PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V C SD AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V C
SD AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

Oleh

YOSI ARNITA

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran dengan
pendekatan saintifik pada siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung. Data
penelitian diperoleh melalui tes setiap akhir siklus. Penelitian dilaksanakan dalam
2 siklus dengan masing-masing siklus 4 kali pertemuan. Berdasarkan hasil analisis
data hasil belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Dan pada siklus
II keberhasilan yang diharapkan tercapai.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik
dapat meningkatkan


hasil belajar siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar

Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci : Hasil belajar, Pendekatan Saintifik.

RIWAYAT HIDUP

Yosi Arnita dilahirkan di Telukbetung Bandar Lampung pada tanggal 01
Desember 1969, anak ke 3 dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Artja Ardika
(alm) dan Ibu Zaenab Umi Kalsum. Pendidikan yang pernah ditempuh berawal
dari TK Pertiwi Telukbetung, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Telukbetung sampai
tahun 1982, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Telukbetung sampai
tahun 1985, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Telukbetung sampai tahun
1988 dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada
Program Studi Pendidikan Matematika Diploma 3, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sampai tahun 1992.

Pada bulan Mei tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan melalui program
pemerintah S1 dalam jabatan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung. Saat ini penulis mengajar sebagai guru kelas di SD Al
Kautsar Bandar Lampung dari tahun 1996 sampai sekarang.

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan
karya ini dengan kesungguhan hati sebagai tanda bakti dan cinta
kasihku kepada :
Ibunda dan Almarhum ayahanda tercinta yang telah memberikan doa,
kasih sayang, motivasi, dan bekal kehidupan yang tak henti-hentinya,
yang selalu ada disampingku serta selalu memberikanku yang terbaik
untuk menjadikanku sesuatu yang terbaik dalam kehidupan ini.
Suamiku tercinta dan Permata-permata hatiku tersayang
atas kebersamaannya selama ini, atas semua doa dan dukungan
yang telah diberikan kepadaku.
Para pendidik yang telah mendidikku, yang menjadikanku semakin
berwawasan.
Almamater Universitas Lampung Tercinta.

MOTO


Apabila kamu merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya
keletihan itu akan hilang dan kebaikan itu akan kekal
(Umar bin Khatab)

Belajar tidak harus dimulai dari sesuatu yang baru, tetapi Belajar dapat diperoleh dari
Sesuatu yang telah dilakukan dan terus diperbaiki
(Penulis).

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang telah
diberikan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VC SD AL KAUTSAR
BANDAR LAMPUNG.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya, dengan kerendahan hati dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung beserta jajarannya yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr.Caswita, M.Si, selaku Ketua jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Haninda Barhata, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 1 yang
telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan arahan kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Dra.Arnelis Djalil, M.Pd, selaku pembahas yang telah memberikan
sumbangan pemikiran dan saran kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Unila yang telah membimbing dan memberikan ilmunya
kepada penulis selama masa perkuliahan dengan penuh ketegasan dan

kesabaran.
8. Bapak Drs. Yus Indra, M.M, selaku Kepala SD Al Kautsar Bandar Lampung.
9. Bapak Sidik Sampurno, S.Pd dan Bapak K. Sugeng Priyono, S.Pd selaku
Wakil kepala SD Al Kautsar Bandar Lampung
10. Ibu Fitri Nu’aini, S. Pd, Selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini.
11. Teman-teman Dewan Guru dan staf Tata Usaha SD Al Kautsar Bandar
Lampung
12. Siswa-siswi kelas VC dan keseluruhan siswa SD Al Kautsar Bandar
Lampung, yang ganteng dan cantik, pintar, menyenangkan, bandel, cerewet,
tetap semangat, belajar yang rajin, dan ukirlah sejarah kebaikan dan prestasi
dalam hidupmu.Terima kasih kalian telah memberikan banyak kenangan pada
ibu untuk diceritakan, dikenang dan dipelajari. Ibu sayang dan bangga pada
kalian semua.

13. Ayahanda (alm) dan ibunda tercinta dan tersayang Zaenab Umi Kalsum,
terima kasih doa dan kasih sayangnya yang selalu memberikan semangat agar
penulis tetap maju dan pantang menyerah.
14. Suami tercinta Hafizotu Al Huda dan permata-permata hatiku (Fatimah Al
Hafizoh, M. Hakim Al Hafiz, M. Fakih Al Hafiz dan M. Ridwan Al Hafiz),

terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya selama ini.
15. Teman-teman guru yang sedang menempuh program S1 guru dalam jabatan
pada Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Matematika
Angkatan 2010 dan 2013, terima kasih atas semangat, nasehat, serta
dukungannya selama ini.
16. Teman - teman dekatku di gedung B SD Al Kautsar Bandar Lampung
(Soldan Hadi, Iswahyudi, Fitri, Witri, Septi, Tina, Indri dan Dewi) yang selalu
sabar membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan penulisan
skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Yosi Arnita

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
…………………………………………………….

DAFTAR TABEL …………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………..
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………..
E. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………..
II.

Halaman
Ix
x
Xii
1
4
4
4
5


TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan pustaka……………………………………………….
1. Pengertian Matematika…………………………………….
2. Hasil Belajar……………………………………………….
3. Pendekatan Saintifik………………………………………
B. Kerangka Pikir ………………………………………………..

6
6
8
11
15

III. METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian ………………………………………………
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ………………………………..
C. Perencanaan Pembelajaran ……………………………………
D. Prosedur Penelitian ……………………………………………
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………
F. Indikator Keberhasilan ………………………………………..


17
17
17
26
26
27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………………………
B. Pembahasan ………………………………………………….

28
30

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………

33

34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1. Rata-rata Nilai Siswa dan Persentase Siswa Tuntas

Halaman

………...……..

29

4.2. Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pelajaran Matematika ........

31


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema 2
Pembelajaran 1 ………………………………………………………

35

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Suib Tema 2
Pembelajaran 3 ………………………………………………………

40

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema 2
Pembelajaran 4 ……………………………………… ……………..

45

A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema3
Pembelajaran 1 …………………………………………………

52

A.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Suib Tema 3
Pembelajaran 3 ….………………………………………………

58

A.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 2 Sub Tema 3
Pembelajaran 4 …………………………………………………….

65

A. 7 LKS Pembelajaran 1 ………………………………………………

72

A. 8 LKS Pembelajaran 3 ……………………………………………….

74

A.9 LKS Pembelajaran 4 ………………………………………………..

76

A.10 LKS Pembelajaran 1

……………………………………………

78

A.1 LKS Pembelajaran 3

………………………………………………

80

A.12 LKS Pembelajaran 4 ………………………………………………

82

B. PERANGKAT TES
B.1 Siklus I

................................................................................. 84

B.2 Siklus II ……………………………………………………………..

85

C. ANALISIS DATA
C.1 Data Observasi Siklus I ........................................................................ 86
C.2 Data Observasi Siklus II ....................................................................... 87
D. LAIN-LA IN

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya
dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan
siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Selanjutnya, dalam undang-undang tersebut

pada Bab

II Pasal 3 dijelaskan

bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa,
karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang
berkualitas dan

mampu

membangun masyarakat ke arah yang lebih baik.

Berkenaan dengan hal itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya
pembaharuan

dan

penyempurnaan

untuk meningkatkan mutu pendidikan

2

di Indonesia, baik yang menyangkut kurikulum ataupun yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana pendidikan. Semua ini tentunya dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Pada kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung belum terbangun kemampuan
untuk berpikir kritis, kreatif, dan sistematis. Sebagian besar siswa pasif dan tidak
mau bertanya apabila menemui kesulitan belajar matematika serta belum
terbangun semangat kerja sama yang baik di antara siswa. Selain itu, keaktifan
siswa di dalam pembelajaran matematika rendah. Hasil belajar matematika siswa
kelas V C juga masih sangat rendah. Kenyataan ini merupakan masalah yang
teridentifikasi yang harus dengan segera diselesaikan.
Permasalahan di atas salah satunya disebabkan model pembelajaran yang
digunakan oleh guru saat mengajar di kelas belum tepat. Selama ini, pembelajaran
matematika yang dilakukan dengan ceramah, berlangsung satu arah, kegiatan
masih terpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pelajaran disertai contoh soal,
sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat. Hal ini menyebabkan siswa yang
belum faham tidak bisa terdeteksi oleh guru. Ketika diberi kesempatan untuk
bertanya, hanya sedikit siswa yang melakukannya.

Selain itu, siswa kurang

terlatih dalam mengemukakan pendapat dan kurang terlihat aktivitas belajar yang
dilakukan siswa di dalam kelas.

Siswa kelas V C dengan melihat kenyataan sehari-hari yang sering terjadi dalam
proses pembelajaran siswa mau bertanya kepada teman sebangkunya secara
berbisik-bisik hal ini membuktikan bahwa siswa malu, tidak berani bertanya

3

kepada guru, tetapi tidak malu, berani bertanya kepada teman. Pada saat-saat
istirahat terlihat lebih banyak siswa-siswa yang berkelompok, bercengkerama dan
bertukar

pikiran dari

pada yang sendirian, hal ini menunjukkan bahwa

sebenarnya banyak siswa lebih suka berkelompok dari pada sendirian.

Dengan memperhatikan kondisi siswa di atas maka sangat mendukung
dilaksanakan

pembelajaran

dengan

menggunakan

pendekatan

saintifik.

Pendekatan saintifik dan pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi (mencoba), mengasosiasi /menalar/ mengolah informasi, serta
menyajikan/mengkomunikasikan.

Pendekatan Saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan suatu pembelajaran yang
dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pendekatan Saintifik atau pendekatan ilmiah dikembangkan dengan tujuan agar
pembelajaran berjalan lebih efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh
secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas
atau di lingkungan sekolah. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan saintifik kegiatan belajar berpusat pada siswa, siswa aktif, dan kreatif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4

Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk diteliti apakah penerapan pendekatan
Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V C SD Al
Kautsar Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
V C SD Al Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2014-2015 dengan
penerapan pendekatan saintifik.

D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, memberikan pengalaman baru dalam belajar matematika.
2. Bagi guru, mendapatkan tambahan pengalaman berharga dalam memperbaiki
meningkatnya hasil belajar matematika siswa, khususnya di kelas V C SD Al
Kautsar Bandar Lampung.
3. Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas guru dalam mempersiapkan dan
menyempurnakan model pembelajaran Matematika, khususnya di SD Al
Kautsar Bandar Lampung.

5

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran pendekatan saintifik merupakan metode ilmiah yang umumnya
menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan kesimpulan umum. Pendekatan saintifik dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada informasi searah
dari guru.

2. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif siswa yang diperoleh setelah proses
pembelajaran pada setiap siklus. Hasil belajar dalam penelitian ini ditujukkan
dengan nilai hasil tes setelah pembelajaran.

3. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah menyelesaikan bilangan
yang tidak diketahui dari operasi hitung campuran dengan membuat kalimat
matematikanya terlebih dahulu.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut
Subariah (2006:1) Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa
belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.
Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya hendaklah
mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika.
Menurut Suwangsih (2006 : 3). Materi pembelajaran maatematika termasuk
materi yang abstrak, oleh karenanya hanya orang-orang yang dapat berpikir
abstrak yang dapat mempelajari matematika. Bagi siswa sekolah dasar akan
kesulitan belajar matematika, jika gurunya tidak menyesuaikan dengan
kemampuan berpikirnya. Karena sifat abstraknya itu maka guru harus memulai
dalam belajar matematika dari konkrit (nyata) menuju yang abstrak.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
ilmu pengetahuan yang abstrak. Jadi untuk mempelajari matematika harus dari
hal- hal nyata menuju yang abstrak.

7

2. Prinsip proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

Menurut Bruner dalam Karso (2001 : 12) prinsip - prinsip pembelajaran yang
dapat dikembangkan sebagai proses belajar terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap kegiatan
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda - benda
real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.

2. Tahap ikonik atau tahap gambar bayangan
Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau
benda dalam bentuk bayangan mental.

3. Tahap simbolik
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam
bentuk syimbol atau bahasa. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual seperti
di atas diharapkan akan dapat meningkatkan aktifitas belajar matematika siswa
karena pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika menjadi lebih
baik dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

3. Karakteristik anak usia SD
Pembelajaran matematika di

SD akan berhasil dengan baik apabila guru

memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD antara 7
sampai 11 tahun termasuk dalam kategori operasional konkrit. Pada tahap ini
dicirikan dengan system pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang
logis, hal tersebut dapat di terapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan
konkrit yang dihadapi. Anak

SD

sudah

mampu

memahami

tentang

8

penggabungan

(penambahan

misalnya mengurutkan dari

dan pengurangan),
yang

saampai yang panjang. Anak SD juga

mampu

mengurutkan,

kecil sampai yang besar, yang pendek
sudah mampu menggolongkan atau

mengklasifikasikan berdasaran bentuk luarnya saja misalnya, menggolongkan
berdasarkan warna, bentuk persegi atau bulat. Pada akhir operasional konkrit
mereka dapat memahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan
melakukan sintesis sederhana.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989:50) yang menyebutkan bahwa “Hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh
proses belajar”. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif
(sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Kingsley, (2001:22) membagi tiga macam hasil belajar,
yaitu : (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap
dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada
pada kurikulum sekolah.

Hasil belajar dapat dilihat dari skor atau nilai tes setelah pembelajaran dan
merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan Taksonomi Bloom (Shofyan, 2008 : 1), hasil belajar diukur dalam
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudjana menyatakan

9

bahwa belajar dan pembelajaran sebagai suatu proses yang mengandung tiga
unsur yang saling berkaitan yakni tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar,
dan hasil belajar. Dari ketiga hubungan tersebut dapat ditarik gambaran bahwa
proses belajar dan hasil belajar berlangsung guna mengetahui keefektifan proses
belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Djamarah ( 2006 :105 ), mengungkapkan Suatu proses belajar mengajar dikatakan
berhasil jika memenuhi hal-hal sebagai berikut.
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik
secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar merupakan suatu puncak proses
pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya
memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut.

Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 3 ), hasil belajar merupakan suatu hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar
merupakan bukti adanya proses belajar mengajar antara guru dan siswa.

Hamalik ( 2004 : 30 ), menyatakan hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:
Pengetahuan, Pengertian, Kebiasaan, Keterampilan, Apresiasi, Emosional, hubungan sosial, Jasmani, Etis atau budi pekerti, dan Sikap.

10

Sejalan dengan pendapat Hamalik tersebut, dalam proses pembelajaran, hasil
belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa yang
sudah dilakukan. Hasil belajar bisa diketahui melalui perubahan-perubahan dalam
diri siswa yang meliputi kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan lain
sebagainya.
Indah, (2009 :1) menyatakan sebagai berikut. “Hasil belajar yang diperoleh siswa
adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus
semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan
penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.”
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru
dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk
keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar merupakan nilai tes kemampuan kognitif yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Untuk mengukur ketercapaian
hasil belajar dalam kelas, perlu dilakukan teknik penilaian seperti yang terdapat
dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 bahwa penilaian hasil belajar oleh
pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik

11

kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Hasil belajar dalam
penelitian ini telah ditetapkan peneliti dalam ruang lingkup penelitian.

C. Pendekatan Saintifik

Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran
terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan /mengolah informasi, dan
mengkomunikasikan.

1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi
yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
3. Mengumpulkan informasi/Eksperimen (Mencoba)
Mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain
melakukan eksperimen;membaca sumber lain selain buku teks; mengamati

12

objek/kejadian/aktivitas; dan wawancara dengan narasumber.Kompetensi yang
dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi/Mengolah informasi/Menalar
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi
adalah sebagai berikut.
a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

13

Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan

mengolah, bisa

dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan
dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Hasil
tugas yang dikerjakan bersama dalam satu kelompok kemudian dipresentasikan
atau dilaporkan kepada guru dan teman sekelas. Kegiatan ini sekaligus merupakan
kesempatan bagi guru untuk melakukan konfirmasi terhadap apa yang telah
disimpulkan oleh siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam
Carin & Sund, 1975). (1) individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya
apabila ia menggunakan pikirannya. (2) dengan melakukan proses-proses kognitif
dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual
yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. (3) satu-satunya cara agar seseorang
dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memilik
kesempatan untuk melakukan penemuan. (4) dengan melakukan penemuan maka
akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal diatas adalah bersesuaian dengan
proses kognitif yang diperluksn dalam pembelajaran menggunakan metode
saintifik.

14

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau
struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah
berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang
dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan
adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya
seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum,
prinsip ataupun pengalaman baru kedalam skema yang sudah ada didalam
pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok
dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada
sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran
diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi atara asimilsi dan akomodasi.

Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun
tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada
dalam zone of proximal develoment daerah terletak antara tingkat perkembangan
anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah dibawah
bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan
Wikandari, 2000: 4).

Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013, pembelajaran dengan metode
saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Berpusat pada siswa.

15

(2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum
atau prinsip. (3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa. (4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

D. Kerangka Pikir

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Penerapan pendekatan saintifik
dalam Pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan, akan tetapi
bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin tingginya kelas
siswa.

Pendekatan saintifik jugamemberikan lingkungan dimana siswa bekerja sama
dalam kelompok yang kemampuan anggotanya heterogen. Dalam pembelajaran
ini siswa tidak hanya dituntut secara individu meraih sukses tetapi juga dituntut
untuk dapat bekerja sama demi ketercapaian hasil yang maksimal.

Dengan

demikian, siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang nantinya akan meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.

16

Dalam pembelajaran pendekatan saintifik, siswa bekerja dalam kelompok kecil
dan saling membantu untuk menguasai materi yang diajarkan.

Siswa

berkemampuan tinggi diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman
kelompoknya dalam memahami konsep yang dipelajari. Mereka juga diharapkan
untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya agar dapat memberikan
keberhasilan dalam materi yang diajarkan. Sedangkan untuk siswa yang memiliki
kemampuan yang lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum
dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik.

Adanya

interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses
pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan aktivitas siswa dan
selanjutnya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Jadi dengan menggunakan penerapan pendekatan saintifik diharapkan hasil
belajar matematika siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

`

17

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Al Kautsar
Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Objek penelitian adalah siswa kelas
V C yang berjumlah 44 siswa, terdiri dari 26 laki-laki dan 18 perempuan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok yang
beranggotakan 6 orang dan 4 orang dengan tingkat kemampuan belajar matematika siswa yang bervariasi. Kondisi ruangan kelas dilengkapi dengan AC, Laptop,
dan semua siswa memiliki buku pegangan Matematika. Kondisi ekonomi siswa
sebagian besar golongan menengah ke atas.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada awal semester ganjil tahun 2014.
Penelitian ini juga akan dilakukan pada unit satuan kerja peneliti sendiri, yaitu
siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung.
B. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan kurikulum 2013,
yaitu Pembelajaran Tematik Terpadu. Pembelajaran tematik terpadu berfungsi
untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan

18

mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah
semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.

Peran tema dalam proses pembelajaran adalah sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Adapun
muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan
Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Dalam kurikulum 2013, tema sudah disiapkan
oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan
pembelajaran.

Pada awal Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan tema 2
yang terdiri dari 3 subtema dan masing-masing satu subtema terdiri dari 6
pembelajarann dalam 1 minggu. Subtema 2 tentang Peristiwa-peristiwa penting,
subtema 3 tentang manusia dan peristiwa alam.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A. Siklus I
Tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah.

1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini dilakukan adalah sebagai berikut.

19

a. Mendiskusikan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang

akan ditetapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus I dengan dosen
pembimbing.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Mengembangkan skenario pembelajaran.
d. Menyiapkan sumber belajar buku siswa kelas V tema 2”Peristiwa dalam
Kehidupan”. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013.
e.

Mempersiapkan Lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan materi yang
diberikan kepada siswa.

f.

Mempersiapkan alat evaluasi dan kunci jawaban soal tes siklus I untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I.

g.

Mempersiapkan lembar observasi belajar siswa selama proses pembelajaran
dan diskusi sedang berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu.
a) Pertemuan 1
Pertemuan pertama berlangsung selama 70 menit dan dilaksanakan pada hari
Rabu, 24 September 2014 mulai pukul 07.50 WIB sampai dengan pukul 09.00
WIB dihadiri oleh 43 orang siswa. Satu siswa tidak hadir.
Pertemuan pertama membahas materi tentang menentukan bilangan yang tidak
diketahui dari sebuah operasi hitung. Sebelum memulai pelajaran, guru menyapa
siswa dan menanyakan siapa saja siswa yang tidak hadir, melakukan appersepsi,
menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dan memotivasi siswa agar dapat
mengikuti

pelajaran dengan baik.

Selanjutnya

siswa berdiskusi

sesuai

20

kelompoknya. Guru mengamati siswa yang sedang menyelesaikan LKS dan
memberikan bantuan kepada kelompok yang menemui kesulitan. Diskusi yang
dilakukan oleh siswa belum berjalan sebagaimana mestinya, sebagian siswa
belum bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya.
Selain itu sebagian siswa yang lain tidak ikut mengerjakan LKS. Mereka hanya
bermain-main ataupun mengganggu teman-temannya yang lain.
a) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 26 September 2014, mulai pukul
08.00 – 09.30 WIB diikuti oleh 41 siswa. Tiga siswa tidak hadir karena sakit.
Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah menentukan bilangan yang tidak
diketahui dari operasi perkalian. Pada pertemuan kedua ini, kelompok diskusi
sudah mulai berjalan baik, walaupun ada sebagian siswa yang masih melakukan
kegiatan di luar diskusi. Beberapa orang siswa sudah mulai aktif, mau menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun menanyakan pada guru hal-hal yang
belum difahami.
b) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 29 September 2014 pukul 09.15 –
10.25 WIB diikuti oleh 43 siswa, karena ada satu siswa yang tidak hadir. Materi
pembelajaran pada pertemuan ini adalah menentukan bilangan yang tidak
diketahui dari operasi pembagian. Kegiatan diskusi berjalan cukup lancar. Namun
tetap saja masih ada tiga atau empat siswa yang mengobrol dan kurang aktif
dalam mengerjakan LKS.

21

c) Pertemuan 4
Pada siklus I ini dilakukan Tes akhir siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu,
01 Oktober 2014 selama 70 menit diikuti 44 orang siswa.
3. Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan berlangsung, diadakan pengamatan mengenal aktifitas
belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dipersiapan. Selain itu, pengamat juga mencatat
kelebihan dan kekurangan mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai
bahan diskusi dalam refleksi.

4. Refleksi

Setelah melakukan tindakan dan observasi selama berlangsungnya proses
penelitian, lalu dilakukan koreksi untuk menganalisis keberhasilan tindakan yang
telah diberikan dengan memperhatikan hasil nilai yang dicapai siswa selama
mengerjakan LKS serta tes formatif di akhir pembealajaran.

Pada akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata hasi belajar siswa 64,5 belum
memenuhi keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut.
a. Siswa masih kesulitan beradaptasi dengan teman dalam satu kelompoknya.
b. Terdapat beberapa siswa yang belum mengerjakan LKS dengan sungguhsungguh, melainkan melakukan hal-hal yang tidak diharapkan, seperti:
mengobrol dengan teman satu kelompoknya, mengganggu teman yang lain.

22

c. Diskusi dalam kelompok belajar masih kurang, LKS hanya dikerjakan oleh 1
atau 2 orang siswa saja, yang lain tidak bertanya padahal belum paham.
d. Kegiatan dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai.
Pada siklus I ini, kinerja guru masih kurang. Berdasarkan lembar observasi
aktivitas guru dan cacatan lapangan diperoleh keterangan beberapa kekurangan
guru dalam mengajar, sebagai berikut:
1. Kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa.
2. Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Penguasaan kelas yang masih kurang baik.
4. Kurang penekanan terhadap materi yang penting.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, maka perbaikan untuk siklus
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya lebih memotivasi siswa yang pandai untuk membantu temantemannya dalam 1 kelompok dengan cara memberi kesempatan kepada siswa
yang lain untuk presentasi mewakili kelompoknya.
2. Guru sebaiknya lebih menguasai kelas dengan memberikan arahan dan
dorongan agar siswa lebih konduktif dalam belajar.
3. Guru sebaiknya memfokuskan perhatian siswa dengan memberikan teguran
dan arahan yang positif kepada siswa yang melakukan aktivitas lain di
kelompoknya.
Siklus II
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober sampai dengan
tanggal 06 Oktober 2014. Pembelajaran siklus II dilakukan selama 4 kali

23

pertemuan, 3 kali pembelajaran dan satu kali tes siklus. Pelaksanaan siklus II
merupakan kelanjutan dari siklus I, dimana siklus ini merupakan perbaikan
berdasarkan refleksi dari siklus I. Tahapan yang dilakukan pada siklus ini yaitu:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II ini secara umum sama
dengan siklus I, tetapi tidak ada lagi pengelompokkan siswa karena siswa tetap
berada dalam kelompoknya masing-masing seperti pada siklus I. Terdapat
perbaikan dalam kegiatan awal yaitu guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan perlakuan
khusus terhadap siswa yang memiliki kemampuan operasi hitung rendah.
2. Pelaksanaan

a) Pertemuan 1
Pertemuan pertama berlangsung selama 70 menit dan dilaksanakan pada hari
Kamis, 02 Oktober 2014 pukul 09.15 sampai dengan 10.25 WIB dihadiri oleh 42
orang siswa (2 orang siswa sakit). Sebelum memulai pembelajaran, guru
mengawalinya dengan mengumumkan hasil tes siklus I, tujuannya agar siswa
lebih termotivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi pada siklus
berikutnya. Materi yang dibahas dalam pertemuan ini adalah Menyetarakan
persamaan perkalian dengan melibatkan satu bilangan yang tidak diketahui.
Pertemuan pertama dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa dan memberikan penjelasan yang akan dikerjakan di dalam
kelompok. Guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa diminta untuk
mengerjakan LKS di kelompok masing-masing. Siswa berdiskusi dalam

24

kelompoknya. Pada saat diskusi masih terlihat beberapa orang siswa yang tampak
asyik dengan kegiatannya di luar diskusi seperti mengobrol dengan temannya.
Guru mengamati siswa yang berdiskusi dan memberikan bimbingan jika
diperlukan. Kemudian guru menunjuk salah satu dari anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti. Pada akhir pembelajaran, guru
membagikan lemabar tes kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
b) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 03 Oktober 2014 selama 70
menit pada pukul 08.20 sampai dengan 09.30 WIB dan dihadiri oleh 43 orang
siswa. Materi yang dipelajari adalah Menyetarakan persamaan pembagian dengan
melibatkan satu bilangan

yang tidak diketahui.

Sebelum dilaksanakan

pembelajaran, guru mengingatkan kembali tentang menyetarakan persamaan
perkalian. Selanjutnya guru memberikan LKS dan siswa diminta untuk
mengerjakan LKS. Sebagian siswa sudah fokus terhadap LKS yang harus
diselesaikan. Meskipun masih ada siswa yang tidak memperhatikan LKSnya jika
tidak diperhatikan guru. Guru membagikan lembar tes untuk dikerjakan secara
individu. Lalu menutup pembelajaran dengan terlebih dahulu menginformasikan
materi pembelajaran yang akan datang.
c) Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Oktober 2014 selama 70 menit
dan dihadiri 43 orang siswa. Materi yang dipelajari adalah Menyelesaikan
permasalahan bilangan yang tidak diketahui dengan membuat kalimat

25

matematikanya terlebih dahulu. Kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa
sebagian besar sudah menunjukkan peningkatan.
d) Pertemuan 4
Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes akhir siklus II yang dilaksanakan pada
hari Kamis, 09 Oktober 2014 selama 70 menit diikuti 43 orang siswa, satu orang
siswa tidak hadir karena sakit.
3. Pengamatan
Selama tahap pelaksanaan berlangsung, diadakan pengamatan/observasi mengenal
aktifitas siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu, pengamat juga
mencatat kelebihan dan kekurangan mengenai jalannya kegiatan.

4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus II dengan menganalisis hasil observasi
belajar siswa dan tes akhir siklus II. Setelah melakukan tindakan penelitian serta
observasi, lalu peneliti melakukan koreksi untuk menganalisis tindakan di kelas,
Peneliti menganalisis menghitung hasil kegiatan dan tes akhir yang telah diberikan kepada siswa guna mengetahui hasil akhir pencapaian nilai pada siklus II dan
dapat mengambil kesimpulan tentang keberhasilan tindakan kelas ini. Berdasarkan
data nilai siswa pada siklus II sebagaimana terdapat dalam tabel 4.1 menyatakan
bahwa pada siklus II nilai terendah adalah 40 diperolah 3 orang siswa dan nilai
tertinggi adalah 100 diperoleh 17 orang siswa dan rata-rata nilai siswa mencapai
83,2. Pada siklus I diperoleh nilai tertinggi adalah 100 diperoleh 7 orang siswa
dan nilai terendah adalah 30 diperoleh 1 orang dan nilai rata-rata siswa 70,9.

26

Berdasarkan analisis pembelajaran akhir siklus II, hasil belajar telah memenuhi
keberhasilan yang ditetapkan. Menurut pengamatan guru mitra dan observer,
pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sudah baik.

D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan data kuantitatif diperoleh dari hasil
belajar berupa rata-rata nilai dari tes siklus, lembar kerja siswa, dan latihan yang
dikerjakan siswa. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan tujuan untuk
mengetahui tingkatan keberhasilan siswa setelah diberi pembelajaran matematika
melalui pendekatan saintifik.

Data Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran matematika
melalui pendekatan saintifik diambil dari data tes akhir siklus.
Untuk menghitung persentase siswa yang memperoleh nilai > 76 digunakan
rumus :
%Xi 

N

i

n

x100%

Keterangan :
= persentase siswa yang memperoleh nilai  76

% Xi

N

n

i

= banyaknya siswa yang memperoleh nilai  76
= banyaknya siswa

27

E. Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika dipenuhi 80% siswa
memperoleh nilai tes formatif > 76 (skala 100) minimum predikat B+ .

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V C SD Al Kautsar Bandar Lampung semester ganjil
tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi karena pada
pendekatan saintifik

ada pembelajaran kelompok yang di dalamnya terdapat

kegiatan memahami menanya, mencoba dan mengkomunikasikan serta kegiatan
diskusi yang saling membantu di antara siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka
disarankan sebagai berikut.
1. Guru matematika dapat menjadikan pembelajaran pendekatan saintifik sebagai
salah satu alternatif yang dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.

34
2. Pembelajaran pendekatan saintifik dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan
alokasi waktu yang baik dalam penyajian materi, kegiatan diskusi kelompok,
maupun dalam presentasi hasil kerja kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
298 hlm.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.
Jakarta. 241 hlm.
Indah. 2009. Hasil Belajar. http://ndas’blog.student.fkip.uns.ac.id. Diakses
tanggal 27 Januari 2014. 1 hlm.
Lampung Universitas. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas
Lampung. Bandar lampung. 60 hlm.
Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 Tentang Penilaian Hasil Belajar.
Shofyan, Mohammad. 2008. Hasil Belajar. http://id.shvoong.com/-hasilbelajar.html. Diakses tanggal 12 Agustus 2014. 1 hlm.
Wina S. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014
SD Kelas V.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA LAMPUNG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUKARAMEDUA BANDAR LAMPUNG

0 15 190

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA LAMPUNG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUKARAMEDUA BANDAR LAMPUNG

0 3 17

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II A SD AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

0 7 19

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 ADIREJO PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

1 20 65

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

2 17 74

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI 091 PANYABUNGAN T.A 2015/2016.

0 3 30

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS V SD NEGERI 107400 BANDAR KHALIFAH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 28

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

0 2 44

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI 1 GETASPEJATEN KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS.

0 0 4

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 3 PIJI DAWE KUDUS

0 1 24