Sistem Pengendalian Intern Terhadap Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAPASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK

KOTA MEDAN

Oleh :

APRIANI SIREGAR 112102103

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

TANDA PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : APRIANI SIREGAR

NIM : 112102103

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PADA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN

Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19550908 198103 1 005 Drs. Rasdianto, M.Si., Ak

Tanggal ... Ketua Program Studi D III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA

Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : APRIANI SIREGAR

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 112102103

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERN

TERHADAP ASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN

Medan, Juli 2014

112102103 Apriani Siregar


(4)

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. BapakProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, beserta seluruh dosen dan staf pengajar lain yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak selaku sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Bapak Martua Ponidi, S.Si. selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Badan

Pusat Statistik Kota Medan beserta Seluruh staff dan pegawai Badan Pusat Statistik Kota Medan yang telah membimbing penulis selama magang.


(5)

6. Teristimewa kepada orang tua penulis, J. Siregar dan R. Simanjuntak, yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, serta memberikan dukungan berupa moril, material, dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis menjadi seperti sekarang ini.

7. Kakak penulis yang telah memberi doa dan dukungan kepada penulis.

8. Kekasih hati, Maruli Setiawan, yang selalu bersedia meluangkan waktu dan memberikan semangat serta doa kepada penulis.

9. Bapak / Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.

10. Teman-teman seperjuangan stambuk 2011 Program Studi DIII Akuntansi Grup B yang saling berbagi dalam segala hal.

Semoga Tuhan memberikan balasan atas semua bantuan yang diberikan.Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi peningkatan mutu penulisan tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua. Terima kasih.

Medan, Juli 2014 Penulis


(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ...4

1. Jadwal Survey/Observasi ...4

2. Rencana Isi ...5

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat ... 7

B. Job Description ...11

C. Struktur Organisasi ...15

D. Jaringan Kegiatan ...18

E. Kinerja Usaha Terkini ...18


(8)

TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN

A. Pengertian Aset Tetap ...21

B. Penggolongan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...22

C. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...25

1. Cara Perolehan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...25

2. Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...27

D. Penggantian Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...32

E. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan...34

1. Defenisi Pengendalian Intern Aset Tetap ...34

2. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan ...35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...40

B. Saran ...41

DAFTAR PUSTAKA ...43


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Survei dan Penulisan Laporan Tugas Akhir ... 5 Tabel 3.1 Daftar Aset Tetap yang Dimiliki Badan Pusat Statistik Kota


(10)

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Logo Badan Pusat Statistik Kota Medan ... 9 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Kota Medan ...17


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Research/Survey ... 44 Lampiran 2 Surat Selesai Research/Survey ... 45 Lampiran 3 Laporan Ringkas Aset Tetap Badan Pusat Statistik Kota


(12)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap negara memiliki model pemerintahannya masing-masing untuk mencapai kemakmuran rakyatnya. Berbagai sektor usaha dilakukan dalam pengupayaan kemakmuran, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun pendidikan. Setiap bidangnya memiliki fungsi-fungsi tertentu, namun perbedaan setiap bidangnya tidak menutup keterkaitan antara bidang yang satu dan bidang lainnya. Jika dipandang dari segi laba, tidak semua usaha pemerintahan memiliki laba, namun dapat memberi pelayanan kepada masyarakat. Terkait dengan aktivitas pemerintahan tersebut, setiap bidangnya memerlukan sarana dan prasarana untuk menjalankan fungsinya yang mana hal tersebut pasti digunakan pada setiap instansi yaitu berupa aset tetap.

Aset tetap adalah harta berwujud yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasional normal perusahaan. Semua aset tetap memerlukan biaya pemeliharaan dan perawatan agar dapat digunakan sesuai estimasi yang telah ditentukan. Pengeluaran- pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aset tetap tersebut diantaranya dapat menambah masa manfaat aset tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan kualitasnya. Aset tetap sangat berpengaruh tehadap berbagai kegiatan operasional pemerintahan demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian fungsinya. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan


(13)

2

pengawasan internal yang begitu besar terhadap aset tetap. Pengendalian dan pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aset dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aset pada lokasi yang tidak tepat.

Pengendalian intern aset tetap merupakan kebijakan dan prosedur yang bersifat melindungi aset dari penyalahgunaan, memastikan efektifitas dan efesiensi penggunaanya dalam kegiatan operasional, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan berkaitan dengan aset tersebut telah dipatuhi sebagaimana mestinya. Jika tidak ada pengendalian dan pengawasan yang baik terhadap aset tetap, akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi suatu instansi. Secara khusus untuk aset yang berperan utama dalam pengoperasiannya adalah suatu hal yang fatal apabila aset tersebut memiliki pengendalian yang tidak memadai dan mengakibatkan kerusakan. Dampak tersebut dapat menganggu kegiatan operasional , bahkan menunda kegiatan. Oleh karena itu, pengendalian intern atas aset tetap sangat diperlukan.

Badan Pusat Statistik Kota Medan merupakan salah satu dari beberapa instansi pemerintah yang memiliki fungsi khusus dan menggunakan aset tetap dalam kegiatan operasionalnya. Instansi ini bergerak dalam bidang pengolah data statistik Medan dengan segala angka nominal yang dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan Medan. Laba ataupun keuntungan tidak menjadi bagian utama dari instansi ini karena instansi ini memiliki fungsi pelayanan kepada masyarakat. Dalam kegiatan operasinya instansi ini harus menggunakan aset tetap demi tercapainya keakuratan dan kelengkapan data.


(14)

Beraneka ragam aset tetap yang digunakan memiliki sumber dana dari pemerintah, oleh karena itu aset tetap yang dimilikinya harus benar-benar diperhatikan dan pengendalian yang maksimal agar tercapainya ketepatan penggunaan dana pemerintah.

Melihat begitu besarnya pengaruh aset tetap terhadap instansi yang dikemukakan di atas, maka penulis berkeinginan untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk tugas akhir ini yang berjudul “Sistem Pengendalian Intern terhadap Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan”.

B. Rumusan Masalah

Setiap instansi akan selalu menghadapi permasalahan dalam kegiatan operasionalnya. Masalah yang dihadapi berbeda antar instansi yang satu dengan yang lainnya. Pembahasan masalah aset tetap sangatlah luas, oleh karena itu penulis merasa perlu untuk membatasai ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas tentang “Apakah Sistem Pengendalian Intern terhadap Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan telah diterapkan secara efektif dan efisien?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama peneliti melakukan penelitian pada Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah:

1. Untuk memastikan Badan Pusat Statistik Kota Medan melakukan pengendalian intern aset tetap.


(15)

4

Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah efektif dan efisien. Manfaat yang bisa didapat melalui penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan kepada peneliti agar dapat belajar secara langsung mengenai suatu instansi dalm menjalankan fungsi pengendalian intern terhadap aset tetap dan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat membandingkan antara teori yang didapat dari perkuliahan dengan realisasinya.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam menentukan kebijakan sistem pengendalian intern aset tetap pada masa yang akan datang dari beberapa literature yang diuraikan beserta saran-saran yang diberikan oleh penulis.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang nantinya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuannya dan juga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa junior dalam membuat paper dalam penelitiannya pada tahun-tahun mendatang yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal atas aset tetap.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survey/Observasi

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari nomor, kegiatan dan waktu (minggu).


(16)

Tabel 1.1

Jadwal Survey dan Penulisan Laporan Tugas Akhir No. Kegiatan

JUNI 2014 I II III IV 1. Pengesahan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukkan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan tugas akhir yang terdiri dari jadwal survei dan penulisan dan rencana isi.

BAB II : PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat instansi, job description, struktur organisasi, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan Badan Pusat Statistik Kota Medan.


(17)

6

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERN ASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian aset tetap, penggolongan aset tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan, cara perolehan dan metode penyusutan aset tetap Badan Pusat Statistik Kota Medan, penggantian aset tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan, serta sistem pengendalian intern aset tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang terdiri dari kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang dihasilkan dari penelitian ini.


(18)

a) Tersedianya data dan informasi statistik ekonomi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu.

b) Tersedianya data dan informasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat yang lengkap, akurat, dan tepat waktu.

c) Meningkatkan manajemen survei.

2. Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik nasional yang andal, efektif, dan efisien

a) Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik. b) Meningkatkan hubungan dengan penggunaan data.

c) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik.

3. Penguatan teknologi informasi dan komunikasi

a) Meningkatnya kualitas pengolahan data dan informasi statistik. 4. Peningkatan kapasitas SDM dan penataan kelembagaan

a) Memperbaiki sumber daya manusia.


(19)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP ASET TETAP PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN

A. Pengertian Aset Tetap

Aset tetap digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari yang pada umumnya kegiatan operasional tidak dapat berlangsung tanpa tersedianya aset tetap. Oleh karena itu, aset tetap tidak dapat diperjual-belikan dalam kegiatan sehari-hari dan mempunyai masa manfaat lebih serta memiliki nilai yang semakin berkurang seiring pemakaian. Dari uraian di atas, penulis mendefenisikan aset tetap adalah aset yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari perusahaan dan memiliki manfaat lebih dari setahun serta memiliki nilai penyusutan.

Berikut ini ada beberapa pendapat ahli yang menjelaskan pengertian dari aset tetap, namun terdapat perubahan istilah pada saat ini, sehingga pendapat tersebut masih menggunakan istilah lain dari aset tetap yaitu aktiva tetap.

• Menurut Harnanto (2002 : 314) “aktiva tetap berwujud didefinisikan sebagai setiap barang yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur atau masa kegunaan yang relatif permanen”.

• Menurut Dunia (2005 : 151) “aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material”.


(20)

B. Penggolongan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan

Banyak cara yang digunakan untuk menggolongkan aset tetap. Keputusan setiap instansi/perusahaan dalam penggolongan aset tetap berbeda-beda, tetapi perbedaan tersebut tidak terlampau signifikan. Penggolongan tersebut memiliki sudut pandang masing-masing. Seperti Syafri (1994 : 22) mengelompokkan aset tetap dalam berbagai sudut pandang, antara lain :

a. Sudut Substansi

1. Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.

2. Intangible assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, goodwill-patents, copyright, hak cipta, franchise, dll.

b. Sudut Disusutkan atau Tidak

1. Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti building (bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin), inventaris, jalan dan lain-lain.

2. Underpreciated plant assets, aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti land (lahan).

c. Berdasarkan Jenis 1. Lahan

2. Bangunan Gedung 3. Mesin


(21)

23

5. Perabot

6. Inventaris/Peralatan 7. Prasarana

Badan Pusat Statistik Kota Medan menggolongan aset tetap-nya menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Tanah

2. Peralatan dan mesin 3. Gedung dan bangunan 4. Aset tetap lainnya.

Pada tabel 3.1 di bawah ini digambarkan penggolongan aset tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan.

Tabel 3.1

Daftar Aset Tetap yang Dimiliki Badan Pusat Statistik Kota Medan

No. Kode Keterangan Jumlah Unit

31 Des 2013

1. 131111 TANAH 1.701

2. 132111 PERALATAN DAN MESIN 360

Stationary generating set 1

Minibus 1

Sepeda motor 28

Global positioning system 2

Alat bantu uji tumbuh 3

Mesin hitung elektronik/kalkulator 20

Lemari besi/metal 9

Lemari kayu 3

Rak besi 6


(22)

Brandkas 1

Locker 1

CCTV 8

Mesin absensi 1

Meja kerja kayu 34

Kursi besi/metal 83

Sice 2

Meja rapat 15

Meja komputer 4

Work station 5

AC split 16

Televisi 3

Unit power supply 6

Vertikal blind 36

Facsimile 1

PC unit 10

Laptop 20

Note book 3

Ultra mobile P.C 5

Personel komputer lainnya 1

Hard disk 1

Auto/data switch 1

Printer/peralatan personal komputer 4

Viewer/peralatan personal komputer 1

External 3

Server 1

3. 133111 GEDUNG DAN BANGUNAN 4

Bangunan gedung kantor permanen 2

Bangunan gedung tertutup permanen 2


(23)

25

Monografi 1027

Laporan 1

Serial lainnya 150

C. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan

1. Cara Perolehan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistk Kota Medan Perolehan aset tetap dinilai dari metode pembayaran yang digunakan untuk memperoleh suatu aset tersebut. Pada umumnya transaksi yang dilakukan untuk memperoleh suatu aset tetap dengan pembayaran secara tunai ataupun kredit. Keputusan untuk memiilih cara perolehan aset tetap tergantung instansi/perusahaan yang memerlukannya.

Upaya perolehan aset tetap dengan kedua cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pembelian secara tunai memiliki harga yang lebih murah dibanding dengan pembelian secara kredit apabila diakumulasikan pembayarannya. Sedangkan, pembelian secara kredit memiliki keunggulan memberi kesempatan bagi instansi/perusahaan yang memiliki dana terbatas pada periode berjalan untuk memperoleh aset tetap. Oleh karena itu, keputusan suatu instansi atau perusahaan tergantung pada waktu yang mana aset tersebut akan digunakan dan dana yang dimiliki untuk memperoleh suatu aset.

Badan Pusat Statistik Kota Medan memilih untuk memperoleh aset tetap-nya secara tunai karena dana yang diperoleh untuk mengelola instansi ini berasal dari pemerintah. Sebelum melakukan pembelian suatu


(24)

aset, instansi ini terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk memperoleh suatu aset. Jika pemerintah menyetujui perolehan aset tersebut, maka dilakukan peninjauan harga aset tersebut dan diperoleh harga yang terjangkau. Kemudian pemerintah menurunkan sejumlah uang sesuai harga terjangkau yang telah ditinjau kepada instansi ini. Setelah itu, Badan Pusat Statistik Kota Medan berkewajiban untuk membeli aset tersebut secara tunai dan melaporkan kembali kepada pemerintah bahwa aset tersebut telah diperoleh oleh instansi ini.

Terkait cara perolehan aset tetap, setiap instasnsi/perusahaan mempunyai cara masing-masing untuk memperoleh aset tetap yang dibutuhkannya. Menurut Rudianto (2012 : 259) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh aset tetap, antara lain:

1. Pembelian tunai

Aset tetap yang diperoleh melaluipembelian tunai dicatat dalam buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup harga faktur aset tetap, bea balik nama, beban angkut, beban pemasangan, dan lain-lain.

2. Pembelian angsuran

Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset tetap tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan. Sedangkan yang dihitung sebagai harga


(25)

27

perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan seperti beban pengiriman, bea balik nama, beban pemasangan, dll.

3. Ditukar dengan surat berharga

Aset tetap yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau obligasi perusahaan tertentu, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.

4. Ditukar dengan aset tetap yang lain

Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset lain, maka prinsip harga perolehan tetap harus digunakan untuk memperoleh aset yang baru tersebut, yaitu aset baru harus dikapitalisasi dengan jumlah sebesar harga harga pasar aset lama ditambah uang yang dibayarkan (jika ada).

5. Diperoleh sebagai donasi

Jika aset tetap diperoleh sebagai donasi, maka aset etersebut dicatat dan diakui sebesar harga pasarnya.

2. Metode Penyusutan Aset Tetap pada Badan Pusat Statistk Kota Medan

Seiring lama waktu pemakaiannya, aset tetap mengalami penurunan nilai yang dimilikinya dari nilai awal perolehan. Oleh karena itu, setiap instansi/perusahaan perlu melakukan perhitungan estimasi masa manfaat suatu aset, sehingga dapat mengetahui lama waktu pemakaian suatu aset dan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan penggantian aset dengan yang baru. Hal ini dilakukan demi kelancaran kegiatan


(26)

operasional perusahaan sehari-hari tanpa adanya gangguan.

Seperti yang telah dibahas di atas, aset diperoleh dengan berbagai cara dengna nilai perolehan tertentu. Nilai perolehan adalah nilai yang dikorbankan untuk mendapatkan suatu aset, bukan hanya harga aset tetap semata. Namun, hal-hal lain yang mendukung perolehan aset tetap tersebut harus diperhitungkan, seperti misalkan sebuah alat elektronik seperti air conditioner terkadang supplier yang menjual produk tersebut tidak menyediakan layanan jasa pemasangan air conditioner tersebut, sehingga perusahaan harus menggunakan jasa pemasangan dari penyedia jasa pemasangan air conditioner yang menyebabkan perusahaan wajib mengeluarkan kembali sejumlah dana agar aset yang telah dibeli dapat digunakan dan dana tersebut harus dimasukkan ke dalam nilai perolehan tersebut.

Pengurangan nilai suatu aset setiap tahun/periodenya disebut dengan istilah penyusutan aset tetap. Pada umumnya perusahaan telah memperkirakan estimasi umur yang dimiliki suatu aset untuk digunakan dengan keadaan produktif. Elemen lain dari perhitungan penyusutan aset tetap disebut dengan istilah nilai sisa yang mana nilai ini adalah nilai akhir yang dimiliki suatu aset pada tahun terakhir masa manfaatnya. Nilai sisa setiap aset berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaan dalam menetapkan, namun terkadang aset tetap memiliki nilai sisa sama dengan nol. Dengan demikian, akumulasi dari penyusutan aset tetap setiap tahun/periodenya sampai masa manfaatnya habis sama dengan harga


(27)

29

perolehan aset tersebut.

Adakalanya ketika masa manfaat aset tetap telah habis, tetapi aset tersebut masih dapat digunakan dalam kegiatan operasional. Selain itu, ketika aset tersebut ingin dijual kembali, namun nilai sisa yang dimiliki dianggap terlampau rendah. Maka, instansi/perusahaan dapat melakukan penghitungan kembali atas aset tetap tersebut untuk kedua situasi ini. Berbeda dengan kedua situasi di atas, ada pula aset tetap satu-satunya yang tidak perlu dilakukan penghitungan penyusutan selama masa manfaat, bahkan dapat memiliki nilai yang yang lebih tingi atau pun rendah terkait kondisi keadaannya yaitu tanah. Tanah tidak pernah mengalami penyusutan, tetapi tanah dapat memiliki nilai perolehan yang lebih tinggi dengan melakukan pengembangan tanah, seperti pagar, pelataran parkir, dll.

Metode penyusutan yang digunakan untuk menghitung penyusutan suatu aset bervariasi. Ada 3 metode penyusutan yang diketahui penulis yang dapat dilakukan untuk mengesetimasi masa manfaat suatu aset, yaitu:

1. Metode garis lurus 2. Metode menurun ganda

3. Metode penyusutan jumlah angka tahun.

Dari ketiga metode tersebut yang paling sering digunakan adalah metode garis lurus. Begitu pula dengan Badan Pusat Statistik Kota Medan yang menggunakan metode ini untuk menghitung penyusutan aset


(28)

tetap-nya. Selain metode tersebut mudah untuk digunakan, metode tersebut dianggap lebih efektif dan efisien. Nilai penyusutannya yang selalu konsisten setiap tahunnya dianggap layak untuk diterapkan pada instansi ini.

Ada beberapa hal yang membuat Badan Pusat Statistik Kota Medan merasa perlu melakukan penyusutan terhadap aset tetap yang dimilikinya, yaitu:

1. Penuaan fisik

Suatu aset tetap yang digunakan secara terus-menerus pasti mengalami penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca yang berpengaruh pada usia aset tersebut, sehingga perlu dilakukan penyusutan.

2. Perubahan teknologi

Semakin hari setiap orang tidak henti-hentinya untuk berkreasi dan berinovasi untuk menjadi yang lebih baik lagi, terutama pada bidang teknologi yang sangat jelas perubahannya. Untuk menghasilkan data yang dapat dijangkau oleh masyarakat melalui teknologi yang dan data yang lebih akurat karena kemajuan sistem pengolah data statistik, maka penyusutan aset tetap diperlukan pada Badan Pusat Statistik Kota Medan.

3. Pelaporan Aset Negara

Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk aset tetap negara yang ada pada intansi ini. Fungsinya adalah agar


(29)

31

pemerintah pusat mengetahui estimasi manfaat aset yang dimiliki negara untuk digunakan dalam kegiatan kenegaraan.

Penghitungan penyusutan ini dilakukan sejak aset tersebut diperoleh oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan. Metode garis lurus digunakan untuk memperoleh nilai penyusutan yang konstan dan dibebankan pada tiap periode pelaporan keuangan. Terkait dengan metode penyusutan aset tetap, Dunia (2005 : 156-159) berpendapat bahwa penyusutan aset tetap dapat dilakukan dengan empat cara, antara lain :

1. Metode garis lurus (Straight line)

Beban penyusutan dalam metode garis lurus dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu. Oleh karena itu, metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik yang sama selama masa manfaat dari aktiva tetap tersebut.

2. Metode jumlah unit produksi (Units-of-production)

Dalam metode jumlah unit produksi, manfaat taksiran dari aktiva tetap (estimated useful life) dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas produksi seperti jumlah jam atau km. Penyusutan dihitung dalam dua tahap. Tahap pertama menentukan tarif penyusutan untuk setiap unit produksi, dan tahap berikutnya menetukan beban penyusutan untuk suatu periode akuntansi dengan mengalikan tarif penyusutan per unit dengan jumlah unit produksi yang sesungguhnya digunakan selama periode tersebut.


(30)

Dalam metode saldo menurun, penyusutan yang dibebankan pada tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun. Untuk menerapkan metode ini, biasanya tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali dari tarif metode garis lurus.

4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-years Digits)

Metode jumlah angka tahun sama dengan saldo menurun, di mana beban penyusutan semakin menurun setiap tahun selama masa pemakaiannya. Beban penyusutan dihitung dengan mengalikan harga perolehan dikurangi nilai sisa taksiran dengan suatu pecahan. Angka penyebut (denominator) dari pecahan tersebut adalah jumlah angka dari angka-angka tahun.

D. Penggantian Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan

Meskipun aset tetap memiliki masa manfaat yang panjang, namun adakalanya aset tetap tersebut tidak layak digunakan lagi atau masa manfaatnya telah habis, sehingga perlu dilakukan penggantian aset dengan yang lebih layak pakai. Aset tetap juga dapat digantikan dengan adanya kemajuan teknologi yang memicu pengguna untuk menggunakan teknologi yang terbaru agar hasil dari penggunaan suatu aset ataupun kinerja pengguna aset semakin optimal. Penggantian aset dilakukan selalu dengan alasan tertentu.

Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan, penggantian aset dilakukan dengan berbagai cara, seperti :


(31)

33

Cara ini dilakukan karena aset tersebut sudah tidak fungsional digunakan dalam kegiatan operasional instansi ini. Di samping itu, aset ini tidak memiliki nilai buku atau pun nilai pasar yang layak untuk dijual kembali 2. Dengan cara dijual

Cara ini dilakukan dengan cara mengestimasi kembali nilai buku yang layak untuk aset tetap tersebut. Biasanya aset yang dijual merupakan aset yang mengalami penggantian karena kemajuan teknologi yang begitu cepat yang memaksa aset tersebut harus diganti. Aset ini juga telah lama di-nonaktifkan dalam kegiatan operasional yang mana pada saat pemberhentiaannya, aset ini masih memiliki nilai buku ataupun nilai pasar.

Prosedur penggantian aset tetap pada instansi ini tidak semudah penggantian aset tetap yang dilakukan pada perusahaan swasta. Karena aset yang dimiliki Badan Pusat Statistik Kota Medan berasal dari kas negara, maka penggantian aset tetap khususnya dengan cara dijual harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat. Persetujuan ini diperoleh dengan mengajukan surat permohonan kepada pemerintah dan mendapat ijin penjualan aset tetap dari pemerintah pusat. Hasil penjualan aset tersebut pun harus dilapor kembali kepada pemerintah bahwa benar adanya penjualan aset tetap negara dengan nominal tertentu. Sementara itu, untuk aset yang diganti dengan cara dibuang dilakukan penghapusan aset dari daftar akun aset tetap.

Menurut Dunia (2005 : 161-164) penggantian aset tetap melalui penarikan aset tersebut dilakukan dengan cara berikut:


(32)

1. Penghapusan aktiva tetap

Apabila aktiva tetap sudah tidak bermanfaat lagi dan tidak mempunyai nilai sisa atau nilai pasar, maka dapat dihapuskan (discarded).

2. Penjualan aktiva tetap

Apabila suatu aktiva tetap dijual, perusahaan mungkin pelang pokok, menderita rugi, atau memperoleh keuntungan.

3. Penukaran aktiva tetap

• Penukaran dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang sejenis atau dapat juga ditukar dengan aktiva tetap yang tidak sejenis.

• Dalam penukaran aktiva tetap harus ditentukan nilai tukarnya yang jumlahnya mungkin lebih besar atau lebih kecil dari nilai buku. • Selisih anatara nilai tukar aktiva yang lama dengan harga aktiva

yang baru merupakan jumlah yang harus dibayar atau yang terhutang.

• Keuntungan diperoleh dalam penukaran aktiva tetap yang sejenis apabila nilai tukar melebihi nilai buku. Keuntungan ini tidak diakui dalam penyajian laporan keuangan, dan dikurangkan pada harga aktiva tetap yang baru.

E. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan

1. Defenisi Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengontrol kegiatan operasional perusahaan dan mengamankan aset


(33)

35

tetap-nya. Sedangkan sistem pengendalian intern merupakan rancangan yang dibuat untuk melakukan pengendalian intern itu sendiri. Setiap perusahaan mewajibkan adanya pengendalian internal untuk mempertahankan keemanan perusahaannya dari gangguan yang berasal dari dalam perusahaan. Badan Pusat Statistik Kota Medan sebagai salah satu instansi pemerintah harus melakukan pengendalian intern agar setiap laporan yang disampaikan kepada pemerintah dapat diandalkan karena telah dilakukan sesuai prosedur

Pengendalian intern dilakukan tidak hanya untuk mengontrol, tetapi juga untuk memastikan bahwa efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional telah dilakukan. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi perundang-undangan dan kebijakan yang ada di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan. Tanggung jawab pengendalian intern biasanya dibebankan kepada manajer dan audit internal, meskipun demikian semua karyawan dalam suatu perusahaan juga memiiliki tanggung jawab atas pengendalian intern perusahaan tersebut.

IAPI (2011 : 319.2) mendefenisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2. Sistem Pengendalian Intern Aset Tetap pada Badan Pusat Statistik Kota Medan


(34)

digunakan suatu perusahaan untuk mengamankan asetnya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi dan efektifitas operasi, serta mendorong ketaatan pada kebijakan-kebijaksan yang telah ditetapkan pimpinan. Keberhasilan pengendalian intern ditentukan oleh sitem yang diajalankan dalam pengendalian tersebut. Semakin baik sistem yang digunakan, semakin baik pula pengendalian perusahaan tersebut dan kegiatan operasional dapat tetap stabil dengan asumsi tidak adanya gangguan dari luar perusahaan.

Sistem pengendalin intern aset tetap hanya terfokus pada keamanan aset tetap suatu perusahaan. Pengendalian intern terhadap aset tetap dilakukan untuk menjaga keawetan aset tetap, efektifitas fungsi aset tetap dari penyalahgunaan, serta keamana aset tetap dari penyelengawengan. Apabila hal ini dilakukan dapat mempertahankan estimasi manfaat suatu aset ataupun memperpanjang estimasi manfaatnya.

Badan Pusat Statistik Kota Medan selaku instansi penyedia jasa statistik berkewajiban melakukan pengendalian intern terhadap aset tetap-nya. Selain untuk kepentingan instansi tersebut dalam menghasilkan data statistik yang akurat, tetapi juga untuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kepada pemerintah. Peraturan tentang pengendalian intern Badan Pusat Statistik Kota Medan juga telah diperintahakan oleh Badan Pusat Statistik Pusat dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Interen Pemerintah di Lingkungan Badan Pusat


(35)

37

Statistik.

Menurut Dunia (2005 : 152) aspek-aspek pengendalian internal yang baik dari aktiva tetap adalah:

1. Persetujuan untuk pengeluaran aktiva tetap biasanya dilakukan oleh berbagai tingkat manajemen, tergantung pada jenis dan harga aktiva tetap yang bersangkutan.

2. Perusahaan harus mempunyai kebijaksanaan keuangan atau akuntansi secara tertulis mengenai kapitalisasi, untuk membedakan pengeluaran yang merupakan aktiva tetap dan pengeluaran yang bukan aktiva tetap, sehingga dapat mencatat aktiva tetap dengan tepat.

3. Adanya kebijaksanaan dan prosedur mengenai pengadaan aktiva tetap, penjualan, pembesituaan, dan pemindahannya dari bagian ke bagian lain atau antar cabang dan sebagainya.

4. Menyelenggarakan buku-buku tambahan atau kartu-kartu aktiva tetap dan melakukan penghitungan fisik atas aktiva tetap secara periodik atau berkala.

5. Mengasuransikan aktiva tetap untuk jumlah yang cukup dari bencana tertentu, seperti kebakaran atau bencana lainnya, dan kerugian karena kehilangan atau dicuri.

Aspek-aspek di atas telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan. Aset tetap yang dimiliki oleh instansi ini ada banyak dan bermacam-macam sesuai kebutuhan setiap bagian yang ada di dalamnya. Setiap kepala bagian bertanggung jawab atas pengendalian dan pelaporan aset yang ada pada bagian tersebut kepada pimpinan instansi ini. Perolehan aset untuk masing-masing bagian pun harus mendapat persetujuan dari pimpinan agar surat pengajuan permintaan perolehan aset tetap disampaikan kepada pemerintah. Pada setiap ruangan bagian Badan Pusat Statistik dicantumkan aset-aset yang ada pada ruangan tersebut beserta jumlahnya dan aset tetap tersebut masing-masing diberi label tertentu sesuai kode aset tersebut. Untuk penyederhanaan dan


(36)

kemudahan pengendalian aset tersebut, bagian tata usaha instansi ini memiliki tugas tanggung jawab merekapitulasi seluruh aset tetap yang ada, sehingga setiap aset memiliki kartunya masing-masing sesuai kode yang dimiliki aset dan keadaannya.

Begitu pula dengan prosedur pengendalian yang dikemukakan oleh Tunggal (1995 : 27) telah dilakukan oleh Badan Pusat Pusat Statistik Kota Medan seperti yang dijelaskan uraian di atas, yaitu:

1. Pemisahan tugas yang cukup

2. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas 3. Dokumen dan catatan yang memadai

4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan 5. Pengecekan independen atas pelaksanaan

Dalam kesehariannya, karyawan yang ada pada Badan Pusat Statistik Kota Medan juga menjaga pengendalian intern terhadap aset tetap yang ada di ruangan masing-masing ataupun yang diberikan kepercayaan menggunakannya untuk menjalankan tugasnya. Jika dipandang dari segi efisiensi dan efektifitas penggunaan aset tetap, penggunaan aset tetap sudah efektif dan efisien. Penggunaan aset tetap digunakan pada jam kerja saja dan setelah jam kerja selesai seluruh aset elektronik dinonaktifkan untuk menjaga keawetan aset tetap. Hanya saja untuk aset tetap yang non-elektronik kurang diperhatikan oleh sebagian karyawan seperti meja dan lemari yang jarang digunakan ataupun digunakan hanya untuk penyimpanan, sehingga jika diperhatikan dengan seksama kebersihan aset tetap tersebut kurang mendapat perhatian yang mana hal sepele ini memberikan peluang berkurangnya estimasi manfaat aset tersebut.


(37)

39

Menurut Tunggal (1995 : 85) ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada aset tetap dalam pengendalian internnya, antara lain: a. Perolehan dari aktiva tetap harus mendapat persetujuan dari pejabat

yang berwenang. Jika ada anggaran pembelian, maka penyimpangan antara anggaran dengan harga perolehan harus dianalisis.

b. Penjualan ataupun penarikan aktiva tetap dari operasi perusahaan harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang

c. Adanya suatu kebijakan mengenai kapitalisasi dari pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap, misalnya: pengeluaran yang lebih dari Rp 200.000,- dikapitalisasi.

d. Pencataatn yang cukup harus diadakan. Catatan yang lengkap untuk masing-masing aktiva tetap disebut kartu aktiva tetap.

e. Adakan penghitungan fisik secara fisik paling sedikit setahun sekali f. Aktiva yang dibuat oleh perusahaan harus secara berhati-hati

ditaksir/diperkirakan terlebih dahulu dan kemudian pada setiap tingkat penyelesaian harus dibandingkan dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan perbedaan atau efisiensinya. g. Catatan aktiva tetap harus dinyatakan secara rinci untuk mengetahui

berapa jumlah biaya yang yang tercakup di dalamnya.

h. Pengendalian secara teratur barang yang telah tidak dipakai lagi (usang) harus dilaksanakan.

i. Penelitian secara berkala terhadap aktiva dsan penelaahan terhadap assuransi harus dilakukan.


(38)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian intern terhadap aset tetap Badan Pusat Statistik Kota Medan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian intern aset tetap telah dijalankan dengan efektif yang mana Badan Pusat Statistik Kota Medan memperoleh aset tetapnya dengan cara pembelian tunai, sehingga harga perolehan aset tetap lebih murah dibanding dengan peroleh secara angsuran/kredit

2. Sistem pengendalian intern atas perolehan aset tiap-tiap bagian pada Badan Pusat Statistik Kota Medan telah dilakukan sesuai prosedur yang mana aset tersebut telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan pemerintah.

3. Metode penyusutan yang diterapkan oleh instansi sudah efektif, dimana dalam penyusutannya aset tetapnya menggunakan metode garis lurus yang dianggap lebih sederhana dan mudah diterapkan untuk semua jenis aset tetapyang didasarkan atas pertimbangan dan alasam yang layak dan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang pada umumnya menggunakan metode garis lurus.

4. Sistem pengendalian intern terhadap aset tetap instansi ini telah dilaksanakan dengan efektif yang mana masing-masing aset tetap


(39)

41

5. memiliki kartu aset dan pada tiap ruangan bagian dicantumkan kondisi aset beserta jumlahnya. Kepala bagian ruangan pun beratnggung atas pengendalian aset tesebut. Aset tetap elektronik yang penggunaannya oleh karyawan diberikan kepada karyawan yang benar-benar ahli dalam aset tersebut ataupun telah diberi pelatihan khusus atas penggunaan aset tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan melihat keadaan yang ada pada perusahaan, penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi Badan Pusat Statistik Kota Medan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya Badan Pusat Statistik Kota Medan memberikan perhatian kecil berupa perawatan terhadap aset tetap yang masih memiliki nilai pasar, namun jarang digunakan agar estimasi nilainya tidak berkurang jauh.

2. Sebaiknya tata letak aset tetap yang tidak difungsikan lagi dimuat dalam satu ruangan khusus serta dikelompokkan berdasarkan jenis asetnya, sehingga pengendalian terhadap aset yang tidak digunakan lagi dapat dilakukan dengan mudah.

3. Sebaiknya Badan Pusat Statistik Kota Medan mempertimbangkan metode penyusutan yang lain untuk beberapa aset tetap seperti kendaraan bermotor dan mobil yang diperkirakan memiliki masa manfaat yang cukup lama dengan perawatan yang baik ataupun laptop yang


(40)

sewaktu-waktu dapat digantikan dengan perubahan teknologi yang semakin hari semakin berkembang.

4. Sebaiknya aset tetap yang dipercayakan kepada karyawan diikut sertakan pencatatan dalam kartu aset tiap ruangan beserta kondisinya agar dapat diketahui dengan jelas keberadaan aset tersebut dan kondisinya.

5. Sebaiknya diadakan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap Badan Pusat Statistik Kota Medan setiap bulannya agar dapat mengetahui perkembangan kondisi aset tiap periode dengan mudah.


(41)

43

DAFTAR PUSTAKA

Dunia, Firdaus A, 2005. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 2, Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Harahaf, Sofyan Syafri, 1999. Akuntansi Aktiva Tetap, Akuntansi Pajak, Revaluasi, Leasing, Edisi 1, Penerbit PT Raja Grafindo Persada , Jakarta Harnanto, 2002.Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Penerbit: Fakultas

Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Indriantoro, Nur, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama,Penerbit: BPFE Yogyakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011. Standar Profesional Akuntan Publik, Per 1 Maret 2011, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rudianto, 2012. Pengantar Akuntansi, Penerbit: Erlangga, Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja, 1995. Struktur Pengendalian Intern, Penerbit: PT Rineka Cipta, Jakarta.


(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(1)

44

Lampiran 1


(2)

45

Lampiran 2


(3)

46

Lampiran 3


(4)

47


(5)

48


(6)

49