan dalam makna sebuah pesan.

Menurut Stuart dalam Hafied Cangara (2002:163) “pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima

sebelum dan sesudah menerima pesan”. Sedangkan menurut Hafied Cangara

(2002:163) “pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan”. Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator.Pengaruh dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku.

Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk


(13)

prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun diluar dirinya.

Perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. Antara perubahan sikap dan perilaku terdapat hubungan yang erat, sebab perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap. Tetapi dalam hal tertentu, bisa juga perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan sebelum dan setelah menerima pesan sehingga terjadi perubahan pada diri individu baik pengetahuan, sikap maupun perilaku.

2. Pengertian Kuliah Kerja Nyata

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bersifat khusus, karena dalam KKN darma pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat dipadukan kedalamnya dan melibatkan sejumlah mahasiswa dan sejumlah staf pengajar ditambah unsur masyarakat.

Fida (1997:1) menyatakan bahwa “KKN adalah salah satu bentuk kegiatan

pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh mahasiswannya di bawah bimbingan dosen dan pimpinan pemerintah daerah”.Pengertian pengabdian kepada masyarakat ialah pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi secara


(14)

ilmiah dan melembaga langsung kepada masyarakat untuk mensukseskan pembangunan dan pengembangan manusia pembangunan menuju tercapainya manusisa yang maju, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila, serta meningkatkan pelaksanaan misi dan fungsi Perguruan Tinggi.

Fida (1997:2) menjelaskan lebih lanjut bahwa “KKN dapat diartikan sebagai salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara pengabdian kepada masyarakat, pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan terutama oleh mahasiswa secara interdisipliner dan intrakulikuler dibawah bimbingan dosen dan masyarakat”.

Buku petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Universitas Lampung tahap II tahun 2012 menjelaskan bahwa pengertian “Kuliah Kerja Nyata adalah suatu kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat”. KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu teknologi, dilaksanakan diluar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa KKN adalah kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen dan masyarakat.

Tujuan KKN dinyatakan antara lain agar sarjana yang dihasilkan Perguruan Tinggi mampu menghayati dan menanggulangi masalah-masalah yang muncul dimasyarakat yang umumnya kompleks. Kemudahan didalam penanggulangan tersebut dilakukan secara pragmatis dan interdisipliner dan harus tercermin dalam


(15)

kegiatan-kegiatan mahasiswa pada saat melaksanakan program-program KKN didesa.

Secara Umum KKN mempunyai tujuan sebagai berikut:

a) Mahasiswa mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner; b) Mahasiswa dapat berfikir berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam upaya menumbuhkan, mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-kader pembangunan; c) Agar Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktur dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak dan permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan demikian tamatan Perguruan Tinggi secara relatif menjadi siap pakai dan terlatih dalam menanggulangi permasalahan pembangunan secara lebih pragmatis dan interdisipliner; d) Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan pemerintah daerah, instansi teknis dan masyarakat, sehingga Perguruan Tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan serta peneliiannya dengan tuntutan nyata dari masyarakat yang sedang membangun; e) Mempercepat proses peningkatan kemampuan sumber daya manusia sesuai dengan dinamika pembangunan; f) Mempercepat upaya pengembangan masyarakat ke arah terbinanya masyarakat dinamis yang siap melakukan perubahan-perubahan menuju perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai sosial yang berlaku; g) Mempercepat upay pembinaan institusi dan progesi masyarakat sesuai dengan perkembangannya dalam proses modernisasi; h) Perguruan tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang dapt berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang dilakukan dengan kebutuhan pembanguan masyarakat (Fida dkk, 1997:3).

Tujuan dari pelaksanaan KKN Tematik Universitas Lampung yang tertuang dalam buku petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Universitas Lampung tahap II tahun 2012 adalah“ a) Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa; b) Melaksanakan terapan IPTEKS secara teamwork dan interdisipliner; c) Menanamkan nilai kepribadian; d) Meningkatkan daya saing nasional; e) Menanamkan jiwa peneliti”.


(16)

3. Pengertian Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial merupakan bagian penting dari kemampuan hidup manusia. Tanpa memiliki keterampilan sosial manusia tidak dapat berinteraksi dengan orang lain yang ada dilingkungannya karena keterampilan sosial dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat. Menurut Indra Dermawan (2008:29) “keterampilan social (sociall skill) adalah kemampuan individu untuk membangun hubungan secara efektif dengan orang lain, mampu mempertahankan hubungan social tersebut dan mampu menangani konfli-konflik interpersonal secara efektif”.

Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Seseorang dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain.

Keterampilan sosial menurut Wikipedia (2007) adalah “keterampilan yang digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain sesuai peran dan struktur sosial yang ada”.

Menurut Sjamsuddin dan Maryani (2008:6) “keterampilan sosial adalah kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari, memilih dan mengelola informasi, mampu memecahkan hal-hal baru yang dapat memecahkan masalah sehari-hari, mampu memiliki keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai, dan mampu bekerjasama


(17)

dengan orang lain yang majemuk, mampu mentranformasikan kemampuan akademik dan beradapasi dengan perkembangan masyarakat”.

Menurut Mu’tadin dalam Sugeng Priyanto (2008:122)“keterampilan sosial adalah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya yang meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, memberi dan menerima kritik yang diberikan orang lain”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk dapat berineraksi dengan orang lain, berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian sesuai dengan situasi yang ada pada saat itu.

Keterampilan sosial bukanlah kemampuan yang dibawa sejak individu lahir tetapi diperoleh melalui proses belajar, baik belajar dari orang tua sebagai figur palingdekat dengan anak maupun belajar dengan teman sebaya dan lingkunganmasyarakat. Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Pandangan Zainun Mu’tadin dalam Sugeng Priyanto (2008:122) bahwa “kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan


(18)

dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dan sejenisnya”.

Hasil studi Davis dan Forstythe (Mu’tadin, 2002) terdapat delapanaspek yang

mempengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja, yaitu :

1. Keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Pembelajaran yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana anak akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home dimana anak tidak mendapatkan pembelajaran yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan keterampilan sosialnya.

2. Lingkungan

Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, perkarangan) dan lingkungan sosial (tetangga), lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga (keluarga primer dan sukender), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan maka sejak dini anak akan sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari saudara, orang tua, atau kakek dan nenek saja.


(19)

3. Kepribadian

Secara umum penampilan sering diidentikan dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu menggambarkan pribadi yang sebenarnya. Orang tua dalam hal ini berperan untuk memberikan penanaman nilai-nilai untuk menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.

4. Rekreasi

Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat terpenuhi.Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapatkan kesegaran baik fisik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai, bosan, monoton serta mendapatkan semangat baru.

5. Pergaulan dengan lawan jenis

Untuk mendapatkan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan remaja sebaiknya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-teman yang memiliki jenis kelamin yang sama.

6. Pendidikan

Pada dasarnya sekolah mengajarkan berbagai keterampilan kepada anak. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan-keterampilan sosial yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai teknik belajar sesuai dengan jenis pelajarannya.

7. Persahabatan dan solidaritas kelompok

Pada masa remaja peran kelompok dan teman-teman sangatlah besar. Biasanya remaja lebih mementingkan urusan kelompok dibandingkan


(20)

urusan dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan kelompoknya bertujuan positif. 8. Lapangan kerja

Keterampilan sosial untuk memilih lapangan kerja sebenarnya telah disiapkan sejak anak masuk sekolah dasar. Melalui berbagai pelajaran disekolah mereka telah mengenal berbagai lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas ada delapan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial yaitu keluarga, lingkungan, kepribadian, rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan, persahabatan dan solidaritas kelompok, lapangan kerja.

Johnson dan Johnson dalam Zainun, Mu’tadi (2002) mengemukakan enam hasil

penting dari memilikiketerampilan sosial, yaitu :

1. Perkembangan kepribadian dan identitas

Hasil pertama adalah perkembangan kepribadian dan identitas karena kebanyakan dari identitas masyarakat dibentuk dari hubungannya dengan orang lain. Sebagai hasil berinteraksi dengan orang lain, individu mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri. Individu yang rendah dalam keterampilan interpersonalnya dapat mengubah hubungan dengan orang lain dan cenderung untuk mengembangkan pandangan yang tidak akurat dan tidak tepat tentang dirinya.


(21)

Keterampilan sosial juga cenderung mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir, yang merupakan keterampilan umum yang dibutuhkan dalam dunia kerja nyata. Keterampilan yang paling penting, karena dapat digunakan untuk bayaran kerja yang lebih tinggi, mengajak orang lain untuk bekerja sama, memimpin orang lain, mengatasi situasi yang kompleks, dan menolong mengatasi permasalahan orang lain yang berhubungan dengan dunia kerja.

3. Meningkatkan kualitas hidup

Meningkatkan kualitas hidup adalah hasil positif lainnya dari keterampilan sosial karena setiap individu membutuhkan hubungan yang baik, dekat, dan intim dengan individu lainnya.

4. Meningkatkan Kesehatan Fisik

Hubungan yang baik dan saling mendukung akan mempengaruhi kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan hubungan yang berkualitas tinggi berhubungan dengan hidup yang panjang dan dapat pulih dengan cepat dari sakit.

5. Meningkatkan Kesehatan Psikologis

Penelitian menunjukkan bahwa kesehatan psikologis yang kuat dipengaruhi oleh hubungan positif dan dukungan dari orang lain. Ketidakmampuan mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang positif dengan orang lain dapat mengarah pada kecemasan, depresi, frustasi dan kesepian. Telah dibuktikan bahwa kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dapat mengurangi distress psikologis, yang menciptakan kebebasan, identitas diri, dan harga diri.


(22)

6. Kemampuan Mengatasi Stres

Hasil lain yang tidak kalah pentingnya dari memiliki keterampilan sosial adalah kemampuan mengatasi stres. Hubungan yang saling mendukung telah menunjukkan berkurangnya jumlah penderita stres dan mengurangi kecemasan. Hubungan yang baik dapat membantu individu dalam mengatasi stres dengan memberikan perhatian, informasi, dan umpan balik.

Berdasarkan penjelasan di atasa da enam arti penting keterampilan sosial yaitu perkembangan kepribadian dan identitas, mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir, meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kesehatan fisik, meningkatkan kesehatan psikologis, kemampuan mengatasi stres.

4. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa merupakan komunitas yang memiliki ciri-ciri tersendiri di dalam masyarakat. Sarlito Wirawan S (1987:46) menyatakan bahwa “Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya selalu dalam ikatannya dengan perguruan tinggi, seseorang disebut sebagai mahasiswa hanya bila ia belajar di salah satu perguruan tinggi. Tidak ada seorang pun yang dapat dinamakan mahasiswa kalau ia tidak terikat pada salah satu perguruan tinggi.

Menurut Peraturan Akademik Universitas Lampung yang dimaksud Mahasiswa

adalah “Peserta didik laki-laki atau perempuan yang terdaftar dan belajar di Unila

setelah lulus seleksi masuk yang diselenggarakan secara resmi oleh Universitas Lampung. (Unila, 2009:3).” Pendapat ini berarti bahwa mahasiswa yang


(23)

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seseorang yang diterima di lembaga pendidikan sebagai peserta didik yang belajar di suatu lingkungan pendidikan yaitu Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pengertian PPKn sendiri sebagaimana dirumuskan oleh Somantri (2001:299) “Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa berfikir kritis analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.

Berdasarkan pengertian tersebut, tersirat bahwa PPKn erat kaitannya dengan kehidupan sosial siswa sehari-hari mulai dari lingkup keluarga, masyarakat hingga bangsa dan negara. PPKn merupakan salah satu program pendidikan yang dirancang untuk membentuk siswa sebagai warga negara yang berkualitas dengan memiliki kecakapan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai dan siap diaplikasikan dalam kehidupan nyata berbangsa dan bernegara.

Adapun tujuan praktik PPKn ditiap sekolah , (Somantri, 2001:280) paling tidak harus diperinci dalam tujuan kulikuler yang meliputi:


(24)

b. Keterampilan intelektual, mulai dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks dan juga mulai dari penyelidikan sampai sampai kesimpulan yang sahih.

c. Sikap: nilai, kepekaan dan perasaan.

d. Keterampilan sosial: Tujuan umum PKn harus bisa dijabarkan dalam keterampilan sosial yaitu keterampilan yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk secara terampil dapat melakukan dan bersikap cerdas serta bersahabat dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Jelas dari tujuan prakti PPKn yang diungkapkan oleh Somantri bahwa keterampilan sosial itu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, karena PPKn erat kaitannya dengan kehidupan sosial siwa. Mahasiswa PPKn diharapkan dapat memiliki ketarampilan sosial, terlebih mereka adalah seorang calon guru yang nantinya akan menemui banyak karakter siswa yang berbeda-beda.

B. Kerangka Pikir

Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen dan masyarakat. Kuliah Kerja Nyata ini mengharuskan mahasiswa berinteraksi dengan orang lain, terutama masyarakat didesa tempat mereka tinggal. Kemampuan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan orang lain ini sering disebut denga keterampilan sosial. Keterampilan sosial adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari, banyak aspek yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial seseorang terutama aspek keluarga dan lingkungan.

Pada saat KKN mahasiswa diharuskan menyelesaikan program-program kerja yang sesuai dengan tema, dan program-program kerja tersebut akan sia-sia apabila tidak ada dukungan dan kerjasama dari masyrakat. Pada saat KKN inilah


(25)

mahasiswa dituntut untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik antar peserta KKN maupun dengan masyarakat.Untuk lebih jelas kerangka pikir dalam penelitian ini dijelaskan pada Bagan berikut ini.

Kuliah Kerja Nyata (X) 1. Interaksi

2. Teamwork

3. Nilai kepribadian yang ditanamkan

4. Jiwa peneliti

Keterampilan Sosial (Y) 1. Mampu berbicara/

mengungkapkan

pendapat didepan orang banyak

2. Mampu bekerja sama dengan orang lain 3. Mampu menemukan

penyelesaian masalah dengan cepat


(26)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, metodologi penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelitian ilmiah, di sini diperlukan suatu metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti sehingga memperoleh hasil yang akurat.

Menurut Mohammad Ali (1985:120) “metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi dengan analiasa pengolahan data, kemudian menarik kesimpulan dengan satu tujuan utama membuat suatu penggambaran tentang situasi dan keadaan yang ada”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena dalam penelitian ini mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang. Menurut penulis penggunaan metode deskriptif sangat tepat sebab sasaran kajian ini berupa pengaruh pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata terhadapa keterampilan sosial mahasiswa program studi PPKn Universitas Lampung.


(27)

B. Populasi

Populasi merupakan suatu komponen terpenting dalam penelitian, mengingat populasi akan menentukan validitas data dalam penelitian. Menurut Mohammad Ali (1984:54) “populasi adalah keselruhan objek penelitian, baik yang berupa manusia, benda, peristiwa, atau berbagai gejala yang terjadi, karena hal ini merupakan suatu variabel yang diperlukan dalam memecakan masalah atau menunjang keberhasilan dalam penelitian”.

Bertolak dari pendapat diatas, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi PPKn Jurusan IPS FKIP Universitas Lampung yaitu angkatan 2009.Jumlah mahasiswa angkatan 2009 adalah 88dan yang sudah mengikuti kuliah kerja nyata sebanyak 80 mahasiswa.

Suharsimi Arikunto (2008:104) mengatakan bahwa “apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”. Bertolak dari pendapat Suharsimi Arikunto maka penelitian ini merupakan penelitian populasi yang berjumlah 80 mahaiswa.

C. Variabel Penelitian

Didalam suatu variabel penelitian terkandung konsep yang dapat dilihat dan diukur. Variabel adalah suatu penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian (Suharsimi Arikunto, 1986:91).


(28)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi disebut dengan variabel X, yang menjadi variabel bebas dala penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi isebut dengan variabel Y, yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan sosial mahasiswa program studi PPKn Universitas Lampung.

D. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual variabel digunakan untuk menegaskan tentang masalah yang diteliti. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Amirin (2010:26) bahwa definisi konseptual variabel adalah penegasan serta penjelasan suatu konsep dengan menggunakan konsep-konsep (kata-kata) lagi, yang tidak harus menunjukan sisi-sisi (dimensi) pengukuran tanpa menunjukkan deskriptor dan indikatornya serta bagaimana cara untuk mengukurnya.

a. Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen dan masyarakat.

b. Keterampilan sosial adalah keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk dapat berineraksi dengan orang lain, berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian sesuai dengan situasi yang ada pada saat itu.


(29)

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk memahami objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka diperlukan pendefinisisan variabel secara operasional. Definisi operasional variabel adalah definisi yang memberikan gambaran cara mengukur suatu variabel dengan memberikan arti suatu kegiatan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Kuliah Kerja Nyata

Kuliah Kerja Nyata adalah suatu kegiatan intrakulikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kuliah Kerja Nyata diukur dengan indikator-indikator seperti interaksi, teamwork, nilai kepribadian yang ditanamkan dan jiwa peneliti.

b. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk dapat berineraksi dengan orang lain, berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian sesuai dengan situasi yang ada pada saat itu. Keterampilan sosial diukur dengan indikator-indikator seperti berani berbicara, berpendapat, mampu bekerjasama dengan orang lain dan cepat dalam menemukan penyelesaian suatu masalah.


(30)

F. Rencana Pengukuran Variabel

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, maka diperlukan alat ukur yang tepat. Rencana pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel dalam penelitian ini adalah Kuliah Kerja Nyata, diukur melalui angket berskala 3, adapun skor yang diberikan masing-masing adalah: a. Skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan harapan

b. Skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan c. Skor 1 untuk jawaban yang tiak sesuai dengan harapan

2) Keterampilan Sosial, diukur melalui angket berskala 3, dengan skor yang diberikan masing-masing adalah:

a. Skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan harapan b. Skor 2 untuk jawaban yang kuranf sesuai dengan harapan c. Skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melengkapi penelitian ini, maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil data yang lengkap yang nantinya akan mendukung keberhasilan penelitian ini. Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian ini, maka pengumpulan datanya akan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:


(31)

1. Teknik Pokok a. Angket

Teknik angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan maksud menjaring data dan informasi langsung dari responden yang bersangkutan. Sasaran angket adalah Mahasiswa-mahasiswi program studi PPKn FKIP Universitas Lampung angkatan 2009 yang telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata.

Setiap tes memiliki tiga alternatif jawaban dan masing-masing memiliki bobot atau skor yang berbeda-beda. Adapun skor yang diberikan dari masing-masing adalah:

a) Skor 3 untuk jawaban yang sesuai dengan harapan

b) Skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan c) Skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan

2. Teknik Penunjang a. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2002:206) mengemukakan bahwa “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”. Dalam penelitian ini jumlah data mahasiswa-mahasiswi diperoleh dari arsip-arsip Program Studi PPKn.


(32)

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden. Dalam prosesnya, penulis mengumpulkan data atau informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka secara langsung dengan informan sehingga informasi yang diperoleh lebih jelas. Adapun isi dari wawancara tersebut telah disiapkan oleh peneliti, sehingga wawancara ini bisa dikategorikan dengan wawancara tertutup.

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang kurang jelas dari hasil jawaban angket. Teknik wawancara ini juga digunakan untuk memperoleh data dasar dalam membuat pendahuluan, khususnya mengenai latar belakang masalah. Dengan wawancara dapat diketahui keadaan sebenarnya, permasalahan yang ada di tempat penelitian tersebut. Wawancara ini dilakukan dengan mahasiswa mahasiswi Program Studi PPKn.

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu tindakan yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suharsimi Arikunto (1986:136) bahwa “sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat diukur, apabila dapat diungkapkan data dari variabel yang hendak diteliti dengan tepat”. Dengan demikian untuk menentukan item soal dilakukan kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indikator yang dipakai (Suharsimi Arikunto, 2008:168).


(33)

Untuk uji validitas dilihat dari logical validity yaitu dengan mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing, berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan.

2. Uji Reliabilitas

Penelitian yang menggunakan uji coba angket, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu alat pengumpulan data yang harus diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini merupakan instrument yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrument tersebut sudah cukup baik sehingga mampu memngungkapkan data yang dapat terpercaya (Suharsimi Arikunto, 2008:170).

Untuk menguji apakah alat ukur bisa dipakai atau tidak, maka dapat diadakan uji coba angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden. b. Hasil uji coba dikelompokan dalam item ganjil dan item genap.

c. Kemudian hasil item ganjil dan item genap dikorelasikan ke dalam rumus product moment yaitu:

Keterangan:

rxy= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y xy= product dari gejala x dan y


(34)

N= jumlah populasi (Sutrisno Hadi, 1989:318)

d. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh quisioner digunakan rumus Sperman Brown:

Keterangan:

rxy = koefisien reabilitas seluruh tes

rgg= koefisien korelasi item ganjil dan genap (Sutrisno Hadi, 1989:37)

e. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut:

Antara 0,90 – 1,00 = reliabilitas tinggi Antara 0,50 – 0,89 = reliabilitas sedang Antara 0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2008:78)

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan mengidentifikasi data, menyeleksi, dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data dan kemudian menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut:


(35)

Keterangan: I = Interval

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori (Sutrisno Hadi, 1986:12)

b. Kemudian untuk mengelola dan menganalisis data, akan dilakukan teknik analisis data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:

Keterangan: X2= chi kuadrat

Oij = Banyaknya data yang diharapkan terjadi Eij= Banyaknya data hasil pengamatan

Untuk memberi interpretasi terhadap kuatnya pengaruh, maka digunakan pedoman koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah


(36)

0,60 – 0,799 = kuat 0,80- 1,000 = sangat kuat

c. Kemudian data diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi kontigensi sebagai berikut:

Keterangan:

C = Koefisien kontingensi X2= Chi Kuadrat

N = Sampel

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka C dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum. Harga C maksimum dengan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

M= Harga minimum antara banyaknya baris dan kolom dengan kriteria uji hubungan makin dekat dengan harga Cmaks makin besar derajat asosiasi antara faktor (Sutrisno Hadi, 1989:317).

Dengan demikian derajat keeratan hubungan dapat dilihat pada kriteria keeratan hubungan, sebagai berikut:

0,90 – 1,00 = hubungan sangat tinggi 0,50 – 0,89 = hubungan tinggi


(37)

0,21 – 0,20 = hubungan sedang


(38)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata terhadap keterampilan mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Lampung tahun 2013, dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa tingginya interaksi yang berlangsung selama Kuliah Kerja Nyata berlangsung menyebabkan keterampilan sosial Program Studi PPKn Universitas Lampung tahun 2013 semakin terampil.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran bahwa:

1. Kepada Universitas Lampung agar Kuliah Kerja Nyata ini tetap diterapkan mengingat pengaruhnya yang baik terhadap keterampilan sosial mahasiswa, khususnya mahasiwa keguruan yang nantinya akan menemui banyaknya karakter siswa yang berbeda-beda agar dapat mengasah keterampilan sosialnya lebih dalam lagi.


(39)

2. Kepada mahasiswa Program Studi PPKn agar dapat menjalankan Kuliah Kerja Nyata kedepannya lebih baik lagi, mematangkan program-program kerja yang akan dijalankan selama Kuliah Kerja Nyata tersebut berlangsung, dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat setempat.

3. Kepada Dosen Pembimbing lapangan agar dapat melakukan pengawasan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melaksanakan program-program kuliah kerja nyata dengan baik.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1986. Manajemen Penelitian.Jakarta: P2LPK.

..., Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Bumi Aksara.

Dermawan, Indra.2008. Kiat Jitu Taklukan Psikotes.Yogyakarta: Pustaka Widyatama .

Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Teknik Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Surakarta: UNS.

Mohammad Ali. 1985. Penelitin Kependidikan Prosedur dan strategi.Bandung: Angkasa.

Priyanto, Sugeng dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan SekolahMenengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4.Jakarta: Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional.

Sjamsuddin, H dan Maryani, E, 2008. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Makalah pada seminar nasional, makassar.

Unila. 2012. Petunjuk Tenknis dan Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Lampung Tahap II . Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

Keterangan: I = Interval

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori (Sutrisno Hadi, 1986:12)

b. Kemudian untuk mengelola dan menganalisis data, akan dilakukan teknik analisis data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:

Keterangan: X2= chi kuadrat

Oij = Banyaknya data yang diharapkan terjadi Eij= Banyaknya data hasil pengamatan

Untuk memberi interpretasi terhadap kuatnya pengaruh, maka digunakan pedoman koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah


(2)

0,60 – 0,799 = kuat 0,80- 1,000 = sangat kuat

c. Kemudian data diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi kontigensi sebagai berikut:

Keterangan:

C = Koefisien kontingensi X2= Chi Kuadrat

N = Sampel

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka C dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum. Harga C maksimum dengan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

M= Harga minimum antara banyaknya baris dan kolom dengan kriteria uji hubungan makin dekat dengan harga Cmaks makin besar derajat asosiasi antara faktor (Sutrisno Hadi, 1989:317).

Dengan demikian derajat keeratan hubungan dapat dilihat pada kriteria keeratan hubungan, sebagai berikut:


(3)

0,21 – 0,20 = hubungan sedang


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata terhadap keterampilan mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Lampung tahun 2013, dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa tingginya interaksi yang berlangsung selama Kuliah Kerja Nyata berlangsung menyebabkan keterampilan sosial Program Studi PPKn Universitas Lampung tahun 2013 semakin terampil.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran bahwa:

1. Kepada Universitas Lampung agar Kuliah Kerja Nyata ini tetap diterapkan mengingat pengaruhnya yang baik terhadap keterampilan sosial mahasiswa, khususnya mahasiwa keguruan yang nantinya akan menemui


(5)

2. Kepada mahasiswa Program Studi PPKn agar dapat menjalankan Kuliah Kerja Nyata kedepannya lebih baik lagi, mematangkan program-program kerja yang akan dijalankan selama Kuliah Kerja Nyata tersebut berlangsung, dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat setempat.

3. Kepada Dosen Pembimbing lapangan agar dapat melakukan pengawasan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melaksanakan program-program kuliah kerja nyata dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1986. Manajemen Penelitian.Jakarta: P2LPK.

..., Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Bumi Aksara.

Dermawan, Indra.2008. Kiat Jitu Taklukan Psikotes.Yogyakarta: Pustaka Widyatama .

Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1989. Metode Teknik Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Surakarta: UNS.

Mohammad Ali. 1985. Penelitin Kependidikan Prosedur dan strategi.Bandung: Angkasa.

Priyanto, Sugeng dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan SekolahMenengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4.Jakarta: Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional.

Sjamsuddin, H dan Maryani, E, 2008. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Makalah pada seminar nasional, makassar.

Unila. 2012. Petunjuk Tenknis dan Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Lampung Tahap II . Universitas Lampung. Bandar Lampung.