PENGGUNAAN MODAL KERJA DAN AKTIVA TETAP DALAM MENENTUKAN TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI periode 2010 - 2013)

(1)

PENGGUNAAN MODAL KERJA DAN AKTIVA TETAP DALAM MENENTUKAN TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN

(Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

periode 2010-2013) Oleh

MEITHA SARI A.N ABSTRAK

Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham. Salah satu upaya mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan labanya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh dari variabel modal kerja dan aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi di Indonesia.

Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 30 perusahaan yang memenuhi syarat sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dan statistik inferensial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel modal kerja berpengaruh positif tidak signitifikan terhadap profitabilitas dan aktiva tetap berpengaruh positif signitifikan terhadap profitabilitas. Sehingga modal kerja tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan aktiva tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013.


(2)

ABSTRACT

THE USAGE OF WORKING CAPITAL AND FIXED ASSETS IN DETERMINING THE PROFITABILITY OF COMPANY

(Studies in Industrial Sector Manufacturing Company Consumer goods Listed in the Stock Exchange

period 2010-2013) By

MEITHA SARI A N

The company was founded with the goal of increasing the value of the company so as to provide prosperity for owners or shareholders.One of the efforts to achieve its goals, the company is always trying to maximize profits.Many factors can affect the profitability of a company.This study aimed to analyze the influence existence of working capital and fixed assets variables on the profitability of manufacturing companies in the consumer goods industry sector in Indonesia.

The samples were manufacturing consumer goods industry sectors listed on the Stock Exchange 2010-2013.Samples were taken by using purposive sampling method to obtain the 30 companies that qualify as a sample.This study used multiple linear regression analysis and inferential statistics

The results of this study indicated that the variable working capital hadpositive effect on profitability but not significant, fixed assets had significantpositive effect on profitability.So that working capital cannot be used to measure the level of profitability of the manufacturing enterprise and the consumer goods industry sector fixed assets had considerable influence on the level of profitability of companies manufacturing consumer goods industry sectors listed on the Stock Exchange 2010-2013.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dayamurni pada tanggal 10 Mei 1993. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bpk. Agus Suhardi dan Ibu Warsi.

Penulis memulai jenjang pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) N 04 Margodadi tahun 1999 selama enam tahun. Setelah itu penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 01 Tumijajar pada tahun 2005 selama tiga tahun. Lalu penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMAN) 01 Tumijajar pada tahun 2008 selama tiga tahun.

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung melalui jalur undangan. Pada tahun 2013 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.


(8)

dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar.

(Albaqarah : 153)

Semangat yang paling membara yaitu target yang kita buat. Dan kepuasan

yang sempurna yaitu saat target itu tercapai dengan baik.

(Meitha Sari A N)

Menuju keberhasilan sangatlah banyak tantangan dan kadang harus

memilih yang penting dari yang terpenting.

(Meitha Sari A N)

“Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda

dan menyentuh hati anda.”

(Haether Pryor)

Pergilah ketempat kemana kamu ingin pergi karena kamu hanya memiliki

satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin

kamu lakukan.

MOTO


(9)

PERSEMBAHAN Bismillahirrahmanirrahiim

Ya Allah Azza Wa Jalla dengan segala kerendahan hati kuucapkan syukur atas karuniaMu, tiada kesombongan

karena ku tahu semua adalah milikMu.

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan

cinta. Atas karunia dan kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skipsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullulah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi

Mama dan Papa

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada mama dan papa, yang telah memeberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga yang


(10)

yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Dan terima kasih juga atas tetesan keringat yang telah kalian berikan demi cita-cita ku. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mama dan papa bahagia karena ku sadar, selama

ini belum bisa membuat yang lebih. Untuk mama dan papa yang selalu membuat aku termotivasi dan selalu menyirami

kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehati ku menjadi lebih baik.

Adik-Adik Ku Tersayang

Tawa canda, suka duka, semua yang telah kita lewati bersama.

Dosen Pembimbingku

Ibu Damayanti, S.A.N., M.AB sebagai pembimbing tugas akhir saya, yang selalu membimbing dan membantu

skripsiku dengan penuh kesetiaan, kesabaran, dan persahabatan.

Sahabat-Sahabat Terbaikku

Simbol persahabatan, rasa memiliki, saling berbagi, cinta dan sayang, Karena Allah SWT, semoga kenangan yang kita lalui bersama menjadi sebuah kisah yang tak pernah terlupakan.


(11)

Seseorang yang selalu setia mendampingiku karena cintanya mendukungku dengan kasih sayangnya demi cita-cita

bersama.


(12)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Modal Kerja dan Aktiva Tetap dalam Menentukan Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang tentunya sepenuh hati meluangkan waktu dengan iklas memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, dengan segenap kasih sayangnya dan tenaga yang telah membesarkan, membimbing, mendidik dan memotivasi dengan penuh cinta dan kesabaran, karena kalian, ku selesaikan kuliahku. Terimakasih atas tetesan keringat yang telah kalian berikan demi tercapainya cita-citaku. “Alhamdulillah Mama, papa aku udah selesai kuliah… udah menjadi sarjana, setidaknya aku telah mengurangi beban papa, walaupun belum cukup untuk membalas yang telah mama dan papa


(13)

2. Kedua adik ku yang cantik dan baik hati Nur Afni Novita Sari dan Tri Wahyu Ningsih. Terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian selama ini.

3. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.AB. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Ibu Damayanti, S.A.N., M.AB., selaku dosen Pembimbing Pembantu atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas kesabaranya dalam membimbing saya.

6. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.AB. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Administrasi Bisnis yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu. “Terimakasih Bapak dan Ibu”.

8. Faishal Al Faruq kekasih tersayang yang telah membantu dan memberikan semangat dukungan, motivasi dan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat saya: Dwi Handayani yang telah membantu saya dan mengantar saya ketika saya ada keperluan, Gustia Widianti, Watik


(14)

10.Terimakasih kepada Mbak hesti dan saeno yang telah meminjamkan aku note book selama laptop aku rusak dan terimakasih juga buat mbak oliv atas informasi-informasinya dan terimakasih udah neminin aku dikosan. 11.Rekan-Rekan sepejuangan Bekti Pertiwi, Ratih Dwi Jayanti, Made Ria

Bintari, Inggrit K, Suheria, Laila, Iam, David, Tomi Agung Ratu Ketrin, supri, gede, Maul, Ahwa, Eka, Vivi, Sendy, Ahmad Junaidi, Hilda, Paksi, Angga,Balqis Rohani, Feni, Desi, dkk Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 2011, maaf atas nama yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

12.Ade susilawati yang selalu ada waktu buat aku saat aku membutuhkan pertolongan mu ade, Mutia Ulya, Christina Tinambunan dan Sepmutia Marbun yang telah menjadi sahabat yang baik.

13.Abang Heri dan Mbak Diah yang telah membantu dan merawat aku saat sakit.

14.Buat Keluarga besar Cendrawasih: Ibu Sarjani (Ibu Kost), Saeno Fitrianingsih, Ichwan Nul Hakim, Lando, Mbak Oyen, Mbak Olive, Mbak Kesi, Mbak Mira, Yunika, Nur, Mira, kiki, Balgis, Qiptia, Princess alias diah resti, eka, bela, dina, bang firman, bang jepri, bang fadli, Christian, Frengki, Ricko dan Neas.

15.Teman-Teman KKN Mbak laily, Lilis, Mbak Lidya, Zakiya, Krisna, Rama dan Lukman yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas KKN.


(15)

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin….

Bandar Lampung, Maret 2015

Penulis


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ...iv

RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ...vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ...10

C. Tujuan Penelitian ...11

D. Manfaat Penelitian ...11

II. LANDASAN TEORI A.Penggunaan Trade off Theory ... 12

B. Profitabilitas ... 14

1. Return On Asset (ROA) ... 16

2. Return On Equity (ROE) ... 16

3. Return On Invesment (ROI) ... 16

4. Profit Margin ... 17

C. Modal Kerja ... 18

1. Pengertian Modal Kerja ... 18

2. Jenis-Jenis Modal Kerja ... 21

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 22

4. Sumber-Sumber Modal Kerja... 26

D.Perputaran Kas (Cash Turnover) ... 29

E. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) ... 30


(17)

J. Penelitian Terdahulu ...34

K. Kerangka Pemikiran...41

L Hipotesis Penelitian ...45

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...46

B. Populasi Dan Sampel ...46

C. Jenis dan Jenis Data ... 49

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 49

E. Definisi Konseptual Dan Definisi Operasional ... 50

F. Tehnik Analisis Data ... 62

. 1 Merancang Model Struktur (Inner Model dan Outer Model) ... 64

2. Konstruk Diagram Jalur ... 65

3. Konverensi Digram Jalur Kepersamaan Sistem ... 66

4. Evaluasi Good Ness Of Fit ...68

5.Pengujian Hipotesis ... 71

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum Perusahaan ... 73

1. Definisi Perusahaan Manufaktur ... 73

2. Profil Perusahaan ...74

B. Hasil Analisis Data ... 87

1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

2. Analisis Statistik Inverensial ... 88

3. Inner dan Outer Model ... 89

4. Diagram Jalur Parsial Least Square Penggunaan Modal Kerja dan Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas ... 90

5. Mengkonverensi Diagram Jalur Ke dalam Sistem Persamaan ... 90

6. Evaluasi Goodness Of Fit ... 91

7. Pengujian Hipotesis ... 95

C. Re-estimasi Model Parsial Least Square Modal Kerja Dan Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas ... 96

1 Inner dan OuterModel ...97

2 Diagram Jalur Parsial Least Square Penggunaan Modal Kerja Dan Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas ... 98

3. Mengkonverensi Diagram Jalur Ke dalam Sistem Persamaan ... 98

4. Evaluasi Goodness Of Fit ... 99

5. Pengujian Hipotesis ... 103

D. Pembahasan………..104

1. Hubungan Modal Kerja Dengan Profitabilitas (Modal Kerja Berpengaruh Tidak Signifikan Terhadap Tingkat Profitabilitas)…...104


(18)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 115 B. Saran... 116

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan ROI ... 7

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ... 38

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Daftar Sampel penelitian... 48

Tabel 3.3.Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel... 61

Tabel 4.1.Outer Loading ... 92

Tabel 4.2.Nilai AVE ... 93

Tabel 4.3.Latent Variabel Corelation ... 93

Tabel 4.4.Hasil Output Cronbachs Alpha dan Composite Reliability ... 94

Tabel 4.5.R-Square ... 95

Tabel 4.6.Path Coeficient (Mean, STDEV, T-Values) ... 95

Tabel 4.7.Outer Loading ... 100

Tabel 4.8.Nilai AVE ... 100

Tabel 4.9 Latent Variabel Corelation ... 101

Tabel 4.10.Hasil Output Cronbachs Alpha dan Composite Reliability ... 102

Tabel 4.11 R-Square... 102


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 44 Gambar 3.1 Konstruk Diagram Jalur Penelitian ... 65 Gambar 4.1 Model Persamaan Struktural Penggunaan Modal Kerja

Dan Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas ... 88 Gambar 4.2 Diagram Jalur PLS Penggunaan Modal Kerja Dan Aktiva Tetap

Terhadap Profitabilitas ... 90 Gambar 4.3 Re-estimasi Model PLS Penggunaan Modal Kerja


(21)

Lampiran

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2010 Sampai Dengan 2013.

Lampiran 2 ROA

Lampiran 3 ROE

Lampiran 4 ROI

Lampiran 5 Net Profit Margin

Lampiran 6 Total Aktiva Lancar Lampiran 7 Penjualan

Lampiran 8 Persediaan Lampiran 9 Piutang Lampiran10 Modal Kerja

Lampiran 11 Perputaran Persediaan Lampiran 12 Perputaran Piutang Lampiran 13 Perputaran Kas

Lampiran 14 Perputaran Modal Kerja Lampiran 15 Aktiva Tetap


(22)

Lampiran 19 Diagram Jalur Parsial Least Square Penggunaan Modal Kerja dan Aktiva Tetap terhadap Profitabilitas

Lampiran 20 Uji Validitas Lampiran 21 Uji Reliabilitas Lampiran 22 Inner Model

Lampiran 23 Hipotesis

Lampiran 24 Re-estimasi Diagram Jalur PLS Penggunaan Modal Kerja dan Aktiva Tetap dalam Profitabilitas

Lampiran 25 Uji Validitas Lampiran 26 Uji Reliabilitas Lampiran 27 Inner Model


(23)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perusahaan yang ada di Indonesia semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, sehingga mendorong setiap perusahaan untuk memperoleh dana yang cukup untuk bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan tidak boleh melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam komponen modal kerja.

Salah satu masalah kebijakan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan adalah efesiensi masalah modal kerja. Pengelolaan modal kerja yang baik sangat penting bagi keuangan perusahaan, karena kekeliruan dan kesalahan dalam pengelolaan modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat bahkan dapat terhenti. Oleh karena itu, adanya analisis terhadap modal kerja perusahaan sangat penting untuk mengetahui situasi modal kerja perusahaan saat ini, kemudian situasi ini dihubungkan dengan kondisi keuangan perusahaan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Dengan adanya informasi ini dapat


(24)

ditetapkan kebijakan atau langkah yang akan diambil untuk mengahadapi masalah tersebut.

Shin dan Soenen (1998a) mengatakan bahwa manajemen modal kerja adalah bagian penting dari strategi perusahaan dan cara pengelolaannya dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Dougall (1948) mengatakan bahwa modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lanncar yang mengacu pada periode waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Sedangkan menurut Kasmir (2013) modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainya.

Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainya. Emery dan Finnerty (1997) mengatakan komponen modal kerja adalah, perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran hutang. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang akan dibahas adalah kas, persediaan, dan piutang.


(25)

Kas merupakan aset yang paling liquid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas akan mengakibatkan banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas.

Persediaan sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Persediaan atau saham adalah unsur penting dari aktiva lancar. Dalam perusahaan manufaktur biasanya persediaan terdapat bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi. Bila persediaan kita kurang ketika permintaan pelanggan harus segera dipenuhi, perusahaan akan kehilangan pendapatan jika permintaan pelanggan tidak terpenuhi.

Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada konsumenya secara angsuran atau kredit. Perputaran


(26)

piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanam dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. Jika kita sukses dalam menagih piutang maka modal kita akan bertambah.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5 menyebutkan bahwa, “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Menurut Munawir (1983) mengatakan aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiataan perusahaan). Menurut pendapat Sofyan (2002) menyatakan aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan


(27)

dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan. Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya adalah aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan produk. Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi, bangunan sebagai tempat pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain. Aktiva tetap juga merupakan bagian utama dalam penyajian posisi keuangan perusahaan.

Di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang tepat dan penggunaan aktiva tetap yang baik karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut.

Rasio profitabilitas sebagai alat pengukur efesiensi penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan mencakup rasio tentang rentabilitas ekonomi yang disebut Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Invesment


(28)

(ROI) dan Profit Margin. ROA adalah kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba operasi perusahaan. Return On Equity adalah untuk melihat tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan. Return on equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.

Berikut ini merupakan data mengenai ROI sebagai variabel dependen dan variabel-variabel independen (perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan) yang mempengaruhi ROA, ROE, ROI, dan profit margin pada perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013.


(29)

Tabel 1.1

Pertumbuhan Return On Invesment (ROI) 30 Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013 dalam %

ROI

NO KODE

2010 2011 2012 2013

1. ADES 9,8 8,2 21,4 12,5

2. AISA 4,1 4,2 6,6 6,9

3. CEKA 3,5 11,7 5,7 6,2

4. DLTA 20,6 21,8 28,6 31,2

5. ICBP 8,5 9,4 8,2 10,8

6. INDF 8,5 9,4 8,2 10,8

7 MLBI 39,0 41,6 39,4 65,7

8. MYOR 11,4 7,3 9,0 10,9

9. ROTI 17,6 15,3 12,4 8,7

10 SKLT 17,6 15,3 12,4 3,2

11 STTP 6,6 4,6 6,0 7,8

12 ULTJ 5,3 5,9 14,6 11,6

13 GGRM 13,7 12,7 9,8 8,6

14 HMSP 31,4 41,7 37,4 39,4

15 MBTO 11,0 7,9 7,6 2,1

16 MRAT 6,6 6,1 7,6 2,5

17 TCID 12,6 12,4 12,0 11,0

18 DVLA 13,1 13,1 13,9 10,6

19 INAF 1,7 3,3 3,6 4,5

20 KAEF 8,4 9,6 9,9 8,7

21 KLBF 19,1 18,6 18,8 17,7

22 MERK 27,3 39,6 18,9 25,2

23 PYFA 4,2 4,4 3,9 3,5

24 TSPC 13,6 13,8 13,9 12,5

25 KDSI 3,0 4,0 6,5 4,2

26 KICI 3,2 0,4 2,4 7,5

27 LMPI 0,5 0,2 0,3 14,6

28 UNVR 38,9 39,7 40,4 17,4

29 RMBA 4,5 4,8 -4,7 -1,1

30 SCPI -3,4 -8,1 -2,8 -1,6

Total ROI 361,6 378,5 371,6 373,4


(30)

Tabel 1.1 Perhitungan tabel diatas dapat diketahui bahwa ROI terendah tahun 2010 terdapat pada perusahaan SCPI sebesar (3,44%) dan ROI tertinggi terdapat pada perusahaan MLBI sebesar 38,96%, tahun 2011 menunjukkan ROI terendah terdapat pada perusahaan SCPI sebesar (8,13%) dan ROI tertinggi terdapat pada perusahaan HSPM sebesar 41,65%, tahun 2012 menunjukkan ROI terendah terdapat pada perusahaan SCPI sebesar (2,81%) dan ROI tertingi terdapat pada perusahaan UNVR sebesar 40,38%, dan tahun 2013 menunjukkan ROI terendah terdapat pada perusahaan RMBA sebesar (1,13%) dan ROI tertinggi terdapat pada perusahaan MLBI sebesar 65,72%.

Perhitungan ROI tahun 2010 menunjukkan bahwa total ROI sebesar 36,16%, pada tahun 2011 sebesar 37,854%, tahun 2012 sebesar 37,157% dan tahun 2013 sebesar 37,341%. Artinya hasil pengembalian investasi tahun 2012 berkurang sebesar 0,697% dan ini menunjukkan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROI.

Jika rata-rata industri untuk return on investment adalah 37,128% berarti margin laba perusahaan untuk tahun 2011, 2012, dan 2013 cukup baik, kecuali untuk tahun 2010 sebesar 36,16%, masih dibawah rata-rata industri. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total ROI pada tahun 2010 sebesar 361,6% dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 378,54% sehingga rata-rata ROI juga mengalami kenaikan dari 12,05333% pada tahun 2010 menjadi 12,618% di tahun 2011, berarti profitabilitas perusahaan juga mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2012 total ROI mengalami penurunan menjadi 371,57% dari tahun 2011 sebesar 378,54% dan rata-rata ROI


(31)

juga mengalami penurunan sebesar 12,385667% dari tahun 2011 sebesar 378,54%, berarti profitabilitas perusahaan juga mengalami penurunan. Dan di tahun 2013 total ROI mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 371,57% menjadi 373,41% sehingga rata-rata ROI juga mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 12,385667% menjadi 12,447% di tahun 2013, berarti profitabilitas perusahaan juga mengalami kenaikan.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Hartini (2005) pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung, berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan dengan uji F secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan (ROA). Sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t secara parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan (ROA) dan terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan (ROA). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bangun Permana (2012) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja, perputaran aset tetap dan total aset berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Namun secara parsial, perputaran modal kerja dan perputaran total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran aset tetap berpengaruh signifikan.


(32)

Dengan adanya data dan penelitian terdahulu maka peneliti ingin menguji tingkat profitabilitas dalam perusahaan manufaktur dalam sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 - 2013. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ini mengambil judul “PENGGUNAAN MODAL KERJA

DAN AKTIVA TETAP DALAM MENENTUKAN TINGKAT

PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI periode

2010-2013)”. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan masing-masing variabel terhadap profitabilitas perusahaan.dan variabel mana yang paling efektif untuk meningkatkan profitabilitas Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus diambil untuk kelangsungan usaha.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara modal kerja (kas, persediaan, dan piutang) terhadap profitabilitas (ROA, ROE, ROI dan Profit Margin) dan seberapa besar pengaruhnya?

2. Apakah terdapat pengaruh antara aktiva tetap terhadap profitabilitas (ROA, ROE, ROI dan Profit Margin) dan seberapa besar pengaruhnya?


(33)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1.Untuk mengatahui dan mengitung besarnya pengaruh modal kerja (kas, persediaan, dan piutang) terhadap profitabilitas (ROA, ROE, ROI dan Profit Margin).

2.Untuk mengatahui dan mengitung besarnya pengaruh aktiva tetap terhadap profitabilitas (ROA, ROE, ROI dan Profit Margin).

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberimanfaat, antara lain: 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan penggunaan modal kerja dan penggunaan aktiva tetap untuk mengoptimalkan profitabilitas.

2. Bagi peneliti yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi konseptual bagi pengembangan literatur dan menambah referensi tentang modal kerja dan aktiva tetap, sehingga dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan penelitian yang sejenis.


(34)

II. LANDASAN TEORI

A. Penggunaan Trade Off Theory

Perusahaan merupakan poros penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Setiap perusahaan dituntut untuk mengelola fungsi-fungsi manajemen dengan baik agar perusahaan yang tumbuh dan berkembang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Setiap perusahaan di dalam kegiatan operasinya akan menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan dana. Pendanaan perusahaan berkaitan erat dengan pemilihan dan kombinasi sumber dana yang berasal dari dalam (internal) yaitu ekuitas maupun dari luar (eksternal) yaitu hutang jangka panjang (Brealey. et. al, 2008). Profitabilitas merupakan salah satu pengukur kinerja keuangan sebuah perushaaan. Jika sebuah perusahaan mempunyai profitabilitas bagus maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan terjamin. Namun sebaliknya jika perusahaan profitabilitasnya buruk maka kelangsungan hidup perusahaan tidak akan bertahan lama. Karena perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi biaya biaya operasionalnya tersebut. Selain itu minimnya tingkat profitabilitas juga berdampak sulitnya perusahaan untuk mengembangkan usahaanya. Adanya trade off antara profitabilitas didasarkan pada argumen bahwa investasi pada


(35)

pendanaan jangka pendek memberi efek yang berlawanan terhadap profitabilitas. Investasi pada aktiva lancar walaupun akan meningkatkan likuiditas namun tidak akan menghasilkan keuntungan (profit) sebanyak investasi pada aktiva tetap.

Dalam memilih kebijakan pemenuhan kebutuhan dana yang akan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, manajer keuangan juga harus mempertimbangkan faktor lain seperti variabilitas penjualan, aliran kas yang akan mempengaruhi penilaian perusahaan. Oleh karena itu dengan mengetahui adanya trade off antara profitabilitas dengan resiko untuk setiap alternatif pemenuhan dana maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam investasi dalam modal kerja agar tujuan maksimasi kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.

Dalam konteks ini adanya trade off antara modal kerja didasarkan adanya resiko adalah kemungkinan suatu perusahaan berada dalam keadaan tehnically insolvent (kesulitan keuangan perusahaan) terjadi ketika suatu perusahaan suatu perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau saat proyeksi keadaan arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibanya pada masa yang akan datang. Dapat diukur dengan jumlah net working capital, semakin besar NWC semakin kecil resikonya. Menurut pandangan trade off aktiva tetap dapat dijadikan jaminan untuk melakukan pinjaman baru berupa hutang. Rajan dan Zingales (1995) menyatakan bahwa


(36)

perusahaan dengan tangibility assets yang tinggi berpeluang lebih besar untuk menerbitkan hutang dengan menjaminkan aset perusahaan.

B. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden (Sartono, 2008). Profitabilitas juga merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang dapat diukur dalam rasio untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Semua perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu menghasilkan laba tinggi.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara beberapa komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama


(37)

laporan keuangan neraca dan loparan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuanya agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perusahaan tersebut. Hasil pengukuran dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Begitu sebaliknya juka gagal atau berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode kedepan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak kesalahan dan kelemahanya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba kedepanya, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu rasio profitabilitas sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.

Berdasarkan beberapa pengertian profitabilitas diatas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas itu suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan melalui kegiatan penjualan barang jadi untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Salah satu rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laba terhadap investasi adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan return on investment (ROI) dan Profit Margin.


(38)

1. Return On Asset (ROA)

ROA menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA berfungsi untuk mengukur keefektifan perusahan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian yang semakin tinggi (Abd’rachim,2008).

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut atau perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri atau disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. ROI merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba (Kasmir, 2013).

3. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROI juga merupakan suatu


(39)

ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan opersi perusahaan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir, 2013).

4. Profit margin

Profit margin on sales atau rasio profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu ratio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Menurut Munawir (2007:89) profit margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentasi dan jumlah penjualan bersih. Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar ratio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.


(40)

C. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Modal Kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya (Kasmir, 2013:250). Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam yaitu konsep kuantitatif, konsep kualitatif, konsep fungsional.

Menurut Kasmir (2013:182) Perputaran modal kerja (working capital turnover) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode terntentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini, dengan membandingkan anntara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Apabila perputaran modal kerja rendah dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja.

Hal ini disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan, piutang, atau saldo kas yang terlalu kecil (Kasmir, 2013:182).


(41)

Modal kerja merupakan kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap hutang perusahaan (Munawir, 2004). Demikian pula modal kerja dapat didefinisikan sebagai aktiva lancar yang merupakan bagian dari investasi perusahaan dan selalu berputar, dengan tingkat perputaran tidak melebihi jangka waktu satu tahun. Definisi lain mengenai modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari (Sawir; 2005).

Berdasarkan definisi modal kerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan sumber pendanaan untuk kegiatan operasional sehari -hari dan menjamin kelangsungan usaha perusahaan.

Menurut Djarwanto (2004) mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu:

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.


(42)

b. Konsep Kualitatif

Dalam konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu, modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital). Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya (hutang jangka pendek).

c. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode ini (currentincome). Ada sebagian dana yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan pendapatan untuk periode berikutnya (future income).


(43)

2. Jenis Modal Kerja

Menurut Djarwanto (2004) modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni:

a. Bagian modal kerja yang relatif permanen, yaitu jumlah modal kerja yang minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara terus menerusdiperlukan untuk kelancaran usaha.

Modal kerja ini dapat dibedakan yaitu sebagai berikut:

1. Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b. Bagian modal kerja yang bersifat variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada perubahan keadaan.

Modal kerja ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.

2. Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.


(44)

3. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat atau mendadak yang tidak dapat diketahui atau diramalkan terlebih dahulu.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu memerhatikan faktor-faktor tersebut.

Menurut Djarwanto (2004) untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisa yaitu sebagai beriku:

1. Sifat umum atau tipe perusahaan

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat. Proporsi modal kerja dari total aktiva, pada perusahaan jasa relatif kecil. Beberapa dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva


(45)

lancar cukup besar dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang yang relatif rendah. Perusahaan industri memerlukan modal kerja yang cukup besar yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Fluktuasi dalam pendapatan bersih pada perusahaan jasa juga relatif kecil bila dibandingkan dengan perusahaan industri dan perusahaaan keuangan.

2. Waktu yang diperlukan untuk memprodusir atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit/harga beli per unit barang yaitu: Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang atau untuk memperoleh barang makin besar akan kebutuhan modal kerja. Modal kerja bervariasi tergantung pada volume pembelian dan harga beli perunit dari bahan yang dijual.

3. Syarat pembelian dan penjualan

Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanam dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar.


(46)

Disamping itu modal kerja juga dipengaruhi olah syarat kredi penjualan barang, semakin lama kredit (jangka kredit lebih panjang) yang diberikan kepada langganan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang. Untuk mengurangi kebutuhan modal kerja dan menguranngi resiko kerugian karena adanya piutang yang tak terbayar, biasanya perusahaan memberikan rangsangan potongan tunai (cash discount).

1. Tingkat perputaran persediaan

Semakin sering persediaan diganti atau dibeli dan dijual kembali maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efesien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan mengurangi resiko kerugian karena penurunan harga, perubahan permintaan atau perubahan mode, juga menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan barang persediaan.

2. Tingkat perputaran piutang

Kebutuhan modal kerja yang tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Bila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja semkin kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit bagi langganan, dan penagihan piutang.


(47)

3.Pengaruh konjungtur

Pada periode makmur aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah.Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan jumlah persediaan membutuhkan modal kerja yang lebih banyak sebaliknya pada periode depresi, volume perdangan menurun, perusahaan cepat-cepat berusaha menjual barang barangnya dan menarik piutang piutangnya. Uang yang diperoleh digunakan untuk membeli surat-surat berharga, melunasi hutang - hutang atau untuk menutup kerugian.

4. Derajat resiko kemungkinan menurunya harga jual aktiva jangka pendek Menurunya nilai rill dibandingkan dengan harga baku dari surat-surat berharga, persediaan barang dan piutang akan menurunkan modal kerja. Bila resiko kerugian ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modsl kerja untuk membayar bunga atau melunasi hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Untuk melindungi diri dari hal-hal yang tak terduga dibutuhkan modal kerja yang relatif besar dalam bentuk kas atau surat surat berharga.

5. Pengaruh musim

Banyak perusahan dimana penjualanya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim memerlukan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relaif pendek. Modal kerja


(48)

yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.

6. Credit rating dari perusahan

Jumlah modal kerja dalam bentuk kas termasuk surat surat berharga, yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas tergantung pada: credit rating dari perusahaan (kemampuan meminjam uang dalam jangka pendek), perputaran persediaan dan piutang dan kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembelian.

4. Sumber-sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan sumber modal kerja mutlak disediakan perusahaaan dalm bentuk apa pun oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia. Tetapi dalam pemilihan sumber modal harus diperhatikan untung ruginya sumber modal kerja tersebut. Pertimbangan ini perlu dilkukan agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat di gunakan yaitu sebagai berikut :


(49)

a. Hasil operasi perusahaan

Maksudnya pendapatan atau laba yang diperoleh dalam periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti, cadangan laba atau laba yang belum dibagi. Selama laba yang belum dibagi waktu saja perusahaan atau tidak diambil pemegang saham, hal tersebut akan menambah modal kerja perusahaan. Namun modal kerja ini bersifat hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.

b. Keuntungan penjualan

Keuntungan penjualan surat-surat berharga juga digunakan untuk keperluan modal kerja. Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi. Otomatis akan mengurangi modal kerja.

c. Penjualan saham

Penjualan saham artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.


(50)

d. Penjualan aktiva tetap

Maksud dari penjualan aktiva tetap yaitu yang diual disini aktiva tetap yang kurang produktif atau masih mengganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

e. Penjualan obligasi

Penjualan obligasi maksudnya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.

f. Memperoleh pinjaman

Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lainya), terutama pinjaman jagka pendek, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.

g. Dana hibah

Mengenai perolehan dana hibah dari berbagai lembaga ini juga dapat digunakan, sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

Dari sumber-sumber modal kerja dapat disimpulkan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja desebabkan :


(51)

1. Adanya kenaikan modal (penambahan modal pemilik atau laba). 2. Adanya pengurangan aktiva tetap (penjualan aktiva tetap). 3. Adanya penambahan utang.

D. Perputaran Kas (cash turnover)

Menurut Kasmir (2013) rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva lancar.

Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan sebagai:

a. Apabila perputaran kas tinggi, ini berarti ketidak mampuan perusahaan dalam membayar tagihanya.

b. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.


(52)

E. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan beberapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.

Cara menghitung rasio perputaran persediaan dilakukan dengan dua cara yaitu : pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai persediaan. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efesien dan liquid persediaan semakin baik. Demikian pula sebaliknya apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efesien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.

F. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio


(53)

menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanam dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelum atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanam dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.

Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. Jika kita sukses dalam menagih piutang maka modal kita akan bertambah.

G. Aktiva Tetap (Fixed Asset)

Aktiva dalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya adalah aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan produk. Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi, bangunan sebagai tempat pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain. Aktiva tetap juga merupakan bagian utama dalam penyajian posisi keuangan perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5 bahwa: “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka


(54)

kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Aktiva tetap dapat dihitung menggunakan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed asset turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harga tetap seperti pabrik dan peralatan dalam rangka menghasilkan penjualan, atau beberapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17). Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.

H. Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Perkembangan kegiatan industri barang konsumsi memerlukan pembiayaan yang cukup besar sehingga diperlukan alternatif sumber pembiayaan. Alasan dipilihnya sektor industri ini karena sektor ini lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian (misalnya inflasi). Walaupun terjadi krisis ekonomi, kelancaran produksi industri barang konsumsi masih terjamin karena kondisi apapun konsumen tetap membutuhkan produk makanan dan minuman. Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang daganganya atau hasil produksinya. Uang yang masuk yang bersumber dari hasil penjualan barang tersebut akan dikeluarkan kembali guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian uang atau dana


(55)

tersebut akan berputarsecara terus menerus setiap periodenya sepanjang hidup nya perusahaan (Djarwanto, 2004).

Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, membutuhkan pengelolaan terhadap modal kerja secara lebih efisien. Maksudnya adalah, perusahaan sebaiknya menyediakan modal kerja disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan terutama modal kerja dalam bentuk uang tunai dan surat berharga dapat merugikan perusahaan karena menyebabkan berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaan secara produktif. Hal ini menyebabkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Di samping itu kelebihan modal kerja juga akan menimbulkan inefisiensi atau pemborosan dalam operasi perusahaan.

I. Peranan Modal Kerja dalam Perusahaan

Modal kerja dalam perusahaan memegang peranan yang sangat penting. Terutama dalam kegiatan sehari-hari setiap perusahaan dalam menjalankan opersai perusahaan selalu memerlukan suatu modal kerja yang cukup dan ini merupakan salah satu tugas menejer keuangan yang tercakup dalam working


(56)

capital manajemen. Mengenai modal kerja yang cukup ini bagi tiap perusahaan berbeda, tergantung dari besar kecilnya dan jenis perusahaan.

Working capital mempunyai peranan yang penting, tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitasnya. Dalam aktivitas perusahaan, modal kerja mempunyai hubungan yang komplementer dengan fixed asset. Misalnya, fixed asset besar sedangkan working capital atau current assets tidak ada, maka perusahaan tidak dapat berjalan. Maka dari itu harus ada proporsi tertentu antara current assets dan fixed assets. Mengenai proporsi ini sendiri tidak dapat di tentukan secara pasti. Ada perusahaan yang membutuhkan current assets lebih banyak dari fixed assetnya, dan sebaliknya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan pada dasarnya peranan modal kerja yaitu untuk menjaga kontiunitas dan likuiditas dari perusahaan.

J. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut :

1. Yudhistira Permana Bangun (2012) meneliti mengenai “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Aset Tetap dan Total Asset Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011”. Variabel penelitian ini adalah perputaran modal kerja, perputaran aset tetap dan perputaran total aset dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik dengan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja,


(57)

perputaran aset tetap dan total aset berpengaruh signitifikan terhadap profitabilitas. Namun secara parsial, perputaran modal kerja dan perputaran total aset tidak berpengaruh signitifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran aset tetap berpengaruh signitifikan.

2. Ratih Gayatri Astagfirli (2012) meneliti mengenai “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Total Aset dan Rasio Utang Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Properti dan Realestate yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2007-201”. Variabel penelitian ini adalah perputaran modal kerja, perputaran total asset, rasio utang dan rentabilitas (ROI). Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh signitifikan terhadap rentabilitas (ROI), perputaran total aset dan rasio utang secara parsial berpengaruh signitifikan terhadap rentabilitas (ROI). Secara simultan, perputaran modal kerja, perputaran total asset, dan rasio utang, berpengaruh signitifikan terhadap rentabilitas (ROI) pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011.

3. Hartini Ningsih (2008) meneliti mengenai “Pengaruh Total Asset Turnover, BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (studi kasus pada bank BTN kantor cabang syariah Jakarta)”. Variabel penelitian ini adalah total asset turnover dan BOPO, dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa


(58)

total asset turnover memiliki hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah sedangkan BOPO memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas bank syariah. Dan variabel BOPO menjadi variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas bank syariah.

4. Senthilmani Thuvarakan (2011) meneliti mengenai “Dampak Manajemen Modal Kerja Pada Profitabilitas di UK Industry Manufaktur Perusahaan Telekomunikasi dan Kontruksi tahun 2006-2010. Variabel penelitian ini adalah utang, piutang, persediaan, siklus konversi kas dan profitabilitas. Penelitian ini menggnkan metode analisis korelasi dan linier berganda. Hasil dari penelitian ini ada hubungan yang signifikan komponen modal kerja antara hari-hari piutang, hari utang, hari persediaan, siklus konversi kas dan profitabilitas perusahaan.

5. Aulia Rahma (2011) meneliti mengenai “pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan (study pada perusahaan manufaktur PMA dan PMDN yang terdaftar di BEI periode 2004-2008. Variabel penelitian ini adalah perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan, status perusahaan dan profitabilitas (ROI). Penelitian ini mengggunkan metode analisis regresi berganda dan dengan variabel dummy. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran kas dan status perusahaan berhubungan positif dan signitifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh negatif dan signitifikan terhadap ROI. Perputaran persediaan


(59)

tidak berpengaruh signitifikan terhadap ROI. Hasil secara simultan, menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu perputaran modal kerja, perpuaran kas, perputaran persediaan dan status perusahaan) berpengaruh signitifikan terhadap ROI.

6. Dr Ioannis Lazaridis (2008) meneliti mengenai “Pengaruh Antara Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas di Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa efek Athens Pada Tahnu 2001-2004”. Variabel penelitian ini adalah siklus konversi kas, rasio asset tetap, rasio hutang, laba gross operating profit dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ada hubungan signifikansi statistik antara profitabilitas, yang diukur rmelalui laba kotor, dan siklus konversi kas.

7. Yeni Srihartini (2005) meneneliti “Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada PT. Pos Indonesia (persero) Bandung”. Variabel penelitian ini adalah modal kerja bersih, aset tetap dan profitabilitas. Penelitian ini menggunkan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan dengan uji F secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan (ROA). Sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t secara parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan (ROA) dan terdapat pengaruh yang


(60)

signifikan antara Investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan (ROA).

Secara ringkas penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dapat dilihat dalam table berikut:

Table 2.1

Table Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel

Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian 1. Yudhistira

Permana Bangun (2012) Perputaran modal kerja, perputaran aset tetap dan perputaran total aset dan profitabilitas. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Analisis deskriptif dan analisis statistic dengan metode regresi berganda.

Secara simultan perputaran modal kerja, perputaran aset tetap dan total aset

berpengaruh signitifikan terhadap profitabilitas. Namun secara parsial , perputaran modal kerja dan perputaran total aset tidak berpengaruh signitifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran aset tetap berpengaruh

signitifikan. 2. Ratih Gayatri

Astagfirli (2012)

Perputaran modal kerja, perputaran total aset, rasio utang dan rentabilitas (ROI). Perusahaan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011.

Analisis linier berganda.

Secara parsial perputaran modal kerja tidak

berpengaruh signitifikan terhadap rentabilitas (ROI), perputaran total aset dan rasio utang secara parsial berpengaruh signitifikan terhadap rentabilitas (ROI). Secara simultan, perputaran modal kerja, perputaran total aset, dan rasio utang, berpengaruh signitifikan terhadap rentabilitas (ROI) pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di (BEI).


(61)

No Peneliti Variabel Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian 3. Hartini Ningsih

(2008) Total asset turnover dan BOPO, dan profitabilitas. Pada bank BTN. Analisis regresi linier berganda.

Total asset turnover memiliki hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah sedangkan BOPO memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas bank syariah. Dan variabel BOPO menjadi variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas bank syariah. 4. Senthilmani

Thuvarakan (2011) Utang, piutang, persediaan, siklus konversi kas dan profitabilitas. Perusahaan telekomunikasi dan kontruksi tahun 2006-2010 Analisis korelasi dan linier berganda.

Dari penelitian kami, ada hubungan yang signifikan komponen modal kerja antara hari-hari piutang, hari utang, hari persediaan, siklus konversi kas dan profitabilitas perusahaan perputaran modal kerja, perpuaran kas, perputaran persediaan dan status perusahaan) berpengaruh signitifikan (ROI)

5. Aulia Rahma (2011) Perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan, status perusahaan dan profitabilitas (ROI). Perusahaan manufaktur PMA dan PMDN tahun 2004-2008. Analisis regresi berganda dan dengan variabel dummy.

Perputaran kas dan status perusahaan berhubungan positif dan signitifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh negatif dan signitifikan terhadap ROI. Perputaran persediaan tidak berpengaruh signitifikan terhadap ROI.


(62)

No Peneliti Variabel Penelitian

Metode Analisis

Hasil Penelitian 6. Dr Ioannis

Lazaridis (2008) Siklus konversi kas, rasio asset tetap, rasio hutang, laba gross operating profit dan profitabilitas. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di ASE tahun 2001-2004.

Analisis regresi.

Ada hubungan signifikansi statistik antara

profitabilitas, yang diukur melalui laba kotor, dan sikluskonversi kas.

7. Yeni Srihartini

(2005)

Modal kerja, aset tetap dan profitabilitas. Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Analisis regresi linier berganda.

Perhitungan statistik yang telah dilakukan dengan uji F secara simultan

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan (ROA).

Sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t secara parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan (ROA) dan terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas perusahaan (ROA).


(63)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam periode waktu yang digunakan. Penelitian ini menggunakan periode waktu 2010 sampai dengan 2013.

2. Variabel dependen maupun independen yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Variabel dependen penelitian ini adalah perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan aktiva tetap. Dan variabel independen penelitian ini adalah profitabilitas ( ROA, ROE, ROI) dan profit margin (net profit margin).

K. Kerangka Pemikiran

Beberapa alasan adanya perusahaan dan fungsinya perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Perusahaan akan mencapai titik dimana biaya meyediakan pelayanan tambahan dari dalam perusahaan untuk membeli pelayanan ini dari perusahaan lain. Sedangkan fungsi perusahaan adalah untuk membeli sumber daya atau pun input berupa tenaga kerja, modal, dan bahan mentah untuk diubah menjadi barang jadi atau jasa yang akan dijual. Pada umumnya perilaku perusahaan adalah berusaha untuk memaksimasi keuntungan. Nilai dari suatu perusahaan adalah nilai sekarang (present value) dari laba yang diharapkan pada masa yang akan datang. Laba adalah selisih antara penerimaan dengan biaya. Jika selisih tersebut


(64)

negatif, disebut surplus, sementara kekurangan penerimaan atas biaya disebut defisit. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa dalam persaingan bebas ukuran efesien adalah laba yang diperoleh perusahaan.

Dalam menjalankan produksi di perusahaan maka perusahaan membutuhkan modal kerja untuk operasional perusahaan sehari-hari dan membutuhkan aktiva tetap untuk menjalankan produksi perusahaan. Kedua aktiva tersebut supaya bisa menghasilkan laba yang tinggi maka di lakukan sebuah trade off. Dalam konteks ini adanya trade off antara modal kerja didasarkan adanya resiko adalah kemungkinan suatu perusahaan berada dalam keadaan tehnically insolvent (kesulitan keuangan perusahaan) terjadi ketika suatu perusahaan suatu perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau saat proyeksi keadaan arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibanya pada masa yang akan datang. Dapat diukur dengan jumlah net working capital, semakin besar NWC semakin kecil resikonya. Menurut pandangan trade off aktiva tetap dapat dijadikan jaminan untuk melakukan pinjaman baru berupa hutang. Rajan dan Zingales (1995) menyatakan bahwa perusahaan dengan tangibility assets yang tinggi berpeluang lebih besar untuk menerbitkan hutang dengan menjaminkan aset perusahaan.

Di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang tepat karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang


(65)

akan diperoleh perusahaan. Pengelolaan manajemen modal kerja dapat dilihat dari efesiensi modal kerja. Pengukuran efesiensi modal kerja umumnya diukur dengan melihat perputaran modal kerja (working capital turnover). Secara logika hubungan perputaran modal kerja dengan tingkat keuntungan dan profitabilitas bersifat positif atau searah. Hal ini berarti jika perputaran modal kerja meningkat maka profitabilitas juga meningkat dan sebaliknya. Jika perputaran modal kerja semakin tinggi maka semakin cepat dana atau kas yang diinvestasikan dalam modal kerja kembali menjadi kas, hal ini berarti keuntungan perusahaan dapat lebih cepat diterima. Sehingga profitabilitas perusahaan juga meningkat.

Indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efesiensi modal kerja yang dapat dilihat dari aset kas yang diinvestasikan dalam komponen modal kerja yang dimiliki dari aset menjadi kas (Ilham, 2011). Efesiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), dan perputaran piutang (receivable turnover). Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Semakin pendek periode perputaran modal kerja makin cepat perputaranya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan perusahaan makin efesien yang pada akhirnya profitabilitas meningkat.

Dari ketiga hal tersebut, memiliki pengaruh yang berbeda–beda terhadap tingkat profitabilitas dari suatu perusahaan. Metode yang umum digunakan dalam


(66)

menghitung profitabilitas suatu perusahaan adalah membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on insvestment (ROI), ROA, ROE dan profit margin. Rasio ini membandingkan hasil yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan

Modal Kerja Aktiva Tetap

Di kelola secara efektif dan efesien

Profitabilitas Trade Off


(1)

b. Hipotesis Kedua Ha diterima apabila: 1) Uji t : t hitung> t tabel

2) Path coefficient (koefisien parameter jalur), menunjukan sifat korelasi/ hubungan antar variabel laten (positif/negatif). Aktiva tetapberpengaruh secara positif atau negatif terhadap profitabilitas (ROA, ROE, ROI dan NPM).

Ho diterima apabila: 1) Uji t : t hitung< t tabel

2) Path coefficient (koefisien parameter jalur), menunjukan sifat korelasi/ hubungan antar variabel laten (positif/negatif). Modal kerja berpengaruh secara positif atau negatif terhadap profitabilitas (ROA, ROE, ROI dan NPM).


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis yang telah dijelaskan

pada penelitian ini yang berjudul “Penggunaan Modal Kerja dan Aktiva Tetap Dlam Menentukan Tingkat Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Sektor Barang

Konsumsi Periode 2010 sampai denngan 2013”, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Modal kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas atau modal kerja tidak dapat digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010 sampai dengan 2013.

2. Aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010 sampai dengan 2013.


(3)

116

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis untuk menjadi bahan masukan bagi pihak terkait sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan harus mempertahankan keefektifan aktiva tetap karena aktiva tetap yang dapat menghasilkan produk harus dalam kapasitas dan kualitas yang diharapkan dan harus memberikan kebijakan pada aktiva tetap guna kesetabilan nilai aktiva tetap dan mencegah kapasitas yang berlebihan. Perusahaan juga diharapkan untuk lebih memperhatikan kinerja keuangan modal kerja karena modal kerja merupakan investasi jangka pendek. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja, maka perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara maksimal. Sedangkan bila perusahaan kelebihan modal kerja dapat mengakibatkan banyak dana yang menganggur sehingga dapat memperkecil profitabilitas perusahaan.

2. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Bagi peneliti yang akan datang dengan pembahasan topik yang sama sebaiknya memiliki informasi yang cukup sebelum riset di tindak lanjuti. Oleh karena itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya memperpanjang periode penelitian, manambahkan indikator pada variabel modal kerja seperti hutang lancar agar hasil yang didapat sesuai dengan harapan dan menambah objek perusahaan yang akan diteliti agar hasil riset dapat diterapkan dengan baik.


(4)

Daftar Pustaka

Abd’rachim E.A. 2008. Manajemen Kauangan. Nabel Edumedia: Jakarta.

Astagfirli Gayatri. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Total Aset dan Rasio Utang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Properti

dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011. Universitas

Maritim Raja Ali Haji:

Brasmanto, Ari. 2008. Analisis Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran Piutang

Kaitanya Terhadap Return On Asset pada PT. Pos Indonesia (Persero).

Majalah Unikom Volume 9, No 2: Bandung.

Creswell Jhon W. Education Researchs: Planing, Conducting, And Evaluating

Quantitative and Qualitative Research. (New Jersey, Pearson Educating

Inc, 2008. Hal:326.

Djarwanto Ps. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Emery DR, Finnerty JD. 1997 Comporate Financial Management, 2nd edition. Upper Sadle River Prentice Hall Inc.

Ferdinand 2006. Metode Penelitian Manajemen. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan

Partial Least Square (PLS). Badan Pnerbit Universitas Diponegoro:

Semarang.

Goutman, HG and Douggall, H.E. 1948. Corporate Financial Policy, 2nd edition. New York, Prentice-Hall Inc.

Hair, J.F. Jr., Black, W.C, Babin, B.J., Anderson, R.E. and Tatham, R.L. 2008. Multivariate Data Analysis, 6th ed., NJ, Pearson Prentice Hall.

Horne Van and Wachowicz. 1997. Prinsip Prisip Manajemen Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.

. 2007. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.

Indriyanto, N. dan B. Suporno. 1999. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi


(5)

J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham. 1985. Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga : Jakarta Pusat.

Jogianto. 2009. Konsep & Aplikasi PLS ( Partial Last Square ) untuk Penelitian

Empiris. BPFE: Yogyakarta.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers : Jakarta.

Lazaridis Iionnis. 2008. The Relationship Working Capital management and of

listed companies in the Athens Stock Exchange. (Jurnal). Departement of

Accounting Finance: University of Macedonia.

Munawir. 1983. Akuntansi Laporan Keuangan . Liberty: Yogyakarta. . 2004. Akuntansi Laporan Keuangan . Liberty: Yogyakarta. . 2007. Akuntansi Laporan Keuangan . Liberty: Yogyakarta.

Nisfiannoor Muhammad. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Salemba Hunatika. Jakarta, 2009. Hal 4.

Permana Yudhistira. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Aset Tetap, dan Total Aset Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar Di BEI Periode 2008-2011. (Skripsi). Universitas Sumatra

Utara:

Rahmat Aulia. 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar

Di BEI periode 2004-2008. Universitas Diponegoro: Semarang.

Rajan, R., and Zinglades. 1995. What Do We Know About Captical Structur:

Some Evidence International Data. Journal Of Finance 50, 1421-1460.

Sartono R. 2008. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi edisi 4). Yogyakarta: BPFE.

Safitri Shofyan H. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sawir. 2003. Analisis Laporan Kinerja Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

. 2005. Analisis Laporan Kinerja Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

. 2009. Analisis Laporan Kinerja Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Serraekowati. 2010. Pengaruh Modal Fisik, Modal Financial, dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di


(6)

Shin, N.H and Soenen, L. 1998. Eferiency of Working Capital Manajement and

Corporate Profitability. Financial Pratice and Education 8(2), pp 37-45.

Sri Yeni. 2005. Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap

Profitabilitas PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.(skripsi).

Universitas Widyatama: Bandung.

Subra Maryam, k.r. dan Wild, Jhon j. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. BPFE: Yogyakarta.

Syamsudin Lukman . 1998. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Wali Pers : Malang.

Thuvharakan Senthilmani. 2011. Impact of Working Capital Management on

Profitability in UK Manucturing Industri. (Jurnal). MSc. Acaounting

with Finance: London South Bank University.

Vincenzo. 2010. Handbook of Partial Least Square Springger. Verlag Berlin Heidelberg.

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Denpasar. Udayana University Press.

Weston, J.F., dan Copland, RE. 1997. Manajemen Pendanaan Edisi 9, (Terjemahan). Bima Rupa Aksara.

Zubairi Jamal H. 2010. Impact of Working Capital Management and Capital

Structure Profitability of Outomobile firms in Pakistan. (Jurnal) Institute


Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2010-2012

1 54 84

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

1 7 108

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 21

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 8 134

PENGARUH CASH CONVERSION CYCLE TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012.

0 1 41

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012 - 2014).

2 12 28

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 0 4

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN STATUS PERUSAHAAN PADA KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2013-2015 (Studi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar pada BEI)

0 0 18

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

0 0 17

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 0 14