MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

(2)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2

GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2013/2014 Oleh SAODAH

Permasalahan penelitian diawali dari rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 11 siswa (30,5%) dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika siswa kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 melalui media gambar.

Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data menggunakanlembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru.Pengumpulan data hasil belajar siswa diperoleh melalui soal pre tes dan post tes (evaluasi). Data dianalisis menggunakan teknik presentase dengan membandingkan standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 54,50% dan pada siklus II 83,33%. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 75dan pada siklus II meningkat menjadi 85. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum tercapai yaitu 57% dan pada siklus II sudah tercapai dan meningkat menjadi 82%. Dengan demikian, penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 2 Gulak GalikBandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pendekatan Scientifik... 6

2.2 Belajar dan Pembelajaran ... 7

2.2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 7

2.2.2 Aktivitas Belajar ... 9

2.2.3 Hasil Belajar ... 10

2.3Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 12

2.3.1 Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 13

2.3.2 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 14

2.4Media ... 14

2.4.1 Macam-Macam Media ... 15

2.4.2 Media Gambar ... 17

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar ... 19

2.5Hipotesis Tindakan ... 19

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 20

3.1Jenis Penelitian ... 20

3.2Setting Penelitian ... 20

3.3Prosedur Penelitian ... 21

3.4Teknik Pengambilan Data ... 23

3.5Teknik Analisis Data ... 26

3.6Indikator Keberhasilan ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1Hasil Penelitian ... 28

1. Siklus I ... 28

a. Perencanaan ... 28

b. Pelaksanaan ... 28

c. Observasi ... 30


(7)

c. Observasi ... 36

d. Refleksi ... 39

4.3 Pembahasan... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal, proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di


(9)

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Gulak Galik Bandar Lampung kelas IV, memperlihatkan hasil belajar IPA masih rendah terutama untuk materi rangka manusia. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas masih konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah, siswa jarang diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok dan melakukan pengamatan tentang materi yang diajarkan, serta guru jarang menggunakan gambar-gambar yang menarik untuk memudahkan siswa memahami materi yang sampaikan. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Gulak GalikBandar Lampung pada materi rangka manusia yaitu hanya 11 siswa dari 36 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau 30,5%. Berarti 25 siswa atau 69,5% yang belum mencapai KKM dimana KKM yang ditetapkan adalah 62. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.Salah satu tindakan yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada materi rangka manusia adalah dengan menggunakan media gambar. Media gambar adalah media yang berupa gambar-gambar menarik yang ada


(10)

kaitannya dengan isi atau bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, (Hernawan, dkk, 2007:24).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:

1) Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dalam pembelajaran IPA.

2) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok.

3) Guru jarang menggunakan media gambar untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi rangka manusia?

2) Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi rangka manusia?


(11)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA pada materi rangka manusia dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

2) Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi rangka manusia dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

1.5Manfaat Penelitian 1) Bagi siswa

a) Dapat meningkatkan hasil belajar IPA kepada siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung..

b) Meningkatkan proses belajar IPA dengan tidak hanya banyak mencatat tetapi lebih ke pemahaman konsep-konsep.

c) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan siswa dalam memahami materi.

2) Bagi guru

a) Sebagai informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas, menambah pengetahuan guru serta mengembangkan kemampuan guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional.


(12)

b) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil belajar IPA.

3) Bagi SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung

a) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

b) Meningkatkan Standar Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran IPA kelas IV.

c) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4) Bagi Peneliti

a) Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan mengerti langkah-langkah metode belajar dalam menyampaikan pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar.

b) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran yang tidak membosankan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Scientifik

Pendekatan saintifik (scientific)disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.

Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode


(14)

pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persensetelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

2.2. Belajar dan Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.


(15)

Menurut M. Sobry Sutikno (2010:5)mengemukakan bahwa, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Jika kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak bisa disebut perubahan hasil belajar.Jadi, perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.Menurut Sumiati (2009:38) dalam bukunya Metode Pembelajaran“belajar adalah proses perubahan prilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya”. Jadi perubahan prilakunya adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Sejalan dengan hal di atas Ketut Sukardi (2003:15 ) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan bersifat temporer.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran. Menurut Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwapembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan seberapa baik tentang pembelajaran. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan tantangan yang dihadapi oleh setiap orang


(16)

yang berkecimpung dalam dunia kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak keberhasilan yang telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.Dalam belajar yang terpenting adalah bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

2.2.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai dengan yang sangat formal, dari bahan materi yang sangat sederhana sampai bahan materi yang sangat rumit. Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang alamiah sampai proses yang ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan/keaktifan”. W.J.S. Poewadarminto (2010:234) menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution (2008:15) menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.

Menurut Sudirman (2008:13), Faktor yang mempengaruhi belajar pada pokoknya mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah :


(17)

1). Faktor indogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa sendiri. Faktor ini meliputi :

a) Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b) Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)

2). Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :

a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) menggolongkan aktivitas siswa dalam belajar sebagai berikut :

1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik

dan pidato.

4) Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5) Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain dan berternak.

7) Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.


(18)

2.2.3 Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan.Di antara keduanya itu terdapat suatu interaksi. Kemampuan siswa didapat dari proses belajar mengajar. Namun para siswa juga harus mendapatkan hasil belajar melalui kreativitas mereka tanpa adanya intervensi dari orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu, hasil belajar yang dimaksud di sini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari pengajar (guru). Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2004:22), “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Selanjutnya Sudjana mengemukakan ada tiga macam hasil belajar mengajar, yaitu:

1. Keterampilan dan kebiasaan 2. Pengetahuan dan pengarahan 3. Sikap dan cita-cita.

Sedangkan menurut Darmansyah (2006:13) hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Cece Rahmat (dalam Zainal Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan


(19)

tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang diberikan.

Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap (dalam Abidin 2004:2) yaitu : a) Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa

setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b) Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

c) Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan, atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

d) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.

e) Untuk keprluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten.

f) Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran serta kemampuan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998:18). IPA berhubungan dengan


(20)

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007:39). IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi alam (Iskandar, 2001:2).IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002:7).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

2.3.1 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Pelaksanaan pembelajaran IPA juga dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia.Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(21)

(KTSP). Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah :

a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNYA.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

2.3.2 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek, yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam kurikulum KTSP adalah :

a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan gas. c) Energi dan perubahannya, meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semestra, meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.


(22)

Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan.Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

2.4Media

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantuproses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat


(23)

menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.

2.4.1 Macam-Macam Media

Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Menurut Aswan (2013:3),media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Media yang digunakan dalam pembelajaran beraneka ragam. Seseorang guru harus dapat memilih salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan atau pemilihan media harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Menurut (Djamarah, 2002:140) menggolongkan media pembelajaran menjadi tiga yaitu:

1. Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder.

2. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan.

3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

Selanjutnya (Arif Sadiman, 2008:28) membagi media pembelajaran menjadi 3 golongan kelompok besar :


(24)

1. Media Grafis termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe.

2. Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat perekam piata magnetik, piringan laboratorium bahasa.

3. Media Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparan, film, televisi, video.

Berdasarkan pendapat di atas, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Media Audio

Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).

2. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft ware) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.


(25)

3. Media Audio-Visual

Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

2.4.2 Media Gambar

Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual.Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks.Media gambar dapat menyuguhkan pembelajaran yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan.Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya.

Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.” Menurut Arief Sadiman, Dkk (2008: 28-29): Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke


(26)

penerima pesan.Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Menurut Basuki dan Farida (2001: 42), mengemukakan kelebihan dan kelemahan media gambar, yaitu:

Kelebihan media gambar: 1. Umumnya murah harganya. 2. Mudah didapat.

3. Mudah digunakan.

4. Dapat memperjelas suatu masalah. 5. Lebih realistis.

6. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan.

Kelemahan media gambar :


(27)

2. Ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar.

3. Memerlukan ketersediaan sumber ketrampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya.

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan hipotesis penelitian tindakan kelas adalah jika pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menggunakan media gambar dengan langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan satu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Menurut Kurnia Septa (2012:dalam Sekolah Dasar.net) PTK adalah penelitian ilmiah didasarkan pada adanya masalah pembelajaran dan tindakan perbaikan untuk memecahkan masalah dalam kelas yang diajar. Dengan membuat PTK akan mampu menciptakan formula untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa. Dengan demikian pendidikan akan lebih baik.

3.2 Setting Penelitian 1) Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 17siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

2) Lokasi penelitian


(29)

3) Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)

Perencanaan Pelaksanaan

Siklus I

Refleksi Observasi

Siklus II

Perencanaan Pelaksanaan

Refleksi Observasi

dan seterusnya

Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Arikunto : 2007) 1) Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

diterapkan dalam proses belajar mengajar c) Menentukan skenario pembelajaran


(30)

e) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)

f) Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan

g) Menyiapkan panduan observasi dan soal-soal tes.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menerapkan kegiatan pembelajaran IPA pada materi menggolongkan hewan dengan media gambar. Adapun urutan kegiatan sebagai berikut:

a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu apersepsi dan memberikan motivasi

b) Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa untuk tiap kelompok.

c) Guru memberikan penjelasan tentang materi menggolongkan hewan. d) Guru menjelaskan materi menggolongkan hewan mengunakan gambar

rangka manusia yang ditempel di papan tulis.

e) Masing-masing kelompok mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang materi dan menjawab tugas yang diberikan guru secara berkelompok.

f) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. g) Masing-masing siswa menjawab soal evaluasi secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan media gambar.


(31)

i) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu: kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang telah diberikan ijin oleh kepala sekolah untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dengan memberi tanda checklist (√) pada instrument lembar observasi.

4) Refleksi terhadap tindakan

Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta refleksi ulang. Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

3.4 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari respon siswa.


(32)

1) Alat pengumpulan data a) Instrumen observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan instrumen lembar observasi.

b) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi menggolongkan hewan.

2) Jenis data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. a) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunakan rumus :

=

Keterangan : : nilai rerata kelas

: jumlah semua nilai siswa : banyak siswa


(33)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

= 100 %

Analisis ini dilakukan pada saat refleksi.Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya.Hasil analisis juga dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat, Agip(2006:41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kriteria TingkatKeberhasilan Siswa

Tingkat Keberhasilan Arti

>80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

>20 Sangat rendah

Sumber: Agip, 2006:41) b) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktifitas. Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan II. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :


(34)

= 100

Keterangan :

NP : nilai yang dicari atau diharapkan

R :

Sm :

100 : bilangan tetap

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil kegiatan pembelajaran.Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah:

1) Mengambil semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus:

1

=

2) Menganalisis data hasil belajar IPA dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

3) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, siklus II.


(35)

3.6 Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah apabila aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi rangka manusia telah menunjukan peningkatan pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan media gambar ini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria ketuntasan minimal) 62.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung pada mata pelajaran IPA dalam materi menggolongkan hewan dapat disimpulkan:

1. Penerapan pembelajaran menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA pada materi menggolongkan hewan ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV. Siklus pertama rata-rata aktivitas siswa mencapai 54,50% dan pada siklus kedua mencapai 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa antara siklus satu dan siklus kedua.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA pada materi menggolongkan hewan dapat meningkatkan hasil belajar yaitu pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 75 dan pada siklus II 85.

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis akan membentuk budaya senang belajar.


(37)

2. Kepada guru, sebaiknya menerapkan pembelajaran menggunakan alat peraga gambar dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media gambar siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran.

3. Kepada Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran menggunakan alat peraga gambar agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktifitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja guru.

4. Kepada peneliti lanjutan, penelitian ini mengkaji penggunaan media gambar pada mata pelajaran IPA. Untuk itu direkomendasikan kepada peneliti lanjutan untuk mengkaji penerapan alat peraga gambar pada materi dan mata pelajaran lainnya.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 1998. Hakikat Pembelajaran IPA.http://cumanulisaja.blogspot.com/ 2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html.

Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran. UNP. Padang.

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.

Arief Sadiman, Dkk. 2002. Pengertian Media Gambar.http://ian43.wordpress .com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Aswan. 2013. Macam-Macam Media Gambar. www.//imansantoso73.wordpress. com/2013/05/10/macam-macam-media-pembelajaran/

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tidakan Kelas.:Universitas Terbuka. Jakarta. Basuki dan Farida. 2001. Kelebihan Media Gambar. http://ian43.wordpress.com

/tag/kelebihan-media-gambar/

Briggs. 1977. Pengertian Median Pembelajaran. www.belajarpsikologi.com/ pengertian-media-pembelajaran/

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Hernawan, Zaman, Riyana. 2007. Media Pembelajaran Sekolah dasar. Bandung. UPI.

Iskandar. 2001. Hakikat Pembelajaran IPAhttp://cumanulisaja.blogspot.com/ 2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Pengertian Media

Gambar.http://ian43.wordpress

.com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/

Nasution. 2008. Pengertian Aktivitas Belajarhttp://www.duasatu.web.id/2012 /07/pengertian-aktivitas-belajar-menurut-para.html

Oemar Hamalik.1986. Pengertian Media Gambar.http://ian43.wordpress. com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/


(39)

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Septa Kurnia. 2012. Jenis Penelitian. http://www.sekolahdasar.net/2012/07/ kumpulan-judul-ptk-IPA-sd.html

Sri Sulistyorini. 2007. Hakikat Pembelajaran IPAhttp://cumanulisaja.blogspot. com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

Sudirman. 2008. Aktivitas Belajar. http://makalahpendidikansudirman. blogspot.com/2012/08/ aktivitas-belajar.html

Sudjana. 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdikarya, Bandung

Sukardi Ketut. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Usaha Nasional. Surabaya.

Sumiati, & Asra. 2009. Metode Pembelajaran.Wacana Prima. Bandung. Sutikno, Sobry M. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung Suyitno. 2002. Hakikat Pembelajaran IPAhttp://cumanulisaja.blogspot.

com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

W.J.S. Poewadarminto. 2011. Definisi Aktivitas Belajar http://www.bukuhalus. com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html


(1)

= 100

Keterangan :

NP : nilai yang dicari atau diharapkan

R :

Sm :

100 : bilangan tetap

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil kegiatan pembelajaran.Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah:

1) Mengambil semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus:

1 =

2) Menganalisis data hasil belajar IPA dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

3) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, siklus II.


(2)

28

3.6 Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah apabila aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi rangka manusia telah menunjukan peningkatan pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan media gambar ini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria ketuntasan minimal) 62.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung pada mata pelajaran IPA dalam materi menggolongkan hewan dapat disimpulkan:

1. Penerapan pembelajaran menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA pada materi menggolongkan hewan ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV. Siklus pertama rata-rata aktivitas siswa mencapai 54,50% dan pada siklus kedua mencapai 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa antara siklus satu dan siklus kedua.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA pada materi menggolongkan hewan dapat meningkatkan hasil belajar yaitu pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 75 dan pada siklus II 85.

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis akan membentuk budaya senang belajar.


(4)

49

2. Kepada guru, sebaiknya menerapkan pembelajaran menggunakan alat peraga gambar dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media gambar siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran.

3. Kepada Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran menggunakan alat peraga gambar agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktifitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja guru.

4. Kepada peneliti lanjutan, penelitian ini mengkaji penggunaan media gambar pada mata pelajaran IPA. Untuk itu direkomendasikan kepada peneliti lanjutan untuk mengkaji penerapan alat peraga gambar pada materi dan mata pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 1998. Hakikat Pembelajaran IPA.http://cumanulisaja.blogspot.com/ 2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html.

Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran. UNP. Padang.

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.

Arief Sadiman, Dkk. 2002. Pengertian Media Gambar.http://ian43.wordpress .com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Aswan. 2013. Macam-Macam Media Gambar. www.//imansantoso73.wordpress. com/2013/05/10/macam-macam-media-pembelajaran/

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tidakan Kelas.:Universitas Terbuka. Jakarta. Basuki dan Farida. 2001. Kelebihan Media Gambar. http://ian43.wordpress.com

/tag/kelebihan-media-gambar/

Briggs. 1977. Pengertian Median Pembelajaran. www.belajarpsikologi.com/ pengertian-media-pembelajaran/

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Hernawan, Zaman, Riyana. 2007. Media Pembelajaran Sekolah dasar. Bandung. UPI.

Iskandar. 2001. Hakikat Pembelajaran IPAhttp://cumanulisaja.blogspot.com/ 2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Pengertian Media Gambar.http://ian43.wordpress .com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/

Nasution. 2008. Pengertian Aktivitas Belajarhttp://www.duasatu.web.id/2012 /07/pengertian-aktivitas-belajar-menurut-para.html

Oemar Hamalik.1986. Pengertian Media Gambar.http://ian43.wordpress. com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/


(6)

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Septa Kurnia. 2012. Jenis Penelitian. http://www.sekolahdasar.net/2012/07/

kumpulan-judul-ptk-IPA-sd.html

Sri Sulistyorini. 2007. Hakikat Pembelajaran IPAhttp://cumanulisaja.blogspot. com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

Sudirman. 2008. Aktivitas Belajar. http://makalahpendidikansudirman. blogspot.com/2012/08/ aktivitas-belajar.html

Sudjana. 2004, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdikarya, Bandung

Sukardi Ketut. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Usaha Nasional. Surabaya.

Sumiati, & Asra. 2009. Metode Pembelajaran.Wacana Prima. Bandung. Sutikno, Sobry M. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung Suyitno. 2002. Hakikat Pembelajaran IPAhttp://cumanulisaja.blogspot.

com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html

W.J.S. Poewadarminto. 2011. Definisi Aktivitas Belajar http://www.bukuhalus. com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 3 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 3 NEGARARATU KECAMATAN NATAR

0 16 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 22 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 43

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBARPADA SISWAKELAS IV A SDN 2 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 36

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 42

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN 2 GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 25 87

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 39

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 TALANG, TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 2 90