1
BAB II KAJIAN DAN KERANGKA TEORI
1.1. Film sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa dapat dijelaskan sebagai komunikasi yang ditujukan kepada massa masyarakat atau komunikasi dengan menggunakan media massa.
Dalam konteks ini massa merupakan kumpulan orang-orang yang hubungan sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu Rakhmat, 2003.
Banyak studi telah dilakukan dalam bidang komunikasi massa seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Komunikasi tidak lagi dilihat dari sudut
pandang kekuasaan tetapi lebih luas dan melibatkan banyak pihak. Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi
klasik tidak lagi melihat fenomena komunikasi secara fragmatis. Dengan kata lain, komunikasi dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dan tidak sesederhana pada
pemahaman dalam teori komunikasi klasik. Komunikasi kontemporer salah satunya terwakili oleh media film sebagai alat komunikasi massa.
Komunikasi massa melalui film menggunakan unsur visual dan audio untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Kedua unsur tersebut dipadukan untuk
memberikan gambaran realitas sebagai sumber stimulus afektif dan emosional. Severin 2005 menjelaskan bahwa dalam teori retorika visual, citra dan gambar
dapat digunakan untuk menyusun argumentasi yang halus dan rumit sebagai penguat dimensi komunikasi media massa. Dengan kata lain, citra dan gambar
yang ditampilkan dalam adegan sebuah film dapat merangsang respon kuat dari penonton tanpa disadari oleh penonton itu sendiri.
Film dapat dirancang untuk mencitrakan suatu realitas sesuai yang diinginkan oleh pembuat film. Ini berarti bahwa film sebagai alat media massa
memenuhi fungsi komunikasi
to inform, to educa te and to entertain
sebagaimana dijelaskan oleh Laswell. Teori kultivasi menjelaskan bahwa media, khususnya
televisi merupakan sarana utama yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk belajar tentang dunia, orang-orang didalamnya, nilai-nilai serta adat kebiasaannya
2 Severin, 2005. Dengan demikian, film dapat diproduksi untuk menyampaikan
pesan kepada masyarakat. Pesan
message
terdiri dari dua aspek yaitu isi pesan
the content of message
dan lambang
symbol
untuk mengekspresikannya. Lambang utama dalam film adalah gambar, artinya realitas yang divisualisasikan
memegang peran penting dalam proses komunikasi massa melalui film. Scoot dalam Severin, 2005 menyebutkan bahwa ada tiga cara berpikir tentang gambar
di media massa, yaitu sebagai gambaran nyata dari realitas, sebagai alat pembawa daya tarik afektif atau emosional dan sebagai kombinasi simbol-simbol yang
rumit untuk menyusun argumentasi. Dengan melihat citra dan audio yang ditampilkan di dalam sebuah film,
makna dari pesan yang direpresentasikan dalam film dapat dipelajari oleh
audience
. Realitas yang ditampilkan di televisi atau film dalam konteks penelitian ini, merupakan produk atau konstruksi dari kode-kode budaya dan oleh karenanya
tidak pernah bersifat netral ataupun universal sebagaimana dijelaskan oleh Fiske 2005 “
What passes for reality in any culture is that cult
ure‟s codes, so „reality‟ is always already encoded, it is never „raw‟” . Ini berarti bahwa realitas dapat
direkayasa untuk menyampaikan pesan tertentu pada masyarakat. Kehadiran film dengan pesan tertentu akan membawa dampak bagi masyarakat sebagai penonton.
Film membawa berbagai informasi, pesan-pesan yang dalam kecepatan tinggi menyebar ke seluruh pelosok dunia secara serempak. Film dapat memunculkan
efek sosial yang mengarah pada perubahan nilai sosial dan budaya dalam masyarakat. Hal ini mungkin terjadi sebagai akibat masyarakat menonton film dan
meng‟iya‟kan setiap nilai baru yang ditawarkan didalam film. Hall 1997 menyebut fenomena ini
film as a new religion.
Manusia cenderung menjadi konsumen budaya massa yang aktif. Hal ini mengakibatkan pola-pola kehidupan
manusia sebelum muncul film menjadi berubah, bahkan secara total. Film mempengaruhi rutinitas kehidupan manusia, nilai-nilai yang dianut hingga budaya
yang berlaku dalam masyarakat. Penggunaan kelebihan dan kelemahan film memberikan pengaruh kepada
pemirsanya. Semakin banyak unsur kelebihan dimanfaatkan, semakin besar kecenderungan pemirsa untuk menikmatinya. Demikian sebaliknya bila unsur
3 kelemahan yang lebih mendominasi maka hasilnya akan ditinggalkan
khalayaknya. Melihat perkembangan film yang demikian pesat, Wilbur Schramm mengatakan film telah digunakan secara efektif untuk mengajarkan segala macam
subjek, baik teoritis maupun praktik. Film semakin meluas dampaknya hingga menjadi bagian tak terpisahkan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Media
massa film secara teknis memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu bersamaan. Untuk itu media massa film mempunyai
fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-
pemahaman baik yang lama maupun yang baru.
1.2. Representasi dalam Sebuah Film