bangkai ataupun feses hewan lain. Kecoa juga suka makan ataupun merusak benda-benda lain seperti benda berbahan kulit, lem kertas, buku, kain, karya seni,
dokumen penting, dan perangko. Kecoa juga tertarik terhadap peralatan elektrik, saluran ke luar dan detector asap dimana cairan tubuhnya dapat merusak
peralatan tersebut Rozendaal, 1997. Makanan manusia yang dilewati oleh kecoa, yang dijatuhi oleh bagian
tubuhnya ataupun terdapat kecoa mati dapat terkontaminasi oleh agen penyakit yang dibawa kecoa melalui tubuhnya. Kotoran kecoa dan aroma-kelenjar sekresi,
merusak palatabilitas dari makanan manusia. Kecoa lebih tertarik pada tempat- tempat makanan yang menyebabkan pewarnaan tambahan dan kontaminasi, paket
makanan, dapur dan celah-celah dimana kecoa berkumpul Rozendaal, 1997.
2.5 Cara Pengendalian Kecoa
Menurut Depkes RI 2002, cara pengendalian kecoa dapat ditujukan terhadap kapsul telur dan kecoa yaitu:
1. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara : Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah
dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan membakardihancurkan.
2. Pemberantasan kecoa Secara fisik atau mekanis dengan :
a. Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan. b. Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.
c. Menutup celah-celah dinding.
Universitas Sumatera Utara
Secara Kimiawi : Pemberantasan kecoa secara kimiawwi dilakukan dengan
menggunakan bahan kimia insektisida dengan formulasi spray pengasapan, dust bubuk, aerosol semprotan atau bait umpan.
Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan,
menyimpan makanan dengan baik dan intervensi kimiawi insektisida, repellent, attractan.
Strategi pengendalian kecoa ada 4 cara Depkes RI, 2002 : 1. Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang- barang atau bahan makanan, serta menutup semua celah-celah, lubang
atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau
memodifikasi instalasi pipa sanitasi. 2. Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-
sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi
persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat
hidup kecoa harus ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air drainase, bak cuci piring dan washtafel.
Universitas Sumatera Utara
Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak
menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor. 3. Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat
monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam
lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air. 4. Pengendalian dengan insektisida
Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain : Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan
organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel. Penggunaan bahan kimia insektisida ini dilakukan apabila
ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil. Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan
jika ketiga cara tersebut di atas pencegahan, sanitasi, trapping dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah melakukan sama
sekali. Celah-celah atau lubang-lubang dinding, lantai dan lain-lain
merupakan tempat persembunyian yang baik. Lubang-lubang yang demikian hendaknya ditutupditiadakan atau diberi insektisida seperti
Natrium Fluoride beracun bagi manusia, serbuk Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 , efeknya baik dan tahan lama sehingga
Universitas Sumatera Utara
kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempat- tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila
infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan fumigasi.
Selain insektisida kimia, terdapat juga insektisida nabati yang dikenal juga dengan insektisida botani yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai
kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik, dan zat kimia sekunder lainnya yang dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif lain dalam pengendalian serangga khususnya serangga yang termasuk vektor Sarjan, 2007.
Insektisida nabati merupakan bahan alami, bersifat mudah terurai di alam biodegradable sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi
manusia maupun ternak karena residunya mudah hilang. Oleh sebab itu, insektisida nabati diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang
dipertimbangkan dalam upaya pengendalian vektor di masa yang akan datang Naria, 2005.
2.6 Gambaran Umum Mengenai Daun Mint