Analisis kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk. 2006-2009

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009

Oleh

BOYKE SURANTA BARUS

H24076022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ABSTRAK

Boyke Suranta Barus. H24076022. Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk. 2006-2009. Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

shareholders.Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan harga pasar saham. Ukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi di suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang masih menitikberatkan laba tetapi tidak memperhitungkan besarnya biaya modal, resiko atas penempatan modal dan nilai tambah dari kepemilikan aset. Pendekatan EVA merupakan salah satu alat penilaian kinerja perusahaan dengan pendekatan lain yang menitikberatkan kepada pengukuran nilai tambah (added value) yang dihasilkan perusahaan.

Penelitian dilakukan terhadap perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AALI Tbk.) periode 2006-2009 yang bergerak di bidang pertanian/perkebunan. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan dengan kinerja terbaik di bidangnya. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan mengkaji trend profitabilitas kedepannya, (2) Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan (3) Memberikan rekomendasi bagi investor dalam berinvestasi pada PT AALI Tbk.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh melalui penelitian di Gedung Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl.Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, melalui internet, data dari studi pustaka, perpustakaan, majalah dan lainnya. Data-data yang diperlukan antara lain laporan keuangan perusahaan baik kuartalan maupun tahunan, dividen, harga saham perusahaan, data bulanan Indeks Harga Saham Gabungan dan lain-lain.

Berdasarkan laporan keuangan PT AALI Tbk tahun 2006-2009 dapat dilihat kinerja keuangan yakni, berdasarkan rasio ROA, perusahaan mencatatkan kinerja terbaik pada tahun 2008 dimana pada TW I sebesar 12,86%, TW II sebesar 23,50%, TW III sebesar 27,65% dan TW IV sebesar 40,35%. Hal ini dipicu oleh naiknya harga CPO di pasaran di tahun 2008. Berdasarkan rasio ROE, perusahaan juga mencatatkan hasil terbaiknya di tahun 2008 dengan rincian: TW I 16,92%, TW II 32,68%, TW III sebesar 45,75% dan TW IV sebesar 51,03%. Berdasarkan rasio NPM kinerja terbaik juga terjadi pada tahun 2008, TW I 36,37%, TW II 32, 89%, TW III 31,81% dan TW IV 32,24%.

Berdasarkan perhitungan dan analisis EVA yang didapat menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah bagi investor dan bagi manajemen perusahaan itu sendiri. Nilai EVA PT AALI Tbk. selalu bernilai positif di tiap triwulan dari tahun 2006-2009.

Perusahaan mampu meningkatkan NOPAT dan mengurangi biaya modal untuk mendapatkan nilai tambah ekonomis yang lebih baik. Bagi investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan perkebunan/pertanian, PT AALI Tbk. adalah pilihan yang baik. Hal tersebut terkait dengan data historis perusahaan pada peride 2006-2009 kinerja keuangan perusahaan selalu memiliki nilai EVA positif.


(3)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

BOYKE SURANTA BARUS

H24076022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

Judul Skripsi : ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009

Nama : BOYKE SURANTA BARUS NRP : H24076022

Menyetujui, Pembimbing

(Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc)

NIP: 194912101978031002

Mengetahui: Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP: 196101231986011002


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1985. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Thomas Barus dan Ibu Piaranita S. Colia.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak Nugraha Air Mancur Bogor pada tahun 1991, lalu melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor, kemudian pada tahun 2000 melanjutkan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor dimana pada kelas 3 masuk di program IPA. Pada tahun 2003 penulis diterima di program diploma Akuntansi Universitas Indonesia Depok. Lalu melanjutkan perkuliahan pada program Sarjana Manajemen di Institut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis mengikuti kegiatan pumping motivation dan mengikuti prediction test TOEFL yang diadakan kampus. Tahun 2006 penulis mengikuti magang di PT Indosat Tbk Jakarta Pusat selama 3 bulan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan kuasaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Skripsi dan penelitian ini dilaksanakan sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk 2006-2009.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan menggunakan rasio keuangan, mengetahui trend ke depannya dan menganalisa menggunakan metode Economic Value Added

(EVA). Kegunaan penelitian ini adalah memberikan rekomendasi bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di pasar modal.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya yang selalu menaungi dalam setiap langkah hidup penulis.

2. Bapak Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc dan Ibu Wita J. Ermawati, STP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan berharga demi perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Keluargaku tercinta: Papa, Mamah, kakak, adik yang selalu memberikan kasih sayang, pengorbanan, serta doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen Penyelenggaraan Khusus pada khususnya dan IPB pada umumnya atas ilmu pengetahuan yang telah diajarkan.


(7)

6. Semua pihak terutama sahabat dan teman-temanku yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkat kepada kalian semua.

Tidak ada gading yang tak retak, skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Amin.

Bogor, Januari 2010

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ……….……….……... iii

KATA PENGANTAR ....………... iv

DAFTAR ISI ………….……….…... vi

DAFTAR TABEL .……….………. viii

DAFTAR GAMBAR ...….……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

I. PENDAHULUAN…...……...……….…... 1

1.1. Latar Belakang ..………. 1

1.2. Rumusan Masalah ……...………...………… 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ……..…... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ………..….………..… 6

2.1. Pasar Modal ………... 6

2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan ….………... 6

2.3. Laporan Keuangan ……….. 6

2.4. Rasio Keuangan ………..………….………... 7

2.4.1 Rasio Likuiditas ...………...…...………..………... 8

2.4.2 Rasio Solvabilitas ……..……..……….. 9

2.4.3 Rasio Aktivitas ………...……….. 9

2.4.4 Rasio Profitabilitas ………... 10

2.5. Nilai Tambah Ekonomis …….……….... 11

2.5.1 Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak ….……….... 13

2.5.2 Modal Yang Diinvestasikan …….………...….….... 14

2.5.3 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang .……… 14

2.5.4 Biaya Hutang ….…….………... 15

2.5.5 Biaya Modal ………... 15

2.6. Analisis Deret Berkala ..………. 15

2.6.1 Analisis Trend .………. 16

2.6.2 Analisis Variasi Musim .……….…….. 17

2.6.3 Analisis Variasi Siklus ….……… 17

2.6.4 Analisis Gerak Tak Beraturan ….……….…… 18

2.7. Penelitian Terdahulu ….……….. 18

III. METODOLOGI PENELITIAN .……….……….. 20

3.1. Kerangka Pemikiran ……….. 20

3.2. Metode Penelitian .……….… 22

3.2.1 Pengumpulan Data ……….. 22

3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data ..……….………….….... 23 vi


(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….…….. 31

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……….….. 31

4.1.1 Gambaran Umum BEI ...…...….………....……. 31

4.1.2 Sejarah Perusahaan PT AALI Tbk ……….. 32

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ………...……… 33

4.1.4 Manajemen dan Struktur Perusahaan …...……… 33

4.1.5 Kinerja Keuangan Perusahaan …...…..…....…….…... 34

4.2. Analisis Rasio Keuangan …....….…………...…………..…. 36

4.2.1 Rasio Profitabilitas ……….. 36

4.2.2 Rasio Likuiditas ………..………...……. 39

4.2.3 Rasio Solvabilitas ….………..………....………. 40

4.2.4 Rasio Aktivitas …………..………....……….. 42

4.3. Analisis Economic Value Added ….……....………...…... 45

4.4. Analisis Deret Berkala dan Peramalan ……...………. 48

4.4.1 Analisis Trend ………. 48

4.4.2 Peramalan ……….………... 51

4.5. Implikasi Manajerial ……….. 52

4.6. Rekapitulasi Tabel ………. 54

KESIMPULAN DAN SARAN ………... 57

Kesimpulan……… 57

Saran……….. 58

DAFTAR PUSTAKA ………..……… 59

LAMPIRAN……...………... 61


(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Kinerja Keuangan PT AALI Tbk

dan PT UNSP Tbk …..………..…. 3

2. Langkah-langkah Perhitungan EVA ………. 26

3. Ringkasan Neraca PT AALI Tbk tahun 2006-2009 …………... 34

4. Ringkasan Laporan Laba Rugi PT AALI Tbk 2006-2009 ………. 35

5. Nilai ROA PT AALI Tbk 2006-2009 ……….………… 36

6. Nilai ROE PT AALI Tbk 2006-2009 ……….………… 37

7. Nilai NPM PT AALI Tbk 2006-2009 ………... 38

8. Hasil Perhitungan Current Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 …………...……… 39

9. Hasil Perhitungan Quick Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 ……... 40

10. Perhitungan Debt Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 …………..….. 41

11. Perhitungan TIE Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 ………... 42

12. Perhitungan Inventory Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 …….. 42

13. Perhitungan Fixed Asset Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 …... 43

14. Perhitungan Total Asset Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 …… 44

15. Perhitungan Average Collection Period PT AALI Tbk 2006-2009 ……...……… 44

16. Nilai Economic Value Added (EVA) PT AALI Tbk 2006-2009 …………...……… 45

17. Hasil Peramalan ROA di TW IV 2009 ……….….. 49

18. Hasil Peramalan ROE di TW IV 2009 ………... 50

19. Hasil Peramalan NPM di TW IV 2009 ……….. 50


(11)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009

Oleh

BOYKE SURANTA BARUS

H24076022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ABSTRAK

Boyke Suranta Barus. H24076022. Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk. 2006-2009. Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

shareholders.Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan harga pasar saham. Ukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi di suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang masih menitikberatkan laba tetapi tidak memperhitungkan besarnya biaya modal, resiko atas penempatan modal dan nilai tambah dari kepemilikan aset. Pendekatan EVA merupakan salah satu alat penilaian kinerja perusahaan dengan pendekatan lain yang menitikberatkan kepada pengukuran nilai tambah (added value) yang dihasilkan perusahaan.

Penelitian dilakukan terhadap perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AALI Tbk.) periode 2006-2009 yang bergerak di bidang pertanian/perkebunan. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan dengan kinerja terbaik di bidangnya. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan mengkaji trend profitabilitas kedepannya, (2) Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan (3) Memberikan rekomendasi bagi investor dalam berinvestasi pada PT AALI Tbk.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh melalui penelitian di Gedung Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl.Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, melalui internet, data dari studi pustaka, perpustakaan, majalah dan lainnya. Data-data yang diperlukan antara lain laporan keuangan perusahaan baik kuartalan maupun tahunan, dividen, harga saham perusahaan, data bulanan Indeks Harga Saham Gabungan dan lain-lain.

Berdasarkan laporan keuangan PT AALI Tbk tahun 2006-2009 dapat dilihat kinerja keuangan yakni, berdasarkan rasio ROA, perusahaan mencatatkan kinerja terbaik pada tahun 2008 dimana pada TW I sebesar 12,86%, TW II sebesar 23,50%, TW III sebesar 27,65% dan TW IV sebesar 40,35%. Hal ini dipicu oleh naiknya harga CPO di pasaran di tahun 2008. Berdasarkan rasio ROE, perusahaan juga mencatatkan hasil terbaiknya di tahun 2008 dengan rincian: TW I 16,92%, TW II 32,68%, TW III sebesar 45,75% dan TW IV sebesar 51,03%. Berdasarkan rasio NPM kinerja terbaik juga terjadi pada tahun 2008, TW I 36,37%, TW II 32, 89%, TW III 31,81% dan TW IV 32,24%.

Berdasarkan perhitungan dan analisis EVA yang didapat menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah bagi investor dan bagi manajemen perusahaan itu sendiri. Nilai EVA PT AALI Tbk. selalu bernilai positif di tiap triwulan dari tahun 2006-2009.

Perusahaan mampu meningkatkan NOPAT dan mengurangi biaya modal untuk mendapatkan nilai tambah ekonomis yang lebih baik. Bagi investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan perkebunan/pertanian, PT AALI Tbk. adalah pilihan yang baik. Hal tersebut terkait dengan data historis perusahaan pada peride 2006-2009 kinerja keuangan perusahaan selalu memiliki nilai EVA positif.


(13)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

BOYKE SURANTA BARUS

H24076022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

Judul Skripsi : ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009

Nama : BOYKE SURANTA BARUS NRP : H24076022

Menyetujui, Pembimbing

(Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc)

NIP: 194912101978031002

Mengetahui: Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP: 196101231986011002


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1985. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Thomas Barus dan Ibu Piaranita S. Colia.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak Nugraha Air Mancur Bogor pada tahun 1991, lalu melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri Polisi 4 Bogor. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor, kemudian pada tahun 2000 melanjutkan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor dimana pada kelas 3 masuk di program IPA. Pada tahun 2003 penulis diterima di program diploma Akuntansi Universitas Indonesia Depok. Lalu melanjutkan perkuliahan pada program Sarjana Manajemen di Institut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis mengikuti kegiatan pumping motivation dan mengikuti prediction test TOEFL yang diadakan kampus. Tahun 2006 penulis mengikuti magang di PT Indosat Tbk Jakarta Pusat selama 3 bulan.


(16)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan kuasaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Skripsi dan penelitian ini dilaksanakan sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk 2006-2009.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan menggunakan rasio keuangan, mengetahui trend ke depannya dan menganalisa menggunakan metode Economic Value Added

(EVA). Kegunaan penelitian ini adalah memberikan rekomendasi bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di pasar modal.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya yang selalu menaungi dalam setiap langkah hidup penulis.

2. Bapak Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc dan Ibu Wita J. Ermawati, STP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan berharga demi perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Keluargaku tercinta: Papa, Mamah, kakak, adik yang selalu memberikan kasih sayang, pengorbanan, serta doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen Penyelenggaraan Khusus pada khususnya dan IPB pada umumnya atas ilmu pengetahuan yang telah diajarkan.


(17)

6. Semua pihak terutama sahabat dan teman-temanku yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkat kepada kalian semua.

Tidak ada gading yang tak retak, skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Amin.

Bogor, Januari 2010

Penulis


(18)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ……….……….……... iii

KATA PENGANTAR ....………... iv

DAFTAR ISI ………….……….…... vi

DAFTAR TABEL .……….………. viii

DAFTAR GAMBAR ...….……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

I. PENDAHULUAN…...……...……….…... 1

1.1. Latar Belakang ..………. 1

1.2. Rumusan Masalah ……...………...………… 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ……..…... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ………..….………..… 6

2.1. Pasar Modal ………... 6

2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan ….………... 6

2.3. Laporan Keuangan ……….. 6

2.4. Rasio Keuangan ………..………….………... 7

2.4.1 Rasio Likuiditas ...………...…...………..………... 8

2.4.2 Rasio Solvabilitas ……..……..……….. 9

2.4.3 Rasio Aktivitas ………...……….. 9

2.4.4 Rasio Profitabilitas ………... 10

2.5. Nilai Tambah Ekonomis …….……….... 11

2.5.1 Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak ….……….... 13

2.5.2 Modal Yang Diinvestasikan …….………...….….... 14

2.5.3 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang .……… 14

2.5.4 Biaya Hutang ….…….………... 15

2.5.5 Biaya Modal ………... 15

2.6. Analisis Deret Berkala ..………. 15

2.6.1 Analisis Trend .………. 16

2.6.2 Analisis Variasi Musim .……….…….. 17

2.6.3 Analisis Variasi Siklus ….……… 17

2.6.4 Analisis Gerak Tak Beraturan ….……….…… 18

2.7. Penelitian Terdahulu ….……….. 18

III. METODOLOGI PENELITIAN .……….……….. 20

3.1. Kerangka Pemikiran ……….. 20

3.2. Metode Penelitian .……….… 22

3.2.1 Pengumpulan Data ……….. 22

3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data ..……….………….….... 23 vi


(19)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….…….. 31

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……….….. 31

4.1.1 Gambaran Umum BEI ...…...….………....……. 31

4.1.2 Sejarah Perusahaan PT AALI Tbk ……….. 32

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ………...……… 33

4.1.4 Manajemen dan Struktur Perusahaan …...……… 33

4.1.5 Kinerja Keuangan Perusahaan …...…..…....…….…... 34

4.2. Analisis Rasio Keuangan …....….…………...…………..…. 36

4.2.1 Rasio Profitabilitas ……….. 36

4.2.2 Rasio Likuiditas ………..………...……. 39

4.2.3 Rasio Solvabilitas ….………..………....………. 40

4.2.4 Rasio Aktivitas …………..………....……….. 42

4.3. Analisis Economic Value Added ….……....………...…... 45

4.4. Analisis Deret Berkala dan Peramalan ……...………. 48

4.4.1 Analisis Trend ………. 48

4.4.2 Peramalan ……….………... 51

4.5. Implikasi Manajerial ……….. 52

4.6. Rekapitulasi Tabel ………. 54

KESIMPULAN DAN SARAN ………... 57

Kesimpulan……… 57

Saran……….. 58

DAFTAR PUSTAKA ………..……… 59

LAMPIRAN……...………... 61


(20)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Kinerja Keuangan PT AALI Tbk

dan PT UNSP Tbk …..………..…. 3

2. Langkah-langkah Perhitungan EVA ………. 26

3. Ringkasan Neraca PT AALI Tbk tahun 2006-2009 …………... 34

4. Ringkasan Laporan Laba Rugi PT AALI Tbk 2006-2009 ………. 35

5. Nilai ROA PT AALI Tbk 2006-2009 ……….………… 36

6. Nilai ROE PT AALI Tbk 2006-2009 ……….………… 37

7. Nilai NPM PT AALI Tbk 2006-2009 ………... 38

8. Hasil Perhitungan Current Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 …………...……… 39

9. Hasil Perhitungan Quick Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 ……... 40

10. Perhitungan Debt Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 …………..….. 41

11. Perhitungan TIE Ratio PT AALI Tbk 2006-2009 ………... 42

12. Perhitungan Inventory Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 …….. 42

13. Perhitungan Fixed Asset Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 …... 43

14. Perhitungan Total Asset Turnover PT AALI Tbk 2006-2009 …… 44

15. Perhitungan Average Collection Period PT AALI Tbk 2006-2009 ……...……… 44

16. Nilai Economic Value Added (EVA) PT AALI Tbk 2006-2009 …………...……… 45

17. Hasil Peramalan ROA di TW IV 2009 ……….….. 49

18. Hasil Peramalan ROE di TW IV 2009 ………... 50

19. Hasil Peramalan NPM di TW IV 2009 ……….. 50


(21)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Kerangka Pemikiran Penelitian …... 22 2. Uji Autokorelasi EVA ……….. 51


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Daftar Istilah ………... 62 2. Susunan Komisaris, Direksi, dan Karyawan ………..………. 64 3. Hasil Perhitungan Neraca PT AALI Tbk 2006-2009……....……… 65 4. Hasil Perhitungan Laba Rugi PT AALI Tbk

Tahun 2006-2009 .……… 69 5. Hasil Perhitungan Ekuitas PT AALI Tbk. ………... 71 6. Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas dan Likuiiditas ……… 73 7. Perhitungan Rasio Solvabilitas dan Aktivitas ....……….. 74 8. Perhitungan Tingkat Rata-Rata Suku Bunga SBI (Rf)

Bulanan dan IHSG Tahun 2006-2009 ………... 75 9.Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham Bulanan

PT AALI Tbk 2006-2009 ……… 76 10.Perhitungan Beta, Kovarian, MRP, Ke …….……… 76 11.Perhitungan NOPAT, Kd, Ke, Struktur Modal dan WACC …... 79 12.Perhitungan IC, COC dan EVA ………... ………...…….. 80 13.Perhitungan Trend dan Peramalan ROA TW IV 2009 …….……... 81 14.Perhitungan Trend dan Peramalan ROE TW IV 2009 ………….... 83 15.Perhitungan Trend dan Peramalan NPM TW IV 2009 ……… 85 16.Perhitungan Trend dan Peramalan ROA TW I 2010……….... 87 17.Perhitungan Trend dan Peramalan ROE TW I 2010 ………... 89 18.Perhitungan Trend dan Peramalan NPM TW I 2010 ……….. 91 19.Perhitungan Trend dan Peramalan ROA TW II 2010 ……….. 93 20.Perhitungan Trend dan Peramalan ROE TW II 2010 ………... 95 21.Perhitungan Trend dan Peramalan NPM TW II 2010 ……….. 97 22.Perhitungan Trend dan Peramalan ROA TW III 2010 ………. 99 23.Perhitungan Trend dan Peramalan ROE TW III 2010 ………. 101 24.Perhitungan Trend dan Peramalan NPM TW III 2010 ………. 103 25.Perhitungan Trend dan Peramalan ROA TW IV 2010 ………. 105 26.Perhitungan Trend dan Peramalan ROE TW IV 2010 ………. 107 27.Perhitungan Trend dan Peramalan NPM TW IV 2010 ………. 109 28.Grafik Rasio Profitabilitas dan Likuiditas PT AALI Tbk …...……. 111 29.Grafik Rasio Aktivitas dan EVA PT AALI Tbk ………... 112 30.Metode Pencarian Peramalan Terbaik ……….. 113 31.Metode Peramalan Paling Baik ……….… 114 32.Hasil Perhitungan Metode Peramalan Yang Terbaik ……… 115


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan perekonomian Indonesia selama krisis ekonomi yang berlangsung mulai tahun 2008 hingga saat ini belum dapat sepenuhnya pulih. Memasuki tahun 2009, Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dari 6,8% pada tahun 2007 menjadi 6,7% pada akhir tahun 2008. Pada tahun 2009, angka pertumbuhan ekonomi diprediksi oleh IMF dan Bank Indonesia berada dikisaran 4%, artinya meskipun terkena imbas dari krisis global, perekonomian Indonesia dipercaya oleh para analis masih mampu tumbuh sebesar 4% dan diharapkan sudah memasuki fase pemulihan atau recovery pada tahun 2010. Krisis global merupakan proses setali tiga uang, jika dapat dimanfaatkan dengan cermat untuk berinvestasi secara tepat di pasar modal Indonesia yang diharapkan dapat memberikan imbal hasil (return) yang signifikan pada jangka panjang. Semua sektor terkena dampak tidak terkecuali sektor pasar modal terutama Bursa Efek yang mengalami dampak negatif cukup besar dan lama. Hal tersebut merupakan salah satu indikator bagi para pelaku ekonomi yang di dalamnya terdapat para pelaku pasar modal untuk berpikir panjang dalam memilih dan mengambil keputusan dalam berinvestasi.

Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah, terutama dari hasil laut, hutan dan perkebunan tentu merasakan juga dampak dari keadaan ini. Usaha di bidang perkebunan, kehutanan dan perikanan merupakan usaha yang terdaftar di Bursa Efek. Meskipun usaha di bidang tersebut ikut terkena imbas krisis ekonomi, akan tetapi masih dapat bertahan bahkan dapat terus berkembang dengan meningkatnya volume ekspor komoditi. Ekspor komoditas khusunya CPO pada tahun 2008 selalu naik, namun sempat menurun di triwulan 3. Pada triwulan I sebesar 829.081 ton, triwulan II sebesar 885.987 ton, triwulan III sebesar 586.888 ton dan triwulan 4 kembali meningkat sebesar 899.623 ton (BPS, 2008). Perusahaan harus dapat mencari cara untuk dapat meningkatkan penjualan, sehingga dapat menutupi peningkatan biaya yang ada, atau bahkan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan laba.


(24)

Informasi-informasi mengenai saham dan kinerja keuangan suatu perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan investasi, sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya adalah informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya.

Pada umumnya tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

shareholder. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan harga pasar saham, karena pada jangka panjang, harga saham perusahaan mencerminkan

value dari perusahaan. Jika perusahaan melakukan keputusan investasi atau dividennya yang buruk, maka akan membuat investor bereaksi yang menyebabkan harga pasar saham perusahaan menjadi jatuh. Akan tetapi jika perusahaan membuat keputusan yang tepat terhadap investasi atau dividennya akan membuat harga pasar saham perusahaan meningkat. Jadi semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai (value) perusahaan tersebut yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan

shareholder. Ukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting yang dipertimbangkan oleh investor untuk melakukan investasi di suatu perusahaan. Dalam melakukan investasi, seorang investor tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik sehingga nantinya kesejahteraan investor tersebut dapat bertambah.

Ukuran kinerja perusahaan dapat dianalisa melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisa laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio digunakan untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan, kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang nantinya dapat digunakan oleh para investor, kreditur, pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan untuk melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut yang nantinya dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Sampai saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan analisis fundamental dalam menilai kinerja perusahaan emiten.


(25)

Metode analisis ini ternyata masih memiliki banyak kelemahan karena lebih menitikberatkan kepada laba dengan tidak memperhitungkan besarnya biaya modal, risiko atas penempatan modal dan nilai tambah dari kepemilikan aset. Pendekatan Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu alat penilaian kinerja perusahaan dengan pendekatan lain, yang menitikberatkan kepada pengukuran nilai tambah (added value) yang dihasilkan perusahaan. Pendekatan EVA belum banyak dikenal dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pendekatan tersebut meskipun bukan yang terbaik, akan tetapi bisa dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi para pelaku bursa untuk melihat sejauh mana keefektifan perusahaan memanfaatkan asset yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian/perkebunan adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AALI Tbk) yang bermarkas di Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari rasio keuangannya yang berkembang dari tahun ke tahun dibandingkan dengan perusahaan perkebunan lainnya seperti PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (PT UNSP Tbk) yang memiliki total aset sebesar Rp 4,7 triliun per 31 Desember 2008, kinerja keuangan PT AALI Tbk yang memiliki aset Rp 6,5 triliun per 31 Desember 2008 cukup bagus. Pada tahun 2008 rasio-rasio keuangan PT AALI Tbk lebih baik daripada PT UNSP Tbk. Nilai ROA, ROE dan NPM dari PT AALI Tbk berturut-turut sebesar 40,4 persen, 51 persen dan 32,24 persen, sedangkan nilai rasio-rasio keuangan PT UNSP Tbk jauh lebih kecil daripada PT AALI Tbk.

Tabel 1. Perbandingan Kinerja Keuangan PT AALI Tbk dan PT UNSP Tbk Tahun 2008

No. Rasio Keuangan PT AALI Tbk PT. UNSP Tbk

1. Return on Asset (ROA) 40,4% 3,7%

2. Return on Equity (ROE) 51,03% 7,0% 3. Net Proft Margin (NPM) 32,24% 5,9% Sumber:www.idx.co.id

Tahun 2008, industri kelapa sawit pada umumnya mendapatkan keuntungan dari tingginya harga CPO (Crude Palm Oil) sepanjang sejarah. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang CPO di Indonesia juga turut mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut. Tetapi menjelang akhir


(26)

tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup tajam pada sebagian besar komoditi. Meskipun demikian perusahaan masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,6 triliun untuk tahun buku 2008. Perolehan ini meningkat sebesar 33,3% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan PT AALI Tbk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan trend profitabilitas kedepannya?

2. Bagaimana kinerja keuangan PT AALI Tbk menurut Economic Value Added

(EVA)?

3. Apakah berinvestasi pada PT AALI Tbk menarik bagi investor? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan mengkaji trend profitabilitas kedepannya.

2. Menganalisa kinerja keuangan PT AALI Tbk menggunakan metode

Economic Value Added (EVA).

3. Memberikan rekomendasi bagi investor dalam berinvestasi pada PT AALI Tbk.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih mendalam mengenai kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dalam bentuk rasio-rasio keuangan dan EVA, sehingga berguna bagi investor sebagai referensi dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Sedangkan manfaat bagi manajer menjadi sebuah pedoman untuk mengetahui keberhasilannya dalam mengelola perusahaan. Sementara manfaat bagi penulis adalah menambah pengetahuan mengenai pasar modal terutama industri komoditas serta pengembangan kemampuan analisis dalam bidang keuangan.


(27)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perhitungan rasio-rasio keuangan, trend profitabilitas dan Economic Value Added (EVA) pada PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AALI Tbk.) periode 2006-September 2009.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal

Berdasarkan UU RI No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, disebutkan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Suad Husnan (2004), pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. 2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Lesmana dan Surjanto (2003) kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada dasarnya dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja di masa yang lalu. Analisis keuangan tersebut dilakukan dengan melakukan berbagai analisis, sehingga mampu diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi yang kinerjanya akan berlanjut.

Analisis kinerja terbaru yang dikembangkan oleh lembaga konsultan Stern Stewart & Co yaitu analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA). EVA mempertimbangkan biaya modal, sehingga kepentingan pemegang saham terpenuhi. Analisa kinerja dilakukan berdasarkan data laporan keuangan dari emiten yang terdaftar.

2.3. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan umumnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada periode waktu tertentu. Perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan juga alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir, 1995).


(29)

Menurut Munawir (1995), pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur, banker, investor dan pemerintah.

2.4. Rasio Keuangan

Menurut Munawir (1995), rasio keuangan menggambarkan mathematical relationship (hubungan atau perimbangan) antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya pada laporan keuangan. Penggunaan rasio keuangan akan menjelaskan dan memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan serta posisi keuangan perusahaan, terutama bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar industri.

Menurut Keown, et al. (2001), rasio keuangan membantu kita mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Analisis rasio dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu: (1) rasio likuditas, (2) rasio solvabilitas, (3) rasio aktivitas dan (4) rasio rentabilitas (profitabilitas).

Rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Perhitungan analisis rasio didasarkan atas catatan akuntansi dan laporan akuntansi, sehingga apabila dibandingkan rasio satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dapat mengakibatkan interpretasi yang berbeda. 2. Seorang analis tidak bisa menyatakan bahwa rasio suatu perusahaan lebih

bagus dibanding yang lain tanpa analisis yang mendalam. Sebagai contoh, perputaran persediaan yang tinggi tidak selalu berarti efektifitas perusahaan baik. Rasio perputaran persediaan dengan membandingkan antara penjualan dan persediaan akhir memiliki kelemahan karena ada kemungkinan perusahaan kekurangan persediaan pada akhir tahun yang mengakibatkan gangguan produktifitas tahun yang sesudahnya. Tetapi ini menunjukkan perputaran persediaan tampak tinggi sebab persediaan akhir rendah.


(30)

3. Manajemen dalam menyajikan rasio, karena rasio adalah analisis jangka pendek, bisa memanipulasi dengan sah, yaitu dengan menggeser angka-angka yang secara akuntansi diperkenankan. Misalnya, melalui perkiraan penghapusan dan penyusutan cadangan.

Sementara dari sisi ROE sebagai salah satu pengukur kinerja yang paling banyak digunakan oleh para manajer dan investor ternyata mengandung beberapa distorsi, yaitu:

1. Distorsi finansial, karena ROE akan bereaksi terhadap setiap perubahan kombinasi antara kewajiban dan ekuitas yang digunakan perusahaan. Bila peningkatan ROE ditetapkan sebagai sasaran perusahaan maka manajer cenderung untuk menggunakan hutang untuk membiayai aktifitas perusahaan daripada dengan ekuitas.

2. Distorsi akuntansi, karena ROE dihitung dengan membagi Net Icome

dengan ekuitas, dimana income tersebut mengandung distorsi akibat standar akuntansi seperti alternatif pemilihan pencatatan akuisisi dengan purchase method atau pooling method.

3. Salah satu distorsi lainnya adalah diperbolehkannya perusahaan untuk menggunakan teknik LIFO ketika harga naik atau FIFO sebagai alternatif pencatatan persediaan. Dengan demikian besarnya laba akuntansi perusahaan tersebut dapat direkayasa sedemikian rupa tergantung dari kepentingan perusahaan sendiri.

Dalam menganalisis setiap rasio-rasio, angka yang diperoleh dari perhitungan tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Rasio-rasio tersebut dapat berarti jika:

1. Terdapat perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama

2. Terdapat analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio-rasio pada tahun sebelumnya.

2.4.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Masalah likuiditas timbul apabila suatu perusahaan melakukan transaksi secara besar-besaran, di luar kemampuan yang dimiliki atau overtrading, sehingga perusahaan tidak dapat


(31)

melakukan kewajiban jangka pendeknya meskipun mempunyai prospek yang menjanjikan. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah:

1. Current Ratio (CR)

Current Ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Nilai CR rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Indikator CR adalah semakin rendah CR, maka semakin buruk tingkat likuiditas sebuah perusahaan, semakin tinggi CR berarti menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya baik. 2. Acid Test (quick) Ratio

Quick Ratio adalah rasio yang membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar.

2.4.2 Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.

1. Total Debt to Total Asset Ratio (TDTA)

Definisi total debt to total asset ratio atau yang disebut juga rasio hutang adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan operasional.

2. Time Interest Earned Ratio (TIE)

Rasio hutang ini membagi laba sebelum hutang dan pajak (EBIT) dengan beban bunga, yakni laba operasi dibagi dengan beban bunga. Rasio ini bertujuan mengetahui seberapa jauh laba mengalami penurunan, tanpa mengganggu kewajiban perusahaan terhadap kreditur. Semakin tinggi TIE, semakin sehat kondisi perusahaan.

2.4.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan. Data yang dipakai berasal dari data laporan laba/rugi. Kondisi perusahaan dikatakan sehat apabila angka yang dihasilkan dari berbagai perhitungan semakin besar. Artinya, perusahaan dapat menciptakan volume


(32)

bisnis yang besar (efektif) walaupun persediaan aktiva tetap atau total aktiva dalam jumlah yang sama.

1. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

Inventory turnover adalah rasio yang membagi antara penjualan dengan persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata.

2. Average Collection Period

Tujuannya untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang. Menurut teori keuangan, semakin tinggi rata-rata pengembalian piutang berarti semakin tinggi pula dana yang diserap oleh piutang. Artinya, rata-rata pengembalian berbanding lurus dengan sumber daya yang diserap oleh piutang. Dalam mencari rata-rata pengembalian piutang, diperlukan 2 langkah. Pertama, mencari rata-rata penjualan/hari. Langkah ini untuk membandingkan antara penjualan selama kuartal/setahun dengan jumlah hari dalam setahun/kuartal. Kedua, menghitung rata-rata pengumpulan piutang. Rasio yang membandingkan antara piutang dengan langkah pertama (perhitungan rata-rata penjualan harian).

3. Fixed Asset Turnover

Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara penjualan dan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen bekerja keras memutar otak untuk mengevaluasi strategi, pemasaran pengeluaran modal pada perusahaan.

4. Total Asset Turnover

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan total aktiva.

Total asset turnover adalah perbandingan penjualan dengan total aktiva. 2.4.4 Rasio Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston (2001), rasio rentabilitas atau sering juga disebut rasio profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Dapat juga dikatakan bahwa rasio rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio rentabilitas perusahaan diukur dari kemampuannya dalam menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian, rentabilitas perusahaan dapat diketahui 10


(33)

dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode yang sama. Bentuk rasio profitabilitas adalah:

1. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income (laba bersih) dari kegiatan operasi pokoknya, atau disebut juga tingkat kemampulabaan suatu perusahaan.

2. Return on Asset

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih atas total aset yang dimiliki perusahaan dan mengindikasikan perusahaan menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik. ROA digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan perusahaan.

3. Return on Equity

Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola ekuitas yang ada untuk mendapatkan laba bersih. ROE menunjukkan efektivitas dan efisiensi pemakaian modal untuk menghasilkan laba. ROE berhubungan langsung dengan kekayaan pemegang saham. Semakin tinggi ROE suatu perusahaan, maka semakin baik perusahaan dalam mengelola manajemennya (Keown et al., 2001).

2.5. Nilai Tambah Ekonomis

Konsep Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added/EVA) dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart III, managing partner dari Stern Steward & Co pada tahun 1991, akan tetapi sebenarnya EVA diluncurkan Stern Stewart & Co pada tahun 1989. Dasar teoritis dari konsep nilai tambah ekonomis (EVA) disajikan dalam kertas akademis yang dipublikasikan antara tahun 1958 dan 1961 oleh dua ekonom keuangan, yaitu Merton H. Miller dan Franco Modigliani. Keduanya memenangkan hadiah nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 1990 dan 1985. Mereka berargumentasi bahwa laba ekonomis merupakan sumber penciptaan nilai di perusahaan dan bahwa tingkat pengembalian ditentukan berdasarkan risiko yang diharapkan oleh investor. Akan tetapi, Miller


(34)

dan Modigliani tidak memberikan teknik untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan. Barulah pada tahun 1990-an konsep EVA mulai digunakan secara luas, tepatnya dipopulerkan pertama kali oleh G. Bennett Stewart III.

EVA adalah nilai tambah yang diberikan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu (Bringham dan Houston, 2001). EVA membantu manajer memastikan bahwa perusahaannya dapat menambah nilai pemegang saham, sementara investor dapat menggunakan EVA untuk mengetahui saham mana yang akan meningkatkan nilainya.

Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan konsep EVA lebih unggul daripada menggunakan ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Asset) yang mengukur rasio laba terhadap investasi, asset dan ekuitas. EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. Seperti halnya hukum besi investasi, semakin tinggi tingkat risiko maka tinggi pula tingkat pengembalian yang dituntut investor, model ini diangkat dari konsep biaya modal. Dengan pendekatan EVA, kemampuan perusahaan dalam memberdayakan kapitanya menjadi transparan karena biaya modal, termasuk premi risikonya pun ikut dihitung.

Menurut Young dan O’Byrne (2001), EVA sama dengan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dikurangi biaya modal. NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan. Biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan dikalikan rata-rata tertimbang dari biaya modal (Weighted Average Cost of Capital / WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham, ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.

Modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menanggung bunga (non interest bearing liabilities) seperti hutang upah yang akan jatuh tempo dan pajak yang akan jatuh tempo. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya.


(35)

Jadi komponen EVA terdiri dari Net Operating After Tax – NOPAT (laba bersih setelah pajak), dan Cost of Capital-COC (biaya modal). Biaya modal (COC) merupakan perkalian antara Weighted Average Cost of Capital

(WACC=biaya modal rata-rata tertimbang) dengan Invested Capital (IC= modal yang diinvestasikan).

Rumus lengkapnya:

EVA = NOPAT – Cost of Capital ………..(1) = NOPAT – (WACC x Invested Capital)………...(2) Dimana:

NOPAT = laba operasi setelah pajak WACC = biaya modal rata-rata tertimbang

Invested Capital = jumlah modal yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai usahanya yang terdiri dari hutang dan modal sendiri.

Sehingga dalam analisis EVA mempunyai lima langkah utama yang perlu dilakukan dalam mengukur nilai, yaitu:

1. Menghitung laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT). 2. Menghitung biaya modal yang diinvestasikan (Invested Capital).

3. Mengitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital / WACC) dari seluruh komposisi modal perusahaan.

4. Menghitung biaya modal perusahaan yang terdiri dari beberapa sumber pembiayaan.

5. Menghitung Economic Value Added (EVA). 2.5.1 Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak

Menurut Tunggul (2001), Laba Operasi Bersih Sesudah Pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT) adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan dan biaya penyusutan. Perusahaan yang membiayai bisnisnya dari utang atau modal sendiri, maka nilai NOPAT akan identik. Dan untuk perhitungan NOPAT dapat dilakukan pada laporan laba rugi perusahaan.

2.5.2 Modal yang diinvestasikan

Modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC) merupakan penjumlahan dari ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan


(36)

jangka panjang yang menanggung bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainnya (Young dan O’Byrne, 2001).

2.5.3 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang

Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital / WACC) adalah tingkat pengembalian minimum yang dibobot berdasarkan proporsi masing-masing instrument pembiayaan dalam struktur permodalan perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi kreditor dan pemegang saham. Pembobotan perlu, karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda baik jangka pendek maupun jangka panjang tidak sama resikonya bagi investor. Bentuk pembiayaan yang dipergunakan perusahaan bermacam-macam, tetapi secara umum dapat diklasifikasikan dalam dua bagian besar yaitu hutang dan ekuitas (Tunggal, 2001). Langkah-langkah dalam menghitung WACC adalah sebagai berikut:

1. Tentukan proporsi relatif dari berbagai komponen dalam struktur modal perusahaan.

2. Hitung biaya yang tepat dari setiap komponen sumber dana.

3. Kalikan proporsi relatif dari setiap komponen dengan biaya dari setiap komponen.

Biaya modal rata-rata tertimbang sebagai tingkat biaya modal dari suatu perusahaan dapat diformulasikan sebagai berikut:

WACC = kd (1-t) W1 + Ke W2 …..………..….……(3) Dimana:

W1 = proporsi hutang W2 = proporsi modal saham kd = biaya hutang

Ke = biaya modal saham (biaya ekuitas) t = tarif pajak

Tingkat biaya penggunaan modal yang diukur melalui pendekatan WACC akan berubah apabila terjadi perubahan struktur modal ataupun perubahan biaya dari masing-masing komponen tersebut. Selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen dapat dipertahankan maka tingkat biaya penggunaan modal tidak akan berubah meskipun ada penambahan atau pengurangan modal yang digunakan (Gunawan, 2002).


(37)

2.5.4 Biaya Hutang

Menurut Sartono dalam Prehatiningsih (2007), biaya hutang perusahaan tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta (required rate of return) oleh investor. Besarnya biaya hutang yang harus dibayar perusahaan secara umum ditentukan oleh faktor-faktor berikut: (1) Tingkat suku bunga berjalan (untuk hutang dan dengan suku bunga mengambang), apabila tingkat suku bunga naik maka biaya hutang yang ditanggung perusahaan pun akan naik demikian juga sebaliknya; (2) Resiko kegagalan perusahaan yaitu apabila resiko kegagalan perusahaan meningkat; serta (3) Keuntungan pajak yang disebabkan atau berhubungan dengan adanya hutang karena beban bunga (interest expense) mengurangi pajak.

2.5.5 Biaya Modal

Biaya modal (Cost of Capital/COC) adalah tingkat dari pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana. Dengan kata lain, biaya modal adalah suatu biaya kesempatan. Tiga langkah penting dalam mengestimasi biaya modal, yaitu:

1. Identifikasi komponen modal yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan biaya modal.

2. Menentukan biaya untuk setiap komponen modal

3. Mencari biaya rata-rata tertimbang untuk seluruh komponen modal.

Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam biaya modal rata-rata tertimbang (Weight Average Cost of Capital/WACC). Komponen biaya modal adalah biaya hutang (cost of debt) dan modal saham (cost of equity).

2.6. Analisis Deret Berkala

Analisis deret berkala (time series) adalah sekumpulan data yang dicatat dalam suatu periode waktu. Contohnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1990-2002, data penjualan PT Astra Agro Niaga tahun 1998-2002 dan data produksi padi setiap musim tahun 1995-2000 (Suharyadi Purwanto, 2003). Analisis data masa lalu diperlukan karena banyaknya perilaku manusia yang dipengaruhi kondisi atau waktu sebelumnya. Ada banyak perilaku manusia


(38)

seperti saat dia memborong beras karena harga sebelumnya sudah mulai naik. Ada yang tidak memilih saham suatu perusahaan, karena harga sahamnya terus menurun. Oleh karena alasan baik psikologis maupun teknis, seseorang atau lembaga membuat keputusan berdasarkan data dan kondisi sebelumnya.

Analisis berkala, baik berupa trend, variasi musiman dan siklus berguna untuk mengetahui kondisi masa mendatang, atau analisis deret berkala berguna untuk meramalkan kondisi mendatang. Peramalan baik penjualan, produksi, pertumbuhan ekonomi dan sebagainya baik jangka pendek (kurang dari satu tahun), maupun jangka panjang (lebih dari 3 tahun) berguna bagi penyusunan rencana perusahaan dan negara. Mengetahui kondisi masa depan baik dari sisi produksi maupun penjualan, mendorong perusahaan untuk mempersiapkan segala sesuatu sedini mungkin, sehingga hasil yang dicapai dapat optimal.

Deret berkala mempunyai empat komponen, yaitu trend (kecenderungan), variasi musim (S), variasi siklus (C) dan variasi yang tidak tetap (irregular variation/I).

2.6.1 Analisis Trend

Trend (T) adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata. Trend data bisa berkala bisa berbentuk trend yang meningkat dan menurun secara mulus. Trend yang meningkat disebut dengan

trend positif dan trend yang menurun disebut dengan trend yang negatif. Rumus

trend adalah sebagai berikut: 1. Trend Positif

Y’ = a + bX …...….……….………..(4) Dimana: a = konstanta

b = tingkat kecenderungan

Apabila X naik satu satuan, maka Y’ akan naik sebesar b satuan.

Trend positif mempunyai slope/gradien/kemiringan garis yang positif yaitu dari bawah ke atas.

2. Trend Negatif

Y’ = a – bX ……….………….(5) Dimana: a = konstanta

b = tingkat kecenderungan


(39)

Apabila X naik satu satuan, maka Y’ akan turun sebesar b satuan.

Trend negatif mempunyai slope/gradien/kemiringan garis yang negatif yaitu dari atas ke bawah.

Peramalan dengan analisis trend terdapat beberapa cara yaitu: 1. Metode semi rata-rata (semi average method)

2. Metode kuadrat terkecil (least square method) 3. Metode trend kuadratis (quadratic trend method) 4. Metode trend eksponensial (exponential trend method) 2.6.2 Analisis Variasi Musim

Apabila trend berhubungan dengan jangka menengah dan panjang, maka variasi musiman (S) berhubungan dengan perubahan atau fluktuasi dalam musim-musim tertentu atau tahunan. Variasi musiman menjelaskan fluktuasi dalam satuan bulanan atau triwulan atau semester dalam satu tahun. Contohnya anatara lain: (1) Produksi pertanian, (2) Inflasi dan (3) Harga Saham. Ada beberapa metode perhitungan untuk mengetahui variasi musim yaitu dengan mengetahui indeks musim. Beberapa metode tersebut adalah:

1. Metode rata-rata sederhana 2. Metode rata-rata dengan trend 3. Metode rasio rata-rata bergerak 2.6.3 Analisis Variasi Siklus

Siklus (C) yaitu suatu perubahan atau gelombang naik dan turun dalam suatu periode dan berulang pada periode lain. Contohnya perekonomian mengalami siklus resesi, pemulihan, boom dan krisis. Suatu siklus biasanya mempunyai periode tertentu untuk kembali ke titik asal.

2.6.4 Analisis Gerak Tak Beraturan

Gerak tak beraturan (irregular movement-IM) merupakan suatu perubahan berupa kenaikan dan penurunan yang tidak beraturan baik dari sisi waktu dan lama dari siklusnya. Banyak penyebab dari gerakan tak beraturan diantaranya adalah perang, krisis dan bencana alam. Istilah-istilah yang terdapat dalam tinjauan pustaka dapat dilihat pada Lampiran 1.


(40)

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menganalisis mengenai kinerja keuangan juga dilakukan oleh Dase Purnama (2009) yang mengambil judul Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Indeks LQ45. Indeks LQ45 adalah salah satu indeks yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang bertujuan memberikan referensi bagi investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan indeks LQ45.

Hasil penelitian yang mengambil sampel perusahaan yang bertahan dalam indeks LQ45 periode Februari 2004 sampai dengan Februari 2009, ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).

Berdasarkan laporan keuangan tahunan 10 perusahaan indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan yakni posisi tertinggi ditempati oleh PT Astra International Tbk (ASII) dan yang terendah ditempati oleh PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) yang berdasarkan rataan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan 100%, -189%, -3200%. Kinerja perusahaan berdasarkan Return on Total Asset/Return on Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai -13.565. Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.

Penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Hamidatul Imamah (2005), yang melakukan penelitian terhadap Kinerja Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Periode 2003-2004, yang memfokuskan pada hubungan rasio keuangan dengan EVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kinerja keuangan metode EVA memberikan hasil berbeda dengan rasio keuangan. Pada tahun 2004 kinerja 18


(41)

keuangan lebih buruk daripada tahun 2003 karena EVA menurun, sedangkan menurut rasio keuangan kinerja keuangan tahun 2004 lebih baik daripada tahun 2003. Berdasarkan hasil hubungan antara rasio keuangan dengan EVA menunjukkan peningkatan rasio keuangan yakni AUR akan menaikkan EVA, sedangkan peningkatan ROA, ROE dan CAR akan mengurangi EVA.


(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Pada pasar saham atau stock exchange terdapat mekanisme pasar dimana didasarkan pada permintaan dan penawaran. Harga-harga dalam pasar saham diukur dari harga resmi berdasarkan transaksi penutupan terakhir pada hari bursa.

Pengukuran terhadap kinerja keuangan merupakan hal utama untuk menilai seberapa baik kemampuannya untuk menghasilkan laba dan meningkatkan kekayaan. Kinerja keuangan yang umum dipakai dan sering dipakai sebagai tolak ukur adalah kinerja keuangan tradisional, yaitu parameter akuntansi standar berupa rasio-rasio keuangan yang dinilai dari sudut pandang perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio tersebut antara lain rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas. Rasio-rasio ini bisa diukur dengan berpedoman pada laporan neraca dan laba rugi perusahaan. Namun dalam hal ini, perlu diukur pula kinerjanya yang tidak hanya berdasarkan perusahaan namun juga para investor atau dalam hal ini

shareholders. Dimana tujuan utama perusahaan adalah menciptakan laba dan menciptakan kesejahteraan bagi para investornya.

Sehubungan dengan hal itu, diperlukan suatu konsep yang dapat mengukur seberapa besar kesejahteraan maupun kekayaan yang berhasil diciptakan perusahaan yang bersangkutan kepada investor atas modal yang telah diberikan, sehingga nilai kekayaan yang diciptakan sudah memberikan kepuasan bagi investornya. Konsep tersebut adalah Economic Value Added (EVA), dimana nilai EVA didapat dari selisih antara Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan Cost of Capital (COC). NOPAT sendiri merupakan selisih antara laba/rugi bersih tahun berjalan dengan beban bunga. Sementara COC didapat dari perkalian antara Weight Average Cost of Capital (WACC) dan Invested Capital (IC). IC merupakan penjumlahan dari total hutang dan ekuitas serta dikurangi hutang beban. Sementara itu, WACC diperoleh dari penyesuaian atas ekuitas dan hutang yang dipakai. WACC menggunakan bobot dari


(43)

masing-masing elemen ekuitas dan hutang dengan melibatkan biaya hutang dan biaya ekuitas. Struktur modal yang merupakan bobot tertimbang dari masing-masing elemen hutang dan ekuitas terhadap aset akan dikalikan dengan masing-masing biaya hutang dan biaya ekuitas. Dari langkah-langkah tersebut didapatlah WACC. Lalu setelah semua komponen penyusun EVA diketahui dibuatlah perhitungan untuk mendapatkan nilai EVA.

Ide dasar dari analisis EVA bukanlah hal yang baru. Esensi dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen keuangan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang sudah lama ada. Namun, EVA merupakan inovasi terpenting karena ia membuat teori keuangan modern. Aplikasi manajerial dari teori ini lebih mudah diakses oleh manajer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah memikirkannya (Young and O’Byrne, 2001).

Sumber data utama yang dipergunakan dalam analisis EVA adalah laporan keuangan berupa laporan laba rugi, neraca serta catatan-catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya untuk mencari biaya modal yang merupakan pembeda metode EVA dengan analisis konvensional, diperlukan data-data pendukung seperti tingkat suku bunga bank sentral, resiko pasar, harga saham dan lain-lain.

Setelah dianalisis maka nilai EVA suatu perusahaan akan diketahui. Yang selanjutnya nilai tersebut dijadikan rujukan oleh berbagai pihak baik oleh manajer, investor serta stakeholder lainnya. Gambar 1 menunjukkan kerangka pemikiran dari penelitian ini.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data yang merupakan data sekunder. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. Terakhir ditarik kesimpulan dan diberikan saran yang sesuai demi perbaikan kinerja keuangan perusahaan dan memberikan referensi bagi investor dalam menentukan keputusan.


(44)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus hingga November 2009. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk time series dari tahun 2006-2009 yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PPRM BEI). Data yang digunakan antara lain dividen, harga saham perusahaan, data bulanan indeks harga saham gabungan dan Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2006-2009. Laporan yang akan digunakan adalah Laba Rugi dan Neraca tahun 2006-2009.

Data dari studi pustaka dan kajian literatur yang menunjang juga digunakan dalam penelitian ini. Data-data tersebut diperoleh dari internet, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, majalah dan media komunikasi lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dan dilaksanakan adalah penelitian

NOPAT

PT Astra Agro Lestari Tbk.

Kinerja Keuangan

Economic Value Added Rasio Keuangan

COC Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas

Analisis Kinerja Keuangan

PT AALI Tbk Investor

Pasar Modal 22


(45)

literatur untuk dijadikan landasan dalam penelitian dan penelitian lapangan yaitu data yang diperoleh dari lembaga tertentu, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak MS Excel, SPSS 15 dan Minitab 15. Hasil analisis kuantitatif ini kemudian diinterpretasikan secara deskriptif. Data yang didapat diolah dengan menggunakan alat analisis yaitu Analisis Economic Value Added (EVA), rasio-rasio keuangan perusahaan dan selanjutnya dicari trend ke depannya untuk meramalkan kinerja keuangan perusahaan di masa depan.

1. Analisis Economic Value Added

Proses mendapatkan nilai EVA berbeda dengan mendapatkan nilai rasio keuangan. Perhitungan rasio keuangan membandingkan pos keuangan tertentu dengan pos yang lainnya. Sedangkan dalam menghitung EVA ada beberapa tahapan. EVA dihitung setelah semua komponen pembentuknya diketahui. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus perhitungan EVA.

Penghitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menggunakan pendekatan keuangan di mana laba bersih atau Net Income dijumlahkan dengan

Interest (biaya bunga). Pada perhitungan NOPAT ini diasumsikan telah dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan menambahkan perubahan periodik ekivalen ekuitas pada laba tersebut.

Biaya Hutang (Kd) dihitung dengan membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun tersebut dengan total hutang. Pajak atas biaya modal yang pada penelitian ini dinotasikan dengan Kd* adalah berdasarkan peraturan kebijaksanaan yang diterapkan masing-masing perusahaan. Besar pajak yang dikenakan tercantum secara implisit dalam perhitungan laba bersih setelah pajak yang terdapat dalam laporan keuangan atau prospektus tahunan di mana tarif yang dikenakan berbeda untuk tiap perusahaan.

Menghitung Biaya Ekuitas (Ke) pada penelitian ini digunakan pendekatan

Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini melihat Ke melalui pengamatan harga-harga saham perusahaan, indeks harga saham gabungan dan juga melihat resiko-resiko pasar yang ada.


(46)

Langkah-langkah dalam menghitung Biaya Ekuitas (Ke) menggunakan metode CAPM:

1. Rit = ………...………..….……...………(6)

dimana: Rit = tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t Pit = harga saham per lembar bulan t

Pit-1 = harga saham per lembar bulan sebelumnya

Dt = dividen pada bulan ke-t

2. Rmt = ………...………(7)

E(Rm) = ………..………..……….…………..……….(8)

dimana : Rmt = tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t N = jumlah data

E(Rm) = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan

3. Βi = ………..………...………..(9)

dimana : σim = kovarian tingkat pengembalian saham I dengan tingkat pengembalian pasar

σ²m = varian tingkat pengembalian pasar 4. Rf = tingkat pengembalian bebas resiko

= tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

5. Ke = Rf + βi (Rm-Rf) ………...………...…(10)

MRP = Rm – Rf ………...………....(11)

Dimana : Rm = tingkat pengembalian atas resiko pasar

β = faktor resiko (beta) yang berlaku untuk perusahaan MRP = Market Premium Risk (Premi Resiko Pasar)

Rumus yang digunakan adalah penjumlahan antara tingkat bebas resiko, yang didapat dari dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan koefisien beta dari saham yang didapat dari pengembalian saham biasa relatif terhadap pasar secara keseluruhan dan beta tersebut dikalikan dengan premi resiko pasar (Keown, 2004).


(47)

Struktur modal merupakan penjumlahan bobot antara bobot ekuitas dan bobot hutang. Bobot ekuitas (We) didapat dari perbandingan antara ekuitas terhadap total aktiva, sementara bobot hutang (Wd) adalah perbandingan antara hutang dengan total aktiva. Keduanya dinyatakan dalam persen, sehingga hasil akhir struktur modal juga berupa persentase. Setelah semua komponen untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) diketahui, langkah selanjutnya adalah dilakukan penjumlahan antara perkalian bobot dan biaya hutang dengan bobot dan biaya ekuitas. Penjumlahan ini merupakan sebuah persentase.

IC merupakan selisih antara aset dan Non Interest Bearing Liabilities. Aset disini adalah total aktiva, atau dalam penelitian ini digunakan penjumlahan antara hutang ditambah ekuitas, dikarenakan dalam laporan keuangan nilai total aktiva (assets) adalah sama dengan total pasiva. Sementara Non Interest Bearing Liabilities adalah hutang beban dan dalam laporan keuangan disebut dengan akun beban yang masih harus dibayar dan langkah selanjutnya adalah perkalian antara WACC dengan IC yang menghasilkan Cost of Capital (COC). COC digunakan sebagai biaya modal untuk dijadikan pengurangan dengan NOPAT yang hasil akhirnya menghasilkan EVA dalam bentuk nominal jumlah uang. Langkah-langkah perhitungan EVA dapat dilihat pada Tabel 2.

Kinerja keuangan perusahaan melalui EVA, untuk menentukan strategi yang dapat dijalankan agar kinerja keuangan lebih baik, dinilai dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika EVA > 0 (nol), maka terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja perusahaan baik. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi harapan investor, perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur serta dapat menganggarkan bonus kepada karyawan.

2. Jika EVA = 0, maka menunjukkan posisi seimbang perusahaan. Ini bermakna laba yang tersedia berimbang untuk memenuhi harapan kreditur dan investor. Tidak ada nilai tambah, namun tidak merugi juga.

3. Jika EVA < 0, maka hal itu berarti total modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja perusahaan tidak baik. Ini bermakna di dalam perusahaan tidak terjadi nilai


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E.F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

BEI. Laporan Keuangan Emiten. www.idx.co.id [20Agustus 2009]

Husnan, S dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Imamah, H. 2005. Kinerja Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2003-2004

(Hubungan Rasio Keuangan dengan

Economic Value Added

-EVA).

Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Keown, A.J. 2005.

Financial Management: Principles and Applications. Tenth

Edition

. Pearson Prentice Hall.

Lesmana, R. dan R. Surjanto. 2003.

Financial Performance Analyzing

. Pedoman

Menilai

Kinerja

Keuangan

untuk

Perusahaan

Tbk,

Yayasan,

BUMN/BUMD dan Organisasi Lainnya. PT Elex Media Komputindo,

Jakarta.

Mulyono, S. 1999. Peramalan Bisnis dan Ekonometrika. Edisi Pertama. BPFE.

Yogyakarta

Munawir, S. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty.

Yogyakarta.

Prehatiningsih, S. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

dan Economic Value

Added

(EVA) terhadap

Market Value Added

(MVA) (Studi Kasus PT

Bank Danamon Indonesia Tbk). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Purnama, D. 2009. Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ 45.

Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Puspitaningrum, A. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Go Public

dengan Metode

Economic Value Added

(EVA). Skripsi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogya : BPFE.

Santoso, S. 2009. Business Forecasting. Metode Peramalan Bisnis Masa Kini

dengan Minitab dan SPSS. PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Suharyadi dan Purwanto, 2003. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Penerbit Salemba Empat. Jakarta


(2)

Sundjaya, R.S dan Inge Berlian. (2003). Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta:

Literata Lintas Media

Stewart, S and Co. 2000. EVA

and Strategy

. www google 2000.

http://www.sternstewart.com/content/evaluation/info/042000.pdf

[20 Agustus 2009]

Tunggal, A.W. 2001. Memahami Konsep

Economic Value Added

(EVA) dan

Value Based Management

(VBM). Harvarindo. Jakarta

Utama, S. 1997

. Economic Value Added

(EVA): Pengukur Penciptaan Nilai

Perusahaan. Usahawan No.4 Tahun XXVI. Jakarta

Young, S.D. dan O’Byrne, S.F. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai:

Panduan Praktis untuk Implementasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

www.astra-agro.co.id

[20 Agustus 2009]

www.swa.co.id [20 Agustus 2009]


(3)

(4)

Lampiran 1. Daftar Istilah (Glossary)

1. Beta: mengukur perubahan dari harga saham berkenaan dengan pasar saham keseluruhan, disebut juga sebagai resiko pasar atau ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Makin besar beta suatu sekuritas, makin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return pasar

2. Cost of Capital (COC): biaya modal atau pengembalian yang diharapkan investor ketika mereka berinvestasi pada sekuritas-sekuritas di perusahaan dengan tingkat resiko yang sebanding.

3. Cost of Debt: biaya hutang atau tingkat keuntungan yg dinikmati oleh pemegang/pembeli obligasi. Penggunaan hutang sebagai modal, menurunkan penghasilan yg dikenai pajak karena bunga yg harus dibayar. Karena itu penggunaan hutang dapat mengurangi pajak yang dibayar (tax deductible)

4. Cost of Equity: modal saham/biaya ekuitas atau tingkat keuntungan yg disyaratkan pada saham perusahaan. Perusahaan harus dapat memberikan keuntungan paling tidak sama dengan keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham pada alternatif investasi yg memiliki risiko yg sama dengan risiko perusahaan.

5. Economic Value Added: metode dalam pencarian nilai tambah yang diberikan oleh manajemen kepada pemegang saham selama periode tertentu. Economic Value Added bisa bernilai positif dan juga negatif.

6. Interest: biaya bunga, biaya yang tetap dibayar oleh perusahaan atas uang pinjaman.

7. Invested Capital: penjumlahan dari ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainnya. 8. Kovarian: model linier dengan satu variabel dependen kontinu dan satu atau lebih variabel

independen atau dua variabel acak yang berjalan bersama dalam waktu yang sama. Dalam penelitian ini yakni IHSG dan saham PT AALI Tbk.

9. Net Operating Profit After Tax (NOPAT): laba operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan dan biaya lainnya. Bila perusahaan tersebut pembiayaannya tidak menggunakan hutang maka NOPAT sama dengan net profit.

10. Net Income: laba bersih, selisih dari pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Dengan kata lain laba itu adalah selisih antara pendapatan dan biaya-biaya.

11. Net Profit Margin: rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income (laba bersih) dari kegiatan operasi pokoknya.

12.

Return on Asset: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih atas total aset yang dimiliki perusahaan dan mengindikasikan perusahaan menggunakan seluruh aset yang tersedia dengan baik.

13. Return on Equity: mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola ekuitas yang ada untuk mendapatkan laba bersih.


(5)

14. Shareholder: seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka.

15. Varians: kuadrat dari selisih antara harapan pengembalian bulanan dengan rata-rata pengembalian yang diharapkan dari pasar dalam setahun atau ragam dari peubah acak (atau distribusi probabilitas) yang menunjukkan dispersi statistik (seberapa jauh data tersebar di sekitar rata-rata).

16. Weighted Average Cost of Capital: tingkat pengembalian minimum yang dibobot berdasarkan proporsi masing-masing instrumen pembiayaan dalam struktur permodalan perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi kreditor dan pemegang saham atau dalam kata lain rata-rata tertimbang dari seluruh modal seperti saham biasa, saham preferen, hutang, dan laba ditahan.

Singkatan

1. AALI: Astra Agro Lestari

2. CPO: Crude Palm Oil (Minyak Kelapa Sawit)

3. EVA: Economic Value Added

4. IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan

5. ROA: Return on Asset

6. ROE: Return on Equity


(6)

Lampiran 2. Susunan Komisaris dan Direktur PT AALI Tbk

Susunan dewan komisaris dan direksi perusahaan per tahun

2009 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

• Presiden Komisaris

: Michael Dharmawan Ruslim

• Wakil Presiden Komisaris : Chiew Sin Cheok

• Komisaris

: Gunawan Geniusahardja

• Komisaris

: Simon John Mawson

• Komisaris

: Patrick Morris Alexander

• Komisaris

: H.S Dillon

• Komisaris

: Stephen Zacharia Satyahadi

Direksi Perusahaan :

• Presiden Direktur

: Widya Wiryawan

• Wakil Presiden Direktur

: Tonny Hermawan Koerhidayat

• Direktur

: Joko Supriyono

• Direktur

: Santosa

• Direktur

: Bambang Palgoenadi

• Direktur

: Juddy Arianto