Bekawin Ngatung Aji Krame Tetanggap

48 Ketiga, Penagih dilaksanakan setelah ada komitmen bersama dari kedua belah pihak. Kebiasaan minta-meminta saling membebani dalam tradisi merariq disebut saling tagih . Saling tagih berbentuk finansial atau kepeng yang berkisar dari Rp. 10.000.000 sampai dengan Rp. 50.000.000. dan material atau duwe-bande yang meliputi; satu ekor kerbau atau sapi, beras 2000kg, kayu bakar 50 pikal, kelapa 500 butir, ragi-rengo atau bumbu- bumbuan. 36

3.5.7 Bekawin

Kedua mempelai ke Masjid bersama dinikahkan oleh penghulu, dan melakukan pengajian, mas kawin seperangkat alat sholat dan sebagainya. Wali diwakili oleh kyai. Orang tua perempuan tidak boleh datang untuk menikahkan anak gadisnya. 37

3.5.8 Ngatung Aji Krame

Istilah ini lebih dikenal dengan sebutan ngatung duwe , sorong duwe , serah duwe. Aji Krame merupakan bagian yang terpenting dari suatu proses adat-istiadat perkawinan masyarakat suku Sasak. Bahkan hukumnya sebagai suatu hal yang wajib dalam adat perkawinan. Pelaksanaan sorong serah aji krame ini biasanya dipimpin oleh pembayun, yaitu pembayun penyerah atau penyorong dan pembayun penampi atau pengadep . Kedua pembayun dalam hal ini memberi dan menerima aji krame . Mereka menggunakan bahasa Alus yaitu bahasa Jejawan atau bahasa Kawi. Keterangan aji krame , yakni: nampak lemah komponennya dari kepeng atau uang Rp 4000; keris 1 buah, gelang 1 pasang, sabuq kemalik 1 buah. Olen komponennya terdiri dari kain sebanyak 25 lembar. Otaq bebeli atau sirah aji , dilambangkan degan penginang kuning ; satu 36 Hasil Wawancara dengan Amaq Kurdap Selake sebagai Kepala Suku skaligus Kepala Kampung, Rabu, 08 Mei 2013 Pkl 12.20 WITA. 37 Hasil Wawancara dengan Amaq Kurdap Selake sebagai Kepala Suku skaligus Kepala Kampung, Rabu, 08 Mei 2013 Pkl 12.20 WITA. 49 lembar kain putih atau bebasaq dan saling dede, dilambangkan dengan satu lembar kain yang diikat dengan sabuk. 38

3.5.9 Tetanggap

Tetanggap atau yang biasanya disebut teperoah acara rowah atau selamatan yang diselenggarakan sehubungan dengan perkawinan seseorang. Pada tradisi ini menurut kebiasaan masyarakat Sasak terdiri dari: Nyongkol adalah suatu acara mengiringi sang pengantin untuk ke rumah orangtua pengantin wanita, sambil membawa makanan yang diperuntukkan bagi keluarga pengantin perempuan. Makanan yang dibawa adalah berupa sesaji atau lensongan yang disebut dengan istilah penyondol . Dalam tradisi ini juga ada istilah poteng tengeq, adalah seorang wanita setengah tua berjalan paling depan sambil menari kelucu-lucuan sambil membawa periuk hitam logam yang berisi beras tape atau poteng. Kelining Rumbung merupakan salah satu proses penting dalam tradisi perkawinan masyarakat Sasak. tradisi ini dilakukan pada saat pengantin kembali dari rumah keluarga pengantin wanita atau setelah kembali dari nyongkol. Rumbung adalah seperangkat sesaji kecil sebanyak 9 buah yang terdiri dari sesaji kecil, gadang atau tempat nasi, kekudung . Sesaji ini dibawa oleh 9 orang anak perempuan dan laki-laki diantara umur 7-11 tahun. Sesaji tersebut diserahkan kepada 9 orangtua perempuan setelah dikelilingi 9 kali oleh rombongan pengantin, lalu diserahkan kepada 9 orang tua, lalu kemudian dimakan bersama. Ndaus Penganten . Usai acara mengelilingi rumbung menurut adat perkawinan Sasak, maka kedua pengantin wajib untuk dimandikan atau dalam bahasa Sasak disebut sebagai Tedaus atau Tepandi . Air yang digunakan adalah air mas dalam bahasa Sasaknya aiq mas . Keduanya dimandikan oleh Mangku Belian serta dipayungi oleh kain putih. Di samping itu 38 Hasil Wawancara dengan Amaq Kurdap Selake sebagai Kepala Suku skaligus Kepala Kampung, Rabu, 08 Mei 2013 Pkl 12.20 WITA. 50 kedua pengantin ditaburi dengan sejenis ramuan dari beras dan kunyit, lalu dicukur bulu atas ubun-ubun, lidahnya digoresi pisau atau biasa disebut tekereq , kemudian kuku tangan dan kuku kakinya. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pecah telur bersama dan buah kemiri mbelah teteloq dan buaq lekong bareng-bareng , memecahkan terudaq atau alat tenun dari bambu kecil. Konon kesemuanya ini dimaksudkan agar kedua pengantin mendapatkan kesejukan dan ketenangan di dalam melangkah untuk membina kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh pengertian atau keluarga yang sakinah, mawadah dan wara‟mah selamat rahayu, dalam bahasa Sasak disebut linggis jari seang . Terselamat dilakukan oleh kyai dihadapkan kedua pengantin agar keluarga baru yang akan dibangun menjadi keluarga sakinah, mawadah dan wara‟mah. Yag terakhir adalah mbalas ones nae . Sehari kemudian, seusai nyongkol, kedua pengantin atau mempelai beserta keluarga yang lain, datang lagi ke rumah orangtua pengantin perempuan dengan membawa tembakau, sirih, pinang, atau kopi, gula sebagai lambang persaudaraan antara keluarga kedua pengantin. Terjalinnya persaudaraan antara keluarga mempelai laki-laki dengan perempuan disebut besumbab . Kedatangan kembali kedua mempelai bersama keluarga ke rumah orang tua mempelai perempuan disebut mbalas ones nae. 39

3.5.10 Pakaian Adat Perkawinan