Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar

Belajar merupakan hal yang bersifat kompleksitas antara siswa dan guru yang dapat mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif yang berarti pengetahuan, afektif yang berarti sikap, dan psikomotor yang berarti keterampilan. Dimyati dan Mudjiono 2006: 7 menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks serta hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. Sukidi 2010: 219 menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan proses interaksi timbal balik antara siswa dan guru antara sesama siswa dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Oemar Hamalik 2007: 57 menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Proses belajar dan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dan guru dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran bahasa Jawa merupakan salah pembelajaran muatan lokal yang dikembangkan di berbagai jenjang pendidikan. Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang termasuk dalam ragam kebudayaan nasional bangsa Indonesia. Bahasa Jawa merupakan salah satu budaya yang perlu dilestarikan.Oleh karena itu, bahasa Jawa dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal. Permendiknas nomor 22 tahun 2006 menjelaskan bahwa muatan lokal 11 merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Nasruddin Anshoriy dan GKR Pembayun 2008: 197 menjelaskan: … tujuan muatan lokal dalam kurikulum SD tersebut sebenarnya konsep muatan lokal ini dipengaruhi oleh beberapa teori pengembangan kurikulum, diantaranya adalah konsep kurikulum muatan lokal yang memandang bahwa pendidikan adalah sebagai alat untuk rekonstruksi sosial yang paling efektif; konsep kurikulum transformasi yang melihat kurikulum sebagai alat transmisi kebudayaan; serta model pengembangan kurikulum yang berfokus pengguna. Hal tersebut memberikan pemahaman bahwa bahasa Jawa yang dimasukkan kedalam kurikulum muatan lokal dapat dijadikan sebagai sarana transmisi nilai- nilai kebudayaan dan dapat dijadikan sebagai alat pelestarian nilai kebudayaan daerah. 1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa Tujuan budaya daerah sesuai dengan buku Panduan KTSP 2006: 73, meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Mengembangkan kemampuan beradat berbudaya daerah. b. Memupuk kemampuan dalam berbahasa daerah. c. Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra daerahnya. d. Mengembangkan dan melestarikan hasil kreasi budaya daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. 12 Kebudayaan daerah memiliki tujuan yang berkaitan dengan pengembangan dan pelestarian hasil budaya daerah tersebut. Tujuan kebudayaan daerah dapat mendukung pelestarian kebudayaan nasional. Tujuan pembelajaran bahasa Jawa di sekolah dasar diantaranya yaitu dapat mengembangkan aspek pengetahuan siswa tentang pembelajaran bahasa Jawa, pengembangan nilai-nilai budi pekerti Jawa, dan dapat mengembangkan keterampilan berbahasa Jawa dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari terutama pada saat berinteraksi dengan masyarakat. Haryana Prabanala 2010, diakses 17 Februari 2016 menjelaskan tentang tujuan pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa bertujuan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan unggah- ungguh yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis. b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi dan sebagai lambang kebanggaan serta identitas daerah. c. Memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. d. Menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan budaya Jawa untuk memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 13 f. Menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa bertujuan melatih siswa untuk dapat meningkatkan skill dan pengetahuan tentang berbahasa. Pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa juga memberikan pemahaman kepada generasi muda terutama para pelajar untuk selalu menghargai dan bangga terhadap kebudayaan yang dimilikinya. Sudjarwadi konggres bahasa Jawa IV, 1991: 74 menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa Jawa bagi sekolah dasar sebagai berikut. a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan berkewajiban mengembangkan serta melestarikannya. b. Siswa memahami bahasa Jawa dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan keperluan, keadaan, misalnya di sekolah, dirumah, di masyarakat dengan baik dan benar. c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Jawa yang baik benar. d. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan intelektual berfikir kreatif menggunakan akal sehat, menerapkan kemampuan yang berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memecahkan masalah, kematangan emosional dan sosial. e. Siswa dapat bersikap positif dalam tata kehidupan sehari-hari di lingkungannya. 14 Salah satu kewajiban siswa sebagai seorang pelajar yaitu melestarikan dan mengembangkan budaya yang dimiliki bangsanya. Nilai karakter yang dapat dimunculkan dengan adanya pembelajaran muatan lokal khususnya bahasa Jawa sangat banyak, diantaranya yaitu siswa dapat mengetahui tentang tata krama, unggah-ungguhsopan santun terhadap orang yang lebih tua. Peraturan Gubernur DIY nomor 64 tahun 2013 tentang mata pelajaran bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib di sekolahmadrasah menjelaskan bahwa pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa memiliki tujuan agar peserta didik dapat: a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan tata bahasa yang baik dan benar. b. Menghargai dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi, lambang kebanggaan, dan identitas daerah. c. Menggunakan Bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosi, dan sosial. d. Memanfaatkan dan menikmati karya sastra dan budaya Jawa untuk memperhalus budi pekerti dan meningkatkan pengetahuan. e. Menghargai bahasa dan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa wajib di sekolah dasar dapat mengasah kemampuan berkomunikasi yang efektif, efisien, dan aplikatif terhadap penggunaannya di kehidupan sehari-hari. Muatan lokal dapat 15 mendukung adanya penanaman budi pekerti luhur yang diperlukan oleh generasi penerus bangsa. 2. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Jawa Ruang lingkup pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa di Daerah Istimewa Yogyakarta mencakup berbagai macam komponen kemampuan berbahasa, kemampuan bersastra, kemampuan berbudaya yang meliputi beberapa aspek keterampilan yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Ruang lingkup pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa di sekolah dasar mencakup keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Materi pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa adalah sebagai berikut. a. Kawruh basa, yaitu mengenal arti bahasa dalam menggunakan bahasa Jawa sehari-hari. b. Paramasastra, yaitu memahami tata bahasa dalam bahasa Jawa. c. Unggah-ungguh basa, yaitu cara menggunakan bahasa pengucapan terhadap orang yang dibicarakan atau lawan bicara. Bahasa Jawa mengenal umur, derajat, pangkat, orang yang dibicarakan atau lawan bicara. d. Kasusastran, yaitu mengupas masalah hasil karya sastra, baik sastra lama kuna maupun modern. e. Aksara Jawa, yaitu mempelajari dan memahami aksara Jawa. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam Kurikulum Muatan Lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa tahun 2010 semester gasal dan semester genap yaitu sebagai berikut. 16 Tabel 1. SK dan KD Kelas V Semester Gasal dan Genap StandarKompetensi Kompetensi Dasar 1. Semester gasal Menyimak Memahami wacana lisan sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa. 1.1 Memahami wacana lisan tentang gamelan yang dibacakan atau melalui berbagai media. 2. Berbicara Mengungkapkan gagasan wacana lisan sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa 2.1 Menyampaikan ajakan kepada orang lain dengan unggah-ungguh basa yang tepat. 3. Membaca Memahami wacana tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa. 3.1 3.2 3.3 Membaca wacana tulis kepahlawanan Melagukan tembang macapat Kinanthi. Membaca kata beraksara Jawa yang menggunakan pasangan. 4. Menulis Mengungkapkan gagasan wacana tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa 4.1 4.2 Menulis karangan kegemaran dengan ejaan yang benar. Menulis kata beraksara Jawa yang menggunakan pasangan. 5. Semester Genap Menyimak Memahami wacana lisan sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa. 5.1 Memahami wacana lisan gotong royong yang dibacakan atau melalui berbagai media. 6. Berbicara Mengungkapkan gagasan wacana lisan sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa 6.1 Menceritakan watak tokoh wayang. 7. Membaca Memahami wacana tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa. 7.1 7.2 7.3 Membaca wacana tulis pendidikan. Membaca dan memahami geguritan pendidikan. Membaca kalimat beraksara Jawa yang menggunakan pasangan. 8. Menulis Mengungkapkan gagasan wacana tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa 8.1 8.2 Menulis karangan kegiatan sosial dengan ejaan yang benar. Menulis kalimat beraksara Jawa yang menggunakan pasangan. 17

B. Pembelajaran Aksara Jawa di Sekolah Dasar