Pereaksi natrium hidroksida 2 N Pereaksi asam sulfat 2 N Pereaksi kloralhidrat Pereaksi Mayer Pereaksi Molisch Pereaksi Dragendorff Sebanyak 0,8 g bismut III nitrat ditimbang, dilarutkan dalam 20 mL asam Pereaksi Liebermann-Burchard

19 secukupnyahinggadiperolehlarutan 100 mLDepkes,RI., 1995. 3.4.2Pereaksi timbal II asetat 0,4 M Sebanyak 15,17 g timbal II asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling bebas karbon dioksida sebanyak 100 mL Depkes, RI., 1995.

3.4.3 Pereaksi natrium hidroksida 2 N

Sebanyak 8 g kristal natrium hidroksida dilarutkan dengan air suling sebanyak 100 mL Depkes, RI., 1995. 3.4.4 Pereaksi asam klorida 2 N Sebanyak 17 mL larutan asam klorida pekat ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes, RI., 1995.

3.4.5 Pereaksi asam sulfat 2 N

Sebanyak 5,5 mL larutan asam sulfat pekat ditambahkan air suling sampai 100 mL Depkes, RI., 1995.

3.4.6 Pereaksi kloralhidrat

Sebanyak 50 g kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 20 mL air suling Depkes, RI., 1995.

3.4.7 Pereaksi Mayer

Sebanyak 1,4 g raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60 mL pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10 mL air suling, kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes, RI., 1995.

3.4.8 Pereaksi Molisch

Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes, RI., 1995. Universitas Sumatera Utara 20

3.4.9 Pereaksi Dragendorff Sebanyak 0,8 g bismut III nitrat ditimbang, dilarutkan dalam 20 mL asam

nitrat pekat, pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida, dilarutkan dalam 50 mL air suling, kemudian kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan diencerkan dengan air suling hingga volume larutan 100 mL Depkes, RI., 1995. 3.4.10 Pereaksi Bouchardat Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, dilarutkan dalam air suling secukupnya, lalu ditambahkan 2 g iodium kemudian ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes, RI., 1995.

3.4.11 Pereaksi Liebermann-Burchard

Sebanyak 5 bagian volume asam sulfat pekat dicampurkan dengan 50 bagian volume etanol 95. Kemudian ditambahkan dengan hati-hati 5 bagian volume asam asetat anhidrida ke dalam campuran tersebut dan dinginkan Depkes, RI., 1995. 3.5 Pemeriksaan karakteristik 3.5.1 Pemeriksaan makroskopik

Dokumen yang terkait

Formulasi dan Eveluasi Gel Ekstrak Benalu Kopi (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) Sebagai Anti-Aging

4 27 88

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

16 53 77

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 16

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 0 2

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 4

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

1 4 14

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

0 1 3

Karakterisasi Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kari (Murraya koenigii L)Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

3 3 13

Formulasi dan Eveluasi Gel Ekstrak Benalu Kopi (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) Sebagai Anti-Aging

0 1 15

Formulasi dan Eveluasi Gel Ekstrak Benalu Kopi (Scurrula ferruginea (Jack) Danser) Sebagai Anti-Aging

0 0 2