PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

(1)

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2014 SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

M. REZA RESPATI NIM. 108082000006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI


(2)

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh : M. REZA RESPATI

NIM. 108082000006

Dibawah bimbingan

Pembimbing II

Yahya Hamja, Dr., MM Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP: 194906021978031001 NIP: 198004162009012006

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, tanggal 09 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa: 1. Nama : M. Reza Respati

2. NIM : 108082000006

3. Jurusan : Akuntansi Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Periode 2010- 2013.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

(1j

(r/JV )

3. Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak., CA ( NIP. 197205162009011006

Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 08 Desember 2015

1. M. Hartana I. Putra, M.Si NIP. 196806052008011023

2. Yessi Fitri, S.E., M.Si NIP. 197609242006042002


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Selasa, 29 Desember 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Muhammad Reza Respati

2. NIM : 108082000006 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial dan Struktur Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BET 2010-2013

Setelah meneennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Desember 2015

1. Desmadi Saharuddin, MA., Dr NIP. 197207112005011007

2. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 197205162009011006

3. Rini, SE, Ak.,M.si,CA NIP. 197603152005012002

4. Dr.Yahya Hamja.,MM NIP. 194906021978031001

5. Zuwesty Eka Putri SE.,MAK NIP. 198004162009012006

PembiTubing IT


(5)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Reza Respati NIM : 108082000006 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber ashi atau tanpa izin pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, temyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 21 Desember 2015 LEVItTERAO

_,

;17.4MPFL

ipl

trilp

-

ADF777890756

,

'''-'

61;

0 •

7.11RIBU RUPIAH


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Muhammad Reza Respati 2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Mei 1990

3. Alamat : Perumahan Binong Permai Blok I 12 no.10 RT/RW

004/014 Kel.Binong Kec.Curug Kab Tangerang Provinsi Banten kode pos : 15810

4. Telepon : 089617459367

5. Email : respati_reza@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Binong Permai Tahun 1996-2002 2. MTS Subulusalam Tahun 2002-2005 3. MA Subulussalam Tahun 2005-2008 4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2015

III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Ketua DPS ( Dewan Perwakilan Santri ) 2. Wakil Ketua Remaja Masjid Al-hijrah Blok i

3. Anggota Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah 4. Anggota Badan Eksekutiv Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : JA.Irianto SE 2. Tempat Tanggal Lahir : 12 Juli 1962

3. Ibu : Jumaini Irianti

4. Tempat Tanggal Lahir : 12 Mei 1967

6. Alamat: : Perumahan Binong Permai Blok I 12 no.10 RT/RW 004/014 Kel.Binong Kec.Curug Kab Tangerang


(7)

i

The Effect Of Profitability, Size, Social Responsibility And Capital Structure To Corporate Value At Industrial Goods Manufacturing Sector Consumption

Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2010-2014 ABSTRACT

This study aimed to get empirical evidence about the effect of profitability, the size of the company, social responsibility and capital structure to the company's value. Independent variables used is the profitability, the size of the company, social responsibility and capital structure. While the dependent variable used is the value of the company.

The population were a company manufacturing consumer goods industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2010-2014. Samples were collected using purposive sampling method. A total of 60 companies were determined as a sample. This research analysis method using linear regression.

These results indicated that profitability, social responsibility and capital structure significantly influenced the value of the company. Meanwhile, the size of the company did not have a significant effect on firm value. Results showed determination coefficient of 35.9% which indicated the ability of independent variables in explaining the dependent variable while 64.1% is explained by other variables.

Keywords : Profitability, Company Size, Social Responsibility, Capital structure, The Company's Value.


(8)

ii

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2010-2014 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan.

Populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014. Sampel yang dikumpulkan menggunakan metode purposive sampling. Total 60 perusahaan ditentukan sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, tanggung jawab sosial dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil koefisien determinasi menunjukkan sebesar 35,9 % kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, sementara 64,1 % dijelaskan oleh variabel lain.

Kata Kunci : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung jawab Sosial, Struktur modal, nilai perusahaan.


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada :

1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, M.M., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Yahya Hamja, Dr., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.


(10)

iv

5. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan banyak kasih sayang, semangat, motivasi, bimbingan, arahan dan doa yang tak ada habisnya untuk penulis selama ini.

8. Buat kekasih aku DEDE NURMAYA yang tercinta yang selama ini menemani penulis sedih maupun senang.serta sudah menyempatkan waktu buat menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi

rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 21 Desember 2015 Penulis,


(11)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRACT...………... i

ABSTRAK………... ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Perumusan Masalah………... 9

C. Tujuan Penelitian………... 10

D. Manfaat Penelitian………... 11

BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori………. 12

1. Nilai Perusahaan……… 12

2. Teori Sinyal (Signalling Theory)……….. 16

3. Profitabilitas……….. 17

4. Ukuran Perusahaan……… 23

5. Struktur Modal……….. 26

6. Corporate Social Responsibility (CSR)………. 35


(12)

vi

C. Kerangka Berpikir………. 43

D. Hipotesis Penelitian………. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian………. 47

B. Metode Penentuan Sampel……… 47

C. Metode Pengumpulan Data………... 48

D. Metode Analisis Data……… 49

1. Analisis Statistik Deskriptif………... 49

2. Uji Asumsi Klasik……….. 49

a. Uji Normalitas Data………... 49

b. Uji Heterokedastisitas……… 50

c. Uji Multikolonieritas……….. 50

d. Uji Autokorelasi………. 51

3. Analisis Regresi Linier Berganda……….. 52

4. Pengujian Hipotesis ………...……… 53

a. Uji F (F-test) ………. 53

b. Uji Statistik T (T-test)……… 53

4. Koefisien Determinasi……… 54

E. Operasional Variabel Penelitian………. 55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……… 56

1. Deskripsi Data………. 56

B. Analisis Data Penelitian……….. 60

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif………... 62

2. Hasil Uji Asumsi Klasik……….. 67

a. Uji Normalitas Data………... 67

b. Uji Heterokedastisitas……… 69

c. Uji Multikolonieritas……….. 70


(13)

vii

3. Hasil Uji Hipotesis………... 72

a. Hasil Uji F (Uji F-test) ………... 72

b. Hasil Uji Statistik t (Uji t-test)……….... 74

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi……….. 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 78

B. Saran………. 79 DAFTAR PUSTAKA


(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu……… 42

Tabel 3.1 Proksi Variabel Penelitian………. 55

Tabel 4.1 Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi periode 2010-2014 ………….. 57

Tabel 4.2 Penentuan sampel penelitian berdasarkan kriteria………. 59

Tabel 4.3 Data penelitian berdasarkan perusahaan sampel periode 2010-2014………. 60

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian………. 63

Tabel 4.5 Uji Kolmogorov Smirnov……….. 68

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas... 70

Tabel 4.7 Uji Durbin-Watson……… 71

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik F………... 73

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik t………. 74


(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis……….. 44 Gambar 4.1 Normal Probability Plot ……… 67 Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas……… 69


(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 2 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social

Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2010

Lampiran 3 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2011

Lampiran 4 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2012

Lampiran 5 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2013

Lampiran 6 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2014


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi di masa globalisasi ini telah memberikan banyak pengaruh pada laju pertumbuhan perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/ publik (go public) yang umumnya dilakukan di pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/ publik.

Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaannya. Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global.

Sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya sebuah perusahaan tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya, tetapi juga berorientasi pada peningkatan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya.


(18)

2 Oleh karena itu, perusahaan memiliki rencana strategis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Nilai sebuah perusahaan sendiri akan tergambar dari harga saham perusahaan bersangkutan.

Perusahaan yang telah go public memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Dominick, 2011:589-621). Nilai perusahaan menjadi sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham, 2010). Semakin tinggi harga saham maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan karena nilai tersebut juga akan menunjukan kemakmuran pemegang saham yang tinggi.

Fenomena yang terjadi saat ini, aktivitas investasi yang terjadi melalui perantara pasar modal sering dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian. Investor memerlukan berbagai informasi relevan untuk pertimbangan investasi yang akan dilakukannya. Salah satu informasi tersebut bisa didapatkan dari adanya laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan di pasar modal. Laporan keuangan tersebut akan mencerminkan rasio keuangan, kinerja perusahaan dan nilai dari perusahaan (Sunarto dan Kartika, 2003:67).

Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor sehingga harga saham merupakan fair


(19)

3

price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005:33-41). Naik turunnya harga saham sebuah perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal sangat bergantung pada pencantuman atau publikasi laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan tersebut akan menggambarkan nilai perusahaan yang juga menggambarkan keadaan perusahaan.

Dalam mempertimbangkan investasinya, salah satu indikator penting bagi investor yaitu dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan untuk menilai prospek perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:240). Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik pula, yang artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham perusahaan tersebut pun akan meningkat (Husnan, 2011:317).

Ketika perusahaan semakin berkembang, maka tingkat kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan pun semakin tinggi karena adanya aktivitas perusahaan yang tidak terkendali terhadap berbagai sumber daya untuk meningkatkan laba perusahaan. Selain pihak yang terkait langsung dengan perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan pun merasakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi perusahaan. Oleh sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder, tetapi juga


(20)

4 kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti pelanggan, pemilik atau investor, supplier, komunitas dan juga pesaing (Rika dan Islahuddin, 2008).

Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai.

Beragamnya jenis industri manufaktur yang ada di Indonesia membuat perusahaan manufaktur terus berlomba dalam meningkatkan kemakmuran perusahaan melalui penjualan saham yang tinggi. Salah satu jenis perusahaan manufaktur yang sudah tidak asing lagi dikenal masyarakat adalah jenis sektor industri barang konsumsi yang sangat dekat dengan masyarakat dengan laju pertumbuhan usaha yang sangat fluktuatif.

Penelitian mengenai nilai perusahaan sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Eka yang membuktikan bahwa secara simultan struktur modal, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Eka, 2010). Sedangkan penelitian oleh Safrida membuktikan secara simultan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Safrida, 2008).


(21)

5 Terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya sebuah nilai perusahaan. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, nilai perusahaan umumnya dipengaruhi oleh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur modal, laverage, kebijakan dividen dan lain-lain, namun pada penelitian ini, penulis hanya mengambil empat faktor yang dicurigai memberikan pengaruh pada nilai perusahaan yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Penelitian yang dilakukan oleh Nurmayasari, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Nurmayasari, 2012). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noviyanto profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan (Noviyanto, 2008).

Selain profitabilitas, ukuran perusahaan juga dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati, dkk menyatakan ukuran perusahaan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Rachmawati,


(22)

6 2007). Namun penelitian oleh Siallagan dan Mas’ud menyatakan ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan (Siallagan, 2006).

Seorang manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan secara efisien yaitu dengan mengambil keputusan pendanaan yang mampu meminimalisasikan biaya modal (cost of capital) yang ditanggung perusahaan. Keputusan ini sangat berkaitan dengan komposisi modal yang optimal, yang akan menghasilkan sebuah keputusan struktur modal atau keputusan pendanaan. Keputusan struktur modal merupakan keputusan keuangan yang berkaitan dengan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan.

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Melalui struktur modal yang optimal dapat meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan.

Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan. Manajemen keuangan sendiri merupakan penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan antara lain keputusan


(23)

7 investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham.

Bowen menyatakan bahwa keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat umum, bukan hanya untuk warga bisnis itu sendiri. Suatu entitas dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sehingga menciptakan hubungan timbal balik antara masyarakat dan perusahaan. Perusahaan membutuhkan suatu respon yang positif dari masyarakat yang diperoleh melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan kepada para

stakeholder, termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar (Kamil dan Antonius, 2012).

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah gagasan yang membuat perusahaan tidak hanya bertanggungjawab dalam hal keuangannya saja, tetapi juga terhadap masalah sosial dan lingkungan sekitar perusahaan agar perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan, seperti pendapat Sari (2012) yang menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan lebih luas lagi, sampai pada kemasyarakatan.

Secara teoritis, semakin banyaknya aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin meningkat karena pasar akan memberikan apresiasi


(24)

8 positif kepada perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility

(CSR) yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Investor mengapresiasi praktik Corporate Social Responsibility (CSR) dan melihatnya sebagai pedoman untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan investasi, banyak investor yang cukup memperhatikan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh perusahaan (Ghoul et al., 2011).

Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan kepada calon investor bahwa perusahaan mereka tepat sebagai alternatif investasi. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang telah go public. Maka apabila pemilik perusahaan tidak mampu menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya.

Penelitian Zuhroh dan Putu (2003) menyatakan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah mulai merespon dengan baik informasi-informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan


(25)

9 pada seputar publikasi laporan tahunan sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis ingin meneliti faktor yang mempengaruhi pertumbuhan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), peneliti mengambil periode laporan perusahaan dari mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan memfokuskan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

B. Perumusan Masalah

Adapun dari rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh antara tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?

2. Apakah ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?


(26)

10 3. Apakah ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?

4. Apakah ada pengaruh antara struktur terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang


(27)

11 konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

4. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan teori mengenai tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan,

Corporate Social Responsibility (CSR) dan struktur modal pada suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

2. Bagi praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian untuk membantu meningkatkan dan menjaga stabilitas nilai perusahaan serta dapat menjadi referensi atau bahan wacana bermanfaat bagi penelitian selanjutnya mengenai nilai perusahaan.


(28)

12 BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan

Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menginginkan harga saham yang dijual memiliki potensi harga tinggi dan menarik minat para investor untuk membelinya. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi harga saham, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan yang diindikasikan dengan price to book value

(PBV) yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, atau menjadi tujuan perusahaan bisnis pada saat ini, sebab akan meningkatkan kemakmuran para pemegang (Brigham, 2010:10)

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Adapun yang dimaksud dengan harga saham adalah harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar, atau tepatnya disebut harga penutupan (clossing price) (Fakhrudin, 2012:316).

Penelitian ini menggunakan istilah nilai perusahaan dengan price to book value, dimana PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas


(29)

13 prospek perusahaan. Secara konseptual, PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski, 2010). Adapun nilai buku per saham atau book value per share adalah perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar (shares outstanding) (Fakhrudin, 2012:67).

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2012):

“PBV dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. PBV juga dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut.”

PBV yang tinggi dapat mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan tersebut setiap perusahaan hendaknya dapat meningkatkan harga saham, karena harga saham yang tinggi atau naik dapat meningkatkan PBV.

Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu. Pada satu sisi, nilai perusahaan ditunjukkan dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca yang berisi informasi keuangan masa lalu, sementara sisi lainnya beranggapan bahwa nilai suatu perusahaan tergambar dari nilai saham perusahaan.

Myers mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang (Myer,


(30)

14 2012:81-102). Sedangkan Graver dan Gaver mengemukakan bahwa nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai jual perusahaan maupun nilai tambah bagi pemegang saham (Graver dan Gaver dalam Lifessy, 2011).

Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar dalam menilai perusahaan secara keseluruhan (Mahendra, 2011). Menurut Weston dan Thomas (2010) :

“Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang, dana yang diterima tahun ini bernilai lebih tinggi daripada dana yang diterima tahun yang akan datang dan berarti juga mempertimbangkann berbagai resiko terhadap arus pendapatan.”

Tandelilin (2010) mengemukakan tiga jenis nilai yang dikenal dalam penilaian saham diantaranya nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik :

a) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b) Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. Nilai pasar merupakan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran


(31)

15 pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.

c) Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Sedangkan nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar. d) Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa merupakan bagian para pemegang saham.

Suharli (2012:23-24) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Penilaian perusahaan (corporate value) merupakan bagian penting dalam proses privatisasi perusahaan. Proses ini seringkali hanya memperhatikan aspek keuangan yang terfokus pada nilai aset fisik (tangible asset) yang direfleksikan dalam bentuk laporan balance sheets dan income statement.


(32)

16 2. Signalling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2011) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.

Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.

Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan


(33)

17 mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar.

Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang akan memberikan sinyal positif (Brigham dan Houston, 2011). Ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

3. Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.

Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan


(34)

18 investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaaan (Brigham dan Gapenski, 2010).

Untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah sangat penting bagi investor maupun kreditor. Menurut Sartono, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Sedangkan menurut Munawir (2009:31) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Dari kedua pengertian ini dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dapat dihitung berdasarkan penjualan atau aktiva atau modal sendiri.

Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010:240). Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan


(35)

19 perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan, 2011:317).

Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Petronila, 2003:17). Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Angg mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan (Angg, 2010).

Munawir (2009) menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu :

1. Jenis perusahaan

Profitabilitas perusahaan sangat bergantung pada jenis perusahaan, dimana jika perusahaan menjual barang-barang konsumsi atau jasa biasanya akan memiliki keuntungan yang stabil daripada perusahaan yang memproduksi barang-barang modal.

2. Umur perusahaan

Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri, maka akan lebih stabil bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri.


(36)

20 3. Skala perusahaan

Jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti perusahaan dapat menghasilkan produk dengan biaya rendah. Tingkat biaya rendah tersebut merupakan unsur untuk memperoleh laba yang diinginkan.

4. Harga produksi

Perusahaan yang biaya produk per unitnya relatif rendah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada perusahaan yang harga produknya tinggi.

5. Habitat bisnis

Perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar kebiasaan bisnis (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil daripada non habitual bisnis.

6. Produk yang dihasilkan

Perusahaan yang bahan produksinya berhubungan dengan kebutuhan pokok, penghasilannya akan lebih stabil daripada perusahaan yang menghasilkan barang mewah (lux).

Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan


(37)

21 investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE) (Horne, 2013). Syamsudin (2011:59) mengatakan ada beberapa rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas diantaranya :

1. Return On Asset, adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

2. Return On Invesment, adalah kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

3. Return On Equity, adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pengembalian investasi pemilik yaitu seberapa besar laba yang dihasilkan tiap rupiah modal yang ditanamkan.

4. Gross Profit Margin. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotornya dari tiap penjualan yang dilakukannya. Dengan rasio ini akan dapat ditentukan tingkat efisiensi berproduksi dan penetapan harga jual.

5. Operating Income Ratio. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, sehingga dapat memperlihatkan efisiensi operasi dan produk perusahaan.


(38)

22 6. Net Profit Margin, merupakan keuntungan neto rupiah penjualan. 7. Price Earning Ratio. Rasio ini merupakan perbandingan harga per

lembar saham dengan pendapatan per lembar saham dalam periode tertentu.

8. Price Book Value. Rasio ini merupakan perbandingan harga saham dengan modal perusahaan.

9. Dividen Yield, merupakan perbandingan antara besar dividen yang diberikan untuk setiap lembar saham dengan harga saham, sehingga dapat dilihat keuntungan yang diperoleh oleh setiap saham.

Dalam mengukur profitabilitas digunakan return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) (Naim, 2000). ROI merupakan tingkat pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga return on asset (ROA).

ROA adalah perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva perusahaan. Sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang akan di investasikan pemegang saham pada perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas untuk menghasilkan laba.

Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. Sebagai salah satu rasio profitabilitas, ROE merupakan


(39)

23 indicator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Horne, 2012).

Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2010). Disini yang dimaksud dengan ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva. Semakin besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin


(40)

24 besar modal yang ditanam. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.

Weston dan Brigham (2010) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke pasar modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil.

Perusahaan besar lebih dipercaya oleh kreditur karena semakin besar ukuran perusahaan akan lebih transparan dalam mengungkapkan kinerja keuangannya. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Selain itu, perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga kebutuhan hutang perusahaan yang besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil.

Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan melakukan tindakan manajemen labanya lebih kecil dibanding perusahaan yang


(41)

25 ukurannya lebih kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Sehingga perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredible.

Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Peasnell, Pope, dan Young (2005) menunjukkan adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris. Dengan ini disimpulkan bahwa manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di perusahaan kecil.

Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak (Siregar, 2005). Menurut Brigham Houston (2011) ukuran perusahaan adalah gambaran dari besar kecilnya suatu perusahaan.

Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva.


(42)

26 Perusahaan sulit membiayai investasinya lewat pasar modal karena besarnya asimetri informasi yang terjadi. Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan kecil daripada perusahaan besar. Dengan diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan proporsi utang menjadi semakin besar dalam struktur modalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.

5. Struktur Modal

Struktur modal adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Perbaikan struktur permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi. Oleh karena itu, sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang disediakan oleh pasar modal merupakan suatu keharusan bagi pembangunan nasional (Anwar, 2008:3).

Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian, sehingga memaksimumkan harga saham. Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan baik buruknya


(43)

27 kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan atas kegiatan operasionalnya.

Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 2010). Menurut Husnan (2011), struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2010). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Secara umum struktur modal terdiri atas beberapa komponen : 1. Modal sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya (Riyanto, 2010). Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan


(44)

28 yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan.

Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen (Husnan, 2011). Komponen modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari :

1) Modal saham

Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan (Husnan, 2011). Sedangkan menurut Riyanto (2010) saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti kepemilikan atau pengambil bagian dalam suatu perseroan terbatas. Menurut Riyanto (2010), jenis-jenis modal saham terdiri dari :

a. Saham biasa (Common Stock).

Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapat keuntungan.


(45)

29 b. Saham Preferen (Prefered Stock)

Pemegang saham preferen mempunyai keistimewaan tertentu di atas pemegang saham biasa. Pertama, dividen dari saham preferen diambil terlebih dahulu barulah disediakan untuk pemegang saham biasa. Kedua, apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan saham prefern didahulukan daripada saham biasa.

c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock) Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham kumulatif apabila tidak menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang saham jenis ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan diwaktu-waktu yang lampau.


(46)

30 2) Cadangan

Menurut Riyanto (2010), cadangan merupakan keuntungan yang dibentuk oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus).

3) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan yang tidak dibayarkan sebagai deviden (Riyanto, 2010). Sementara itu, menurut Sutojo dan Kleinsteuber (2010) laba ditahan adalah akumulasi laba sesudah pajak yang dikumpulkan sejak perusahaan didirikan dan tidak dibagikan kepada pemiliknya. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa laba ditahan merupakan keuntungan sesudah pajak yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden.

Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk berbagai risiko, baik risiko usaha, risiko investasi, maupun risiko-risiko lainnya. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2012), risiko usaha adalah risiko yang disebabkan tidak berhasilnya perusahaan untuk memperoleh hasil di dalam lingkungan di dunia bisnis. Hal ini disebabkan oleh produknya mungkin tidak laku terjual, mesin-mesin tidak berjalan secara normal dan sebagainya. Sedangkan risiko investasi yaitu


(47)

31 kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh laba yang cukup besar untuk menutup beban-beban finansial yang berupa beban bunga, pengembalian cicilan utang ataupun pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mempunyai sejumlah modal sendiri minimum yang diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup perusahaan. Besaran modal sendiri yang lebih dominan dari modal asing dalam struktur modal perusahaan mutlak diperlukan, untuk menjaga tingkat solvabilitas perusahaan.

2. Modal asing atau hutang jangka panjang.

Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut jumlah sangat besar.


(48)

32 Menurut Brigham dan Houston (2011), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan antara lain :

a) Stabilitas penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

b) Struktur aktiva

Perusahaan yang struktur aktivanya cocok untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.

c) Operating Leverage.

Suatu perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil dianggap lebih mampu memakai leverage keuangan karena dengan memiliki leverage operasi yang lebih kecil maka berarti perusahaan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil (dengan asumsi cetiris paribus)

d) Tingkat pertumbuhan.

Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan, dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Sedangkan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah pada umumnya kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat


(49)

33 dipenuhi dari laba ditahan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka akan membutuhkan sumber dana dari modal ekstern yang lebih besar.

e) Profitabilitas

Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas investasi, menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

f) Pajak.

Biaya bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan. Sedangkan pembayaran deviden tidak mengurangi pembayaran pajak. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin besar daya tarik penggunaan hutang.

g) Pengendalian.

Pengendalian terhadap hutang yang besar dapat mengakibatkan pengawasan yang semakin ketat oleh pihak kreditur. Pengendalian ini dapat mengurangi fleksibilitas manajemen dalam mengambil keputusan.


(50)

34 h) Sikap Manajemen.

Sikap manajemen akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Beberapa manajemen cenderung bersifat konservatif daripada manajemen lainnya sehingga cenderung menggunakan tingkat hutang yang konservatif pula (sedikit hutang) daripada rata-rata perusahaan dalam industrinya, sedangkan manajemen yang agresif menggunakan hutang lebih banyak dalam rangka memperoleh profit yang lebih besar.

i) Sikap agen penilai dan peminjam.

Sikap agen penilai dan peminjam seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Pada umumnya, manajemen akan berdiskusi mengenai struktur finansial perusahaan dengan agen tersebut dan memberi banyak pengaruh pada saran mereka. Namun jika manajemen perusahaan sangat yakin mengenai masa depan perusahaan maka manajemen akan menggunakan hutang melebihi norma yang berlaku bagi industrinya, sehingga kreditur mungkin menolak penambahan hutang tersebut atau mungkin menerimanya dengan syarat tingkat bunga yang tinggi.

j) Kondisi pasar.

Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan dalam menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.


(51)

35 k) Kondisi internal perusahaan.

Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham.

l) Fleksibilitas Keuangan.

Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.

6. Corporate Social Responsibility (CSR)

Setiap perusahaan di seluruh dunia akan melakukan berbagai macam kegiatan yang terencana untuk dapat meningkatkan eksistensi perusahaan dan menjadi perusahaan yang good bussiness. Salah satu kegiatan tersebut adalah Corporate Sosial Responsibility (CSR). CSR adalah kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Tanggung jawab sosial perusahaan dikonsepkan lebih luas sebagai tugas manajerial untuk mengambil tindakan melindungi dan mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus memberikan keuntungan bagi perusahaan. Corporate Sosial Responsibility (CSR) pada dasarnya merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekaligus sebagai sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan keunggulan perusahaan dalam persaingan di dunia bisnis.


(52)

36 Secara umum, Corporate Sosial Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bentuk kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kemampuan manusia sebagai individu untuk beradaptasi dengan keadaan sosial yang ada, menikmati, memanfaatkan dan memelihara lingkungan hidup yang ada. International Finance Corporation

mendefinisikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai :

“Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap

pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang

baik bagi bisnis maupun pembangunan.”

Menurut Canadian (2011) Government adalah sebuah kegiatan usaha yang mengintegrasikan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai budaya, pengambilan keputusan, strategi dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. Selain itu, ISO:26000 mendefinisikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai :

“Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dankegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalambentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi


(53)

37

Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi dan sosial (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Wibisono, 2011). Sementara menurut Nursahid (2011) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah :

“Tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok

yang menjadi stakeholder-nya yang terkena pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dari operasi perusahaan.”

Elkington mengemas konsep Corporate Sosial Responsibility (CSR) ke dalam tiga fokus, yaitu 3P (profit, planet, people). Menurutnya, perusahaan yang baik tidak hanya mencari keuntungan (profit) belaka melainkan perusahaan harus memiliki kepedulian pula terhadap kelestarian lingkungan

(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan Corporate Sosial Responsibility (CSR) antara lain :

1. Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan.

Dengan adanya kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dapat membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga reputasi perusahaan juga akan meningkat apabila perusahaan melaksanakan program tersebut dengan sebaik–baiknya.


(54)

38 2. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

Apabila program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan.

3. Mengurangi biaya operasional perusahaan.

Dengan adanya Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan tidak perlu lagi perlu mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaannya pasti akan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan pun akan menurun setidaknya untuk bidang promosi.

4. Meningkatkan kinerja keuangan.

Dengan adanya Corporate Sosial Responsibility (CSR) diharapkan laba perusahaan akan lebih meningkat karena penjualan juga akan meningkat. Dengan demikian, kinerja keuangan dari perusahaan pun secara otomatis akan meningkat.

Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dikembangkan dengan baik akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan yang nantinya akan berdampak pada brand awareness

yang lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Sen, 2013:37).


(55)

39 Wibisono (2011) menjelaskan bahwa penerapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) model yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan dan bermitra dengan pihak lain. Adapun bentuk tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Hibah (grant).

Merupakan bantuan dana tanpa ikatan yang diberikan oleh perusahaan untuk membangun investasi sosial.

2. Penghargaan (award).

Merupakan pemberian bantuan oleh perusahaan kepada sasaran yang dianggap berjasa bagi masyarakat banyak dan lingkungan usahanya. Biasanya penghargaan diberikan dalam bentuk sertifikat dan atau sejumlah uang kepada perorangan atau institusi atau panti yang diselenggarakan secara berkelanjutan dan dalam waktu tertentu.

3. Dana komunitas lokal (community funds).

Merupakan bantuan dana atau dalam bentuk lain bagi komunitas tertentu untuk meningkatkan kualitas di bidangnya secara berkesinambungan. 4. Bantuan subsidi (social subsidies).


(56)

40 Merupakan bantuan dana atau bentuk lainnya bagi sasaran yang berhak untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan seperti pemberian bantuan dana buruh lokal atau modal usaha kecil satu kawasan.

5. Bantuan pendanaan jaringan teknis.

Diperuntukan bagi sasaran yang berhak untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Misalnya, bantuan teknis untuk usaha kecil atau mikro.

6. Penyediaan pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, hukum, taman bermain, panti asuhan, beasiswa, dan berbagi pelayanan sosial lainnya bagi masyarakat.

7. Bantuan kredit usaha kecil dengan bunga rendah bagi rumah tangga, baik masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan maupun masyarakat pada umumnya.

8. Program bina lingkungan melalui pengembangan masyarakat.

9. Penyediaan kompensasi sosial bagi masyarakat yang menjadi korban polusi serta kerusakan lingkungan baik karena bencana maupun dampak dari aktivitas perusahaan.


(57)

41 B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

Independen Dependen

1. Yangs Analisa, Fakultas Ekonomi - Universitas Diponegoro Semarang, 2011

Sumber : Data Skunder Penelitian, 2015 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008)

Ukuran Perusahaan (X1) Leverage

(X2),

Profitabilitas (X3) dan

Kebijakan Dividen (X4)

Nilai Perusahaan (Y)

(1) ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) leverage mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,

(3) profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan

(4) kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Ria Nofrita, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2013

Sumber : Data Skunder Penelitian, 2015 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) Profitabilitas (X1)

Kebijakan deviden (X2)

Nilai perusahaan (Y)

1) Profitabilitas dan kebijakan deviden berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

2) Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan deviden.


(58)

42 Tabel 2.1 (lanjutan..)

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

Independen Dependen

3. Ima Maspupah,

Program Studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014

Sumber : Data Skunder Penelitian, 2015 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Pertumbuhan Penjualan, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti Yang Masuk Kedalam Kelompok Daftar Efek Syariah Periode 2009-2012 Ukuran perusahaan (X1),

Profitabilitas (X2),

Tanggung jawab sosial perusahaan (X3),

Kepemilikan institusional (X4),

Pertumbuhan penjualan (X5),

Struktur modal (X6)

Nilai perusahaan (Y)

1) Uji t menunjukan SIZE tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (signifikansi sebesar 0,699 > 0,05) 2) ROE menunjukan pengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan (nilai

signifikansi sebesar 0,036 < 0,05)

3) CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,102 > 0,05)

4) IOWN tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,342 > 0,05)

5) GROWTH tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,349 > 0,05)

6) DER berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

(signifikansi 0,000 < 0,05).

7) SIZE, ROE, CSR, IOWN, GROWTH, dan DER secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.


(59)

43 C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan yang umumnya dilihat dari harga saham (diproksi menjadi Price to Book Value (PBV)) ditentukan oleh berbagai faktor yang ada pada masing-masing perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan ini harus diperhatikan pada suatu perusahaan karena akan berpengaruh pada kepercayaan investor dan investasi pada perusahaan tersebut.

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang ingin diteliti oleh peneliti yang diindikasikan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Peneliti mengambil 4 (empat) variabel yaitu profitabilitas (diproksi menjadi Return On Equity (ROE)), ukuran perusahaan (diproksi menjadi SIZE), tanggung jawab sosial (diproksi menjadi CSR) dan struktur modal (diproksi menjadi

Debt to Equity Ratio (DER)) yang dalam hal ini menjadi variabel independen. Sementara itu, nilai perusahaan (diproksi menjadi Price to Book Value

(PBV)) akan menjadi variabel yang dipengaruhi atau dependen.

Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan manufaktur khususnya pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan karakteristik tertentu. Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :


(60)

44 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung jawab Sosial dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Analisis Statistik Deskriptif

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014

Signalling Theory

Variabel Independen (X)  Profitabilitas (ROE) X1

 Ukuran Perusahaan (SIZE) X2

 Tanggung jawab Sosial (CSR) X3

 Struktur Modal (DER) X4

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data 2. Uji Heterokedastisitas 3. Uji Multikolonieritas 4. Uji Autokorelasi

Variabel Dependen (Y) Nilai Perusahaan (PBV)

Uji Hipotesis  Uji Statistik F (F-test)  Uji Statistik t (t-test)  Koefisien Determinasi Analisis Regresi Berganda

Kesimpulan dan Saran Hasil Penelitian


(61)

45 D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

• Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

Ho1 : Tidak ada pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan

di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi. Ha1 : Ada pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan di

perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

• Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

Ho2 : Tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

Ha2 : Ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

• Pengaruh tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

Ho3 : Tidak ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai

perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.


(62)

46 Ha3 : Ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai

perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

• Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

Ho4 : Tidak ada pengaruh antara struktur modal terhadap nilai

perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.

Ha4 : Ada pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan di


(63)

47 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan meneliti laporan keuangan perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 melalui data Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat objek penelitian (Supomo, 2010). Elemen yang dimaksud tersebut biasanya berupa orang, barang, unit organisasi dan perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai 2014 sebanyak 36 perusahaan.

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode Purposing Sampling.Purposing sampling adalah pengembalian sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Sekaran, 2013). Adapun kriteria sampel yang akan digunakan yaitu :

1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 2. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun penelitian.


(64)

48 3. Menerbitkan laporan keberlanjutan (Sustainibility Reporting) atau informasi

sosial lainnya selama tahun penelitian.

4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang diperoleh dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode tahun 2010 – 2014.

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi kepustakaan adalah suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data dengan menggunakan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian. Sedangkan metode studi observasi yaitu suatu cara memperoleh data dengan menggunakan dokumentasi yang berdasarkan pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dimana data yang digunakan merupakan data time-series periode 2010 – 2014.


(65)

49 D. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal dan maksimal, serta standar deviasi semua variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas, dan variabel terikat memiliki distribusi normal dan tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data secara normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:66). Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat grafik normal probability plot dasar pengambilan keputusan dari tampilan grafik normal probability plot yang mengacu pada :

a. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti menunjukkan pola


(66)

50 distribusi yang normal sehingga model regresi dapat memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal berarti tidak menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:66).

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu observasi yang lain. Apabila varians dari residual satu observasi ke observasi yang lain tetap disebut homokedastisitas. Sedangkan apabila varians dari residual satu observasi ke observasi lain berbeda maka disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, tidak terjadi heterokedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan nilai residual SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu


(67)

51 X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di

standardized.

c. Uji Multikolinieritas

Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Uji multikolonieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan menguji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan

variance inflantionfactor (VIF). Batas (cut off) dari VIF > 0 dan nilai tolerance jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai toleran kurang dari 0,10 dan tingkat kolinieritas lebih dari 0,95 maka terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2011:66).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat penyimpangan terhadap suatu observasi oleh penyimpangan yang lain atau terjadi korelasi diantara obserasi menurut waktu dan tempat. Pada penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji dusbinwaston (DW-Test) dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2011) :


(1)

xiv

1. ADES 2011 5.32 22.56 12.42 37.12 0.78 2. INDF 2011 11.20 21.17 17.26 24.98 1.02 3. MLBI 2011 5.23 23.5 17.66 23.56 1.66 4. MYOR 2011 3.63 25.9 36.12 42.12 1.55 5. ROTI 2011 2.25 20.75 23.21 35.87 1.99 6. GGRM 2011 19.88 23.12 55.32 102.5 2.25 7. MRAT 2011 12.43 20.77 18.12 77.23 1.99 8. TCID 2011 6.78 19.50 15.21 52.69 0.88 9. UNVR 2011 9.89 25.9 49.22 96.86 1.97 10. MERK 2011 5.78 22.6 25.89 89.58 1.00 11. TSPC 2011 1.77 19.45 16.54 11.10 0.36 12. ICBP 2011 7.52 22.96 14.89 2.89 0.89


(2)

xv

Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2012

No. Kode Tahun Variabel

ROE SIZE CSR DER PBV 1. ADES 2012 5.55 21.24 10.22 38.55 0.76 2. INDF 2012 12.45 19.88 12.45 25.69 1.31 3. MLBI 2012 6.33 21.25 13.78 22.13 1.65 4. MYOR 2012 4.58 19.50 38.77 43.77 1.66 5. ROTI 2012 3.33 25.9 20.21 31.06 1.88 6. GGRM 2012 20.87 22.6 56.77 113.7 2.64 7. MRAT 2012 13.56 19.45 16.01 69.66 1.22 8. TCID 2012 7.13 22.1 11.32 46.88 0.23 9. UNVR 2012 10.69 19.81 49.09 88.96 1.15 10. MERK 2012 6.35 21.24 34.88 90.88 1.69 11. TSPC 2012 2.10 19.88 11.45 12.45 1.12 12. ICBP 2012 8.45 21.25 12.36 3.15 1.08


(3)

xvi

1. ADES 2013 6.12 25.9 12.42 37.12 1.22 2. INDF 2013 13.15 20.75 17.26 24.98 1.88 3. MLBI 2013 6.89 23.12 17.66 23.56 0.55 4. MYOR 2013 5.68 20.77 36.12 42.12 0.45 5. ROTI 2013 5.79 19.50 23.21 35.87 2.03 6. GGRM 2013 22.77 25.9 55.32 102.5 2.78 7. MRAT 2013 15.64 22.6 18.12 77.23 1.56 8. TCID 2013 7.19 19.45 15.21 52.69 0.98 9. UNVR 2013 15.12 21.17 49.22 96.86 1.62 10. MERK 2013 7.33 23.5 25.89 89.58 1.77 11. TSPC 2013 2.23 19.88 16.54 11.10 1.45 12. ICBP 2013 7.66 21.25 14.89 2.89 1.67


(4)

xvii

Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2014

No. Kode Tahun Variabel

ROE SIZE CSR DER PBV 1. ADES 2014 8.12 25.9 12.42 37.12 1.02 2. INDF 2014 16.15 20.75 17.26 24.98 1.66 3. MLBI 2014 6.89 23.12 17.66 23.56 1.55 4. MYOR 2014 5.68 19.50 15.21 52.69 1.99 5. ROTI 2014 5.79 25.9 49.22 96.86 1.25 6. GGRM 2014 22.77 22.6 25.89 89.58 2.81 7. MRAT 2014 15.64 19.45 16.54 11.10 1.69 8. TCID 2014 7.19 19.45 15.21 52.69 1.12 9. UNVR 2014 15.12 21.17 49.22 96.86 2.08 10. MERK 2014 7.33 23.5 25.89 89.58 2.77 11. TSPC 2014 2.23 19.81 49.09 88.96 1.45 12. ICBP 2014 7.66 21.24 34.88 90.88 1.88


(5)

xviii

DER 60 2.24 148.01 56.5563 6.86334

PBV 60 .14 2.15 .43 .01459

Valid N (listwise) 60

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1 ROE, SIZE, CSR, DER

. Enter

a. Dependent Variable : PBV b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .408a .167 .359 .55757 2.122

a. Prediction (Constant): ROE, SIZE, CSR, DER b. Dependent Variable: PBV

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 16.968 4 2.632 4.774 .000b

1 Residual 46.691 56 .411

Total 63.648 60

a. Dependent Variable : PBV


(6)

xix Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std.Eror Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.003 1.409 .767 .445

1 LNROE .376 .088 .440 4.213 .000 .212 3.441

LNSIZE -.708 .977 -.071 -.715 .423 .256 4.321

LNCSR .235 .072 .310 2.452 .000 .144 1.005

LNDER .402 .096 .502 2.616 .000 .586 1.492

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N

Normal Parameters a.b

Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 60 .0000000 .43512661 .092 .092 -.072 .674 .611 a. Test Distribution is Normal


Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 21

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 8 134

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 4 8

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 7 19

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

1 6 19

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN STRUKTUR ASET DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI.

2 13 15

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 3 26

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012 - 2014).

2 12 28

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

0 0 17