UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU

KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh RUMIATI

Pada dasarnya proses pembelajaran harus dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan berbagai kemampuannya secara optimal. Proses belajar yang tidak mengakomodasi kebutuhan berbagai aspek perkembangan siswa akan memberikan pengalaman belajar yang kurang bermakna, akibatnya siswa menjadi tidak kreatif, kurang inisiatif dan tidak termotivasi untuk belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) di kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi pada setiap siklus. Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan tes.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD), hasil belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada akhir siklus. Hasil dari penelitian ini menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan II, yakni 56% dan 76%, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II adalah 62,8% dan 66,32%.


(2)

(3)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN RINGSEWU

KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

RUMIATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNI VERSI TAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

MOTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak

mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 12 Juni 1966. Jenjang pendidikan formal yang dialami penulis dimulai dari SD Negeri 2 Wonodadi diselesaikan pada tahun 1980, SMP Negeri 1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1983 dan SPG Muhammadiyah Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1986. Tahun 2008 diangkat sebagai guru bantu dan bertugas di SD Negeri 2 Pajaragung Pringsewu. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Program S1 Dalam Jabatan di FKIP UNILA dan selesai pada tahun 2014.


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur Kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhanaku

kepada :

Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu mendo’akanku sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Suami dan anak-anaku tersayang, yang selalu member semangat dan

motivasi sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rekan-rekan mahasiswa PGSD S-1 dalam jabatan, yang tak

henti-hentinya memberikan saran dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Upaya Maningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas IV di SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu Kabupaten Prigsewu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD.

4. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku pembimbing atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rochmiyati, M.Si., selaku pembahas attas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program S.1 PGSD Dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuanselama penulis menuntut ilmu di FKIP Universitas Lampung.


(11)

7. Rekan-rekan Guru SD Negeri 2 Pajaragung yang telah membantu dalam keberhasilanku.

8. Suami tercinta yang selalu mendukung keberhasilanku.

9. Anak-anak tercinta yang selalu berdo‟a dan mendukung keberhasilanku.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Pajaragung, Agustus 2014 Penulis,

Rumiati


(12)

PERSEMBAHAN

Puji syukur Kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhanaku

kepada :

Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu mendo’akanku sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Suami dan anak-anaku tersayang, yang selalu member semangat dan

motivasi sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rekan-rekan mahasiswa PGSD S-1 dalam jabatan, yang tak

henti-hentinya memberikan saran dan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

II. KAJIAN TEORI ... 10

A. Belajar dan Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Pengertian Pembelajaran ... 11

B. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 12

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 14

1. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 14

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .. 15

E. Hasil Belajar Siswa ... 17


(14)

G. Hipotesis Tindakan ... 20

3. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Subjek Penelitian ... 21

B. Lokasi Penelitian ... 21

C. Langkah-Langkah Penelitian ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisis Data... 24

F. Indikator Keberhasilan ... 25

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Gambaran Setting Penelitian... 26

B. Hasil Penelitian Persiklus ... 26

1. Siklus I ... 26

2. Siklus II ... 32

C. Pembahasan... 39

1. Kegiatan Guru ... 39

2. Hasil Belajar Siswa ... 39

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung

Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 5

2. Jadwal Pertemuan Pembelajara Matematika Kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung ... 26

3. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 30

4. Rekapitulasi Hasil Belajar Pada Siklus I ... 31

5. Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II ... 36


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Penelitian ... 19 2. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 23


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP Siklus I ... 46

2. Tes Formatif Siklus I ... 51

3. Lembar Kerja Siswa I... 52

4. RPP Siklus II ... 56

5. Soal Tes Formatif Siklus II ... 61

6. Lembar Kerja Siswa II ... 63

7. Hasil Belajar Matematika Siklus I ... 67

8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 68

9. Hasil Belajar Matematika Siklus II ... 69

10.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 70

11.Catatan Lapangan ... 71

12.Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran... 74

13.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 80

14.Surat Kesediaan Sebagai Teman Sejawat ... 81


(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya tujuan dari Pendidikan Nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat bangsa Indonesia. Penegasan ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Proses pembelajaran di Sekolah Dasar, harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan berbagai kemampuannya secara optimal, seperti kemampuan berpikir, bereksplorasi dan bereksperimen demikian juga mampu untuk bertanya dan berpendapat. Proses belajar yang tidak mengakomodasi kebutuhan berbagai aspek perkembangan anak, memberikan pengalaman belajar yang kurang bermakna akibatnya anak menjadi tidak kreatif, kurang inisiatif dan tidak termotivasi untuk belajar aktif.


(19)

2

Pembelajaran dikatakan baik jika memungkinkan siswa aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses pembelajaran baik secara mental maupun fisik. Pendidikan matematika adalah pendidikan yang juga bersifat antis matematikatoris yaitu para siswa harus dapat dipersiapkan untuk menghadapi tiga tugas kehidupan, pertama untuk dapat hidup (to make a living) kedua untuk mengembangkan kehidupan bermakna (to lead meaning full life), ketiga untuk memuliakan kehidupan (to ennable life) (Buchori, 2001:5).

Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yaitu ; agar siswa memiliki kompetensi mengenai pemahaman konsep, penalaran matematis, pemecahan masalah, komunikasi matematis dan apresiasi atau penghargaan. Tujuan tersebut berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.


(20)

3

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa. Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Setelah tercipta interaksi tersebut maka proses pembelajaran memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Sehingga siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.

Selain itu situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka aktif belajar dan memahami materi pembelajaran matematika.


(21)

4

Sedangkan kondisi proses pembelajaran pada murid kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung hingga saat ini diketahui paling tidak terdapat dua hal yang perlu dikemukakan yaitu peran guru dan siswa. Peran guru dalam mengelola proses pembelajaran belum dilaksanakan secara maksimal yang ditandai dengan; tidak tersedianya perangkat pembelajaran, guru terkesan biasa saja melihat aktivitas siswa yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang dijelaskan, tidak menegur dan hanya membiarkan siswa keluar masuk kelas, guru belum melaksanakan pembelajaran kelompok kepada siswa.

Sedangkan dari siswa; banyak siswa yang mengantuk saat materi pelajaran dijelaskan, siswa bermain dengan sesama rekannya di bangku belakang, siswa keluar masuk kelas, kurangnya siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru terkait dengan materi yang diajarkan, dan siswa tidak memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan guru di depan kelas. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung masih berpusat pada guru, yaitu guru hanya menyampaikan materi dan siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung di atas tentu saja tidak dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang efektif sehingga hasil belajar matematika cukup rendah dimana dari 25 siswa hanya 8 siswa yang mencapai nilai ≥65, sedangkan berdasarkan sistem penilaian yang digunakan di SD Negeri 2 Pajaragung nilai minimal yang harus dicapai siswa untuk tuntas belajar adalah 65. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 belum mencapai hasil yang diharapkan, seperti yang terlihat pada table1.


(22)

5

Tabel 1. Nilai Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nilai Frekuensi Presentasi

%

Kategori Tuntas

1 96 - 100 2 8 Tuntas

2 85 – 96 2 8 Tuntas

3 75 – 86 2 8 Tuntas

4 65 – 76 2 8 Tuntas

5 55 – 66 4 16 Tidak Tuntas

6 45 – 56 6 24 Tidak Tuntas

7 35 – 46 7 28 Tidak Tuntas

8 <35 - - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan Tabel 1, hanya 8 siswa dari 25 orang siswa kelas IV yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (65). Kondisi seperti pada tahun pelajaran 2013/2014 juga terjadi pada tahun pelajaran 2014/2015, dari hasil pengamatan selama pembelajaran diketahui dari 25 siswa hanya 8 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar matematika. Selain itu umumnya siswa tidak aktif dalam belajar. Rendahnya hasil belajar siswa dapat meningkat apabila kualitas pembelajaran ditingkatkan, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa misalnya dengan dengan mosel pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD).

Student Teams Achivement Division (STAD) menurut Robert Slavin ( Ratumanan, 2002 : 133 ), merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif


(23)

6

yang paling sederhana sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru yang baru mulai pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin, pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dapat ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompoknya telah menguasai materi pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan test tentang materi pelajaran tersebut.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:

1. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

2. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain


(24)

7

atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

3. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

Sesuai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) adalah model pembelajaran melalui proses kerja sama dalam kelompok, keaktifan dalam belajar, berbagi ilmu pengetahuan serta tanggung jawab secara individu. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD), siswa melakukan kegiatan kerja sama dalam kelompok, saling membantu dalam memahami materi pembelajaran matematika maka akan menjadikan siswa lebih mudah menguasai materi dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Sesuai latar belakang yang telah diuraikan di atas, dianggap perlu untuk melakukan suatu tindakan nyata oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Tindakan nyata yang dimaksud berupa penerapan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan gaya belajar murid dan model yang dimaksud adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD). Dengan demikian dalam penelitian ini saya mengangkat judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Tahun Pelajaran 2014/2015.


(25)

8

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Masih rendahnya hasil belajar matematika.

2. Hasil belajar siswa rendah karena siswa belum aktif, sebagai akibat dari pada interaksi pembelajaran belum berpusat pada siswa.

3. Model pembelajaran yang dipilih belum tepat.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) di kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu

Kabupaten Pringsewu ?.

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) di kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.


(26)

9

1.5Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika. Utamanya pada peningkatan hasil belajar matematika.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan manfaat secara praktis antara lain :

a. Sekolah; sebagai sumbangan informasi penting yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran guru di kelas, sehingga mutu Proses Belajar Mengajar (PBM ) dapat ditingkatkan.

b. Bagi guru; dapat meningkatkan profesionalisme, kkhususnya dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang efektif serta melaksanakan penelitian.

c. Bagi murid; dapat memotivasi, menggali potensi belajar yang dimiliki dan mampu mengembangkan kemampuan belajarnya dalam bentuk kerja kelompok.


(27)

II. KAJIAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar

Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Hasan (1994) dalam buku „Dimensi -Dimensi Psikologi Pendidikan‟ belajar adalah kegiatan yang bersifat mental atau psikis dan terjadi saat ada interaksi aktif dengan lingkungan sehingga dihasilkan keterampilan dan sikap.

Slameto Alfabeta (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.


(28)

11

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan atau usaha nyata yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Seperti yang dikemukakan oleh Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Arikunto (1993: 12) bahwa “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”.

Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik, antar peserta didik, serta antara peserta didik dengan sumber belajar dalam suatu lingkunganuntuk mencapai tujuan belajar.


(29)

12

2.2 Teori Belajar dan Pembelajaran

Sesuai dengan penjelasan Roberts dalam Lapono (2008: 1-1), jenis teori belajar yang banyak mempengaruhi pemikiran tentang proses pembelajaran dan pendidikan adalah teori kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme. 1. Teori Belajar Kognitivisme. Konsep belajar menurut teori perkembangan

kognitif adalah belajar merupakan kegiatan mengasimilasikan dan mengakomodasikan berbagai informasi atau pengetahuan dari lingkungan hingga menjadi suatu skemata atau struktur mental tertentu. 2. Teori Belajar Kontruktivisme. Konstruktivisime merupakan proses

pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Peserta didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri.

3. Teori Belajar Humanisme. Kajian konsep dasar belajar dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seeorang dalam upaya memenuhi kebutuhan seperti, kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan dan cinta orang lain. Dalam proses pembelajaran, kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan. Apabila peserta didik merasa upaya pemenuhan kebutuhannya terabaikan maka kemungkinan besar di dalam dirinya tidak akan termotivasi untuk berprestasi dalam belajarnya.


(30)

13

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati,2002 : 25dalam Rusman,2011:203) . Sejalan dengan pendapat Sanjaya, Wina (2010:241) “Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan model pengelompokkan/Tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang di persyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok”.

Dapat disimpulkan bahwa dalam sistem belajar yang kooperatif , siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya . Dalam model ini siswa

memiliki dua tanggung jawab , yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar . Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri .


(31)

14

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Team Achievement Division (STAD) di kembangkan oleh Robert Slavin (Ratumanan, 2002 : 133), merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru yang baru mulai pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin, pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dapat ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompoknya telah menguasai materi pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan test tentang materi pelajaran tersebut.

2.4.1 Ciri-Ciri Model Pembelajaran STAD

Slavin (1995) mengatakan bahwa STAD memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1). Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan perhatiannya karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka dalam satu tim; (2). Anggota tim terdiri dari empat atau lima orang, mereka heterogen dalam berbagai hal seperti prestasi akademik, jenis kelamin, status sosial, dan etnis; (3). Setelah satu atau dua kali pertemuan diadakan tes individu yang harus dikerjakan siswa sendiri-sendiri; (4). Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS); (5). Penempatan siswa, dalam tim lebih baik ditentukan oleh guru daripada mereka memilih sendiri. Oleh karena itu, intisari Student Team Achievement Division (STAD) adalah guru menyampaikan suatu materi


(32)

15

kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai enam orang untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara individual untuk setiap kelompok.

2.4.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran STAD

Menurut pendapat Rusman (2011:215) langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai berikut.

1. Penyampaian tujuan yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap kelompok terdiri 4-5 siswa.

3. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan diajarkan.

4. Kegitan belajar dalam tim (kerja tim). Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan.

5. Guru memberikan evaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang meteri yang dipelajari. Selama kuis berlangsung siswa dilarang bekerja sama dengan siswa lain.

6. Penghargaan prestasi tim.

Menurut Slavin (1995), guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.


(33)

16

Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut.

Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:

a. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya;

b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini;

c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. Kriteria untuk status kelompok (Muslimin dkk, 2000):

a. Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata nilai peningkatan kelompok < 15)

b. Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 (15 < rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20)

c. Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 (20 < rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25)


(34)

17

d. Sempurna, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25 (rata-rata nilai peningkatan kelompok > 25).

2.5 Hasil Belajar Siswa

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil belajar dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku kearah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa seorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kamajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh.

Berdasar konsepsi diatas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kamampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.


(35)

18

2.6 Kerangka Pikir

Pembelajaran model tipe Student Team Achievement Division (STAD) menempatkan pendidik sebagai fasilitator sehingga peran guru tidak lagi dominan. Guru berperan sebagai pemberi stimulasi pembimbing kegiatan siswa, menentukan arah tentang hal-hal yang harus dilakukan.

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) akan menciptakan kondisi belajar siswa yang efektif. Pembelajaran dimulai dengan membagi siswa ke dalam kelompok yang tersiri dari 4-5 orang anggota kelompok. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok mereka dan harus membantu saru sama lain. Hal ini dilakukan agar setiap anggota kelompoknya benar-benar memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan dari setiap individu akan mempengaruhi keberhasilan kelomponya. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan guru terkait materi yang disampaikan berdasarkan Lembar Kerja Kelompok (LKK) selama guru melakukan penjelasan siswa aktif memperhatikan dan mempelajari materi secara individual sambil menyelesaikan tugas kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok berdasarkan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) akan membuat siswa terbiasa bekerjasama dan berdiskusi dengan temannya sehingga mningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Melalui adanya kerjasama dan diskusi akan terjadi hubungan yang saling


(36)

19

menguntungkan diantara anggota kelompok tanpa adanya pengucilan individu. Model ini juga dapat mengembangkan semangat kerja kelompok, serta menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara anggota kelompok. Dengan demikian akan terjadi peningkatan aktivitas dan pencapaian kompetensi belajar siswa dapat berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika SD Negeri 2 Pajaragung. Atas dasar uraian diatas, kerangka pikir penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. Skema Penelitian Kondisi Awal Guru : belum menggunakan

Model Pembelajaran STAD

Siswa : Aktivitas dan hasil belajar

rendah

Guru : Menggunakan Model Pembelajaran STAD

Tindakan (action)

Sklus I: Guru menggunakan model pembelajaran STAD dan diskusi kelompok

Sklus II : Guru menggunakan model pembelajaran STAD siswa

mengikuti, diskusi dan mencoba dalam kelompoknya. Di duga dengan model

STAD dapat meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar. Kondisi Akhir


(37)

20

2.7 Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hasil belajar matematika akan meningkat apabila menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).


(38)

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 2 Pajaragung Pringsewu Kabupaten Pringsewu yang merupakan tempat tugas peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

3.3 Langkah Tindakan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan 2 siklus. 1. Perencanaan Tindakan

a. Menentukan jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat skenario pembelajaran, format observasi, evaluasi, alat peraga dan menyiapkan sarana prasarana.

2. Pelaksanaan Tindakan.

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana tindakan. b. Menerapkan tindakan.


(39)

22

3. Pengamatan/observasi dan pengumpulan data.

a. Melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan berdasarkan instrumen observasi.

b. Melakukan penilaian hasil tindakan sesuai dengan instrumen tes. 4. Refleksi.

a. Menilai dan membahas hasil evaluasi dan observasi tindakan yang telah dilakukan.

b. Menentukan kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilakukan.

c. Membuat rencana perbaikan untuk tindakan pada siklus berikutnya.


(40)

23

Tahap Prosedur Penelitian

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Gambar 2. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan (Dimyati dan Mulyono, 2002:124).

RENCANA TINDAKAN

ANALISIS & REFLEKSI

PELAKSANAAN TINDAKAN PELAKSANAAN

TINDAKAN OBSERVASI

OBSERVASI

PERBAIKAN RENCANA TINDAKAN ANALISIS &

REFLEKSI


(41)

24

3.4Teknik Pengumpulan Data. 1. Tes

Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran matematika melalui penggunaan tipe Student Team Achievement Division (STAD).

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati hasil belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda checklist pada lembar observasi yang telah disiapkan peneliti. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui kesesuaian antara rencana dan palaksanaan.

3.5Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap tahapan tindakan penelitian dianalisis secara deskriptif. Analisis data dilakukan oleh peneliti sejak awal pada setiap aspek penelitian. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung.

Langkah-langkah analisis data.

a. Menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus atau mendapat nilai ulangan ≥ 65.


(42)

25

b. Menghitung presentase siswa tuntas belajar pada setiap siklus dengan rumus :

Yj Keterangan :

Yj = Presentase ketuntasan belajar pada siklus ke-j

Pj = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 pada siklus ke-j N = Jumlah seluruh siswa ( Nono, dkk. 2005 : 57 ).

c. Membandingkan presentase siswa yang tuntas belajar antara siklus 1 dengan siklus 2.

1.6Indikator Keberhasilan.

Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di setiap siklusnya. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar matematika dari siklus 1 ke siklus 2 dan pada akhir siklus 2 minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 65.


(43)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat mengoptimalkan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung tahun ajaran 2014/2015, sehingga model ini sangat tepat untuk diterapkan dalam pelajaran matematika.

5.2 Saran

Berdasarkan data hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Dalam penelitian, guru harus lebih intensif dalam memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan diskusi kelompok, untuk siklus berikutnya guru harus mengarahkan dan menekankan bahwa setiap anggota

kelompok mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pembelajaran. 2. Kepada guru di SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu

Kabupaten Pringsewu sebaiknya menggunakan dan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) sebagai salah satu alternatif pembelajarn matematika.


(44)

41

3. Bagi sekolah, sebaiknya melakukan pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Untuk setiap siklus sebaiknya diadakan pergantian kelompok, hal ini


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Alfabeta,Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta. Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Penerbit.

Buchori, Muchtar. 2001. Pendidikan Atis Matematikatoris. Jakarta. Kanisius.

Darsono, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Semarang. IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA,SMK, dan SLB). Jakarta. Depdiknas.

Dimyati, Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Hasan, CH. 1994. Dimensi – Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya. Al- Iklas.

Ibrahim. M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.


(46)

Ratumanan, T. G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya. Unesa University Press.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003 No. 78. Jakarta. Sekretariat Negara.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Prenada Media.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensido Offset.

Syamsuri, Istamar & Ibrohim. 2008. Lesson Study. Malang. FMIPA UM.

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta. Nuha Litera.

Wawan. 2010. Cara Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa. 25 Juli 2010. Diakses 15 mei 2014 http://wawan-junaidi.blogspot.com/ 2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html.

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia.


(1)

3.4Teknik Pengumpulan Data. 1. Tes

Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran matematika melalui penggunaan tipe Student Team Achievement Division (STAD).

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati hasil belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda checklist pada lembar observasi yang telah disiapkan peneliti. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui kesesuaian antara rencana dan palaksanaan.

3.5Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap tahapan tindakan penelitian dianalisis secara deskriptif. Analisis data dilakukan oleh peneliti sejak awal pada setiap aspek penelitian. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung.

Langkah-langkah analisis data.

a. Menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus atau mendapat nilai ulangan ≥ 65.


(2)

25

b. Menghitung presentase siswa tuntas belajar pada setiap siklus dengan rumus :

Yj Keterangan :

Yj = Presentase ketuntasan belajar pada siklus ke-j

Pj = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 pada siklus ke-j N = Jumlah seluruh siswa ( Nono, dkk. 2005 : 57 ).

c. Membandingkan presentase siswa yang tuntas belajar antara siklus 1 dengan siklus 2.

1.6Indikator Keberhasilan.

Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di setiap siklusnya. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar matematika dari siklus 1 ke siklus 2 dan pada akhir siklus 2 minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 65.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat mengoptimalkan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Pajaragung tahun ajaran 2014/2015, sehingga model ini sangat tepat untuk diterapkan dalam pelajaran matematika.

5.2 Saran

Berdasarkan data hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Dalam penelitian, guru harus lebih intensif dalam memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan diskusi kelompok, untuk siklus berikutnya guru harus mengarahkan dan menekankan bahwa setiap anggota

kelompok mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pembelajaran. 2. Kepada guru di SD Negeri 2 Pajaragung Kecamatan Pringsewu

Kabupaten Pringsewu sebaiknya menggunakan dan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) sebagai salah satu alternatif pembelajarn matematika.


(4)

41

3. Bagi sekolah, sebaiknya melakukan pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Untuk setiap siklus sebaiknya diadakan pergantian kelompok, hal ini


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alfabeta, Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta. Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Penerbit.

Buchori, Muchtar. 2001. Pendidikan Atis Matematikatoris. Jakarta. Kanisius.

Darsono, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Semarang. IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA,SMK, dan SLB). Jakarta. Depdiknas.

Dimyati, Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Hasan, CH. 1994. Dimensi – Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya. Al- Iklas.

Ibrahim. M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.


(6)

Ratumanan, T. G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya. Unesa University Press.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003 No. 78. Jakarta. Sekretariat Negara.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Prenada Media.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensido Offset.

Syamsuri, Istamar & Ibrohim. 2008. Lesson Study. Malang. FMIPA UM.

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta. Nuha Litera.

Wawan. 2010. Cara Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa. 25 Juli 2010. Diakses 15 mei 2014 http://wawan-junaidi.blogspot.com/ 2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html.

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEMESTER GENAP SD NEGERI 3 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

0 5 65

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 109

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 49

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU BARAT KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 47