Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Dyah Puji Ardianasari

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VB SD Negeri Tlacap pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi), (3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB yang terdiri dari 21 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kuesioner dan soal pilihan ganda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) penyampaian tujuan, (2) pembagian kelompok, (3) presentasi guru tentang materi, (4) kegiatan belajar, (5) evaluasi, (6) pemberian penghargaan; 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata keaktifan belajar pada kondisi awal 48,8 (rendah) pada siklus I menjadi 65 (sedang) dan meningkat menjadi 79,6 (tinggi) pada siklus II; 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata 66,97 pada kondisi awal menurun pada siklus I menjadi 64,19 dan meningkat pada siklus II menjadi 72,57. Serta persentase ketuntasan KKM (67) 21 siswa pada kondisi awal 46% menurun pada siklus I menjadi 38% dan meningkat pada siklus II menjadi 71%.

Kata kunci: Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


(2)

ABSTRACT

IMPROVEMENT AND SCIENCE ACHIEVEMENT FOR STUDENT V B IN TLACAP ELEMENTARY SCHOOL THROUGH APPLICATION MODEL

COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD Dyah Puji Ardianasari

Universitas Sanata Dharma 2016

This research motivated by the low activity and student achievement for V B Tlacap elementary school in science subject. This study aims to (1) describe the efforts to increas the activity and science learning achievement grade V B Tlacap elementary school through application model cooperative learning type STAD, (2) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning activity grade V B Tlacap elementary school, (3) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning achievement grade V B Tlacap elementary school.

This research is classroom action research conducted by two cycles. Data collection technique used observation, questionnaire and test. The instrument used observation for each meeting, questionnaire for each end cycle and multiple choice question. Data were analyzed by quantitative and qualitative.

The results showed 1) application model cooperative learning type STAD in improving activity and student achievement Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016 in science subjects done with steps as: ( 1) submission of interest, (2) division of the group, (3) teacher presentation of the material, (4) learning activities, (5) evaluation, (6) the award. 2) application model cooperative learning type STAD can enchance student activity in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The results showed an average score of activity of learning in the initial conditions of 48.8 (lower) in the first cycle to 65 (moderate) and increased to 79.6 (height) in the second cycle, 3) application model cooperative learning type STAD can improve student achievement in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The result showed the average value of 66.97 on initial conditions declined in the first cycle with an average value of 64.19 and increased in the second cycle with an average value of 72.57. As well as the percentage of completeness KKM (67) 21 students in the initial conditions 46% decline in the first cycle with the percentage of completeness 38% and increased in the second cycle by 71% the percentage of completeness.

Keywords: Activity and Learning Achievement, Cooperative Learning Model STAD


(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA

SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dyah Puji Ardianasari NIM: 121134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA

SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dyah Puji Ardianasari NIM: 121134026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua saya yang selalu memberi semangat, motivasi, kasih sayang serta dukungan yang luar biasa

dalam segala hal.

Kakak saya Desi Purwaningrum, kakak ipar saya Ari Bowo serta adik saya Dani Pujantoro yang sudah

memberikan dukungan yang luar biasa. Keponakan saya Affan Faeyza Ariandra serta keluarga besar “Big Family Suhud” yang selalu

menghibur dan memberikan semangat.

Teman-teman seperjuanganku PGSD B “Krik” Siska, Tantri, Dewi yang tidak dapat saya sebutkan

satupersatu.

Teman-teman payung Dewi, Olan, Priskila, Tiva yang saling memberikan dukungan dan semangat yang luar

biasa

Teman-teman kos “Ndalem Joglo” Lina, tetanggaku mbak Bunga serta teman-teman Mbip, Wandan, Marta


(8)

v MOTTO

Learn from yesterday, Live from Today, And Hope from

Tommorow (Einstein)

Segala yang kau lakukan tidak akan pernah mengingkari hasil

DO THE BEST BE THE BEST ANDGET THE BEST

Lakukan segala pekerjaanmu dengan hati yang

ikhlas dan karena Allah


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Februari 2016 Penulis


(10)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dyah Puji Ardianasari

Nomor Mahasiswa : 1211134026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis:

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Februari 2016 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V B SD NEGERI TLACAP MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Dyah Puji Ardianasari

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VB SD Negeri Tlacap pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi), (3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB yang terdiri dari 21 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan tes tertulis. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kuesioner dan soal pilihan ganda. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) penyampaian tujuan, (2) pembagian kelompok, (3) presentasi guru tentang materi, (4) kegiatan belajar, (5) evaluasi, (6) pemberian penghargaan; 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata keaktifan belajar pada kondisi awal 48,8 (rendah) pada siklus I menjadi 65 (sedang) dan meningkat menjadi 79,6 (tinggi) pada siklus II; 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata 66,97 pada kondisi awal menurun pada siklus I menjadi 64,19 dan meningkat pada siklus II menjadi 72,57. Serta persentase ketuntasan KKM (67) 21 siswa pada kondisi awal 46% menurun pada siklus I menjadi 38% dan meningkat pada siklus II menjadi 71%.

Kata kunci: Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


(12)

ix ABSTRACT

IMPROVEMENT AND SCIENCE ACHIEVEMENT FOR STUDENT V B IN TLACAP ELEMENTARY SCHOOL THROUGH APPLICATION MODEL

COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD Dyah Puji Ardianasari

Universitas Sanata Dharma 2016

This research motivated by the low activity and student achievement for V B Tlacap elementary school in science subject. This study aims to (1) describe the efforts to increas the activity and science learning achievementgrade V B Tlacap elementary school through application model cooperative learning type STAD, (2) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning activity grade V B Tlacap elementary school, (3) the application model cooperative learning type STAD can improved the science learning achievement grade V B Tlacap elementary school.

This research is classroom action research conducted by two cycles. Data collection technique used observation, questionnaire and test. The instrument used observation for each meeting, questionnaire for each end cycle and multiple choice question. Data were analyzed by quantitative and qualitative.

The results showed 1) application model cooperative learning type STAD in improving activity and student achievement Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016 in science subjects done with steps as: ( 1) submission of interest, (2) division of the group, (3) teacher presentation of the material, (4) learning activities, (5) evaluation, (6) the award. 2) application model cooperative learning type STAD can enchance student activity in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The results showed an average score of activity of learning in the initial conditions of 48.8 (lower) in the first cycle to 65 (moderate) and increased to 79.6 (height) in the second cycle, 3) application model cooperative learning type STAD can improve student achievement in Tlacap elementary school grade V B of the school year 2015/2016. The result showed the average value of 66.97 on initial conditions declined in the first cycle with an average value of 64.19 and increased in the second cycle with an average value of 72.57. As well as the percentage of completeness KKM (67) 21 students in the initial conditions 46% decline in the first cycle with the percentage of completeness 38% and increased in the second cycle by 71% the percentage of completeness.

Keywords: Activity and Learning Achievement, Cooperative Learning Model STAD


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kapada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan judul skripsi “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V B SD Negeri Tlacap Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Mujini, S.Pd. selaku pimpinan SD Negeri Tlacap yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Asih Widuriyani, S.Pd. selaku guru kelas V B SD Negeri Tlacap yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah.


(14)

xi

8. Para guru dan staf di SD Negeri Tlacap yang telah banyak membantu penelitian.

9. Siswa kelas VB yang telah membantu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

10. Kedua orang tua, Bapak Sukartowo dan Ibu Pujiati yang selalu memberikan doa serta dukungan dan cinta kepada penulis.

11. Kakakku Desi Purwaningrum, kakak iparku Ari Bowo, adikku Dany Pujantoro, keponakan tercinta Affan Faeyza Ariandra serta BIG FAMILY „SUHUD‟ yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya.

12. Teman-teman seperjuangan PGSD B Siska, Tantri, Dewi yang telah memberikan banyak bantuan serta teman-teman satu payung Dewi, Olan, Priskila, Tiva.

13. Teman-teman kos Ndalem Joglo Lina, Mbak Bunga serta teman-teman alumni SMANTA (Mbip, Wandan, Marta) yang sudah dukungan dan cintanya selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Yogyakarta, 9 Februari 2016 Penulis


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Batasan Masalah... 4

1.3Rumusan Masalah ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Manfaat Hasil Penelitian ... 6

1.6Definisi Operasional... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Keaktifan Belajar ... 9

2.1.2 Prestasi Belajar ... 11

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 18

2.1.5 Matapelajaran IPA Sekolah Dasar ... 24

2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas... 25

2.2Penelitian Yang Relevan ... 27

2.3Kerangka Berpikir ... 30

2.4Hipotesis Tindakan... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

3.1Jenis Penelitian ... 34

3.2Setting Penelitian ... 36

3.3Jadwal Penelitian ... 37

3.4Rencana Tindakan ... 37


(16)

xiii

3.6Instrumen Penelitian... 46

3.7Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 57

3.8Teknik Analisis Data ... 65

3.9Indikator Keberhasilan Penelitian ... 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1Hasil Penelitian ... 69

4.1.1 Kondisi Awal ... 69

4.1.2 Siklus I ... 72

4.1.3 Siklus II ... 82

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

BAB V PENUTUP ... 99

5.1Kesimpulan ... 99

5.2Keterbatasan Penelitian ... 100

5.3Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 37

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar ... 46

Tabel 3.4 Lembar Observasi Keaktifan Belajar ... 47

Tabel 3.5 Penjabaran Indikator Instrumen Kuesioner Keaktifan Belajar ... 48

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus I ... 49

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus II ... 49

Tabel 3.8 Lembar Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus I ... 50

Tabel 3.9 Lembar Kuesioner Keaktifan Belajar Siklus II ... 51

Tabel 3.10 Skala Likert ... 52

Tabel 3.11 Hasil SPSS.16 ... 53

Tabel 3.12 Kriteria Keaktifan Belajar ... 53

Tabel 3.13 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 53

Tabel 3.14 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 55

Tabel 3.15 Kriteria Penilaian Validasi Observasi dan Kuesioner ... 58

Tabel 3.16 Hasil Penghitungan Validasi Lembar Observasi ... 58

Tabel 3.17 Penghitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 60

Tabel 3.18 Penghitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 61

Tabel 3.19 Kriteria Penilaian Uji Validasi Soal Evaluasi ... 62

Tabel 3.20 Hasil Penghitungan Validasi Soal Evaluasi ... 62

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian Uji Validasi Perangkat Pembelajaran ... 63

Tabel 3.22 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 63

Tabel 3.23 Kriteria Reliabilitas ... 64

Tabel 3.24 Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 65

Tabel 3.25 Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 65

Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan ... 68

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal ... 70

Tabel 4.2 Hasil Prestasi Kondisi Awal ... 71

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus I ... 76

Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Siklus I ... 77

Tabel 4.5 Rekap Data Keaktifan Belajar Siklus I ... 79

Tabel 4.6 Hasil Prestasi Siklus I ... 80

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus II ... 86

Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Siklus II ... 87

Tabel 4.9 Rekap Data Keaktifan Belajar Siklus II ... 89

Tabel 4.10 Hasil Prestasi Siklus II ... 90

Tabel 4.11 Hasil Perbandingan Keaktifan Belajar Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 94

Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Prestasi Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 96


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Leteratur Penelitian Yang Relevan ... 30

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 32

Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 35

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar ... 95

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata ... 97


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian ... 105

LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 106

LAMPIRAN 3 Validasi Instrumen ... 107

LAMPIRAN 3.1 Perangkat Pembelajaran ... 108

LAMPIRAN 3.2 Soal Evaluasi ... 120

LAMPIRAN 3.2.1 Expert Judgement ... 120

LAMPIRAN 3.2.2 SPSS ... 123

LAMPIRAN 3.3 Keaktifan Belajar... 153

LAMPIRAN 4 Perangkat Pembelajaran ... 159

LAMPIRAN 4.1 Silabus ... 160

LAMPIRAN 4.2 RPP ... 179

LAMPIRAN 4.3 Bahan Ajar ... 222

LAMPIRAN 4.4 Lembar Kegiatan Siswa ... 230

LAMPIRAN 5 Soal Evaluasi ... 243

LAMPIRAN 6 Keaktifan Belajar ... 263

LAMPIRAN 6.1 Lembar Observasi ... 264

LAMPIRAN 6.2 Lembar Kuesioner ... 284

LAMPIRAN 6.3 Lembar Wawancara... 292

LAMPIRAN 9 Foto-foto Kegiatan ... 293


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I peneliti menjabarkan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Salah satu proses yang terpenting dalam pendidikan adalah pembelajaran. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam mengembangkan intelekual, sosial maupun moral. Pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian pengalaman belajar dari pendidik untuk memunculkan seluruh potensi siswa bukan hanya mengembangkan kognitif saja, tetapi juga sikap. Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar pada khususnya, siswa dibekali dengan ilmu pengetahuan dasar dan keterampilan dasar yang sesuai dengan mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum yang diterapkan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan terapan yang dimasukkan pada mata pelajaran wajib dalam kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Amien (1987:vi), tujuan IPA adalah mengembangkan individu-individu yang melek ilmu, yang meliputi pengetahuan tentang usaha ilmiah dan aspek-aspek fundamental tentang IPA yaitu konsep, prinsip serta keterampilan inkuiri. Mata pelajaran IPA dapat mengarahkan peserta didik untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga dapat menjadikan peserta didik lebih dapat berfikir secara terbuka akan dunia dan alam semesta.


(21)

Guru merupakan tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam pembelajaran sehingga guru memegang peran penting untuk menentukan kualitas pembelajaran serta mewujudkan tujuan dari IPA. Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dan keterampilan untuk mempermudah siswa dalam menerima mata pelajaran yang diberikan.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan peneliti di kelas V B SD Negeri Tlacap pada hari senin tanggal 3 Agustus 2015, pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas disampaikan dengan metode ceramah. Dari hasil observasi pula peneliti melihat masih rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari 8 aitem aspek yang digunakan patokan untuk mengobservasi keaktifan belajar siswa dalam kegaiatan pembelajaran didapatkan skor rata-rata yaitu 48,8 dan dapat dikategorikan rendah.

Hal tersebut dapat dijabarkan seperti kurang dalam bertanya dengan guru ketika siswa tidak memahami apa yang disampaikan guru dan tidak berani untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru sehingga guru perlu untuk menunjuk kepada siswa langsung satu persatu. Siswa juga tidak berpartisipasi dalam kegiatan seperti presentasi dan diskusi kelompok. Hasil observasi ini bertolak belakang dengan tujuan IPA yang sesungguhnya.

Selain melaksanakan observasi, peneliti juga memperoleh dokumentasi data nilai mata pelajaran IPA pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015 dari guru kelas. Hasil menunjukkan bahwa pada kompetensi dasar 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dari 24 siswa 46% siswa dinyatakan tuntas KKM dan 54% siswa


(22)

dinyatakan tidak tuntas KKM. Standar KKM yang ditetapkan sekolah bagi siswa kelas V untuk mata pelajaran IPA yaitu 67. Dengan nilai rata-rata kelas yaitu 66,97.

Kemudian untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas tersebut peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas. Didapat dari hasil wawancara tersebut bahwa akar penyebab dari masalah tersebut yaitu dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah. Hasil wawancara tersebut tidak bertolak belakang dengan observasi yang telah dilakukan peneliti.

Berdasarkan masalah yang peneliti temukan di kelas V B SD Negeri Tlacap tersebut, peneliti mencoba untuk menawarkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Di mana model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model inovatif yang sering digunakan untuk dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah tipe STAD.

Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010: 213) model STAD (Student

Teams-Achievement Division) adalah model yang mudah untuk diadaptasi dalam

berbagai mata pelajaran, sederhana dan mudah diterapkan oleh guru yang baru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah digunakan dalam beberapa dan berhasil meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa seperti pada penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawan (2015) dengan judul Peningkatan Keaktifan


(23)

dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Denggung.

Model pebelajaran ini diterapkan pada mata pelajaran IPA KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain dan KD 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mencoba melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Sebagai tindak lanjut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat judul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V B SD Negeri Tlacap Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”. Diharapkan melalui upaya perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada keaktifan serta prestasi belajar IPA di kelas V B SD Negeri Tlacap yang masih di bawah kriteria dengan KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain serta KD 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam


(24)

kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

1.3.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi)?

1.3.3 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70% ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1.4.1 Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar

IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(25)

1.4.2 Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi). 1.4.3 Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri

Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1.5.1 Bagi peneliti

Merupakan sebuah pengalaman dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap.

1.5.2 Bagi guru

Memberikan contoh PTK tentang bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.5.3 Bagi sekolah

Menambah koleksi kepustakaan karya ilmiah guru yang berupa hasil PTK tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap.


(26)

1.5.4 Bagi peneliti lain

Memberikan referensi hasil PTK tentang peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa di kelas saat mengikuti proses pembelajaran meliputi mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah, menulis penjelasan guru, kerjasama dengan teman, mengajukan dan menjawab pertanyaan, melaporkan hasil diskusi secara lisan, menulis hasil laporan diskusi dengan berkelompok.

1.6.2 Prestasi Belajar

Prestasi belajar mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran.

1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan terapan yang dimasukkan pada mata pelajaran wajib dalam kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan dan bertujuan agar mengembangkan individu-individu yang melek ilmu, yang meliputi pengetahuan tentang usaha ilmiah dan aspek-aspek fundamental tentang IPA.


(27)

1.6.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memiliki ciri khas dari model pembelajaran kooperatif yang lain yaitu setiap individu bekerja untuk memenuhi capaian tim serta pembelajaran yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran secara maksimal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) presentasi guru tentang materi, 4) kegiatan belajar, 5) evaluasi, 6) pemberian penghargaan.


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II peneliti menjabarkan mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka, peneliti akan menjabarkan enam hal yaitu mencakup keaktifan belajar, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, mata pelajaran IPA sekolah dasar dan penelitian tindakan kelas. Keenam sub topik tersebut dibahas secara berurutan.

2.1.1 Keaktifan Belajar

2.1.1.1 Pengertian Keaktifan Belajar

Bejarano (dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI, 2007: 117) berpendapat bahwa pembelajaran yang dianggap paling baik yaitu peserta didik yang terlibat secara aktif dalam proses belajar di dalam kelas tersebut. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2007: 83), keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar.

Gulo (2010: 71) berpendapat bahwa keaktifan belajar siswa dapat dilihat dengan peran siswa sebagai peneliti yang aktif terhadap lingkungan sekitarnya dan bukan penerima yang pasif terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Sedangkan belajar merupakan seperangkat kegiatan, terutama kegiatan mental


(29)

intelektual, mulai dari kegiatan yang paling sederhana sampai kegiatan yang rumit. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan kemampuan mental intelektual, emosional dan fisik untuk membangun pemahaman terhadap stimulus yang diberikan secara mandiri.

2.1.1.2 Indikator Keaktifan Belajar

Surya (2009: 124) mengemukakan bahwa untuk melihat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari:

1. Sejauh mana pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar. 2. Sejauh mana partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Sejauh mana kegiatan belajar kelompok siswa.

4. Sejauh mana kebebasan siswa untuk mengeluarkan pendapat.

5. Sejauh mana partisipasi siswa dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah.

Sedangakan Suwanto (2009: vii) menyatakan bahwa keaktifan belajar dapat diciptakan oleh guru melalui beberapa komponen:

1. Mengalami

Pengalaman belajar dapat dicapai melalui peragaan langsung benda konkret. Bentuknya antara lain: melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan.


(30)

2. Interaksi

Dengan berinteraksi maka kesalahan makna berpeluang terkoreksi serta pembangunan makna semakin mantap. Bentuknya antara lain: diskusi, tanya jawab.

3. Komunikasi

Dengan adanya komunikasi maka dapat mengungkapkan gagasan yang dimiliki. Bentuknya antara lain: mengemukakan pendapat, presentasi, memajang hasil kerja.

4. Refleksi

Dengan berefleksi dapat memperbaiki gagasan, tidak mengulang kembali kesalahan, serta berpeluang mengeluarkan gagasan baru. Bentuknya antara lain memikirkan kembali apa yang dialami, mempertanyakan alasan. Indikator keaktifan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah 1) pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar, 2) partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, 3) kegiatan belajar kelompok, 4) serta kebebasan siswa mengeluarkan pendapat.

2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Dalam konteks sekolah, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman siswa sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Linawati (dalam Akbar, 2004: 168) prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa


(31)

sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Olivia (2011: 73) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku).

Menurut Azwar (1987: 9-11) prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan tes prestasi, tujuannya untuk mengukur prestasi atau hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar. Tes prestasi dapat melakukan fungsi penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnostik dan fungsi sumatif. Fungsi penempatan adalah penggunaan tes prestasi guna melakukan klasifikasi individu kedalam bidang atau jurusan yang cocok. Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi guna melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah dapat dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran. Fungsi diagnostik dilakukan oleh tes prestasi apabila hasil pengetesannya digunakan untuk mendiagnose kesukaran-kesukaran dalam belajar, mencari kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera. Fungsi sumatif adalah penggunaan tes prestasi guna menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilakukan berdasarkan tujuan belajar yang ditetapkan dan tingkat keberhasilannya dapat diukur dengan menggunakan tes prestasi belajar.


(32)

2.1.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Lie (2010: 68) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, yaitu kemampuan intelektual dan kepribadian anak. Kedua aspek ini bisa dideteksi oleh ahli yang berkompeten seperti misalnya psikolog. Saat ini untuk mengetahui kemampuan intelektual anak sering dilakukan oleh sekolah melalui pemeriksaan psikologis, di mana hasilnya sering berupa gambaran intelegensi anak lengkap dengan angka-angkanya.

Khayyer dan Delacey (dalam Jurnal Provitae, 2002: 26) menyebutkan prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor kepribadian, demografi (usia, jenis kelamin) dan lingkungan (status sosial ekonomi keluarga, jumlah anak dalam keluarga). Yang dimaksud dengan faktor kepribadian adalah konsep kepribadian yang memberi gambaran mengenai keyakinan individu yang dapat menentukan perilakunya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu kemampuan intelektual, kepribadian, demografi dan lingkungan.

2.1.2.3 Indikator Prestasi Belajar

Indikator pencapaian prestasi belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu nilai yang diperoleh siswa saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor pencapaiannya didasari oleh KKMsebagai acuan bagi siswa telah mencapai penguasaan dan pemahaman materi IPA. Rata-rata nilai ulangan atau tes siswa menunjukkan peningkatan pemahaman siswa pada materi IPA disetiap siklus.


(33)

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009: 15), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (dalam Isjoni, 2009:15) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

Selanjutnya Isjoni (2009: 14-15) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis, yaitu strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Dari pengertian para ahli diatas pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai suatu metode yang pengajaran yang dirancang dengan membantu kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama mempelajari materi pelajaran yang diberikan guru.


(34)

2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2009: 27) adalah:

1. Setiap anggota memiliki peran,

2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa,

3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,

4. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok,

5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Bannet (dalam Isjoni, 2009: 60) menyatakan ada ciri yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok:

1. Hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya (positive Interdependence).

2. Interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara (interaction face to face).

3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok.

4. Tercipta hubungan antar pribadi, membangun kemampuan kelompok dan memelihara hubungan kerja yang efektif.


(35)

Dengan demikian siswa diberikan kesempatan untuk melakukan kerjasama dengan teman dalam tugas-tugas dan aktivitas belajar secara berkelompok saat diperlukan sehingga siswa berpartisipasi secara aktif.

2.1.3.3 Macam-macam Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2009: 73) mengemukakan beberapa tipe pembelajaran kooperatif, yaitu: Student Teams Achievement Devition (STAD), Jigsaw, Teams Game Tournament (TGT), Group Insvestigation (GI),Rotating Trio Exchange, dan Group Resume.

1. Student Team Achievement Division(STAD)

Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahap yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan skor perkembangan individu, 5) tahap pemberian penghargaan kelompok.

2. Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model pembelajaran di mana siswa menjadi anggota dalam bidang tertentu dan membagi pengetahuannya kepada anggota lain dari kelompoknya agar setiap anggota kelompoknya dapat mempelajari konsep atau materi yang disampaikan.


(36)

3. Teams Game Tournament(TGT)

Pembelajaran kooperatif tipe ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk membantu siswa dalam mereview dan menguasai materi pelajaran dengan menggunakan permainan akademik dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen.

4. Group Insvestigation(GI)

Merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. 5. Rotating Trio Exchange

Model pembelajaran kooperatif tipe ini berisi 3 orang anak untuk setiap kelompok. Dengan memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan dengan teman kelompok. Beri nomor untuk setiap anggota trio tersebut. Rotasikan siswa dalam setiap pertanyaan yang disiapkan.

6. Group Resume

Model ini menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi kedalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dan 3-6 orang siswa. Memberikian penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, baik bakat ataupun kemampuannya di kelas. Setiap kelompok

membuat kesimpulan yang terdapat data-data kemudian


(37)

Dalam penelitian ini, peneliti memilih pembelajaran tipe STAD karena dalam proses pembelajaran yang bersifat kolaboratif, siswa memiliki aktivitas dan interaksi dengan siswa lain untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran.

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2005: 143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Pembelajaran menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Poin keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok.

Menurut Trianto (2010: 68) pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan dikelompokkan secara heterogen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang menggalakkan siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.


(38)

2.1.4.2 Komponen Utama dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (2005: 143-146) pembelajaran tipe STAD memiliki lima komponen utama yaitu:

1. Presentasi Kelas

Dalam presentasi kelas dilakukan seperti guru biasa melakukan pengajaran, seperti diskusi pelajaran yang dipimpin guru atau memasukkan presentasi audiovisual. Perbedaan presentasi kelas dalam STAD dengan pengajaran biasa adalah presentasi tersebut harus benar-benar fokus terhadap inti STAD. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian pada presentasi kelas yang akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis dan skor kuis akan berpengaruh terhadap skor tim mereka.

2. Tim

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan semua anggota tim dalam hal ini siswa benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan siswa agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah fitur paling penting dalam STAD.

3. Kuis

Kuis ini dilakukan untuk melatih siswa bertanggung jawab secara individu untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.


(39)

4. Skor Kemajuan Individual

Hasil skor yang didapatkan dari hasil tes akan dibandingkan dengan skor sebelumnya sehingga guru dapat mengetahui tingkat perkembangan siswa. Skor diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam satu tim, sedangkan nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor dibagi jumlah anggota tim. Skor kemajuan individual untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.

5. Rekognisi Tim

Penghargaan didasarkan dari nilai rata-rata tim, sehingga siswa dapat termotivasi dan lebih aktif dalam kelompok. Dalam STAD penggunaan skor di khususkan untuk menekankan pencapaian kemajuan dari pada presentase jawaban yang benar.

2.1.4.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Rusman (2010: 215) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian Tujuan

Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan dilakukan. 2. Pembagian Kelompok

Pembagian kelompok dilakukan dengan membagi kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa dan diusahakan heterogen dalam prestasi akademik, gender, ras.


(40)

3. Presentasi Guru tentang Materi

Dalam presentasi, guru perlu menyampaikan tujuan, pentingnya pembelajaran yang akan dilakukan serta memberi motivasi agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Dalam melakukan presentasi, guru dapat menggunakan media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga menjelaskan tugas dan pekerjaan siswa.

4. Kegiatan Belajar

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru perlu memberikan lembar kerja sebagai podoman bagi kerja kelompok yang dilakukan. Sehingga masing-masing anggota kelompok dapat memberikan kontribusi. Guru memberikan bimbingan dan bantuan bila diperlukan. 5. Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar dengan memberikan kuis dan soal evaluasi individu dengan materi sama yang telah dipelajari. Evaluasi dilakukan secara individu untuk menjamin siswa secara individu memahami bahan ajar yang sudah diberikan.

6. Pemberian Penghargaan

Guru memberikan hadiah kepada kelompok atau individu jika rata-rata skornya melampaui kriteria tertentu.


(41)

Sejalan dengan pendapat tersebut, Slavin (dalam Isjoni, 2009: 74) menjelaskan beberapa langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Tahap penyajian materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian penyampaian tujuan dan teknik menyampaian materi.

2. Tahap kegiatan kelompok

Siswa diberikan lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. 3. Tahap tes individual

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai. Diadakan pada akhir pertemuan. Skor perolehan didata dan diarsipkan yang nantinya digunakan dalam perolehan skor kelompok.

4. Tahap penghitungan skor perkembangan individu

Dihitung berdasarkan skor awal didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester I. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.


(42)

5. Tahap pemberian penghargaan kelompok

Kelompok terbaik akan diberikan penghargaan berupa reward atau sertifikat.

Dengan demikian, dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat langkah-langkah yang harus dilaksanakan, sehingga siswa dapat terbantu dalam kegiatan belajar. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1) penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) presentasi guru tentang materi, 4) kegiatan belajar, 5) evaluasi, dan 6) pemberian penghargaan.

2.1.4.4 Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Sumantri (2002: 35) keunggulan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif untuk membantu dan mendorong semangat utuk sama-sama berhasil.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Dengan demikian, kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.


(43)

2.1.5 Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar 2.1.5.1 Hakikat IPA

Menurut Sutejo (2007: iv) pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan dengan menggunakan mata pelajaran IPA sebagai alatnya untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan IPA khususnya. Didalam kurikulum pendidikan dasar dijelaskan bahwa IPA merupakan kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pegetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan dengan Sutejo, Susanto (2013: 165) memaparkan bahwa IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan yang mempelajari alam sekitar diperoleh dari proses ilmiah.

2.1.5.2 Tujuan IPA

Beberapa tujuan mata pelajaran IPAyaitu:

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(44)

2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

4. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Sutejo, 2007: iv) Dengan demikian, tujuan dari IPA dapat digunakan sebagai bahan penelitian ini dan sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.1.6 Penelitian Tindakan Kelas

2.1.6.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (dalam Muslich, 2009: 8) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melakssanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Muslich, 2009: 8) juga berpendapat bahwa PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Sejalan dengan pendapat para ahli yang lain, Suyanto (dalam Muslich, 2009: 9) berpendapat bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat


(45)

memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.

Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian terapan untuk meningkatkan proses dan kualitas atau pembelajaran di kelas dengan tahapan-tahapan.

2.1.6.2 Aspek Pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2008: 70-76) penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat aspek pokok yaitu sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana

Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke depan. Rencana ini hendaknya disusun berdasarkan pada hasil pengamatan awal.

2. Tindakan

Merupakan tindakan yang dilakukan sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Obeservasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM.


(46)

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Dengan demikian menurut pendapat ahli di atas beberapa aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Mei Kurniawati (2012) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Materi Organ Pencernaan pada Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas V di SDN Kalibawang Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukkan bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan Pemahaman siswa tentang organ pencernaan manusia pada siswa kelas V SDN Kalibawang. Terbukti dari presentese jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I yaitu sebesar 69,23% dan pada siklus II yaitu 100%, sehingga kenaikan presentase pencapaian KKM dari siklus I ke siklus II adalah 30,77%.

Penelitian yang dilakukan oleh Kelik Agung Cahya Setiawan (2015) yang berjudul “Peningatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV A SD Negeri Denggung” menunjukkan bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS kelas IV A


(47)

SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan materi “Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dan Aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sember daya alam dan potensi lain yang ada di daerahya”. Hasil penelitian menunjukkan presentase keaktifan siswa pada kondisi awal 19,99% (rendah) pada siklus I menjadi 56,73% (sedang) dan meningkat menjadi 72,65% (tinggi) pada siklus II. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas IV A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2014/2015 dengan materi “Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dan Aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sember daya alam dan potensi lain yang ada di daerahya”. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi dari kondisi awal rata-rata ulangan 42,83 menjadi 62,57 pada siklus I, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75. Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan dari kondisi awal 30,77% menjadi 54,29% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 85,71%.

Penelitian yang dilakukan oleh Stephanus Riko Handrianto (2013) yang berjudul: “Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013” menunjukkan bahwa: keaktifan siswa rata-rata keaktifan awal siswa dari 25,46% (sangat rendah) pada keadaan akhir siklus II rata-rata keaktifan menjadi 71,30% (tinggi). Untuk motivasi awal skor rata-rata 63,80 (cukup) pada siklus I meningkat menjadi 81,62 (sangat tinggi) dan pada siklus II 86,44 (sangat tinggi). Sedangkan pada prestasi belajar terdapat


(48)

8 siswa yang tuntas KKM dari jumlah 20 atau hanya 40% dengan nilai rata-rata 63,35. Pada akhir siklus I siswa yang tuntas menajdi 19 orang dengan rata-rata 70,37 dan pada akhir siklus II jumlah siswa yang tuntas KKM menjadi 20 orang atau 100% tuntas dengan nilai rata-rata 80,11.

Penelitian yang dilakukan oleh Ignasius Krisdianto (2011) yang berjudul: “ Peningkatan Prestasi Bleajar Matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri I Somokaton Tahun Ajaran 2010/2011” menunjukkan bahwa: data yang diperoleh sebelum tindakan penelitian nilai rata-ratanya adalah 36. Didapat 14 siswa (93%) belum tuntas dan 1 siswa (6,7%) sudah tuntas. Setelah dilakukan penelitian tindakann kelas hasil analisis tes akhir siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 52,5, didapat 10 siswa (66,7%) belum tuntas dan 5 siswa (33,3%) sudah tuntas dan hasil analisis tes akhir siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 73,4 didapat 4 siswa (28,6%) belum tuntas dan 10 siswa (71,4%) sudah tuntas.

Berdasarkan penelitian yang relevan, penulis berpendapat bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa. Kekhasan penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V B SD Negeri Tlacap dengan KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain serta KD 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan


(49)

sehari-hari, untuk meneliti keaktifan dan prestasi belajar. Penelitian sebelumnya digunakan peneliti untuk acuan mengetahui sajauh mana model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Berikut ini adalah bagan literatur dari penelitian yang relevan:

Gambar 2.1 Bagan Leteratur Penelitan yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini berangkat dari kondisi di mana rendahnya keaktifan belajar siswa serta diikuti dengan rendahnya prestasi

Kurniawati, (2012). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Materi Organ Pencernaan pada Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas V di SDN Kalibawang Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012.

Handrianto, (2013). Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

Setiawan, (2015). Peningatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV A SD Negeri Denggung.

Krisdianto, (2011). Peningkatan Prestasi Bleajar Matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri I Somokaton Tahun Ajaran 2010/2011. (Krisdianto, 2011)

Yang diteliti:

Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V B SD Negeri Tlacap Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


(50)

siswa pada mata pelajaran IPA karena metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran IPA yaitu metode ceramah.

Pembelajaran dilaksanakan pada KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menyanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain serta KD 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat masalah tersebut, peneliti terdorong untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan memperbaiki proses pembelajarannya. Peneliti mencoba memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dengan penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa karena model pembelajaran ini lebih menggalakkan siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Sehingga dengan keaktifan yang dimiliki siswa dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan dapat meningkatkan prestasi belajar.Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mencoba menggambarkan kerangka berpikir tersebut dalam sebuah bagan:


(51)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Dari melihat kondisi awal melalui kegiatan observasi dan wawancara didapat hasil bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan metode pembelajaran ceramah sehingga itu berdampak pada keaktifan dan prestasi belajar yang rendah. Kemudian peneliti memperbaiki metode pembelajaran yang ada di kelas tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang pada kondisi akhir dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti membuat hipotesis tindakan untuk penelitian sebagai berikut:

2.4.1 Upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPAmelalui penerapan model pembelajaran koopertif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1) penyampaian tujuan, 2) pembagian kelompok, 3) presentasi guru tentang materi, 4) kegiatan belajar, 5) evaluasi, 6) pemberian penghargaan.

(2) Pembelajaran di kelas (ceramah)

(3) Keaktifan dan prestasi belajar rendah (1) Kondisi

Awal

(5) Kondisi Akhir

(4) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(6) Keaktifan dan prestasi belajar


(52)

2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari skor rata-rata 48,8 (rendah) menjadi 75 (tinggi).

2.4.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 66,97 menjadi 70 dan dari persentase ketuntasan 46% menjadi 70%.


(53)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III peneliti menjabarkan mengenai jenis penelitian, setting penelitian, jadwal penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, teknik analisis data dan indikator keberhasilan penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Muslich, 2009: 8) berpendapat bahwa PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kusumah dan Dedi, 2008: 21) juga menyatakan bahwa model tindakan adalah berupa perangkat-perangkat atau utaian-untaian dengan satu perangkat satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Tahapan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap merencanakan suatu tindakan yang dilakukan pada tahap tindakan diantaranya yaitu mengenal masalah yang ada pada kelas tersebut, menganalisis penyebab dari permasalahan yang ada, pengembangan metode pembelajaran yang akan diterapkan sebagai solusi.


(54)

3.1.2 Tindakan

Pada tahap ini merupakan penerapan dari rancangan pada proses pembelajaran di kelas. Dalam tindakan ini hendaknya menjalankan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

3.1.3 Pengamatan

Pada tahap pengamatan dilakukan untuk mengetahui informasi yang lengkap tentang proses dan perkembangan kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh peneliti atau observer.

3.1.4 Refleksi

Pada tahap ini dilakukan untuk membuat keputusan untuk menentukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya sudah terpecahkan.

Berikut bagan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart:

Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Kusumah dan Dedi, 2008: 21)

(1) Perencanaan

(2) Tindakan SIKLUS I

(4) Refleksi

(3) Pengamatan

(1) Perencanaan

SIKLUS II (2) Tindakan

(4) Refleksi

(3) Pengamatan


(55)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlacap Jl. Tlacap, Pendowoharjo, Kec. Sleman, Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas V B SD Negeri Tlacap tahun ajaran 2015/2016 secara keseluruhan yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran IPA dengan materi mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V B SD Negeri Tlacap tahun ajaran 2015/2016.

3.2.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini delaksanakan selama 6 bulan yaitu pada tahun ajaran 2015/2016 dari bulan Agustus 2015 sampai Januari 2016.


(56)

3.3 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb

1. Proses perijinan ke sekolah 2. Observasi pra penelitian

(kondisi awal) 3. Penyusunan proposal 4. Pengajuan proposal 5. Persiapan perangkat

pembelajaran 6. Pelaksanaan siklus I 7. Pelaksanaan siklus II 8. Pengolahan data hasil

penelitian

9. Penyelesaian kelengkapan penelitian

10. Ujian skripsi 11. Revisi

3.4 Rencana Tindakan 3.4.1 Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan guna untuk memperlanjar jalannya penelitian yang dilakukan. Adapun sebagai berikut: 3.4.1.1 Mengurus perijinan

Tempat penelitian yang dilaksanakan sama dengan tempat PPL peneliti. Maka, dalam mengurus perijinan penelitian bersamaan dengan penyerahan mahasiswa PPL. Sehingga dengan adanya perijinan ini dapat membantu kegiatan penelitian yang dilakukan.

3.4.1.2 Mencari data kondisi awal

Mencari data kondisi awal dilakukan dengan melakukan observasi kelas berkaitan dengan kondisi yang terjadi di kelas serta meminta dokumentasi


(57)

nilai siswa tahun sebelumnya. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas tentang keadaan yang sesungguhnya terjadi di kelas kemudian peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu mengenai rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.4.1.3 Mengkaji kompetensi inti dan standar kompetensi dasar serta materi pokoknya.

3.4.1.4 Merumuskan masalah dan menentukan hipotesis.

3.4.1.5 Menyusun rencaan penelitian dalam siklus berupa silabus dan RPP.

3.4.1.6 Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi keaktifan daftar cek, kuesioner dan soal evaluasi.

3.4.1.7 Mempersiapkan sarana pendukung lainnya. 3.4.2 Rencana Tindakan Tiap Siklus

Siklus yang direncanakan dalam penelitian ini ada dua siklus. Masing-masing terdiri dari dua pertemuan, setiap pertemuan alokasi waktunya 2 x 35 menit. Adapun rencana untuk tiap siklusnya adalah sebagai berikut:

3.4.2.1 Siklus I 1. Perencanaan

Dalam perencanaan peneliti mengdentifikasi data awal tingkat kemampuan siswa. Kemudian peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, soal evaluasi, media, dan sumber belajar


(58)

lain. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi berupa daftar cek dan kuesioner untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.

2. Tindakan Pertemuan I

Kegiatan awal

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. [langkah STAD 1 (Penyampaian Tujuan)]

b. Siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing 4-5 siswa secara heterogen.[langkah STAD 2 (Pembagian Kelompok)]

c. Guru memberikan pertanyaan singkat tentang materi.

Kegiatan inti

d. Guru memberikan penjelasan materi sumber listrik. [langkah STAD 3 (Presentasi Guru tentang Materi)]

e. Guru memberikan lembar kerja kelompok.

f. Siswa secara aktif mengerjakan lembar kerja kelompok. [langkah STAD 4 (Kegiatan Belajar)]

g. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

h. Guru memberikan kuis.[langkah STAD 5 (Evaluasi)] i. Guru dan siswa membahas hasil diskusi kelompok dan kuis.

Kegiatan akhir


(59)

k. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang aktif dan memperoleh skor kuis paling banyak. [langkah STAD 6 (Pemberian Penghargaan)]

Pertemuan II

Kegiatan awal

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. [langkah STAD 1 (Penyampaian Tujuan)]

b. Siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing 4-5 siswa secara heterogen. [langkah STAD 2 (Pembagian Kelompok)]

c. Guru memberikan pertanyaan singkat tentang materi.

Kegiatan inti

d. Guru memberikan penjelasan materi rangkaian listrik sederhana.[langkah STAD 3 (Presentasi Guru tentang Materi)]

e. Guru memberikan lembar kerja kelompok.

f. Siswa secara aktif mengerjakan lembar kerja kelompok. [langkah STAD 4 (Kegiatan Belajar)]

g. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

h. Guru memberikan kuis singkat.[langkah STAD 5 (Evaluasi)] i. Guru dan siswa membahas hasil diskusi kelompok dan kuis.

Kegiatan akhir


(60)

k. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang aktif dan memperoleh skor kuis paling banyak. [langkah STAD 6 (Pemberian Penghargaan)]

l. Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mengisi lembar kuesioner sebagai refleksi siswa terhadap aktivitas pembelajaran selama siklus I.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan oleh observer. Pengumpulan hasil kuis dapat digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan setiap siswa dalam memahami materi.

4. Refleksi

Melihat proses pembelajaran, hasil tes, hasil refleksi siswa berupa lembar kuesioner dan mengidentifikasi dampak dari tindakan dalam siklus sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti. Kemudian membuat kesimpulan mengenai dampak siklus yang sudah dilakukan. Lalu merencanakan tindak lanjut dari siklus I.

3.4.2.2 Siklus II 1. Perencanaan

Dalam perencanaan peneliti merencanakan perbaikan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, soal evaluasi, bahan ajar, media, dan sumber belajar lain. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi berupa daftar cek dan kuesioner untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.


(61)

2. Tindakan Pertemuan I

Kegiatan awal

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.[langkah STAD 1 (Penyampaian Tujuan)]

b. Siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing 4-5 siswa secara heterogen.[langkah STAD 2 (Pembagian Kelompok)]

c. Guru memberikan pertanyaan singkat tentang materi yaitu mengapa di dalam kabel terdapat kawat?

Kegiatan inti

d. Guru memberikan penjelasan materi konduktor dan isolator listrik. [langkah STAD 3 (Presentasi Guru tentang Materi)]

e. Guru memberikan lembar kerja kelompok.

f. Siswa secara aktif melakukan percobaan terkait konduktor dan isolator. [langkah STAD 4 (Kegiatan Belajar)]

g. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

h. Guru memberikan kuis.[langkah STAD 5 (Evaluasi)] i. Guru dan siswa membahas hasil diskusi kelompok dan kuis.

Kegiatan akhir

j. Guru memberikan skor.

k. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang aktif dan memperoleh skor kuis paling banyak. [langkah STAD 6 (Pemberian Penghargaan)]


(62)

Pertemuan II

Kegiatan awal

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.[langkah STAD 1 (Penyampaian Tujuan)]

b. Siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing 4-5 siswa secara heterogen.[langkah STAD 2 (Pembagian kelompok)]

c. Guru memberikan pertanyaan singkat tentang materi seperti mengapa setrika listrik bisa panas saat terhubung dengan listrik?

Kegiatan inti

d. Guru memberikan penjelasan materi perubahan energi listrik. [langkah STAD 3 (Presentasi Guru tentang Materi)]

e. Guru memberikan lembar kerja kelompok.

f. Siswa secara aktif melakukan percobaan membuat rangkaian paralel. [langkah STAD 4 (Kegiatan Belajar)]

g. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

h. Guru memberikan kuis.[langkah STAD 5 (Evaluasi)] i. Guru dan siswa membahas hasil diskusi kelompok dan kuis.

Kegiatan akhir

j. Guru memberikan skor.

k. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang aktif dan memperoleh skor kuis paling banyak. [langkah STAD 6 (Pemberian Penghargaan)]


(63)

l. Siswa mengerjakan soal evaluasi dan mengisi lembar kuesioner sebagai refleksi siswa terhadap aktivitas pembelajaran di akhir siklus.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan oleh observer. Pengumpulan hasil kuis dapat digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan setiap siswa dalam memahami materi.

4. Refleksi

Melihat proses pembelajaran, hasil tes dan mengidentifikasi dampak dari tindakan dalam siklus sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti. Membuat kesimpulan mengenai dampak siklus yang sudah dilakukan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini mempunyai dua variabel terkait yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dan prestasi belajar maka peneliti menggunakan beberapa teknik.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Kondisi Awal 3.5.1.1 Data Keaktifan Belajar

Data keaktifan belajar siswa diperoleh melalui pengamatan atau observasi serta wawancara dengan guru kelas sebelum siklus I dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi menggunakan daftar cek kelompok. Menurut Sutoyo (2009: 138) menyatakan bahwa daftar cek merupakan instrumen yang


(64)

paling sering digunakan sebagai alat bantu observasi. Karena daftar cek secara spesifik terfokus pada karakteristik serta meningkatkan obyektifitas pengukur. 3.5.1.2 Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari dokumentasi nilai siswa tahun sebelumnya untuk KD yang sama.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Siklus I dan Siklus II 3.5.2.1 Data Keaktifan Belajar

Data keaktifan belajar siswa diperoleh melalui pengamatan atau observasi di kelas pada siklus I dan II dilaksanakan dengan menggunakan menggunakan lembar observasi daftar cek kelompok. Selain itu, untuk memperkuat data yang dibutuhkan pada akhir siklus siswa mengisi lembar kuesioner sebagai refleksi siswa terhadap aktivitas pembelajaran serta dengan menggunakan dokumentasi foto.

Pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti meminta bantuan rekan untuk mengambil gambar, sehingga siswa tetap fokus dan tidak terjadi perubahan perilaku siswa pada saat pengambilan gambar. Dokumentasi ini akan memperkuat analisis hasil penelitian pada setiap siklus.

3.5.2.2 Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa diperoleh melalui hasil pengerjaan soal evaluasi di akhir siklus berupa soal pilihan ganda.


(65)

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Berikut ini diuraikan instrumen yang digunakan masing-masing variabel.

3.6.1 Instrumen Keaktifan Belajar

Peneliti menggunakan panduan wawancara untuk memperoleh data pada kondisi awal selain itu juga menggunakan lembar observasi berupa daftar cek kelompok yang diisi pra siklus dan setiap pertemuan yang dilakukan oleh observer serta lembar kuesioner yang diisi oleh siswa pada akhir siklus sebagai refleksi. Adapun item-item dan kisi-kisi dari instrumen keaktifan belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara

Indikator Pertanyaan

Pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar

Seberapa banyak siswa yang memahami tentang tujuan dari pembelajaran yang dilakukan?

Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

Bagaimana antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran?

Kegiatan belajar Metode pembelajaran apa yang sering digunakan saat pembelajaran IPA di kelas? Mengeluarkan pendapat Apakah siswa diberi kebebasan dalam

mengeluarkan pendapat?

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar

No. Indikator Aspek yang diamati Jumlah

1. Pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar

A. Siswa antusias bertanya tentang materi yang akan dipelajari

2

B. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru

2. Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

C. Siswa mencatat penjelasan guru

2 D. Siswa mendengarkan


(66)

No. Indikator Aspek yang diamati Jumlah

3. Kegiatan belajar kelompok E. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok untuk memecahkan masalah

2

F. Siswa bekerjasama dengan teman dalam kegiatan kelompok

4. Kebebasan siswa mengeluarkan pendapat

G. Siswa mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas

2 H. Siswa menanggapi hasil

presentasi teman

Tabel 3.4 Lembar Observasi Keaktifan Belajar

No Nama Aspek yang Diamati Total

A B C D E F G H

1. 2. 3. 4. 5.

Keterangan:

A. Siswa antusias bertanya tentang materi yang akan dipelajari B. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru

C. Siswa mencatat penjelasan guru D. Siswa mendengarkan penjelasan guru

E. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok untuk memecahkan masalah F. Siswa bekerjasama dengan teman dalam kegiatan kelompok

G. Siswa mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas H. Siswa menanggapi hasil presentasi teman


(1)

(2)

(3)

LAMPIRAN 6.3 Lembar Wawancara

Indikator Pertanyaan Jawaban

Pemahaman siswa tentang tujuan kegiatan belajar mengajar

Seberapa banyak siswa yang memahami tentang tujuan dari pembelajaran yang dilakukan?

Hanya beberapa siswa saja, tapi terkadang kami menyampaikan tujuan dari pembelajaran kan tidak secara eksplisit

menyampaikan tujuan, jadi disampaikan secara tersirat. Partisipasi siswa dalam

kegiatan belajar mengajar

Bagaimana antusias siswa dalam kegiatan

pembelajaran?

Kalau dalam pembelajaran IPA siswa akan antusias bila melakukan kegiatan praktikum, tapi kalau kegiatan seperti biasa antusias siswa agak berkurang.

Kegiatan belajar Metode pembelajaran apa yang sering digunakan saat pembelajaran IPA di kelas?

Biasanya ceramah, kami melakukanpraktik langsung saat materi tertentu.

Mengeluarkan pendapat Apakah siswa diberi kebebasan dalam

mengeluarkan pendapat?

Iya, tapi tidak banyak siswa yang

memanfaatkannya. Mungkin banyak siswa yang kurang merasa percaya diri.


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dyah Puji Ardianasari adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sukartowo dan Pujiati. Lahir di Pati, 1 April 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK Tunas Bangsa Jepatkidul tahun 1998-2000. SD Negeri Jepatkidul 02 tahun 2000-2006. Kemudian dilanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Tayu tahun 2006-2009. Pada tahun 2009-2012 penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA Negeri 1 Tayu. Pada tahun 2012 penulis masuk ke Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis mengikuti berbagai kegiatan seperti kegiatan pramuka sebagai pembina serta aktif di bimbingan belajar sebagai tentor. Selain itu penulis juga mengikuti kegiatan kepanitiaan seperti acara rutin Parade Gamelan Anak 2014.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 1 16

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III B SD Negeri Denggung.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2 14 384

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD K Sengkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 1 304

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245