Aspek–Aspek yang Tercakup dalam Kebijakan Pendidikan
18 dalam konflik untuk menempatkan kepentingan lawannya diatas
kepentingannya sendiri. Dilihat dari perspektif etimologi, kemitraan diadaptasi dari kata
partnership,
yang berasal dari kata
partner.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka kemitraan dapat diartikan sebagai bentuk
persekutuan antara pihak yang terlibat, dua ataupun lebih dimana terjdi suatu bentuk ikatan kerjasama yang didasari atas kesepakatan dalam suatu
usaha, tujuan tertentu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan Ambar Teguh Sulistiyani, 2004:129.
Menurut Tilaar, dengan kerjasama maka sumber-sumber yang tersedia akan saling melengkapi sehingga terjadi efisiensi di dalam sistem
pendidikan tinggi nasional. Tony Lendrum mendefinisikan kemitraan yang strategis sebagai: kerjasama jangka panjang yang didasarkan saling percaya
antar lembaga yang bermitra dan memberikan manfaat bagi semua institusi yang bermitra. Sedangkan menurut Chip R.Bell, kemitraan yang kuat yakni
kemitraan yang berdasarkan kepercayaaan, tujuan bersama, kejujuran, dan keseimbangan Nana Rukmana, 2006.
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 31 Tahun 2014, tentang kerja sama penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan oleh lembaga asing dengan lembaga pendidikan Indonesia disebutkan di dalam pasal 20 ayat 1 bahwa kerja sama
pengelolahan pendidikan dilaksanakan pada jalur formal dan nonformal. Pada pasal 22 ayat 3 disebutkan bentuk dari kerja sama akademik
yang akan dilakukan; 1 pertukaran pendidik dan tenaga kependidikan, 2
19 pertukaran peserta didik, 3 pemanfaatan sumber daya, 4 penyelenggaraan
program kembaran, 5 penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, 6 kerja sama lain yang dianggap perlu, selanjutnya pada ayat 4 disebutkan bentu-
bentuk kerja sama non-akademik; 1 kontrak manajemen, 2 pendayagunaan dan, 3 penggalangan dana, 4 pembagian jasa dan royalti
atas kekayaan intelektual, 5 penyelenggaraan program pemagangan peserta didik, 6 penyelenggaraan ujian internasional, dan 7 kerja sama
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 21 dijelaskan tujuan dari kerja sama yaitu: 1 untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan satuan pendidikan nonformal; 2
memperluas jaringan kemitraan untuk kepentingan satuan pendidikan: dan 3 menyelenggarakan satuan pendidikan atau berbasis keunggulan lokal.