Sistem Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN
KURNIA MEDAN Oleh :
M. ANDRI YUDALA 122102166
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : M. ANDRI YUDALA
NIM : 122102166
PROGRAM STUDI :DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL :SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN
Tanggal: 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19550908 198103 1 005 Drs.Rasdianto, M.Si, Ak
Tanggal: 2015 Ketua Program Diploma III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal: 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 98002 1 001
(3)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA :M ANDRI YUDALA
NIM :122102166
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN
Medan, Juli 2015
NIM. 122102166 M. ANDRI YUDALA
(4)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Pengendalian Internal Aset Tetap pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan yang baik pada umat manusia.
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Akuntansi dan memperoleh gelar Amd Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak, CA., selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. ChairulNazwar, MSi, Ak., selakuSekretaris Program Studi Diploma III AkuntansiFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara 4. Bapak Drs. Rasdianto, MSi, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah
(5)
5. Bapak/ibu/abang/kakak Staf dan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara selaku tempat saya Magang.
6. Bapak/ibu/abang/kakak Staf dan Pegawai di PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan selaku tempat Riset saya buat Tugas Akhir ini.
7. Teristimewa buat Almarhumah ibu saya Lely Elida yang pasti senantiasa mendoakan saya lewat Surga. Teristimewa juga buat Ayah dan Ibu saya Tengku Yulce dan Rafita Risawati.
8. Buat Tante saya Susi Arfina Dewi, yang mungkin tidak terhitung dan terbalas jasa-jasanya serta memberikan semangat dan dukungan kepada saya sehingga Tugas Akhir ini telah selesai.
9. Buat Abang saya Edo Yulanda dan Adik-adik saya Amelia Yulita, Novia Yulita, Atika Yulita, Bebika Yulita terimakasih atas dukungannya selama ini terhadap saya.
10. Buat Sahabat saya dari Jaman SMP Debo, Nurul, Indah. Buat Sahabat Seperjuangan dikampus Agung, Debora, Fira, Evline. Buat kelompok Magang saya Dini, Aci, Ismail, Rahmi dan juga kepada Irdo dan Ami yang bersedia utuk saya repotkan mengenai penyelesaian Tugas Akhir ini. Terima kasih atas dukungan dan doa kalian sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang penulis miliki, maka dengan kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata semoga Tugas
(6)
Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat, Karunia, Rizki serta Keridhoan kepada kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Medan, Juni 2015 Penulis,
NIM. 122102166 M. ANDRI YUDALA
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Rencana Penulisan ... 5
1. Jadwal Survey/Observasi ... 5
2. Rencana Isi ... 5
BAB II : PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN ... 7
A. Sejarah Ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia ... 7
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 8
C. Job Description ... 9
D. Kegiatan Usaha ... 11
E. Kinerja Usaha Terkini ... 11
F. Rencana Usaha ... 12
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN ... 13
(8)
A. Pengertian Aset Tetap ... 13
B. Jenis-jenis Aset Tetap ... 15
C. Perolehan Aset Tetap ... 19
D. Metode Penyusutan Aset Tetap ... 22
E. Penggantian Aset Tetap... 29
F. Pengendalian Internal Aset Tetap ... 30
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
(9)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. 1Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ... 5 2. 1 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda... 24
(10)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, jasa maupun perusahaan dagang tentu memiliki aset tetap. Aset tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin.
Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan berbagai cara, misalnya pembelian tunai, pembelian cincin, hadiah, tukar tambah, dibuat sendiri dan sebagainya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa.
Bila kita perhatikan dalam laporan keuangan perusahaan, aset tetap memiliki saldo relatif besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu yang relatif besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu penilaian khusus dari sudut akuntansi. Untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aset tetap, perusahaan harus terlebih dahulu memiliki pertimbangan dan perencanaan yang baik, karena pengembalian dana yang telah diinvestasikan tersebut membutuhkan jangka waktu yang agak lama.
(11)
Selama aset tetap milik perusahaan memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana. Pengeluaran – pengeluaran guna pemeliharaan dan perawatan aset tetap tersebut dapat menambah masa manfaat aset tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya. Aset tetap sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional perusahaan demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan pengawasan internal yang begitu basar terhadap aktiva tetap.
Pengendalian dan pengawasan tersebut dilakukan untuk melindungi aset dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan atau penempatan aset pada lokasi yang tidak tepat. Dalam hal ini, pengendalian terhadap aset tetap merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aset karena kurangnya perhatian dari perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan perusahaan.
Sebaliknya, apabila pengendalian terhadap aset dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Kebenaran aset tetap harus dipertanggungjawabkan, dipergunakan secara wajar, diasuransikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas perusahaan.
Dari segi akuntansi, pengendalian internal terhadap aset tetap dilakukan agar perlakuan terhadap aset tetap sesuai dengan kebijaksanaan akuntansi
(12)
yang lazim sehingga diharapkan kesalahan-kesalahan pencatatan yang sehubungan dengan aset tetap dapat dihindari.
Melihat begitu besarnya pengaruh pengendalian internal aset tetap terhadap perusahaan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka penulis berkeinginan untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk penulisan paper dengan judul “Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan”
B. Rumusan Masalah
Setiap perusahaan, baik besar maupun kecil pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk menyelesaikan permasalahannya termasuk dalam hal pengendalian.
Dalam hal ini yang ingin diketahui adalah apakah pengendalian dalam perusahaan tersebut telah dilakukan dengan “benar” atau tidak. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk membahas pengendalian yang berkaitan dengan aset tetap di PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, yaitu: “Bagaimana PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan menerapkan pengendalian internal terhadap aset tetapnya”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
(13)
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengendalian internal terhadap aset tetap pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Bagi PT. Usaha Pengangkutan Kurnia
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan PT. Usaha Pengangkutan Kurnia menentukan kebijakan dalam pengendalian internal terhadap aset tetap pada masa yang akan datang.
b. Bagi penulis
Sebagai bahan masukan kepada penulis agar dapat mengetahui secara langsung mengenai pengendalian internal terhadap aset tetap di PT. Usaha Pengangkutan Kurnia dan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengaplikasikan teori-teori yang di dapat dari perkuliahan dengan sebenarnya.
c. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi bagi rekan-rekan mendatang yang berkaitan dengan pengendalian internal terhadap aset tetap.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Jadwal survey/observasi yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
(14)
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi
No. Kegiatan
Mei Juni
II III IV I II
1. PengesahanPenulisanTugasAkhir 2. PengajuanJudul
3. PermohonanIzinRiset
4. PenunjukanDosenPembimbing 5. Pengumpulan Data
6. PenyusunanTugasAkhir 7. BimbinganTugasAkhir 8. PengesahanTugasAkhir
2. Rencana Isi
Rencana isi tugas akhir ini terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:
(15)
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta rencana penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
BAB II : PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, jenis kegiatan, job description, kinerja usaha terkini dan rencana usaha.
BAB III: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN
Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian aset tetap dan jenis-jenisnya, cara perolehan aset tetap, dan metode penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap, serta pengendalian internal terhadap aset tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan pengendalian internal terhadap aset teap pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan.
(16)
BAB II
PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidanng transportasi. Sebelumnya sang pemilik perusahaan Bapak H. Usman telah membentuk PT. Kurnia pada tanggal 28 november 1974 yang bergerak di bidang angkutan antar kota dalam provinsi Banda Aceh.
PT. Kurnia berdiri pada bulan november tahun 1974 dengan jumlah awal armada sebanyak 5 armada yang bergerak di rute Medan-Banda Aceh dan pada tahun 1994 melakukan akuisisi dengan PT. Anugerah dan CV. Pusaka dan berganti nama menjadi PT. Kurnia. Perkembangan terus dilakukan oleh H. Usman yakni dengan menambah rute ke beberapa daerah diantaranya ialah: Medan-Jakarta (via Pekanbaru-Air molek-Jambi-Palembang) sebanyak 13 armada , rute Medan-Banda Aceh sendiri hingga sekarag telah memiliki armada sebanyak 36 unit, rute Medan-Sigli (via Langsa-Lhokseumawe-Bireun) sebanyak 36 unit, rute Medan-Takengon sebanyak 2 unit dan rute Medan-Padang sebanyak 1 unit.
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia mempunyai keinginan menjadi salah satu perusahaan transportasi yang dikenal unggul dan mampu melayani para konsumen yang ingin bepergian ke berbagai daerah indonesia, khususnya daerah yang ada di pulau Sumatra.
(17)
Maka dari itu PT. Usaha Pengangkutan Kurnia terus melakukan perbaikan dan inovasi terhadap Armada beserta pelayanan kepada konsumen agar dapat menjadi perusahaan transportasi yang nyaman dan diminati masyarakat yang ingin bepergian.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi berarti penetapan batas tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing karyawan. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan setiap bagian dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan.
Pemisahan tugas harus dilakukan dalam suatu perusahaan. Misalnya bagian akuntansi disatukan dengan bagian penyimpanan, maka akan memungkinkan terjadinya kesalahan transaksi sehinngga data adalah data yang tidak dapat dipercaya kebernarannya.
Organisasi dan Manajemen yang baik akan memberikan keseimbangan pada tugas sistem informasi manajemen kekuasaan, kesatuan pemerintah, tanggung jawab serta wewenang. Hal ini memberikan efek yang positif pada perusahaan dimana perusahaan akan menentukan kelancaran dalam
(18)
menjalankan aktivitas-aktivitasnya yang digambarkan dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi harus fleksibel terhadap perubahan dan pada perkembangan di lingkungannya, maka perusahaan atau badan usaha pada umumya beranggapan bahwa struktur organisasi ini sangang perlu. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Suatu perusahaaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Gambar Struktur Organisasi PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan dapat dilihat dalam Lampiran 1.
C. Job Desciption
Berikut ini dijelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan terdiri dari:
1. Direktur
Direktur sebagai pimpinan perusahaan yang berfungsi memimpin aktivitas dalam perusahaan, antara lain:
a. Mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan dan pengendalian kegiatan perusahaan.
(19)
b. Menyetujui dan menolak pengangkatan dan pemberhentian setiap bagian dalam penambahan tenaga kerja.
c. Memelihara dan meningkatkan motivasi kerja karyawan. d. Menyetujui dan memberikan pengesahan atas pembelian alat
inventaris perusahaan.
e. Mengadakan perencanaan tentang keadaan dimasa yang akan datang. f. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas setiap bagian serta menerima
laporan tertulis dari setiap bagian tersebut. 2. Chief Secretary
Chief Secretary merupakan bagian yang paling penting dalam PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan atas kegiatan operasional perusahaan antara lain:
a. Mengendalikan kegiatan pembukuan dan pembayaran gaji. b. Mengabsensi karyawan dan menentukan pemberangkatan driver. c. Mengatur dan menggunakan peralatan kantor.
d. Bertanggung jawab langsung pada direktur.
Semua tugas dan tanggung jawab diatas sama dengan tugas dan tanggung jawab pada sekretaris dikantor cabang.
3. Bagian Administrasi
Tugas bagian administrasi adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap pencatatan segala transaksi pemasukan dan pengeluaran keuangan.
(20)
c. Mencatat semua transaksi melalui dokumen yang telah diterima. D. Kegiatan Usaha
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan layanan jasa pengangkatan. PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan juga tidak hanya melakukan pelayanan jasa pada penumpang tetapi juga melayani pengiriman barang baik itu dari Medan ke Aceh maupun dari Aceh ke Medan.
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan juga lebih berorientasi pada pelayanan transportasi yang bermutu dan berkualitas, membuat konsumen betah atas pelayanan yang dilakukan oleh pegawai-pegawai PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan.
E. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan perusahaan, butuh waku untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah untuk mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, kedisiplinan, kerjasama, kekompakan serata loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah memberikan jasa pelayanan pengangkutan umum kepada masyarakat, dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelayanan
(21)
jasa dan meningkatkan kinerja agar menjadi perusahaan pengangkutan umum yang terbaik tetap menjadi pilihan masyarkat.
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan juga mempekerjakan pegawai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik jadi dapat melayani
masyarakat dengan maksimal. F. Rencana Usaha
Rencana kegiatan pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan berkonsentrasi pada bidang pengangkutan. Jenis pengangkutan perusahaan ini sangat beragam seperti pengangkutan penumpang juga pengiriman barang antar kota, salah satu jenis barang yang dapat dikirim dengan pengangkutan ini adalah sepeda motor, surat-surat berharga dan lain sebagainya.
(22)
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA PT. USAHA PENGANGKUTAN KURNIA MEDAN
A. Pengertian Aset Tetap
Sebelum penulis membahas lebih lanjut mengenai aset tetap, maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu definisi dari aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Adapun definisi aset tetap menurut beberapa ahli akuntansi, yaitu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:58) “Aset tetap adalah aset tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Soemarso S.R (2005:20) berpendapat bahwa Aset tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.
Menurut Dunia (2005:151) aset tetap adalah Aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak diamaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.
Warren, dkk (2005:429) berpendapat bahwa Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Mereka merupakan aset berwujud karena secara fisik, aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh
(23)
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.
Pengertian Aset tetap menurut Mulyadi (2001) adalah Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan.
Arti penting aset tetap berwujud berbeda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, tergantung pada sifat, jenis dan skala usahanya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai jenis aset tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relatif lama.
Dengan demikian, aset tetap harus mempunyai syarat: • Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan.
• Mempunyai bentuk fisik.
• Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
• Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau dijual kembali.
• Mempunyai masa manfaat relatif permanen. B. Jenis-jenis Aset Tetap
Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu sebagai berikut:
1. Substansi
Substansi yaitu aset tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aset tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
(24)
a. Aset berwujud (Tangible Fixed Asset)
Contoh: Tanah, mesin, gedung, peralatan, dan kendaraan. b. Aset tidak berwujud (Intangible Fixed Asset)
Contoh: Goodwill, paten, merk dagang (trademark), hak cipta (copyright)
2. Umur
a. Aset tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas, Misal: Tanah, bangunan pabrik, gudang dan kantor.
b. Aset tetap berwujud yang umur atau masa kegunannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misal: Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport.
c. Aset berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aset sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aset Sumber Alam. 3. Penyusutan
a. Aset tetap yang disusutkan (Depreciated Plant Asset) Contoh: Gedung, mesin, kendaraan dan lain-lain
b. Aset tetap yang tidak disusutkan (Underpreciated Plant Asset) Contoh: Tanah
4. Jenis
Aset tetap menurut jenisnya adalah: a. Tanah
(25)
Sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional perusahaan termasuk perizinan dan tidak disusustkan.
b. Pengembangan tanah
Seperti: Jalan untuk mobil, peralatan parkir, dan pagar. c. Bangunan/Gedung
Seperti: Toko, pabrik, gudang termasuk tata letak (lay out) d. Peralatan
Seperti: Komputer, furniture, mesin pabrik, peralatan pengiriman, termasuk kendaraan penunjang.
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan menggolongkan aset tetap ke dalam 4 golongan yaitu:
1. Machineries Terdiri dari:
a. Overhead projector b. LCD project/infocus
c. Focussing screen/layar LCD Projector d. Sepeda motor
e. Mesin ketik f. Mesin fotocopy g. Mesin penghisap debu h. Camera digital
i. Generator j. Genset
(26)
2. Tools and Equipment a. Alat pemotong kertas b. Lemari es
c. AC (Window, Split) d. Kipas angin
e. Televisi f. Dispenser g. Printer h. Telepon
i. Tabung pemadam api j. Microphone
3. Furniture and Fixture Terdiri dari:
a. Filling kabinet besi b. Brankas
c. Papan visual/papan nama d. White board
e. Meja kerja besi/metal f. Meja kerja kayu g. Kursi besi/metal h. Kursi kayu 4. Intallation
(27)
a. Elektrik
b. Kabel elektronik c. Kabel komputer C. Perolehan Aset Tetap
1. Pembelian tunai
Nilai perolehan aset tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam tranksaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aset hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.
2. Pembelian kredit
Beberapa jenis aset tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.
3. Sewa guna usaha
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.
(28)
a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.
b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan (finance lease) adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
4. Pertukaran dengan aset lain
Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu: a. Pertukaran dengan aset tetap yang sejenis
Adalah perolehan aset tetap dengan mengadakan pertukaran aset tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran. b. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai buku aset tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aset yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/rugi pertukaran aset tetap
(29)
Perusahaan bisa mendapatkan aset tetapnya melalui pertukaran dengan surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aset yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:
a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi. b. Harga pasar yang didapat.
6. Dibangun sendiri
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya:
a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi
c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan
7. Donasi atau sumbangan
Di dalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non-resipokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aset yang di dapat atau dikorbankan dalam transaksi non resipokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aset harus dipakai sebagai dasar pengukuran.
(30)
Dari beberapa cara perolehan aset tetap diatas, PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan pada umunya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara penjualan tiket beserta pengiriman barang oleh konsumen.
D. Metode Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi
aset tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16:2) “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat”.
Menurut Baridwan (2000:310) penyusutan adalah suatu proses alokasi biaya aset berwujud dan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aset bersangkutan sepanjang umur kegunaannya.
Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi mengenai kategori aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain: 1. Depresiasi
Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
2. Deplesi
Yaitu istialah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
(31)
3. Amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
1. Penyusutan Fisik
Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aset tetap, dan
hal tersebut tidak dapat dihindari. Keusangan dikarenakan pemakaian yang sudah terlalu lama dan keausan karena gerakan elemen-elemen. 2. Penyusutan Fungsional
Penyusutan ini disebabkan oleh aset tetap yang tidak layak pakai dan sudah ketinggalan zaman (obsolenscense). Suatu aset tetap dikatakan tidak layak lagi apabilan kemampuannya untuk memberi manfaat sudah tidak memadai dan tidak seperti yang diharapkan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan besar beban penyusutan setiap periode, yaitu:
a. Harga perolehan aset
Yaitu seluruh pengeluaran pengorbanan yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
b. Nilai residu
Nilai residu merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aset sudah tidak digunakan lagi.
(32)
3. Masa manfaat
Aset tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu.
4. Pola penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aset tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaaan.
Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukanbesarnya penyusutan aset tetap, yaitu:
a. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aset dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus:
Penyusutan tahunan =
Umur ekonomis
Harga perolehan – Nilai ekonomis
Contoh: Suatu aset dengan harga Rp. 1.000.000 umur ekonomis diperkirakan tahun, nilai residu ditaksir Rp. 100.000
Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut: Penyusutan tahunan =
5
Rp. 1.000.000 – Rp. 100.000
(33)
Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak:
Beban Penyusutan Mesin Rp. 180.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp. 180.000 2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (harga perolehan – akumulasi penyusutan).
Contoh: Sebuah aset tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp. 15.000.000, nilai residu Rp. 1.500.000, umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutannya =
5
Rp. 15.000.000 – Rp. 1.500.000
= Rp. 2.700.000 Tarif penyusunan saldo menurun:
5 tahun 100% Tarif ganda = 20% x 2 = 40%
(34)
Tabel 2.1
Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda
Tahun BebanPenyusutan AkumulasiPenyusutan (Rp)
NilaiBuku
I 40% x 15.000.000 = 6.000.000
RP.6.000.000 RP.9.000.000
II 40% x 9.000.000 = 3.600.000 RP.9.600.000 RP.5.400.000 III 40% x 5.400.000 = 2.160.000 RP.11.760.000 RP.3.240.000 IV 40% x 3.240.000 = 1.296.000 RP.13.056.000 RP.1.944.000 V 40% x 1.944.000 = 6.000.000 RP.13.833.000 RP.1.166.400
3. Metode Satuan Unit Produksi
Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aset.
Contoh: Harga beli sebuah mesin Rp. 12.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk. Maka beban penyusutan per satuan produksi:
Penyusutan per unit produksi =
80.000
Rp. 12.000.000 – Rp. 2.000.000
(35)
Berdasarkan contoh di atas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 x Rp. 125 = Rp. 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp. 125 = Rp. 1.125.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus:
Jumlah angka tahun = 2 n (n + 1)
n = Lama penyusutan (umur ekonomis aset)
Contoh: Jika harga beli sebuah aset Rp. 15.500.000 dan nilai residu Rp. 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutannya tiap tahun adalah:
Tahun I = 5/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 5.000.000 Tahun II = 4/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 4.000.000 Tahun III = 3/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 3.000.000 Tahun IV = 2/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 2.000.000 Tahun V = 1/15 x (Rp. 15.500.000 – Rp. 500.000) = Rp. 1.000.000
Pada PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, semua aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight
(36)
linemethod. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap.
Hasil penyusutan aset tetap diterbitkan setiap enam bulan sekali per tahun. Alasan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method) adalah kegunaan ekonomis dari suatu aset tetap akan menurun secara proporsional setiap periode, biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap, kegunannya ekonomis pasti berkurang dari waktu ke waktu, penggunaan (kapasitas) aset tiap-tiap periode relatif tetap. Dokumen sumber yang dipakai dalam pencatatannya adalah bukti memorial.
Pencatatan beban penyusutan yang dilakukan oleh PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan xxx
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx E. Penggantian Aset Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian dengan tiga cara, yaitu:
1. Dengan cara dibuang
Suatu aset tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki niali residu atau nilai pasar.
(37)
Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat.
3. Dengan cara ditukar dengan aset lain
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunanya. Jika nilai tukar aset lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.
F. Pengendalian Internal Aset Tetap
Pengendalian internal merupakan prosedur-prosedur mekanis yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi. Pengendalian yang baik atas aset tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengendalian terhadap aset harus dilakukan secara tepat dan terorganisir.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:29) mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut:
Pengendalian internal meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.
Sedangkan pengertian pengendalian internal menurut Mulyadi (2002:180), yaitu:
(38)
Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian pada tiga tujuan, yaitu:
a. Laporan keuagan yang dapat diandalkan
b. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku c. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan
Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengendalian yang baik agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengendalian internal yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.
Pada dasarnya tujuan sistem pengendalian internal aset tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, mendapatkan data akuntansi tepat dan dapat dipercaya serta mendorong tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pihak manajemen.
Pimpinan bertanggung jawab penuh dalam usaha pengendalian internal terhadap aset tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengendalian yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur – prosedur pengendalian dapat dilaksanakan sebaik mungkin. Pengendalian intenal merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi.
(39)
1. Pengendalian Akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai.
2. Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umunya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.
Beberapa tujuan dari pengendalian internal aset tetap lainnya adalah sebagai berikut:
1. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Meningkatkan efiensi dan efektivitas penggunaan aset tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
3. Menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aset tetap.
4. Menekankan bahwa aset tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aset tetap.
6. Melindungi aset perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan.
(40)
7. Menetapkan tanggung jawab yang wajar untuk aset tetap.
8. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal. Ada tiga jenis pengendalian internal atas aset tetap yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengendalian Administrasi
Pengendalian ini meliputi pengendalian sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisnya. Misalnya, induk barang atau buku lainnya.
2. Pengendalian Fisik
Pengendalian ini meliputi penyesuaian keadaan fisik aset tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalam daftar inventaris maupun administrasi inventarisnya.
3. Pengendalian Penggunaan
Pengendalian ini dilakukan untuk mengetahui apakah aset tetap digunakan dengan memperhatikan efisiensi penggunaanya atau tidak.
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan melakukan pengendalian internal atas aset tetapnya sebagai berikut:
1. Pengendalian melalui persetujuan
Persetujuan atas pemakaian aset tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Manajer Operasional PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan. 2. Pengendalian terhadap gerak fisik
(41)
Jika terdapat aset yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan melakukan sejumlah prosedur-prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan untuk melindungi aset tetapnya. Misalnya, terdapat aset yang telah rusak, maka akan dilaporkan kepada Bagian.
Perlengkapan PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan untuk perlakuan tindak lanjut atas aset tersebut. Namun biasanya aset yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.
3. Pemberian nomor urut
Aset tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan agar pengendalian internal baik dokumen maupun aset dapat berjalan efektif.
4. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaannya dengan membandingkan aset yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.
5. Perlakuan terhadap aset tetap yang tidak terpakai
Aset tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aset lain, karena aset yang mereka miliki adalah punya mereka sendiri.
(42)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan penulis, maka penulis akan membuat kesimpulan dan saran mengenai penerapan pengengendalian internal atas aset tetap di PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan.
A. KESIMPULAN
1. Aset tetap yang terdapat pada PT. Usaha Pengangkuta Kurnia Medan pada umunya diperoleh dengan cara pembelian tunai dan dibangun sendiri. Setiap perolehan aset selalu dilakukan pencatatan.
2. Metode penyusutan yang dipakai PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah metode garis lurus / straight line method
3. Dalam pengadaan/pembelian aset tetap dilakukan melalui prosedur dan perencanaan yang matang.
4. Jenis pengendalian atas aset tetap yang dapat dilakukan, yaitu: a. Pengendalian Administrasi
b. Pengendalian Fisik
c. Pengendalian Penggunaan
5. Pengendalian internal atas aset tetap yang diterapkan oleh PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah:
a. Pengendalian melalui persetujuan b. Pengendalian terhadap gerak fisik c. Pemberian nomor urut
(43)
e. Perlakuan terhadap aset tetap yang tidak terpakai B. Saran
1. Dalam hal perolehan aset tetap dengan pembelian tunai sebaiknya tetap dilakukan pencatatan atau pembukuan aset secara wajar dan transparan. 2. Pengendalian atas aset tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai
pengendalian internal yang lebih baik dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aset tetap.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Cetakan Kelima, Penerbit: Badan Percetakan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Dunia, Firdaus, 2005, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 2, Penerbit: Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2004. Akuntansi Aset Tetap. Edisi Ketiga, Penerbit: PT.
Raja Grafindo, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2011. Principles of Economics. Edisi 3, Penerbit: Salemba Empat. Penerjemah: Chriswan Sungkono.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi 1, Cetakan Tiga, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
Soemarso, SR. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu, Edisi Kelima. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Stice, Eral K, James D Stice, K Fred Skousen. 2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi 15, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Warren, Reeve, Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 21,
(1)
1. Pengendalian Akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai.
2. Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umunya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.
Beberapa tujuan dari pengendalian internal aset tetap lainnya adalah sebagai berikut:
1. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Meningkatkan efiensi dan efektivitas penggunaan aset tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
3. Menetapkan prosedur – prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aset tetap.
4. Menekankan bahwa aset tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aset tetap.
6. Melindungi aset perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan.
(2)
7. Menetapkan tanggung jawab yang wajar untuk aset tetap.
8. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal. Ada tiga jenis pengendalian internal atas aset tetap yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengendalian Administrasi
Pengendalian ini meliputi pengendalian sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisnya. Misalnya, induk barang atau buku lainnya.
2. Pengendalian Fisik
Pengendalian ini meliputi penyesuaian keadaan fisik aset tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalam daftar inventaris maupun administrasi inventarisnya.
3. Pengendalian Penggunaan
Pengendalian ini dilakukan untuk mengetahui apakah aset tetap digunakan dengan memperhatikan efisiensi penggunaanya atau tidak.
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan melakukan pengendalian internal atas aset tetapnya sebagai berikut:
1. Pengendalian melalui persetujuan
Persetujuan atas pemakaian aset tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Manajer Operasional PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan. 2. Pengendalian terhadap gerak fisik
(3)
Jika terdapat aset yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan melakukan sejumlah prosedur-prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan untuk melindungi aset tetapnya. Misalnya, terdapat aset yang telah rusak, maka akan dilaporkan kepada Bagian.
Perlengkapan PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan untuk perlakuan tindak lanjut atas aset tersebut. Namun biasanya aset yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.
3. Pemberian nomor urut
Aset tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan agar pengendalian internal baik dokumen maupun aset dapat berjalan efektif.
4. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan
PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaannya dengan membandingkan aset yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.
5. Perlakuan terhadap aset tetap yang tidak terpakai
Aset tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan, dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aset lain, karena aset yang mereka miliki adalah punya mereka sendiri.
(4)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan penulis, maka penulis akan membuat kesimpulan dan saran mengenai penerapan pengengendalian internal atas aset tetap di PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan.
A. KESIMPULAN
1. Aset tetap yang terdapat pada PT. Usaha Pengangkuta Kurnia Medan pada umunya diperoleh dengan cara pembelian tunai dan dibangun sendiri. Setiap perolehan aset selalu dilakukan pencatatan.
2. Metode penyusutan yang dipakai PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah metode garis lurus / straight line method
3. Dalam pengadaan/pembelian aset tetap dilakukan melalui prosedur dan perencanaan yang matang.
4. Jenis pengendalian atas aset tetap yang dapat dilakukan, yaitu: a. Pengendalian Administrasi
b. Pengendalian Fisik
c. Pengendalian Penggunaan
5. Pengendalian internal atas aset tetap yang diterapkan oleh PT. Usaha Pengangkutan Kurnia Medan adalah:
a. Pengendalian melalui persetujuan b. Pengendalian terhadap gerak fisik c. Pemberian nomor urut
(5)
e. Perlakuan terhadap aset tetap yang tidak terpakai
B. Saran
1. Dalam hal perolehan aset tetap dengan pembelian tunai sebaiknya tetap dilakukan pencatatan atau pembukuan aset secara wajar dan transparan. 2. Pengendalian atas aset tetap sebaiknya terus ditingkatkan untuk mencapai
pengendalian internal yang lebih baik dan untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aset tetap.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Cetakan Kelima, Penerbit: Badan Percetakan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Dunia, Firdaus, 2005, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 2, Penerbit: Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2004. Akuntansi Aset Tetap. Edisi Ketiga, Penerbit: PT.
Raja Grafindo, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2011. Principles of Economics. Edisi 3, Penerbit: Salemba Empat. Penerjemah: Chriswan Sungkono.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi 1, Cetakan Tiga, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.
Soemarso, SR. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu, Edisi Kelima. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Stice, Eral K, James D Stice, K Fred Skousen. 2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi 15, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Warren, Reeve, Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 21,