MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF PICTURE AND PICTUREPADA SISWA KELAS IV SDN 3 KETEGUHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

(2)

i ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF PICTURE

AND PICTUREPADA SISWA KELAS IV SDN 3 KETEGUHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH SULASMIARNI

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung pada mata pelajaran IPS dalam materi kenampakan alam menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah atau belum mencapai KKM yang ditetapkan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN 3 KeteguhanBandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 melalui model pembelajaran kooperatif Picture and Picture.Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung sebanyak 29 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru mengajar, sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari, maka digunakan soal pre tes dan post tes (evaluasi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 41%, dan pada siklus II 77%. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 60 dan pada siklus II meningkat menjadi 80. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.


(3)

(4)

(5)

(6)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian... 4

1.5 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Teori-Teori Belajar ... 7

2.1.Teori Belajar Behaviorisme ... 7

2.1.2 Teori Belajar Kognitivisme ... 8

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme ... 9

2.2 Pengertian Belajar ... 10

2.3 Aktivitas Belajar ... 11

2.4Hasil Belajar ... 13

2.5 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 14

2.5.1 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD ... 15

2.5.2 Tujuan Pembelajaran IPS di SD ... 15

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.7Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture ... 18


(7)

xi

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Setting Penelitian... 22

3.3 Prosedur Penelitian ... 22

3.4 Teknik Pengambilan Data ... 25

3.5 Teknik Analisis Data ... 27

3.6 Indikator Keberhasilan ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Prosedur Penelitian ... 29

1. Deskripsi Awal ... 29

2. Refleksi Awal ... 29

3. Persiapan Pembelajaran ... 29

4.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 30

1. Pelaksanaan Siklus I ... 30

a. Pertemuan 1 ... 30

b. Pertemuan 2 ... 31

2. Hasil Observasi Siklus I ... 32

a. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 32

b. Kinerja Guru Siklus I ... 34

c. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 38

d. Refleksi Siklus I ... 39

e. Saran Perbaikan untuk Siklus II ... 40

4.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 40

1. Perencanaan Siklus II ... 40

2. Pelaksanaan Siklus II ... 41

a. Pertemuan 1 ... 41

b. Pertemuan 2 ... 42

3. Hasil Observasi Siklus II ... 43

a. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 43

b. Kinerja Guru Siklus II ... 44

c. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 45

d. Refleksi Siklus II ... 46

4.4 Pembahasan ... 47

1. Aktivitas Siswa ... 47

2.Hasil Belajar ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Hal itu disebabkan banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi menciptakan lapangan kerja baru sebagai presentase penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Penyelenggara pendidikan dasar adalah dalam rangka menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter, kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang kuat dan memadai untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal sehingga memiliki keberhasilan dalam pendidikan lanjutan atau dalam kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, dinyatakan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi wagra negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(9)

Dalam kegiatan belajar mengajar, peran guru sangat penting untuk mengantarkan siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan. Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru berusaha agar kompetensi dasar yang ditentukan dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sehari-hari, peneliti menemukan masalah-masalah khususnya pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN 3 Keteguhan. Masalah-masalah tersebut seperti hasil belajar siswa rendah, guru masih menggunakan metode ceramah, siswa kurang aktif bertanya, siswa pasif dalam menjawab pertanyaan dari guru, siswa kurang aktif dalam membaca materi, kurangnya sarana atau alat peraga yang mendukung proses pembelajaran, guru jarang menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi. Hal ini menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Timur khususnya pada mata pelajaran IPS tentang kenampakan alam. Dari 29 siswa kelas IV hanya 15 siswa yang mencapai nilai KKM 65.

Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.Salah satu tindakan yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa khususnya pada materi kenampakan alam adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Picture and Picture.

Model pembelajaran koooperatif Picture and Picture merupakan suatu model belajar yang menggunakan gambar. Pembelajaran ini mengandalkan gambar


(10)

3

sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk kartu dalam ukuran besar. Model pembelajaran koooperatif Picture and Pictureadalah salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang berbeda-beda.Di mana model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan IPS yang dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru.Masalah-masalah dalam pembelajaran IPS dapat mereka pecahkan bersama teman dalam satu kelompoknya. Siswa yang lebih pandai dapat membantu siswa lain dalam memahami materi yang mereka terima. Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Picture and Picture diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi kenampakan alam, karena dengan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturemembantu guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dengan lebih mudah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa rendah. 2. Aktivitas belajar siswa rendah.

3. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. 4. Kurangnya sarana atau alat peraga yang mendukung proses pembelajaran 5. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif Picture and


(11)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi kenampakan alam?

2) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi kenampakan alam?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam skripsi iniadalah :

1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS dalam materi kenampakan alam melalui model pembelajaran kooperatif Picture and Picturepada siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar IPS dalam materi kenampakan alam

melalui model pembelajaran kooperatif Picture and Picturepada siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.


(12)

5

1.5.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan bagi khasanah Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan Pendidikan dalam pembelajaran IPS di jenjang sekolah dasar.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi siswa

a) Dapat memberikan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar IPS kepada siswa kelas IV SDN 3 KeteguhanBandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

b) Memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang disampaikan.

c) Menambah wawasan siswa tentang ilmu pengetahuan. d) Menambah daya tarik siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi guru

a) Agar guru memiliki kemampuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaan kooperatif Picture and Picture.

b) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pembelajaran dan hasil belajar IPS SD.


(13)

a) Memiliki tenaga pendidikan yang profesional dan sumber daya manusia yang berkualitas.

b) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya di SDN3 Keteguhan.

c) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

1) Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan mengerti langkah-langkah metode belajar dalam menyampaikan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Picture and Picture. 2) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran yang tidak membosankan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori-Teori Belajar

Dalam psikologipendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris: 2000). Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses pembelajaran. 2.1.1Teori Belajar Behaviorisme

Dalam Sarjanaku.Com Teori behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.


(15)

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2.1.2 Teori Belajar Kognitivisme

Dalam Sarjanaku.Com Teoribelajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.


(16)

9

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Dalam Sarjanaku.Com Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajarankonstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Dari ketiga teori tersebut, penelitian ini mengacu pada teori belajar behaviorisme yang menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar yang telah dilakukan.


(17)

2.2 Pengertian Belajar

Belajar pada dasarnya adalah mengulang, mengingat dan menghapal sesuatu agar dapat diketahui secara lebih mendalam yang didapat dari orang lain maupun atas usaha sendiri. Menurut M. Sobry Sutikno (2012:5)mengemukakan bahwa, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Jika kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak bisa disebut perubahan hasil belajar.Jadi, perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Sumiati (2009:38) “belajar adalah proses perubahan prilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya”. Jadi perubahan prilakunya adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.

Sejalan dengan hal di atas Ketut Sukardi (2003:15) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan bersifat temporer.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah proses belajar (learning process). Menurut


(18)

11

Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwapembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan seberapa baik tentang pembelajaran. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan tantangan yang dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam dunia kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak keberhasilan yang telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.Dalam belajar yang terpenting adalah bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

2.3 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai dengan yang sangat formal, dari bahan materi yang sangat sederhana sampai bahan materi yang sangat rumit. Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang alamiah sampai proses yang ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan/keaktifan”. W.J.S.


(19)

Poewadarminto (2011:234) menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan.

Menurut Sudirman (2009:67), Faktor yang mempengaruhi belajar pada pokoknya mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah :

1). Faktor indogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa sendiri. Faktor ini meliputi :

a) Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b) Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)

2). Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :

a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) menggolongkan aktivitas siswa dalam belajar sebagai berikut :

1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2) Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Listening Activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4) Writting Activities, seperti : menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5) Drawing Activities, seperti ; menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain dan berternak.

7) MentalActivities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.


(20)

13

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Aktivitas yang dimaksud antara lain mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting, berdiskusi dalam kelompok, keberanian untuk bertanya, mengajukan pendapat, memberikan kritik dan saran, serta mengerjakan latihan yang diberikan guru.

2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh siswa setelah siswa mengalami proses pembelajaran. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan.Di antara keduanya itu terdapat suatu interaksi. Kemampuan siswa didapat dari proses belajar mengajar. Namun para siswa juga harus mendapatkan hasil belajar melalui kreativitas mereka tanpa adanya intervensi dari orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu, hasil belajar yang dimaksud di sini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari pengajar (guru). Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana

(2004:22), “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa


(21)

Selanjutnya Sudjana mengemukakan ada tiga macam hasil belajar mengajar, yaitu:

1. Keterampilan dan kebiasaan 2. Pengetahuan dan pengarahan 3. Sikap dan cita-cita.

Sedangkan menurut Darmansyah (2006:13) hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat (dalam Zainal Abidin. 2004:1)

mengatakan bahwa “hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes

atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

2.5Pembelajaran Pendidikan IPSdi Sekolah Dasar

Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas kehidupan manusia.Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Aktivitas


(22)

15

manusia yang berkaitan dalam hubungan dan interaksinya dengan aspek keruangan atau geografis.Aktivitas manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam dimensi arus produksi, distribusi dan konsumsi. Selain itu dikaji pula bagaimana manusia membentuk seperangkat peraturan sosial dalam menjaga pola interaksi sosial antar manusia dan bagaimana cara manusia memperoleh dan mempertahankan suatu kekuasaan. Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial. (Sapriya, 2006).

2.5.1 Ruang Lingkup Pendidikan IPS di Sekolah Dasar

Menurut Arini (2011:2) ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan. 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan. 3. Sistem Sosial dan Budaya.

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

2.5.2 Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran IPS di SD dapat kita lihat di dalam KTSPSD. Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat


(23)

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Selain itu tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir dalam mencari informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan.Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat. (Sundawa, 2006).

2.6Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Model Pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.


(24)

17

Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja.Namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan, kerja dan tugas.Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antaranggota kelompok sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antaranggota kelompok selama kegiatan.

Menurut Lundgren (Sukarmin, 2002:2), Unsur-unsur dasar yangperlu ditanamkan pada diri siswa agar cooperative learning lebih efektifadalah sebagai berikut :

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam

atauberenang bersama”

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam,disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memilikitujuan yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab samabesarnya diantara anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akanikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperolehketerampilan bekerja sama selama belajar.


(25)

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individualmateri yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sementara itu, menurut Nur (2001:3) pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskanmateri belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,sedang dan rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu. 2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreativitas guru. Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai aktor di depan kelas, dan seolah-olah guru-lah sebagai satu-satunya sumber belajar.

Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan


(26)

19

alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2010:89).

2.7.1 Langkah – Langkah Model pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Pictureini menurut (Agus,2009;125) terdapat enam langkah yaitu:

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).

4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

5. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.

6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna,


(27)

menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisikl, maupun sosial.

2.7.2 Kelebihan Dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran picture and picture adalah :

Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture:

1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture:

1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.


(28)

21

2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3. baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

2.8Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan

kelas ini adalah “apabila di dalam mata pelajaran IPS di kelas IV SDN 3

Keteguhan guru menerapakan model pembelajaran kooperatif Picture andPicture dengan memperhatikan langkah-langkahnya secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2013/2014”.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan guru (Septa Kurnia: 2012). Ciri khas penelitian ini adalah masalah pembelajaran dan tindakan untuk memecahkan masalah ini.

1.2 Setting Penelitian 1) Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

2) Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Keteguhan. 3) Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. 3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom action research)


(30)

23

Siklus I

Siklus II

Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Arikunto : 2007) 1) Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

diterapkan dalam proses belajar mengajar. c) Menentukan skenario pembelajaran.

d) Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan. e) Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

f) Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan.

Perencanaan Pelaksanaan

Observasi Refleksi

Perencanaan

Observasi Refleksi

Pelaksanaan


(31)

g) Menyiapkan panduan observasi dan soal-soal tes. 2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menerapkan kegiatan pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam dengan model pembelajaran kooperatif Picture and Picture. Adapun urutan kegiatan sebagai berikut:

a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu apersepsi dan memberikan motivasi.

b) Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 siswa sehingga terbentuk kelompok belajar.

c) Guru memberikan penjelasan tentang kenampakan alam dengan menunjukkan beberapa gambar.

d) Memberi latihan kepada siswa tentang materi yang baru saja diberikan. e) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan.

f) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu: kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang telah diberikan ijin oleh kepala sekolah untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dengan memberi tanda checklist (√) pada instrument lembar observasi.


(32)

25

4) Refleksi terhadap tindakan

Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta refleksi ulang. Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari respon siswa.

1) Alat pengumpulan data a) Instrumen observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan instrumen lembar observasi seperti tersebut di atas. b) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada Sistem pemerintahan desa dan kecamatan.

2) Jenis data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. a) Data kuantitatif


(33)

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunakan rumus :

� =

Keterangan :

� : nilai rerata kelas

: jumlah semua nilai siswa : banyak siswa

(Arikunto, 2010:264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

� = � � 100 %

Analisis ini dilakukan pada saat refleksi.Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya.Hasil analisis juga dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat, Agip(2006:41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kriteria TingkatKeberhasilan Siswa Tingkat Keberhasilan Arti

>80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

>20 Sangat rendah


(34)

27

b) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas. Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan II. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

�� = 100

Keterangan :

NP : nilai yang dicari atau diharapkan

R : �� �

Sm : � ℎ �� 100 : bilangan tetap 3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil kegiatan pembelajaran.Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah:

a) Mengambil semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus:

= 1

b) Menganalisis data hasil belajar IPS dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik


(35)

c) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, siklus II.

3.6 Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah apabila aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi kenampakan alam telah menunjukan peningkatan pada setiap siklusnya.Peneliti menggunakan model pembelajaran tipe Picture and Picture ini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria ketuntasan minimal) 65.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung terhadap mata pelajaran IPS dalam materi kenampakan alam pada dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam pembelajaran IPS dalam materi kenampakan alamdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 3 KeteguhanBandar Lampung. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan disetiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 41% menjadi 77%.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam pembelajaran IPS dalam materi kenampakan alamdapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 3 KeteguhanBandar Lampung. Hal ini sesuai pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I sebesar


(37)

70 meningkat menjadi 80 pada siklus II.Sedangkan ketuntasan belajar meningkat 52% di siklus I menjadi 86% di siklus II.

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis akan membentuk budaya senang belajar.

2. Kepada guru, untuk senantiasa menerapkan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam proses pembelajaran, karena dengan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturesiswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran karena dapat menciptakan komunitas belajar (learning comunity) yang pada akhirnya menciptakan kebiasan belajar secara kontinyu.

3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktivitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para pendidik.

4. Kepada peneliti lanjutan, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan semangat dalam melakukan penelitian, serta dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam melakukan penelitian


(38)

58 serupa. Agar model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedapat lebih dikenal, dipahami dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Zainal. 2004., Evaluasi Pengajaran.UNP. Padang.

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Arini. 2011. http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-pendidikan-ips-sdmi/

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tidakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta. Darmansyah. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Padang.

Depdiknas. 2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Hamdani. 2010.http://www.sarjanaku.com/2011/03/micture and picture.html Illeris. 2000. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar.

Istarani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Media Persada.Medan.

Nasution. 2009. http://www.duasatu.web.id/2012/07/pengertian-aktivitas-belajar-menurut-para.html

Nur. 2001. http://www.sarjanaku.com/2011/03/ciri-ciri pembelajaran-kooperatif. html

Nurkencana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Jakarta.

Poewadarminto. 2011.http://www.bukuhalus.com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html

Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI PRESS. Bandung.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(40)

Septa Kurnia. 2012.http://www.sekolahdasar.net/2012/07/kumpulan-judul-ptk-ips-sd.html#ixzz2AUw7NQ6U

Sudirman. 2012. http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/08/ aktivitas-belajar.html

Sudjana. 2004.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Remaja Rosdikarya. Bandung.

Sukardi Ketut. 2003.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Usaha Nasional. Surabaya.

Sukarmin. 2002. Kooperatif Learning.Usaha Nasional. Surabaya. Sumiati, & Asra. 2009.Metode Pembelajaran.Wacana Prima, Bandung.

Sundawa, D. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS.Bandung:


(1)

28

c) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, siklus II.

3.6 Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah apabila aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi kenampakan alam telah menunjukan peningkatan pada setiap siklusnya.Peneliti menggunakan model pembelajaran tipe Picture and Picture ini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria ketuntasan minimal) 65.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 3 Keteguhan Bandar Lampung terhadap mata pelajaran IPS dalam materi kenampakan alam pada dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam pembelajaran IPS dalam materi kenampakan alamdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 3 KeteguhanBandar Lampung. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan disetiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 41% menjadi 77%.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam pembelajaran IPS dalam materi kenampakan alamdapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 3 KeteguhanBandar Lampung. Hal ini sesuai pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I sebesar


(3)

57 70 meningkat menjadi 80 pada siklus II.Sedangkan ketuntasan belajar meningkat 52% di siklus I menjadi 86% di siklus II.

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis akan membentuk budaya senang belajar.

2. Kepada guru, untuk senantiasa menerapkan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam proses pembelajaran, karena dengan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturesiswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran karena dapat menciptakan komunitas belajar (learning comunity) yang pada akhirnya menciptakan kebiasan belajar secara kontinyu.

3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktivitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para pendidik.

4. Kepada peneliti lanjutan, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan semangat dalam melakukan penelitian, serta dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedalam melakukan penelitian


(4)

58 serupa. Agar model pembelajaran kooperatif Picture and Picturedapat lebih dikenal, dipahami dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Zainal. 2004., Evaluasi Pengajaran.UNP. Padang.

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Arini. 2011. http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/ tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-pendidikan-ips-sdmi/

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tidakan Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta. Darmansyah. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Padang.

Depdiknas. 2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Hamdani. 2010.http://www.sarjanaku.com/2011/03/micture and picture.html Illeris. 2000. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar.

Istarani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan

Model Pembelajaran). Media Persada.Medan.

Nasution. 2009. http://www.duasatu.web.id/2012/07/pengertian-aktivitas-belajar-menurut-para.html

Nur. 2001. http://www.sarjanaku.com/2011/03/ciri-ciri pembelajaran-kooperatif. html

Nurkencana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Jakarta.

Poewadarminto. 2011.http://www.bukuhalus.com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html

Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI PRESS. Bandung.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(6)

Septa Kurnia. 2012.http://www.sekolahdasar.net /2012/07/kumpulan-judul-ptk-ips-sd.html#ixzz2AUw7NQ6U

Sudirman. 2012. http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/08/ aktivitas-belajar.html

Sudjana. 2004.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Remaja Rosdikarya. Bandung.

Sukardi Ketut. 2003.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Usaha Nasional. Surabaya.

Sukarmin. 2002. Kooperatif Learning.Usaha Nasional. Surabaya. Sumiati, & Asra. 2009.Metode Pembelajaran.Wacana Prima, Bandung.

Sundawa, D. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS.Bandung:


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 22 37

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 42

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF PICTURE AND PICTUREPADA SISWA KELAS IV SDN 3 KETEGUHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PALAPA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE JIGSAWPADA SISWAKELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 22 91

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG 2013/2014

2 39 74

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 39

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 2 81

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOHETHER (NHT)PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 103