35 1.
Data Reduction
Reduksi Data Reduksi  data  merupakan  proses  berfikir  sensitif  yang  memerlukan
kecerdasan  dan  keluasan  dan  kedalaman  wawasan  yang  tinggi.  Mereduksi data  berarti  merangkum,  memilih  hal-hal  yang  pokok,  dan  memfokuskan
pada  hal-hal  yang  penting,  sedangkan  data  yang  tidak  perlu  di  buang, Sehingga  memberikan  gambaran  yang  lebih  jelas  dan  mempermudah
peneliti. 2.
Data Display
Penyajian Data Setelah direkduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data, dalam
penelitian  kulaitatif  dilakukan  dalam  bentuk  uraian  singkat,  bagan  dan hubungan  antara  kategori,dan  dipenilitian  ini  yang  digunakan  dalam
penyanjian  datanya  adalah  dengan  teks  yang  bersifat  naratif.  Dengan mendisplaykan  data,  maka  akan  memudahkan  untuk  memahami  apa  yang
terjadi,  merencanakan  kerja  selanjutnya  berdasarkan  apa  yang  telah dipahami tersebut.
3.
Conclusion Drawing  Verification
Penarikan Kesimpulan  Verifikasi Menrut  Miles  And  Hubermen  Sugiyono,  2014:252  langkah  ketiga  dalam
analisis  data  kualitatif  adalah  penarikan  kesimpulan  dan  verifikasi. Kesimpulan  dalam  penelitian  kualitatif  mungkin  dapat  menjawab  rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal. kesimpulan dalam penelitan kualitatif yang  diharapkan  adalah  adanya  temuan  baru  yang  sebelumnya  belum
pernah ada.
36
G. Keabsahan Data
Keabsahan  data  dalam  penelitian  merupakan  bagian  yang  sangat penting, hal ini dilakukan untuk melihat apakah data  yang diperoleh memiliki
tingkat  kredibilitas  yang  tinggi  dan  dapat  dipertanggung  jawabkan  oleh peneliti.  Penelitian  ini  menggunakan  teknik  keabsahan  data  triangulasi.
Triangulasi  dalam  keabsahan  data  diartikan  sebagai  pengecekan  data  dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat  triangulasi  sumber,  triangulasi  teknik  pengumpulan  data,  dan  waktu. Triangulasi  data  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan  cara
cross-check
dari berbagai sumber penelitian Sugiyono, 2014: 274.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah dan Hasil Penelitian SMA Negeri 1 Yogyakarta
1. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Yogyakarta
a. Sejarah SMA Negeri 1 Yogyakrata
Semula  SMA  Negeri  1  Yogyakarta  bernama  Algernere Midlebaar  School  AMS  Afdelling  Yogyakarta  yang  kemudian
menjadi  SMA  A.  Pada  Tahun  1957  oleh  Pemerintah  Republik Indonesia dengan surat keputusan Nomor 12607ac tertanggal 16
Desember 1957 SMA IA dan SMA 2 A dilikuidasi menjadi SMA Teladan  yang  menempati  gedung  di  Jalan  Pakuncen  atau  Jalan
H.O.S. Cokroaminoto 10 Yogyakarta. Berdasarkan  SK  Kepala  Kantor  Wilayah  Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor  097atL  I3QIKpts11995  tanggal  24  Mei  1995  SMA  I
Yogyakarta  ditunjuk  sebagai  Sekolah  Unggulan  yang  kemudian tahun  1998  disempurnakan  dengan  sebutan  SMA  Berwawasan
Keunggulan.  Mulai  tahun  20012002  berdasarkan  SK  Dirjen Dikdasmen  Depdiknas  RI  Nomor  511  C    Kp    MN  2002
melaksanakan  program  percepatan  akselerasi  pendidikan.  Dengan SK 4180  ditunjuk sebagai Sekolah Model Budi pekerti.
b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Yogyakrata
Adapun  Visi  Misi  SMA  Negeri  1  Yogyakrata  dapat dijabarkan sebagai beriku: