4
Percayalah kepada Allah yang Mahakuasa, kita akan aman dan bebas dari gangguan setan atau iblis.
4
Dalam masyarakat Cina, makan menggunakan mangkuk mempunyai alasannya sendiri. Alasan mereka makan menggunakan mangkuk karena makanan pada mangkuk
awalnya digunakan di daratan Cina memiliki permukaan sentuh yang jauh lebih kecil dibandingkan piring. Hal ini menyebabkan proses pendinginan makanan pada mangkuk akan
lebih lambat dari pada piring. Karena kecepatan pendinginan sebanding dengan luas permukaan sentuh selain faktor perbedaan suhu, angin. Oleh karena itu sesuai dengan
penjelasan di atas mengapa orang Cina makan menggunakan mangkuk yaitu agar makanan yang mereka makan tersebut tidak cepat dingin. Hal ini dikerenakan daerah tempat tinggal
mereka yang sangat dingin sehingga penggunaan mangkuk pada makanan dapat membantu mereka untuk menghangatkan tubuh mereka. Mangkuk lebih bagus dalam mempertahankan
suhu makanan dibanding piring. Hal ini jugalah yang membedakan penggunaan piring dan mangkuk dalam masyarakat Cina.
5
B. Pengaruhnya Bagi Budaya Indonesia
Tembikar dan keramik Cina mempunyai sejarah yang lama dan nama baik di dunia., dan sudah sejak dahulu kala tersebar keluar negeri, termasuk ke Indonesia. Arkeolog
Belanda, de Flins, telah menemukan alat-alat tembikar Dinasti Han, Tiongkok, 206 SM-220 M di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Irian Jaya. Berdasarkan temuan
itu ia beranggapan bahwa kubur, dimana alat itu ditemukan, tentu milik orang Tionghoa yang meninggal di tempat itu. Ia memastikan bahwa 2.000 tahun yang lalu orang Tionghoa sudah
4
Ibid., 438
5
Anton, “Perbedaan Mangkuk dan Piring” dalam http:anton83.blogspot.com200902beda-mangkuk-
dan-piring.html , diunduh pada tanggal 12 Juli 2012, pukul 13.01 WIB
5
mengarungi samudera dan menapakkan kaki di wilayah Indonesia.
6
Sejarawan Indonesia, Moh, Yamin menunjukkan dari benda-benda tembikar yang Dinasti Han, Tiongkok, yang
tergali di Indonesia, terdapat alat-alat untuk keperluan hidup sehari-hari, seperti kuali, lapik, alas lampu, kotak, dan piring. Selain itu, terdapat pula alat pembakar dupa untuk sembayang,
serta tempat arak dan sendok.
7
Tergalinya alat-alat tembikar Dinasti Han, Tiongkok, di Indonesia membuktikan bahwa jauh 2.000 tahun yang silam, bangsa Tiongkok dan Indonesia
sudah mengadakan kontak, dan dari satu sisi juga membuktikan ketepatan tentang perhubungan laut antara Tiongkok dengan Negara-negara Asia Tenggra dan India .
Benda-benda keramik Tiongkok yang masuk ke Indonesia, pertama-tama digunakan untuk keperluan hidup kehidupan sehari-hari. Ma Huan dari Dinasti Ming dalam bukunya
menyebutkan bahwa di negeri Jawa, “warga paling suka keramik biru putih Tiongkok”. Penduduk pribumi di Kalimantan menggunakan pula guci keramik Tiongkok untuk membuat
arak. Mereka bahkan menganggap guci keramik Tiongkok sebagai sesuatu yang sakral untuk wadah jenazah yang dikubur. Piring-piring serta guci telah memainkan peran penting dan
memperoleh kedudukan serta fungsi yang amat penting dalam adat perkawinan suku Biak- Numfor. Ukiran-ukiran gambar yang paling banyak terdapat dalam piring-piring tersebut
adalah gambar atau motif ular naga.
8
Benda-benda keramik Tiongkok yang berada di Indonesia di pandang sebagai suatu benda budaya yang berharga. Benda-benda tersebut sekarang telah memiliki kedudukan dan
fungsi yang penting dalam kegiatan kebudyaan setiap-tiap daerah di Indonesia. Dalam upacara kematian dan perkawinan benda-benda tersebut selalu di tempatkan dalam posisi
yang penting. Penghargaan mereka kepada benda-benda tersebut terpengaruh dengan budaya
6
Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok, 429-430
7
Ibid.
8
Ibid., 435
6
bangsa Cina. Dapat di lihat dari kepercayaan mereka tentang ular naga yang memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
9
C. Piring Sebagai Simbol