Dasar-dasar Akad PELAKSANAAN AKAD DENGAN SISTEM MUSYARAKAH DI BAITUL MAAL WA TAMWIL BERINGHARJO YOGYAKARTA

4. Rukun dan Syarat Akad

Secara umum yang menjadi syarat sahnya suatu perjanjian adalah : 20 a. Tidak menyalahi hukum syariah yang disepakati bersama, maksudnya bahwa perjanjian yang dilakukan oleh para pihak bukanlah perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau perbuatan yang melawan hukum syariah. b. Harus sama ridha dan ada pilihan, maksudnya perjanjian yang dilakukan oleh para pihak harus didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak, atau merupakan kehendak bebas masing-masing pihak. c. Harus jelas dan gamblang, maksudnya apa yang diperjanjikan oleh para pihak harus terang-terangan apa yang menjadi isi perjanjian. Dalam hukum Islam untuk terbentuknya perjanjian akiad yang sah dan mengikat harus dipenuhi rukun-rukun akad dan syarat-syarat akad. Syarat akad dibedakan lagi menjadi empat macam, yaitu : 21 1 Syarat-syarat terbentuknya adanya akad 2 Syarat-syarat keabsahan akad 3 Syarat-syarat berlakunya akibat hukum akad, dan 4 Syarat-syarat mengikatnya akad 20 Sayyid Sabiq, Ibid, hlm 3 21 Ibid, hlm 11 Dalam uraian berikut ini akan diurakan rukun dan syarat-syarat akad. a. Rukun Akad Dengan rukun dimaksudkan unsur-unsur yang membentuk sesuatu sehingga sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut yang menjadi bagian-bagian yang membentuknya. Akad juga terbentuk karena adanya unsur-unsur atau rukun-rukun yang membentuknya. Menurut ahli-ahli hukum Islam kontemporer, rukun yang membentuk akad itu ada tiga, yaitu : 1 Para pihak yang membuat akad al-aqidain 2 Pernyataan kehendak dari para pihak Sigatul- ‘aqd 3 Obyek akad mahallul- ‘aqd 4 Tujuan akad maud’ul-aqd 22 Rukun keempat, yaitu tujuan akad, adalah tambahan ahli-ahli hukum Islam modern. Rukun keempat akad yang disebutkan di atas sesungguhnya sama atau paling tidak hampir sama dengan syarat keempat perjanjian menurut hukum perjanjian pada umumnya, yaitu kausa. Para ahli hukum Islam klasik tidak mencantumkan rukun keempat ini, yaitu tujuan akad, sebagai salah satu rukun akad. Bagi mereka rukun akad itu hanya tiga yaitu para pihak, pernyataan kehendak dan obyek akad. Rukun keempat adalah hasil ijtihad ahli- ahli hukum Islam kontemporer dengan melakukan penelitian induktif 22 Syamsul Anwar, op.cit, hlm 9