MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOHETHER (NHT)PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOHETHER (NHT)PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

YAYUK RULIYAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

1

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOHETHER (NHT)PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

YAYUK RULIYAH

Aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD N 2 Kupang Teba masih rendah maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 2 Kupang Teba Bandar Lampung menggunakan model cooperative learning type Numbered Heads Together

(NHT).

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar, alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes, dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi, hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil ini didukung oleh peningkatan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I hanya 50,32% (sedang) dan pada siklus II naik menjadi 80,13% (sangat tinggi). Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai belajar siswa sebesar 24% dari siklus I ke siklus II.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN i

SAMPUL DALAM ii

ABSTRAK iii

HALAMAN PERSETUJUAN iv

HALAMAN PENGESAHAN v

PERNYATAAN vi

RIWAYAT HIDUP vii

PERSEMBAHAN viii

MOTO ix

KATA PENGANTAR xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Rumusan Masalah 8

1.4 Tujuan Penelitian 9

1.5 Manfaat Penelitian 9 II. KAJIAN TEORI


(7)

2.1.2 Jenis-Jenis 11

2.1.3 Aktivitas Belajar 11

2.1.4 Hasil Belajar 15

2.2 Pendekatan Cooperatif Learning 17

2.2.1 Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif 19

2.2.2 Model Pembelajaran Numbered Heads Together 20

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Numbered Heads Together 22

2.3 Pembalajaran Matematika 23

2.3.1 Pengertian Pembelajarn Matematika 23

2.3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Matematika kelas IV 24

2.3.3 Pengorganisasian Pembelajaran Matematika ... ... .. . 25

2.4 Hipotesis Tindakan 26

2.5 Kerangka Pikir Penelitian 27

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 28

3.2 Seting Penelitian 29

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data 30

3.4 Alat Pengumpulan Data. 30

3.5 Tekhnik Analisis Data 31

3.6 Indikator Keberhasilan 34

3.7 Langkah-langkah PTK 34

IV. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Prosedur Penelitian 42

4.1.1 Deskripsi Awal 42

4.1.2 Refleksi Awal 42

4.1.3 Persiapan Pembelajaran 43

1.2 Hasil Penelitian 44

4.2.1 Siklus I 44

4.2.2 Siklus II 54

4.2.3 Pembahasan 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 70


(8)

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 berbunyi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pelaksanaan undang- undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 diatas maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping harus menguasai bahan atau materi ajar tentu perlu pula mengetahui bagaimana cara menyampaikan materi ajar tersebut dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima pelajaran tersebut agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya, dan mendapat prestasi belajar yang baik.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang penting dalam pendidikan di sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses pembelajaran. Siswa sungguh-sungguh mau belajar maka akan dicapai hasil belajar yang lebih baik tidak mudah. Keberhasilan belajar


(10)

seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa, antara lain : motivasi, minat, bakat, dan keadaan pribadi secara keseluruhan. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa, seperti lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.

Proses pembelajaran harus diimbangi dengan adanya sarana belajar baik ketersediaan sarana belajar di Rumah maupun di sekolah, seperti halnya sarana belajar yang tersedia disekolah seperti perpustakaan, alat peraga, laboratorium. Pengelolaan kelas juga sangat penting. Pengelolaan kelas tidak hanya dilakukan oleh guru dikelas dengan mengajar, namun guru juga harus pandai menempatkan posisi siswa yang membuat siswa belajar dengan aman seperti membentuk kelompok-kelompok belajar pada siswa. Pengelolaan kelas yang tidak tertib akan mengakibatkan siswa belajar tidak nyaman, turunnya prestasi belajar siswa salah satunya juga diakibatkan pengelolaan kelas tidak teratur, terencana dan tidak menyenangkan.

Kesiapan guru melaksanakan program pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki guru. Guru yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan mata pelajarannya akan cenderung menggunakan metode mengajar yang tepat dan bervariasi yang mencakup seluruh aspek pembelajaran seperti afektif, kognitif dan psikomotor. Kemampuan yang dimiliki guru tersebut sangat dibutuhkan dalam membantu memudahkan siswa dalam mmahami pembelajaran yang diberikan. Banyak guru tidak memperhatikan siswa dalam menyampaikan materi, guru tidak


(11)

memperhatikan kemampuan siswa sehingga banyak guru tidak bisa membedakan antara siswa yang sudah tahu dengan siswa yang belum tahu. Guru hanya menyampaikan materi sesuai dengan pokok bahasan yang harus tercapai dalam kompetensi dasar padahal pemberian materi yang berlebihan akan berdampak kurang baik bagi pemahaman siswa.

Guru harus memiliki kemampuan untuk mendidik, mengajar, dan melatih agar siswanya kelak menjadi manusia yang pandai, terampil, dan berbudi luhur. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, guru hendaknya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan hidup, mendidik agar menjadi manusia yang berakhlak dan melatih siswanya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya bagi hidupnya kelak di masyarakat. Guru harus memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Dalam kehidupan sosial, guru sebagai bagian dari masyarakat harus dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar.

Berbagai fakta di lapangan menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan, yaitu (1) kebanyakan siswa di sekolah tidak dapat membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan diaplikasikan, dan (2) siswa-siswa menghadapi kesulitan memahami konsep akademik (seperti konsep matematika) saat diajar dengan metode ceramah dan penugasan padahal mereka sangat perlu


(12)

untuk memahami konsep-konsep saat mereka berhubungan dengan dunia kerja dimana mereka akan hidup.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika dapat mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa matematika tidak selalu membosankan. Guru hanya sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, kompetensi dasar yang diharapkan, tingkat perkembangan siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada sebagai media pembelajaran.

Siswa beranggapan bahwa matematika itu sulit, ada beberapa alasan yang membuat siswa beranggapan seperti itu, diantaranya adalah faktor dari guru, mungkin dulu pernah bertemu dengan guru matematika yang kurang disukai, galak atau membosankan sehingga membuat ia menjadi tidak suka matematika, kemudian menganggap bahwa matematika itu sulit. Metode guru mengajar beranggapan bahwa matematika sulit karena merupakan ilmu pasti, yang selalu berhubungan dengan angka. Matematika selalu berhubungan dengan angka dan angka, anggapan siswa angka itu adalah sesuatu yang rumit. Karena dianggap rumit siswa tersebut malas untuk belajar matematika, kemudian apabila ada permasalahan matematika siswa tidak biasa mengerjakannya. Pada akhirnya siswa pasti beranggapan


(13)

matematika itu sulit.. Guru mengajar, hanya diterangkan saja, siswa menjadi bosan, sehingga pelajaran tidak dapat diterima dengan baik. Lalu anak tersebut menjadi tidak suka terhadap matematika, guru tidak bertanya apakah siswa mengerti. Anggapan bahwa matematika itu sulit masih ada, sehingga hal tersebut mempengaruhi anggapan siswa, kalau matematika itu sulit. Matematika adalah ilmu hitung, jadi harus banyak latihan agar dapat mendalami pelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh beberapa temuan berkenaan dengan hasil belajar, aktifitas belajar dan penerapan metode yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung di SD N 2 Kupang Teba.

Hasil pengamatan terhadap nilai ulangan harian mata pelajaran matematika di SD N 2 Kupang Teba tahun pelajaran 2012/2013 tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.Hasil Ulangan Formatif Kelas IV SD N 2 Kupang Teba Mata Pelajaran Matematika

interval frekuensi keterangan

40 – 50 4 Nilai tertinggi = 85

Nilai terendah = 40 Nilai rata-rata = 58,33

50 – 60 18

60 – 70 4

70 – 80 2

80 – 90 2

Jumlah 30

Sumber:Daftar nilai kelas 4 SD N 2 Kupang Teba semester 2 T.P.2012/2013

Berdasarkan Tabel 1 di atas, diketahui bahwa hasil nilai ulangan harian mata pelajaran matematika secara umum masih tergolong rendah dengan kriteria ketuntutasan minimal yang telah ditentukan oleh guru SD N 2 Kupang Teba yaitu 6,0 (sumber: kkm SDN 2 Kupang Teba) dapat


(14)

disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas belajar atau belum mencapai KKM dan ini berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SD N 2 Kupang Teba masih rendah, guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa penyebab rendahnya nilai rata-rata setiap kali ulangan khususnya pada mata pelajaran matematika dikarenakan terdapat beberapa masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, antara lain yaitu: (1) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru aktif dan siswa pasif, ini terlihat dari kurangnya partisipasi siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, dan (2) Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga membuat siswa merasa bosan, kurang menarik, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru kurang berupaya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, baik ketika penanaman konsep, maupun penugasan. Penugasan hanya menggunakan sumber buku pegangan siswa tanpa menggunakan buku lainnya yang relevan sehingga pengetahuan siswa hanya sebatas buku pegangan siswa.

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan penugasan, membuat siswa merasa bosan, kurang menarik, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran..Penggunaan metode ceramah yang dominan mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan menghafal sehingga mengakibatkan siswa mengslami kesulitan dalam memahami materi.


(15)

Berdasarkan kondisi tersebut perlu diadakan perbaikan. Salah satunya perubahan metode pembelajaran yang digunakan. Memilih metode pembelajaran yang menarik dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pembalajaran yang aktif mengajak siswa untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.Pembelajaran matematika guru hendaknya memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Strategi pembelajaran hendaknya dapat mengoptimalkan interaksi antara seluruh komponen dalam proses belajar mengajar, komponen yang dimaksud adalah guru dan siswa.

Melihat persoalan tersebut, penulis tertarik mengkaji penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) yang berpotensi membuat siswa sebagai pusat pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Cooperatif Learning

tipe Numbered Heads Together merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan pemberian nomor pada kelompok siswa dan pada masing-masing siswa dalam kelompok tersebut. Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas maka judul penelitian ini adalah “Meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada siswa kelas IV SD N 2 Kupang Teba Bandar Lampung.


(16)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentisifikasi masalah sebagai berikut : 1.2.1 Hasil belajar Matematika masih tergolong rendah, hal ini terlihat

dari tidak tercapainya kriteria ketuntasan belajar minimum.

1.2.2 Guru belum menggunakan metode belajar yang efektif dan menarik bagi siswa.

1.2.3 Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah tersebut diatas, diajuakan rumusan masalah sebagai berikut: rendahnya hasil belajarmatematika kelas IV SD N 2 Kupang Teba. Dengan demikian permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Bagaimana meningkatkan aktifitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together di kelas IV SD N 2 Kupang Teba.

1.3.2 Bagaimana meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Togetherpada pelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Kupang Teba Bandar Lampung?


(17)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together pada pelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Kupang Teba Bandar Lampung.

1.4.2 Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together pada pelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Kupang Teba Bandar Lampung.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

1.5.1 Bagi Siswa

a. Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal pemahaman konsep dan ketrampilan siswa

c. Memberikan suasana belajar yang lebih menarik dan menyenangkan 1.5.2 Bagi Guru

a. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. c. Memberikan pengalaman baru dalam kegiatan belajar mengajar.

1.5.3 Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu para pendidik dan peserta didik


(18)

II. KAJIAN TEORI

2.1 Teori Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Teori belajar Behavioristik belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Interaksi antara stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar.teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu pada perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Menurut teori belajar kognitif ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia, yaitu informasi, verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Proses kognitif dalam belajar dapat terjadi melalui sembilan tahap proses kognitif yang kemudian dikelompokkan dalam tiga fase belajar, yaitu fase persiapan, fase perolehan dan perbuatan serta fase alih belajar.

Menurut Wasty Soemanto(1983:104) belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.dengan belajar, manusia melakukan perubahan-peruubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan


(19)

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dari interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari usahanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.2 Jenis-jenis Belajar

Adapun jenis-jenis belajar menurut Slameto yaitu: 1. Belajar bagian (part learning)

2. Belajar dengan wawasan (learning by insight) 3. Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

4. Belajar global atau keseluruhan (global wrote learning) 5. Belajar insidental (incidental learning)

6. Belajar instrumental (instrumental learning) 7. Belajar intensional (intentional learning) 8. Belajar laten (laten learning)

9. Belajar mental (mental learning) 10. Belajar produktif (produktive learning) 11. Belajar verbal (verbal learning)

(Slameto,2003:5 - 8)

2.1.3 Aktifitas Belajar

Dalam belajar diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajarn merupakan rangkaian kegiatan meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.


(20)

Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yeng direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa tersebut dalam belajar semakin ingat akan pelajaran itu, dan tujuan pembelajan akan lebih cepat selesai.

Menurut Slameto (2003:43) penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak berlalu begitu saja, tetapi difikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang beerbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Beberapa aktivitas belajar menurut Wasty Soemanto sebagai berikut: 1. Mendengarkan

2. Memandang

3. Meraba, mencium dan mencicipi/mengecap 4. Menulis dan mencatat

5. Membaca

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan 8. Menyusun paper atau kertas kerja

9. Mengingat 10. Berpikir

11. Latihan atau praktek

Sumber,Wasty Soemanto 2006 : 107–113

Aktivitas belajar juga dikemukakan oleh Sardiman bahwa :

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang


(21)

penelitian dan melaksanakan eksperimen.pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”. Aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.(http://edukasi.kompasiana.com)

Berdasarkan teori di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa menyangkut sikap, perhatian, partisipasi, dan presentasi ketika proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dikelas, sehingga dengan adanya aktivitas belajar, maka akan tercapai suasana aktif dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan yang diharapkan oleh guru dapat tercapai

Prinsip-prinsip belajar hanya memberikan petunjuk umum belajar, tidak dapat dijadikan hukum belajar mutlak, kalau tujuan belajar berbeda maka dengan sendirinya cara belajar juga harus berbeda. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah:

a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural sistem seperti melihat, mendengar, merasakan,berpikir dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap,kebiasaan dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinu sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap.


(22)

b. Belajar memerlukan latihan agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

c. Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan.

d. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun minat tanpa usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.

e. Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian terganggu.

f. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan.

2.1.4 Hasil belajar

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah


(23)

menjelaskan, meringkas, contoh), applicatian (menerapkan), analysis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiotory,

pre-routine, rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Dimyati dan Mudjiono mengemukaakan bahwa:

hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan dengan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

http://indramunawar. blogspot.com

Hasil belajar bukan saja sejumlah pengetahuan yang diperoleh siswa, melainkan juga adanya perubahan perilaku dan sikap siswa. Jadi, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari soal tes yang diberikan oleh guru kepada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: (1) Informasi verbal, kategori informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta diperoleh melalui membaca buku. Informasi ini dapat diklasifikasikan


(24)

sebagai fakta atau prinsip; (2) Keterampilan intelektual, kategori keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah dapat diperoleh melalui belajar. Belajar dapat memperoleh pengetahuan serta wawasan; (3) Strategi kognitif, kategori strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, dan membuat analisis yang memungkinkan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir anak akan terarah; (4) Sikap, kategori sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atau dasar penilaian terhadap stimulus tersebut. Responnya dapat berupa respon negatif ataupun positif yaitu tergantung kepada penilaian terhadap objek yang dimaksud; (5) Keterampilan motorik, keterampilan motorik pada seseorang dapat dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.

Beberapa pengertian tentang hasil belajar yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap seseorang setelah mengikuti proses belajar, dengan indikator domain kognitif (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian), domain afektif (menerima, menanggapi, menilai, mengelola, menghayati), dan domain psikomotor (menirukan, memanipulasi, pengalamiahan, artikulasi).


(25)

2.2 PendekatanCooperatif Learning

Agus Suyatno (2007:3) mengemukakan bahwa kooperatif mengandung pengertian kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif ini siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi kelompok. Model pembelajaran cooperative learning adalah suatu konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Modelcooperative learningmenurut Suprijono, (2009: 61):

model ini dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model cooperative learning menuntut kerjasama dan interdependensi siswa dalam struktur tugas, struktur tujuan, struktur reward-nya. Struktur tugas berhubungan bagaiman tugas diorganisir. Struktur tugas dan reward mengacu pada derajat kerja sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupunreward.

Pembelajaran model cooperative learning memungkinkan siswa dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berfikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill), seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya prilaku yang menyimpang.

Kompetensi yang dapat dicapai melalui model pembelajaran kooperatif menurut Agus Suyatna yaitu :

a. Pemahaman terhadap nilai, konsep atau masalah-masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu tertentu


(26)

b. Kemampuan menerapkan konsep/memecahkan masalah

c. Kemampuan menghasilkan sesuatu secara bersama-sama berdasarkan pemahaman terhadap materi yang menjadi objek kajiannya, juga dapat dikembangkan

d. Softskills kemampuan berfikir kritis, berkomunikasi, bertanggung jawab, serta kerja sama.

(Agus Suyatna : 2008:95)

Tabel 2. Fase-fase ModelCooperative Learning

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajiakan /menyampaikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar Fase 5

Evaluasi Fase 6

Memberikan penghargaan

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.


(27)

2.2.1 Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif

Beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988) atau Sharan (1990) dalam Rachmadi (2004:16) sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif tipejigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk. Pada model ini, kelas dibagi beberapa kelompok dengan 4 6 orang. Setiap kelompok oleh Aronson dinamai kelompok jigsaw (gigi gergaji). Pelajaran dibagi dalam beberapa bagian sehingga setiap kelompok siswa mempelajari salah satu bagian pelajaran tersebut. Semua siswa dengan bagian pelajaran yang sama belajar bersama dalam sebuah kelompok, dan dikenal sebagai counterpart group (CG).

b. Pembelajaran kooperatif tipeNHT (Number Heads Together)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993). Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

c. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Bagian esensial dari model ini adalah adanya kerjasama anggota kelompok dan kompetisi antara kelompok. Siswa bekerja di kelompok untuk belajar dari temannya serta‘mengajar’temannya.

d. Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction)

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini juga merupakan model kelompok berkemampuan heterogen. Setiap siswa belajar pada aspek khusus pembelajaran secara individual. Anggota time menggunakan lembar jawab yang digunakan untuk saling memeriksa jawaban teman se-tim, dan semua bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban pada akhir kegiatan. Diskusi terjadi pada saat siswa saling mempertanyakan jawaban yang dikerjakan teman sekelompoknya.

e. Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games-Tournament) TGT menekankan adanya kompetisi kegiatannya seperti STAD, tetapi kompetisi dilakukan dengan cara membandingkan kemampuan antar anggota tim dalam suatu‘turnamen’.

Sumber:http://matematikaclub.wordpress.com/2008/08/14/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht


(28)

2.2.2 Model PembelajaranNumbered Heads Together

Instrumen kinerja guru dalam menggunakan model pembelajarn kooperatif

tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut

Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

FASE TINGKAH LAKU GURU

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3 Penomoran

Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

Fase-4:Mengajukan pertanyaan/

permasalahan.

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. Pertanyaan dapat bervariasi

Fase-5 :Berpikir

bersama.

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Fase-6

Menjawab (evaluasi).

Guru memanggil suatu nomor tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai

mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Fase-7 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.


(29)

Sumber : http://matematikaclub.wordpress.com/2008/08/14pembelajaran-kooperatif-tipe-nht/tanggal 22Mei 2013

Menurut Suprijono (2009: 92) juga mengemukakan pendapatnya mengenai

model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together), yaitu

Pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Head Together

diawali dengan numbering (penomoran). Setelah kelompok terbentuk guru

mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap kelompok.

Selanjutnya siswa dapat saling berdiskusi. Langkah terakhir yaitu guru

memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap

kelompok

Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok: Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:

a. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan siswa bekerja dalam kelompok; misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa yang telah kita sebut nilai kuis terkini.

c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini atau nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini:


(30)

d. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. Kriteria untuk status kelompok

Cukup, (rata-rata nilai peningkatan kelompok < 15). Baik, (15≤rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20).

Sangat Baik, (20≤rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25). Sempurna, (rata-rata nilai peningkatan kelompok≥ 25).

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Diketahui bahwa setiap model pembelajaran dan metode pembelajaran yang manapun pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini merupakan kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah sebagi berikut:

a. Kelebihan

Setiap siswa menjadi siap belajar.

Siswa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

b. Kelemahan

Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru peluang anggota kelompok tidak semua dipanggil oleh guru


(31)

Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang mendukung diatur kegiatan kelompok. ( http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#4tanggal 22 Mei 2013

2.3 .Pembelajaran Matematika SD

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Matematika

Pendidikan matematika penting diberikan kepada siswa disetiap jenjang pendidikan. Pembelajaran matematika diharapkan siswa mampu bertindak dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah sehari-hari. Suwangsih (2006: 3) matematika berasal dari bahasa Latin “Mathematika” yang

mulanya diambil dari bahasa Yunani “Mathematike yang berarti

mempelajari.

Suriasumantri dalam Adjie (2006: 34) menyatakan bahwa matematika adalah salah satu alat berpikir, selain bahasa, logika, dan statistika. Sejalan dengan pendapat di atas, Hudoyo dalam Aisyah, dkk. (2007: 1-1) menyatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.

Beberapa pengertian tentang matematika yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan penaralan logik yang mengekspresikan gagasan, ide-ide, hubungan kuantitatif sehingga


(32)

2.3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika kelas IV

Tabel 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV, Semester 1

Standar Kompetensi Komptensi Dasar Bilangan

1. Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung

bilangan dalam

pemecahan masalah

1.1. Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung 1.2. Mengurutkan bilangan

1.3. Melakukan operasi perkalian dan pembagian 1.4. Melakukan operasi hitung campuran

1.5. Melakukan penaksiran dan pembulatan

1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan uang

Bilangan

2. Memahami dan

menggunakan

faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan 2.2. Menentukan kelipatan dan faktor suatu

bilangan.

2.3. Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) 2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan KKP dan FPB

GEOMETRI DAN

PENGUKURAN

3. Menggunakan

pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah

3.1 Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat

3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat 3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

satuan waktu, panjang, dan berat

3.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas

GEOMETRI DAN

PENGUKURAN 4. Menggunakan

konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah

4.1 Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga


(33)

Tabel 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menjumlahkan dan

mengurangkan bilangan bulat

5.1 Mengurutkan bilangan bulat. 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat. 5.4 Melakukan operasi hitung campuran.

6. Menggunakan pecahan

dalam pemecahan

masalah

6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya. 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan 6.3. Menjumlahkan pecahan.

6.4. Mengurangkan pecahan.

6.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan

7. Menggunakan lambang bilangan Romawi

7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi . 7.2. Menyatakan bilangan cacah sebagai

bilangan Romawi dan sebaliknya

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana.

8.2. Menentukan jaring-jaring balok dan kubus. 8.3. Mengidentifikasi benda-benda dan bangun

datar simetris.

8.4. Menentukan hasil pen-cerminan suatu bangun datar.

2.3.3 Pengorganisasian Pembelajaran Matematika a. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokokpembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut.Mulai dari pembuatan rencana pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.


(34)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran termasuk reencana pengembangan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran agar mencapai suatu titik kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi seperti yang dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau lebih indikator sehingga satu indikator untuk satu perpertemuan atau lebih.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber balajar, serta penilaian hasil belajar. Manfaat rencana pelaksanaan Pembelajaran adalah supaya pembelajaran didalam kelas dapat mencapai hasil maksimal, sebab sesuatu yang telah direncanakan terlebih dahulu akan mendapatkan hasil yang terbik. Rancana Pelaksanaan Pembalajaran sesuai silabus diatas dapat dilihat pada lampiran.

2.4 HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Matematika menerapkan model cooperative learning type Numbered Heads Together dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Kupang Teba”


(35)

2.5 Kerangka Pikir Penelitian KONDISI AWAL Guru belum mengunakan model pembelajaran NHT(silabus dan RPP lama)

Aktifitas dan hasil belajar matematika siswa masih rendah SIKLUS I TINDAKAN KONDISI AKHIR Memanfaatkan model pembelajaran NHT(silabus dan RPP baru) Diduga memalui model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 2 Kupang Teba

Memanfaatkan model NHT yang didemonstrasikan guru,siswa melihat

SIKLUS II Memanfaatkan model NHT yang didemonstrasikan guru,siswa mengikuti


(36)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3) mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Arikunto, dkk., (2006: 16) Secara garis besar, terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan,(2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.

2. Pelaksanaan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pembelajaran matematika.

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan siswa selama pembelajaran berlangsung.


(37)

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar selanjutnya Wardhani, (2007 : 2.4)

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto, (2006: 16)

3.2Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil lokasi di SDN 2 Kupang Teba kelas IV, Jalan. Cipto Mangun Kusumo gang Cantik Manis No 95 Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung.

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Obsevasi Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

SIKLUS II

Obsevasi


(38)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, selama lebih kurang 4 bulan, dimulai dari perencanaan, sampai perbaikan hasil penelitian.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Kupang Teba yang terdiri dari 25 orang siswa dengan komposisi 13 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan dilakukan kegiatan :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Matematika melalui penerapan model

cooperative learning type NHT di kelas IV SDN 2 Kupang Teba. 2. Tes Hasil Belajar

Tes, digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi yang dibahas, dengan memberikan soal-soal latihan.

3.4 Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan observasi,

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang


(39)

kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model cooperative learning type NHT.

3.4.1 Soal-soal tes

Instrumen ini digunakan untuk mendapat data hasil belajar siswa dan mengetahui ada tidaknya peningkatan pada setiap siklusnya, khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan melalui penerapan model cooperative learning type NHT.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif:

3.5.1 Data Kualitatif

Analisis kualitatifdigunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa dan kinerja guru, pola interaksi pembelajaran, melalui penerapan model cooperative learning type NHT. Data kualitatif ini diperoleh dari data non tes yaitu Observasi. Data observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru serta kesulitan siswa selama proses pembelajaran matematika melalui penerapan model cooperative learning type NHT untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Analisis dilakukan dengan cara memadukan data secara keseluruhan. Analisis dan pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk


(40)

mengungkapkan semua prilaku siswa dan perubahannya selama proses pembelajaran dari siklus I, siklus II dan siklus III. Rumus penilaian dari kegiatan siswa dan kinerja guru di atas adalah sebagai berikut: NA =

%

Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan JS = Jumlah skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap

Diadopsi dari Aqib dkk. (2009: 41

Tabel 6. Kriteria Tingkat Keberhasilan Observasi dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

≥80% 60-79% 40-59% 20-39% <20%

Sangat Tinggi Tinggi

Sedang Rendah

Sengat Rendah

3.5.2 Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif merupakan data hasil belajar melalui penerapan model cooperative learning type NHT pada siklus I dan siklus II. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I dan siklus II. Data kuantitatif penelitian ini


(41)

didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus :

a. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual

digunakan rumus :

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

100 = Bilangan tetap

Sumber : (Adaptasi Purwanto, 2008 : 112)

b. Nilai rata-rata seluruh siswa didapat menggunakan rumus :

Keterangan : nilai rata-rata

nilai

frekuensi nilai

Sumber: (Herryanto, dkk., 2008 : 43)

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal

Ketuntasan klasikal =

Tabel 7. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti ≥80%

60-79% 40-59% 20-39% <20%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sengat Rendah


(42)

3.6 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

1. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, sekurang - kurangnya 80% dari keseluruhan siswa mendapat nilai minimal 60. Nilai 60 adalah nilai kritreria ketuntasan minimal matematika kelas IV SD N 2 kupang Te ba. 2. Terjadinya peningkatan aktivitas siswa sekurang-kurangnya 70 % dari

keseluruhan siswa mendapat nilai aktivitas minimal 65.

3.7Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus pertama peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika melalui penerapan model

cooperative learning type NHT. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan kurikulum.

b. Merancang kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model


(43)

c. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

d. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Pada siklus I, materi pembelajarannya adalah “faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan”. Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran melalui penerapanmodel cooperative learning type

NHT.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh melalui penerapan model cooperative learning type

NHT.

4. Dengan tanya jawab guru dan siswa mengecek kemampuan siswa sebelum memulai pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran melalui penerapan model cooperative learning type NHT, kemudian memberi rangsangan kepada siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran.


(44)

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan

3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya).

4. Guru membagikan bahan dan lembar diskusi siswa kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan anggota setiap kelompok tentang materi pembelajaran yang sudah diberikan guru untuk didiskusikan bersama-sama, dan saling membantu antara anggota lain dalam kelompoknya, sedangkan guru memotivasi dan memfasilitasi kerja siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

5. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk maju membacakan hasil diskusi.

6. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan dari jawaban siswa yang maju.

7. Guru memangil satu nomor untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, satu persatu hingga semua nomor selesai. Guru menanggapi, meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.

8. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi motivasi terhadap siswa lain agar dapat lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.


(45)

c. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Guru membagikan soal-soal latihan terkait materi yang telah

diberikan.

3. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok melalui nilai penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari nilai dasar kenilai berikutnya setelah mereka melalui kegiatan kelompok.

4. Perwakilan siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaan di meja guru, selanjutnya guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

5. Guru memberikan motivasi siswa agar selalu rajin belajar.

3. Observasi

Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti mengamati aktivitas belajar siswa serta kinerja guru dengan cara memberikan tanda

ceklist pada lembar observasi.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan pada siklus pertama adalah untuk mengetahui sejauh mana antusias proses pembelajaran melalui penerapan model Cooperative Learning Type Numbered Heads Together (NHT) berlangsung. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan


(46)

rata-rata nilai kelas. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus ke II.

Siklus II

Siklus ke II ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan model cooperative learning type NHT. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. Siklus II ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus I yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus II peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika melalui penerapanmodel

cooperative learning type NHT. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan kurikulum.

b. Merancang kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model

cooperative learning type NHT. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok dan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

c. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lember observasi.


(47)

2. Pelaksanaan

Pada siklus II, Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran melalui penerapanmodel cooperative learning type

NHT.

2. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh melalui penerapan model cooperative learning type

NHT.

4. Tanya jawab guru dan siswa mengecek kemampuan siswa sebelum memulai pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran melalui penerapan model cooperative learning type NHT, kemudian memberi rangsangan kepada siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran.

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan.

3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya) kemudian setiap siswa dalam kelompok diberi nomor masing-masing.


(48)

4. Guru membagikan bahan dan lembar diskusi siswa kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan anggota setiap kelompok tentang materi pembelajaran yang sudah diberikan guru untuk didiskusikan bersama-sama, dan saling membantu antara anggota lain dalam kelompoknya, sedangkan guru memotivasi dan memfasilitasi kerja siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

5. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk maju membacakan hasil diskusi.

6. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan dari jawaban siswa yang maju.

7. Guru memangil satu nomor untuk menpersentasikan hasil kerja kelompoknya, satu persatu hingga semua nomor selesai. Guru menanggapi, meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.

8. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi motivasi terhadap siswa lain agar dapat lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Guru membagikan soal-soal latihan terkait materi yang telah

diberikan.

3. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok melalui nilai penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari


(49)

nilai dasar kenilai berikutnya setelah mereka melalui kegiatan kelompok.

4. Perwakilan siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaan di meja guru, selanjutnya guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

5. Guru memberikan motivasi siswa agar selalu rajin belajar.

3. Observasi

Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti mengamati aktivitas belajar siswa serta kinerja guru dengan cara memberikan tanda

ceklist pada lembar observasi.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan pada siklus kedua adalah untuk mengetahui sejauh mana antusias proses pembelajaran melalui penerapan model cooperative learning type NHT berlangsung. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas.


(50)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV terhadap siswa kelas IV SD Negeri 2 Kupang Teba pada pembelajaran Matematika dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan type Numbered Heads Together pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan mulai dari siklus I dan II terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu nilai rata-rata pada siklus I mencapai 50,38% dengan kategori kurang aktif kemudian meningkat pada siklus II menjadi 80,13% dengan kategori sangat aktif.

2. Penerapantype Numbered Heads Together pada pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa, dari 25 siswa pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 16 siswa (64%), pada siklus II meningkat menjadi


(51)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain bagi:

a. Siswa

Siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaan dan hasil belajar kemudian siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok. Tentunya harus diimbangi dengan semangat belajar siswa yang akan memperkaya ilmu pengetahuan siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang meningkat.

b. Guru

Kepada guru mata pelajaran Matematika diharapkan dapat senantiasa menerapkan model cooperative learning type Numbered Heads Together,sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif, berfikir secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal

c. Sekolah

Hendaknya memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai, serta sarana pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi meningkatnya mutu pendidikan di sekolah


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suyatna.2008 Model Model Pembelajara paikem.Bandar Lampung

Dian.2008. Teori Behaviorisme, Kognitif, dan Kostruktivisme serta implikasinya dalam Pembelajaran,

Slameto.2002. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Syaiful Bahri Djamarah.2006. Strategi Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta

Sudjana,2005.Metode Statistika,Tarsito.Bandung.

Wasty Soemanto.1999. Psikologi Pendidikan Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta

Universitas Lampung.2008. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#4

http://zainurie.files.wordpress.com/2007/12/ppp pembelajaran kooperatif.pdf http://matematikaclub.wordpress.com/2008/08/14/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht/

http://indramunawar. blogspot.com http://edukasi.kompasiana.com


(53)

(54)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan soemantri Brojonegoro Gedong Meneng Bandar Lampung

Telepon (0721)704624 faximile (0721)704624

KARTU KONSULTASI SEMINAR/SKRIPSI

Judul : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SD N 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Nama : Yayuk Ruliyah

Npm : 1113069112

Program Studi :PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu pendidikan

Fakultas :Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Pembimbing : Dr. Rochmiyati, M.Si

Pembahas : Drs. Sarengat, M.Pd


(55)

(56)

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KUPANG TEBA KECAMATAN TELUK BETUNG UTARA

Jln.Ciptomangunkusumo Gang Cantik Manis No.95 Kupang Teba Bandar Lampung 35212

SURAT IZIN PENELITIAN Nomor: 420/024/02-13/KT/2013

Dasar : Surat Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNILA Nomor: 466/UN26/3/PL/2012 16 Agustus 2013, Perihal: Izin Penelitian.

Kepala SDN 2 Kupang Teba memberikan izin kepada mahasiswa:

Nama : Yayuk Ruliyah

NPM : 1113069112

jurusan : Ilmu Pendidikan

program studi : S1 PGSD

semester : V (Lima)

untuk melaksanakan penelitian di SDN 2 Kupang Teba sebagai syarat menyelesaikan studi.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 19 Agustus 2013 Kepala SDN 2 Kupang Teba

Hj.Iraniati, S. Pd.SD


(57)

KECAMATAN TELUK BETUNG UTARA

Jln.Ciptomangunkusumo Gang Cantik Manis No.95 Kupang Teba Bandar Lampung 35212

SURAT PERNYATAAN Nomor: 420/025/02-13/KT/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yayuk Ruliyah

NPM : 1113069112

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program studi : S1 PGSD

Perguruan tinggi : Universitas Lampung

menyatakan bahwa:

Nama : Septina Anwar, S. Pd. SD

NIP : 19591007 197803 2001

tempat mengajar : SDN 2 Kupang Teba

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan penelitian, yang merupakan tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan studi.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 19 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan

Teman Sejawat, Mahasiswa,

Septina Anwar, S. Pd. SD Yayuk Ruliyah

NIP 195910071978032001 NPM 1113069112

Mengetahui,

Kepala SDN 2 Kupang Teba

Hj.Iraniati, S. Pd.SD NIP 195901211978032001


(58)

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KUPANG TEBA KECAMATAN TELUK BETUNG UTARA

Jln.Ciptomangunkusumo Gang Cantik Manis No.95 Kupang Teba Bandar Lampung 35212

SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor: 420/025/02-13/KT/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Hj.Iraniati, S. Pd.SD

NIP : 195901211978032001

jabatan : Kepala Sekolah

unit kerja : SDN 2 kupang Teba

menerangkan dengan sebenarnya bahwa:

nama : Yayuk Ruliyah

NPM : 1113069112

jurusan : Ilmu Pendidikan

program studi : S1 PGSD

perguruan tinggi : Universitas Lampung

telah melaksanakan penelitian di SDN 2 Kupang Teba sebagai syarat menyelesaikan studi.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 20 September 2013 Kepala SDN 2 Kupang Teba

Hj.Iraniati, S. Pd.SD NIP 195901211978032001


(59)

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IV/ I

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Tahun Pelajaran : 2013/2014

B. Standar Kompetensi

2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.

C. Kompetensi Dasar

2.3Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)

D. Indikator

2.3.1 Menyebutkan bilangan prima antara 1 sampai dengan 100

2.3.2 Menyebutkan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dari dua bilangan.

2.3.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari pasangan bilangan.

E. Tujuan Pembelajara

1. Siswa dapat menyebutkan bilangan prima antara 1 sampai dengan 100 2. Siswa dapat menyebutkan kelipatan persekutuan dan faktor

persekutuan dari dua bilangan dengan benar melalui garis bilangan. 3. Siswa dapat menemukan KPK dan FPB dari dua bilangan dua angka

benar dengan Faktor Prima. F. Materi Pembelajaran

KPK dan FPB

G. Media dan Sumber Belajar

1. Buku Ayo Belajar Matematika 4: untuk SD dan MI Kelas IV Karangan Burhan Mustaqim dan Ary Astuti.

H. Strategi Pembelajaran

1. Pendekatan :Kooperatif

2. Model Pembelajaran :NHT (Number Head Together) 3. Metode :Ceramah, Diskusi Kelompok, Tanya Jawab. I. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 x 35 menit)  Pra Kegiatan (5 menit)

Mempersiapkan media dan sumber belajar. Pengkondisian kelas.

Salam. Doa,Presensi.  Kegiatan Awal

Appersepsi, dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.


(60)

 Eksplorasi

Guru menggali pengetahuan siswa mengenai cara mengetahui bilangan prima antara 1 sampai dengan 100. Menentukan faktor persekutuan dua bilangan

Contoh faktor persekutuan dua bilangan: Tentukan faktor persekutuan dari 12 dan 16 Jawab :

Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8 , 16

Faktorpersekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4 Menentukan kelipatan persekutuan

Tentukan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 Jawab:

Bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, ... Bilangan kelipatan 6 adalah 4, 12, 18, 24, 30 ...

Bilangan persekutuan dari 3 dan 6 adalah 12, dan 24 Siswa menjawab pertanyaan guru.

 Elaborasi

Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang.

Setiap anggota dalam kelompok berhitung dan mengingat nomor urutnya

Guru menjelaskan cara menentukan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dua bilangan

Setiap kelompok mendapatkan 4 LKS, masing-masing anak mengerjakan LKS berdasarkan nomor urutnya.

Setiap anggota kelompok mengerjakan LKS yang diperolehnya

Setiap anggota mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman lain dalam kelompoknya.

Peserta didik dari masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.

Kelompok lain memberi tanggapan dan masukan kepada kelompok yang presentasi.

Peserta didik yang mendapat undian 2 maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pemikirannya, selanjutnya giliran yang mendapatkan nomor urut 3 dan seterusnya.

 Konfirmasi

Memfasilitasi peserta didik menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan.

Memberi pujian terhadap jalannya diskusi.

Memberi bintang prestasi kepada kelompok yang aktif dalam kegiatan diskusi dan presentasi

 Penutup


(61)

Memberikan PR.

Menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2 ( 2 X 35 jam)

 Pra Kegiatan (5 menit)

Mempersiapkan media dan sumber belajar. Pengkondisian kelas.

Salam. Doa,Presensi.

 Kegiatan Awal (5 menit)

Appersepsi, dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

Memotivasi, memberi respon positif terhadap jawaban siswa. Menginformasikan tujuan pembejaran.

Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.  Kegiatan Inti:((55 menit)

 Eksplorasi

- Guru menggali pengetahuan siswa mengenai cara. Menentukan FPB dan KPK dua bilangan kemudian menjelaskan cara mencari FPB dan KPK.

- Contoh

Tentukan FPB dari 12 dan 16 Jawab :

Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8 , 16

Faktorpersekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4 FPB dari 12 dan 16 adalah 4

- Menentukan KPK dua bilangan - Contoh:

Tentukan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 Jawab:

Bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, ... Bilangan kelipatan 6 adalah 4, 12, 18, 24, 30 ...

Bilangan persekutuan dari 3 dan 6 adalah 12, dan 24 KPK darai 3 dan 6 adalah 12

- Siswa menjawab pertanyaan guru.  Elaborasi

- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang.

- Setiap anggota dalam kelompok berhitung dan mengingat nomor urutnya


(62)

- Setiap kelompok mendapatkan LKS, masing-masing anak mengerjakan LKS berdasarkan nomor urutnya.

- Setiap anggota kelompok mengerjakan LKS yang

diperolehnya.Setiap anggota mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman lain dalam kelompoknya.

- Peserta didik yang mendapat undian 2 maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pemikirannya, selanjutnya giliran yang mendapatkan nomor urut 3 dan seterusnya hingga selesai.

 Konfirmasi

- Memfasilitasi peserta didik menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan.

- Memberi pujian terhadap jalannya diskusi.

- Memberi bintang prestasi kepada kelompok yang aktif dalam kegiatan diskusi dan presentasi

- Siswa mengerjakan Tes individual

 Penutup ( 5 menit)

Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran. Refleksi terhadap kegiatan diskusi yang telah berlangsung.

Memberi penguatan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

Memberikan PR.

Menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. J. Penilaian

Tes tertulis, Tes lisan, Tes unjuk kerja

Bandar Lampung, Agustus 2013 Kepala Sekolah Guru Kelas

Hj.IRANIATI,Spd.SD YAYUK RULIYAH


(63)

Kerjakan soal berikut ini bersama teman kelompokmu dengan seksama dan hasilnya tulislah dalam selembar kertas!

1. Bilangan kelipatan 7 adalah ...., ..., ..., ...,... ,..., ..., ... Bilangan kelipatan 8 adalah ..., ..., ..., ..., ..., ..., ..., ..., Kelipatan persekutuan dari 7 dan 8 adalah ...

2. Bilangan kelipatan 4 adalah ..., ..., ..., ..., ..., ..., ..., ... Bilangan kelipatan 12 adalah ..., ..., ..., ...,..., ..., ..., ... Kelipatan persekutuan dari 7 dan 8 adalah ...

3. Faktor dari 16 adalah ... Faktor dari 18 adalah ...

Faktor persekutuan dari 16 dan 18 adalah ... 4. Faktor dari 24 adalah ...

Faktor dari 18 adalah ...

Faktor persekutuan dari 24 dan 18 adalah ... 5. Faktor dari 36 adalah ...

Faktor dari 42 adalah ...

Faktor persekutuan dari 36 dan 42 adalah ...

IDENTITAS KELOMPOK

ANGGOTA:

.……… .………... ……… . ...……… ..……… ………


(64)

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...


(65)

Bilangan kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, ... Kelipatan persekutuan dari 7 dan 8 adalah 56

2. Bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, ... Bilangan kelipatan 12 adalah 12, 24, 36,,...

Kelipatan persekutuan dari 4 dan 12 adalah 12, 24, dan 36

3. Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8, 16 Faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, 18

Faktor persekutuan dari 16 dan 18 adalah 1 dan 2

4. Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 Faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, 18

Faktor persekutuan dari 24 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6

5. Faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12,18, 36 Faktor dari 42 adalah 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42


(66)

Kerjakan soal berikut ini bersama teman kelompokmu dengan seksama dan hasilnya tulislah dalam selembar kertas!

1. Tentukanlah FPB dari 12 dan 8 2. Tentukanlah FPB dari 12 dan 15 3. Tentukanlah FPB dari 42 dan 30 4. Tentukanlah KPK dari 4 dan 6 5. Tentukanlah KPK dari 9 dan 6

IDENTITAS KELOMPOK

ANGGOTA:

……….. 2. ……… 3. ……… 4. ……… 5. ………


(67)

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...


(68)

1. Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 8 adalah 1, 2, 4, 8

Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, 2, dan 4

Faktor persekutuan dari 12 dan 8 yang nilainya terbesar adalah 4 Jadi FPB dari 12 dan 8 adalah 4

2. Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5

Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, dan 3

Faktor persekutuan dari 12 dan 15 yang nilainya terbesar adalah 3 Jadi FPB dari 12 dan 15 adalah 3

3. Faktor dari 42 adalah 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42 Faktor dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30

Faktor persekutuan dari 42 dan 30 adalah , 1, 2, 3, dan 6

Faktor persekutuan dari 42 dan 30 yang nilainya terbesar adalah 6 Jadi FPB dari 42 dan 30 adalah 6

4. Bilangan kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, ... Bilangan kelipatan 6 adalah 6, 12, 18,24,30, 36,,...

Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, dan 36 Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 yang terkecil adalah 12

5. Bilangan kelipatan 9 adalah 9,18,27, 36, ...

Bilangan kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36,,...

Kelipatan persekutuan dari 9dan 6 adalah 18 dan 36 Kelipatan persekutuan dari 9 dan 6 yang terkecil adalah 18


(69)

Selesaikan soal di bawah ini dengan benar !

1. Tentukan faktor persekutuan dari 8 dan 10 2. Tentukan faktor persekutuan dari 24 dan 56 3. Tentukan faktor persekutuan dari 25 dan 40

4. Tentukan kelipatan persekutuan dari 3 dan 8 5. Tentukan kelipatan persekutuan dari 2 dan 9


(70)

Faktor dari 10 adalah 1,2,5, 10

Faktor persekutuan dari 8 dan 10 adalah 1 dan 2 2. Faktor dari 24 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12,24

Faktor dari 56 adalah 1, 2, 4, 7, 8, 14,28, 56

Faktor persekutuan dari 24 dan 56 adalah 1, 2, 4, dan 8 3. Faktor dari 25 adalah 1, 5, 25

Faktor dari 40 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40 Faktor persekutuan dari 25 dan 40 adalah 1 dan 5

4. Bilangan Kelipatan 3 adalah 3, 6, 8, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33 ... Bilangan kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40 ...

Bilangan kelipatan persekutuan dari 3 dan 8 adalah 24

5. Bilangan Kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40 ...

Bilangan kelipatan 9 adalah 9, 18, 27, 36 ...


(71)

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IV/ I

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (siklus II ) Tahun Pelajaran : 2013/2014

B. Standar Kompetensi

3. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.

C. Kompetensi Dasar

3.3Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)

D. Indikator

3.3.1 Menyebutkan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dari dua bilangan.

3.3.2 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari pasangan bilangan.

3.3.3 Menerapkan KPK dan FPB dalam memecahkan masalah sehari-hari.

E. Tujuan Pembelajara

1. Siswa dapat menemukan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan benar melalui dakon bilangan.

2. Siswa dapat menyebutkan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dari dua bilangan dengan benar melalui garis bilangan. .

3. Siswa dapat menemukan KPK dan FPB dari dua bilangan dua angka benar dengan Faktor Prima.

4. Siswa dapat menyebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan benar melalui cerita yang disampaikan guru.

5. Siswa dapat menerapkan KPK dan FPB dengan baik dengan mengerjakan soal-soal cerita yang diberikan oleh guru.

6.

F. Materi Pembelajaran KPK dan FPB

G. Media dan Sumber Belajar

Buku Ayo Belajar Matematika 4: untuk SD dan MI Kelas IV Karangan Burhan Mustaqim dan Ary Astuti.

H. Strategi Pembelajaran

Pendekatan :Kooperatif

Pembelajaran :NHT (Number Head Together)


(72)

K.

Pertemuan 1 (2 x 35 menit)  Pra Kegiatan (5 menit)

Mempersiapkan media dan sumber belajar. Pengkondisian kelas.

Salam. Doa,Presensi.  Kegiatan Awal

Appersepsi, dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

Memotivasi, memberi respon positif terhadap jawaban siswa. Menginformasikan tujuan pembejaran.

Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.  Kegiatan Inti:

 Eksplorasi

Guru menggali pengetahuan siswa mengenai cara mengetahui bilangan . Menentukan FPB dalam pemecahan sehari-hari

Contoh :

Tarisa membeli 16 permen dan 20 coklat. Permen dan coklat tersebut akan dibungkus dan dibagikan kepada teman-temannya sama banyak. Berapa bungkusan yang dapat dibuat oleh Tarisa? Berapa jumlahpermen dan coklat masing-masing pada etiap bungkus/

Jawab :

Faktor dari 20 adalah 1, 2, 4, 5, 10, 20 Faktor dari 16 adalah 1, 2, 4, 8 , 16

Faktorpersekutuan dari 12 dan 16 adalah 1, 2, dan 4 FPB dari 16 dan 20 adalah 4

a. Jadi, bungkusan yang dapat dibuat Tarisa adalah 4 buah b. Isi setiap bungkusan adalah

Permen = 16 : 4 = 4 buah Coklat = 20 : 4 = 5 buah

Mentukan KPK dalam masalah sehari-hari Contoh :

Reza lari pagi setiap 2 hari sekali, Rahman lari pagi setiap 3 hari sekali. Jika hari ini mereka lari pagi bersama-sama, kapankah mereka akan lari pagi bersama-sama lagi.

Jawab:

Bilangan kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, ... Bilangan kelipatan 2 adalah 2, 4, 6, 8, 12,10, 12, 14, 16, 18,... Bilangan persekutuan dari 3 dan 2 adalah 6, 12, dan 18

Jadi Reza dan rahman Akan lari pagi bersama-sama lagi 6 hari berikutnya.

Siswa menjawab pertanyaan guru.  Elaborasi


(73)

urutnya

Guru menjelaskan cara menentukan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dua bilangan

Setiap kelompok mendapatkan 4 LKS, masing-masing anak mengerjakan LKS berdasarkan nomor urutnya.

Setiap anggota kelompok mengerjakan LKS yang diperolehnya

Setiap anggota mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman lain dalam kelompoknya.

Peserta didik yang mendapat undian 2 maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pemikirannya, selanjutnya giliran yang mendapatkan nomor urut 3 dan seterusnya.

 Konfirmasi

Memfasilitasi peserta didik menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan.

Memberi pujian terhadap jalannya diskusi.

Memberi bintang prestasi kepada kelompok yang aktif dalam kegiatan diskusi dan presentasi

 Penutup

Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran. Refleksi terhadap kegiatan diskusi yang telah berlangsung.

Memberi penguatan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

Memberikan PR.

Menyampaikan topik pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2 ( 2 x 35 menit)

 Pra Kegiatan (5 menit)

Mempersiapkan media dan sumber belajar. Pengkondisian kelas.

Salam. Doa,Presensi.  Kegiatan Awal

Appersepsi, dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

Memotivasi, memberi respon positif terhadap jawaban siswa. Menginformasikan tujuan pembejaran.

Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.  Kegiatan Inti:

 Eksplorasi

- Guru menggali pengetahuan siswa mengenai cara. Menentukan FPB dan KPK dua bilangan kemudian menjelaskan cara mencari FPB dan KPK.

- Guru memberi contoh penggunaan FPB dan KPK dalam pemecahan sehari-hari seperti pada pertemuan I.


(1)

Data nilai hasil belajar kelompok siklus I

Kelompok Nama

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata penghargaan I ADW ANT ARD

65 70 67,5 Kelompok

hebat AS DS II DA DL DZ

60 70 65 Kelompok

Baik DU DIA III DIAS FT DRN

70 80 75 Kelompok

super FBR KAS IV RZK NS

60 75 67.5 Kelompok

hebat NN NV NR V NH RD SP

70

70

70

Kelompok

hebat

VP

YR Rata- rata


(2)

Data nilai hasil belajar kelompok siklus II

Kelompok Nama

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata penghargaan I ADW ANT ARD

75 85 77,5 Kelompok

hebat AS DS II DA DL DZ

80 90 85 Kelompok

Baik DU DIA III DIAS FT DRN

85 100 92,5 Kelompok

super FBR KAS IV RZK NS

70 85 77.5 Kelompok

hebat NN NV NR V NH RD SP

80

90

85

Kelompok

hebat

VP

YR Rata- rata


(3)

a.

Absensi Sisw


(4)

c.

Pembagian kelompok dan pemberian Nomor pada siswa


(5)

e.

Siswa mengerjakan Tugas dan memastikan semua anggota kelompok

mengetahui jawabannya.


(6)

g.

Siswa yang ditunjuk nomornya ke depan kelas dan mempersantasikan

jawabannya


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 43

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV A SDN 1 KALIAWI TANJUNG KARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 43

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 2 81

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOHETHER (NHT)PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 103

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 38

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55