Analisis Rasio Keuangan 1 Rasio Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. ��� = Laba Bersih Total Ekuitas × 100

E. Analisis Rasio Keuangan 1 Rasio Likuiditas

�. ������� ����� = Aset Lancar Kewajiban Lancar x 100 Tahun 2013 = 1.691.694 3.759.265 x 100 = 45 Tahun 2014 = 2.403.615 4.110.955 x 100 = 58,47 Artinya, perusahaan hanya mampu memenuhi 45 dari kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan aset lancar yang tersedia pada tahun 2013, dan 58,47 pada tahun 2014. Walaupun ada peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014, hasil tersebut belum termasuk bagus karena standar current ratio yang baik adalah 2:1. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban lancar yang berlebihan. �. ����� ����� = Aset Lancar − Persediaan Kewajiban Lancar x 100 Tahun 2013 = 1.691.694 − 802.978 3.759.265 Universitas Sumatera Utara = 23,64 Tahun 2014 = 2.403.615 − 1.278.120 4.110.955 x 100 = 27,38 Berdasarkan perhitungan Quick Ratio pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap kewajiban lancar dengan 23,64 aktiva lancar tanpa persediaan. Sedangkan, pada tahun 2014 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 27,38 aktiva lancar tanpa persediaan. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengangsur setiap rupiah hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan meningkat pada tahun 2014, namun dalam keadaan tidak likuid karena masih dibawah 100. �. ���ℎ ����� = Kas Kewajiban Lancar x 100 Tahun 2013 = 709.090 3.759.265 x 100 = 18,86 Tahun 2014 = 611.181 4.110.955 x 100 = 14,87 Berdasarkan perhitungan Cash Ratio, pada tahun 2013 sebesar 18,86, sedangkan tahun 2013 sebesar 14,87. Artinya, perusahaan hanya mampu menjamin kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 18,86 dengan kas yang tersedia pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 perusahaan hanya mampu menjamin kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 14,87 dengan kas yang tersedia. Dalam analisis ini terjadi penurunan rasio sebesar 3,99. Setiap Universitas Sumatera Utara utang lancar Rp.1,00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash ratio nya, dan tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan. �. ��� ������� ������� = Aset Lancar − Kewajiban Lancar Total Aset x 100 Tahun 2013 = 1.691.694 − 3.759.265 14.913.190 = 13,82 Tahun 2014 = 2.403.615 − 4.110.955 18.558.329 x 100 = 9,7 Net working capital pada tahun 2013 sebesar 13,82 dan 2014 sebesar 9,7. Artinya, Aset lancar yang dimiliki perusahaan tidak memiliki kelebihan atas kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Dari keempat komponen rasio likuiditas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan tidak likuid, artinya perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun terjadi peningkatan terhadap rasio-rasio likuiditas tersebut dari tahun 2013 ke tahun 2014 tetap saja nilai rasio tersebut berada dibawah standar. 2 Rasio Solvabilitas �. ���� ����� = Total Kewajiban Total Aset x 100 Universitas Sumatera Utara Tahun 2013 = 4.695.331 14.963.190 x 100 = 31,38 Tahun 2014 = 6.720.843 18.558.329 x 100 = 36,21 Debt ratio pada tahun 2013 sebesar 31,38 dan pada tahun 2014 sebesar 36,21. Artinya, setiap Rp 100,- aset dijamin oleh Rp 31,- kewajiban pada tahun 2013 dan Rp 36,- pada tahun 2014. Nilai debt ratio mengalami peningkatan sebesar 5. Peningkatan nilai tersebut menunjukkan semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini berarti debt ratio pada tahun 2013 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2014. �. ���� �� ������ ����� = Total Kewajiban Total Ekuitas x 100 Tahun 2013 = 4.695.331 10.267.895 x 100 = 45,73 Tahun 2014 = 6.720.843 11.837.480 x 100 = 56,77 Debt to equity ratio pada tahun 2013 sebesar 45,73 dan pada tahun 2014 sebesar 56,77. Artinya, pendanaan perusahaan dijamin oleh kewajiban sebesar 45,73 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 pendanaan perusahaan dijamin oleh kewajiban sebesar 56,77. Peningkatan nilai tersebut menunjukkan bahwa modal yang dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun 2014 lebih besar jika Universitas Sumatera Utara dibandingkan pada tahun 2013. Hal ini berarti debt to equity rasio pada tahun 2013 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2014. Dari kedua komponen rasio solvabilitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur pembiayaan perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman dibanding modal. Hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman. 3 Rasio Aktivitas �. ����� ������ ���� ���� = Pendapatan Aset Tetap Tahun 2013 = 12.674.999 6.493.1712 = 1,95 kali Tahun 2014 = 16.305.831 8.335.003 = 1,95 kali Fixed assets turnover pada tahun 2013 dan 2014 mempunyai nilai yang sama sebesar 1,95 kali yang menunjukkan bahwa dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 1,95 kali dalam setahun. Artinya, aset tetap harus berputar sebanyak 1,95 kali untuk menghasilkan Rp 1,- pendapatan. �. ����� ������ ���� ���� = Pendapatan Total Aset Tahun 2013 = 12.674.999 14.963.190 = 0,85 kali Universitas Sumatera Utara Tahun 2014 = 16.305.831 18.558.329 = 0,88 kali Total assets turnover pada tahun 2013 sebesar 0,85 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,85 kali dalam setahun untuk menghasilkan Rp 1,- pendapatan. Sementara itu pada tahun 2014 total assets turnover sebesar 0,88 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,88 kali dalam setahun untuk menghasilkan Rp 1,- pendapatan. Nilai total assets turnover pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,03 kali. Dari komponen rasio aktivitas dapat disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan kurang baik dimana terdapat aset yang kurang produktif. 4 Rasio Profitabilitas �. ��������� ������ ������ = EBIT Pendapatan x 100 Tahun 2013 = 2.605.071 12.674.999 x 100 20 Tahun 2014 = 3.699.990 16.305.831 x 100 = 22 Operating profit margin pada tahun 2013 sebesar 20 dan pada tahun 2012 sebesar 22. Artinya, setiap Rp 100,- penjualan bersih turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 20,- EBIT pada tahun 2013 dan Rp 22,- pada tahun 2014. Operating profit margin 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan 2013 Universitas Sumatera Utara karena kontribusi pendapatan bersih terhadap EBIT di tahun 2014 lebih besar dibandingkan tahun 2013. �. ��� ������ ������ = Laba Bersih Pendapatan x 100 Tahun 2013 = 1.903.088 12.674.999 x 100 = 15 Tahun 2014 = 2.621.275 16.305.831 x 100 = 16 Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 15 dan pada tahun 2014 sebesar 16. Artinya, setiap Rp 100,- penjualan bersih turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 15,- laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 16,- pada tahun 2014. Net profit margin 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan 2013 karena kontribusi pendapatan bersih terhadap laba bersih di tahun 2014 lebih besar dibandingkan tahun 2013. �. ��� = Laba Bersih Total Aset x 100 Tahun 2013 = 1.903.088 14.963.190 x 100 = 12,72 Tahun 2014 = 2.621.275 18.558.329 x 100 = 14,12 Return on investment pada tahun 2013 sebesar 12,72 dan pada tahun 2014 sebesar 14,12. Artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 12,72 laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 14,12,- pada tahun 2014. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013 karena kontribusi total aset terhadap Universitas Sumatera Utara laba bersih di tahun 2014 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2013. Dengan demikian telah terjadi peningkatan kinerja dalam menghasilkan laba perusahaan. �. ��� = Laba Bersih Total Ekuitas x 100 Tahun 2013 = 1.936.088 10.267.850 x 100 = 18,53 Tahun 2014 = 2.621.275 11.837.486 x 100 = 22 Return on equity pada tahun 2013 sebesar 18,53 dan pada tahun 2014 sebesar 22. Artinya, setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan 18,53 investasi pada tahun 2013 dan 22 pada tahun 2014. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2014. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 3,47 dari tahun 2013 ke tahun 2014. Rasio-rasio profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2013 - 2014. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya mengalami peningkatan. Walaupun persentase kenaikannya kecil, tapi itu menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam kinerja perusahaan. Tabel 3.1 : Analisis Rasio Keuangan PT. Astra Agro Lestari Rasio Tahun Keterangan 2013 2014 Rasio Likuiditas Current ratio 45 58.47 Current ratio mengalami peningkatan sebesar 3,47. Walaupun ada peningkatan, tetap saja current ratio perusahaan dalam keadaan tidak baik, karena hasil perhitungan current ratio Universitas Sumatera Utara tersebut menunjukkan bahwa masih terlalu banyak kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Quick ratio 23,64 27,38 Terdapat peningkatan pada Quick ratio di tahun 2014. Walaupun ada peningkatan, tetap saja quick ratio perusahaan dalam keadaan tidak baik, karena standar quick ratio yang baik adalah 100. Cash ratio 18,86 14,87 Terdapat penurunan pada cash ratio di tahun 2014. Hal ini disebabkan karena kewajiban yang dimiliki perusahaan terlalu banyak. Net working capital 13, 82 9, 2 Hasil perhitungan menunjukkan ada peningkatan, namun aset lancar tidak memiliki kelebihan atas kewajiban lancar. Hal ini disebabkan karena kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan lebih banyak dari aset lancar yang dimiliki. Rasio solvabilitas Debt ratio 31,38 36,21 Terdapat peningkatan pada debt ratio yang menunjukkan bahwa kewajiban yang dimiliki perusahaan semakin meningkat. Debt to equity ratio 41,91 46,52 Terdapat peningkatan pada debt to equity ratio yang menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan yang berasal dari kewajiban mengalami peningkatan. Rasio aktivitas Fixed assets turnover 1,95 Kali 1,95 Kali Tidak ada perubahan pada fixed assets turnover yang menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset tetap memiliki perbandingan yang sama dari tahun sebelumnya. Total assets turnover 0,85 Kali 0,88 Kali Terdapat perubahan pada total assets turnover yang menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada total aset yang dimiliki perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan efektivitas penggunaan dan yang tertanam pada keseluruhan aset. Rasio profitabilitas Operating profit margin 20 22 Terdapat peningkatan pada operating profit margin yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi lebih Universitas Sumatera Utara baik dari tahun sebelumnya. Net Profit Margin 15 16 Terdapat peningkatan pada net profit margin yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih lebih baik dari tahun sebelumnya. Return on investment 13,72 14,12 Terdapat peningkatan pada ROI yang menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari total aset yang dimiliki lebih baik dari tahun sebelumnya karena terdapat peningkatan pada hasi perhitungan ROI. Return on equity 18,53 22 Terdapat peningkatan pada ROE yang menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari total ekuitas yang dimiliki lebih baik dari tahun sebelumnya karena terdapat peningkatan pada hasi perhitungan ROE. Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2015 Data Diolah Universitas Sumatera Utara 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi.

A. Kesimpulan

Setelah dibahas dan dianalisis penelitian yang berhubungan dengan “Analisis Rasio Keuangan pada PT Astra Agro Lestari, Tbk”, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Astra Agro Lestari, Tbk dari tahun 2013 dan 2014 mengalami fluktuasi bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital. Dari kedua periode tahun berjalan tersebut dapat dilihat bahwa rasio likuiditas yang paling baik adalah pada tahun 2014 karena terdapat peningkatan dari tahun 2013. Akan tetapi, hasil dari perhitungan rasio likuiditas masih belum dalam keadaan baik. Karena hasil perhitungannya masih dibawah standar yang menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menjamin semua kewajiban lancar yang dimilikinya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Rasio solvabilitas PT Astra Agro Lestari, Tbk tahun 2013 dan 2014 bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio adalah kurang baik karena terjadi peningkatan yang menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang Universitas Sumatera Utara