BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 138 orang responden pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat diperoleh hasil
12,3 responden dengan rentang usia 26-31 tahun pada penelitian yang sama sebelumnya Emalia Mestika memperoleh 2,4 mahasiswa kepaniteraan klinik FKG
USU pada rentang usia 25 tahun. Terdapatnya responden yang sudah berumur 26-28 tahun dikarenakan oleh faktor keterlambatan dalam penyelesaian pendidikan sarjana
dan keterlambatan dalam progresnya suatu kasus yang dilakukan. Sesuai dengan Keputusan Mentri Pendidikan Nomor 232U2000, Beban studi Program Sarjana
sekurang-kurangnya 144 seratus empat puluh empat SKS dan sebanyak-banyaknya 160 seratus enam puluh SKS yang dijadwalkan untuk 8 delapan semester dan dapat
ditempuh dalam waktu kurang dan 8 delapan semester dan selama-lamanya 14 empat belas semester setelah pendidikan menengah.
13
Jadi rentang usia yang ideal untuk mahasiswa kepaniteraan klinik adalah 21-25 tahun.
Berdasarkan jenis kelamin didapat 36,2 frekuensi responden dengan jenis kelamin laki-laki Tabel 3 dibandingkan dengan hasil penelitian Emalia Mestika
27,5 frekuensi responden berjenis kelamin laki-laki. Dari perbandingan ini dapat kita lihat mahasiswa kepaniteraan klinik lebih kecil persentasenya berjenis kelamin laki-
laki dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan di mana Fakultas Kedokteran Gigi lebih banyak diminati oleh perempuan.
Frekuensi responden yang melakukan radiografi sebelum pemeriksaan klinis sebesar 8 Tabel 4 dibandingkan dengan hasil penelitian Mahdila Ayurian
memperoleh hasil 11,66 frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik tidak melakukan radiografi berdasarkan hasil pemeriksaan klinis. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan
klinik yang tidak memiliki pengetahuan tentang perlunya pemeriksaan radiografi untuk menunjang hasil pemeriksaan klinis dalam penegakan diagnosis 23,2 Tabel
5, dibandingkan dengan hasil penelitian Emalia Mestika pengetahuan responden
Universitas Sumatera Utara
mengenai dilakukannya radiografi dental berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang diperlukan untuk menunjang diagnosis didapat 36,3 mengetahuinya. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman mahasiswa bahwa tindakan radiografi dalam kedokteran gigi adalah sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis untuk
menegakkan diagnosis. Radiografi kedokteran gigi biasanya digunakan sebagai penunjang pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosis, rencana perawatan,
perawatan dan evaluasi hasil perawatan.
1,2
Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan radiografi ulang tanpa adanya persetujuan dari dokter yang merujuk 81,9 Tabel 14, dibandingkan
dengan hasil penelitian Mahdila Ayurian 22,09 yang tidak melakukan radiografi yang berulang pada satu pasien. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang
berkonsultasi kembali dengan dokter jaga di bagian bila permintaan radiografi pertama tidak dapat dilaksanakan pada pasien sebanyak 50 Tabel 15, dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya oleh Emalia Mestika diperoleh 13,8 melakukan radiografi tanpa ada izin dokter jaga. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang pernah
melakukan radiografi tanpa adanya izin dokter jaga 84,1 Tabel 7, dibandingkan dengan penelitian Mahdila Ayurian hanya 12,88 yang pernah melakukannya.
Tingginya persentasi yang melakukan radiografi ulang tanpa adanya persetujuan dokter yang merujuk dapat disebabkan oleh kurangnya kepedulian mahasiswa
kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat tentang pentingnya izin dokter jaga untuk melakukan radiografi kedokteran gigi.
Selain itu kondisi fasilitas yang kurang memadai dimana tidak adanya departemen radiografi kedokteran gigi dan kurangnya staf pengajar yang bertanggung jawab
terhadap radiografi karena satu staf pengajar bisa menangani dua departemen sekaligus sehingga perhatian terhadap izin melakukan radiografi masih kurang.
Penelitian ini menggambarkan bahwa mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat kurang mengerti tentang prosedur
pemanfaatan radiografi. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan radiografi dan kebutuhan akan pengulangan radiografi misalnya untuk mengevaluasi
hasil perawatan sehingga dilakukan pengulangan. Semua penyinaran harus diusahakan
Universitas Sumatera Utara
serendah-rendahnya as low as reasonably achieveable - ALARA, setiap penggunaan radiografi harus berlandaskan asas manfaat dan dosis yang diterima tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis.
3,8
Pengetahuan responden tentang siapa yang boleh menandatangani surat order rujukan 36,5 mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui siapa yang boleh
menandatangani surat order untuk melakukan radiografi Tabel 6, dari hasil penelitian ini dapat kita lihat gambaran pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah
satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat tentang siapa yang boleh menandatangani surat order masih kurang, seharusnya mereka mengetahui bahwa
surat order rujukan hanya boleh ditandatangani oleh dokter, dokter gigi, maupun spesialis. Surat permintaan radiografi di kedokteran gigi hanya dapat dikeluarkan oleh
dokter gigi yang disertai dengan jenis radiografi yang akan dilakukan, elemen gigi dan rahang yang akan dilakukan radiografi, dignosis sementara dari dokter gigi dan hasil
pemeriksaan klinis.
3
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis radiografi
kedokteran gigi sebanyak 18,1 tabel 8, di bandingkan dengan hasil penelitian Mahdila Ayurian 0 yang tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa
kepaniteraan klinik masih ada yang kurang serius dalam mempelajari radiografi bidang kedokteran gigi.
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang indikasi radiografi periapikal 16,7 mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui indikasi
radiografi periapikal Tabel 9. Radiografi periapikal berguna untuk melihat gigi geligi secara individual mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan
pendukungnya.
4,5
Indikasi penggunaan radiografi antara lain untuk melihat infeksi pada apikal, status periodontal, lesi-lesi pada periapikal dan lainnya.
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang indikasi radiografi bitewing 20,3 mahasiswa
kepaniteraan klinik tidak mengetahui indikasi radiografi bitewing Tabel 10. Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat mahkota gigi di
maksila dan mandibula daerah anterior dan posterior dalam dalam satu film khusus
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat digunakan untuk melihat permukaan gigi yang berdekatan dengan puncak alveolar.
4,5
Radiografi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui status jaringan periodontal dan efektif untuk melihat kalkulus pada interproksimal.
5,6
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang indikasi radiografi oklusal 33,3 mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui indikasi radiografi oklusal Tabel
11. Radiografi oklusal adalah radiografi yang digunakan untuk melihat anatomi tulang maksila maupun mandibula dengan area yang luas dalam satu film. Radiografi
oklusal juga dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di langit - langit , sialolith pada ductus stenson dan kelainan yang terjadi pada area luas.
5,
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang indikasi radiografi panoramik 21,7 mahasiswa
kepaniteraan klinik tidak mengetahui indikasi radiografi panoramik yaitu untuk melihat kelainan pada maksila dan mandibula serta sinus maksilari dan melihat
kaadaan gigi fase bercampur Tabel 12. Radiografi panoramik adalah radiografi yang digunakan utuk melihat adanya fraktur pada rahang, lesi atau tumor, dan melihat
keadaan gigi geligi pada masa bercampur untuk rencana perawatan ortodoti.
5,6
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang indikasi radiografi sefalometri 10,9 mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui indikasi radiografi sefalometri
tabel 13. Radiografi sefalometri adalah radiografi yang digunakan untuk melihat hubungan gigi dengan rahang dan profil individu serta keadaan tengkorak wajah
akibat trauma dan kelainan pertumbuhan perkembangan.
5,6
Dibandingkan dengan hasil penelitian Emalia Mestika yang memperoleh 16,2 mengetahui kegunaan
radiografi. Radiografi hanya dilakukan apabila memang terdapat indikasi untuk dilakukan. Maka seluruh mahasiswa dan dokter harus mengetahui indikasi untuk
melakukan radiografi agar pasien terhindar dari radiasi yang tidak diperlukan. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan secara individu tentang prosedur
penggunaan radiografi kedokteran gigi klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat 13,1 termasuk kriteria kurang tabel 16, dibandingkan
dengan hasil penelitian Mahdila Ayurian yang memperoleh hasil penelitian 0 mahasiwa kepaniteraan klinik pada salah satu FKG di Malaysia yang tingkat
pengetahuan tentang prosedur pemanfaatan radiografi kedokteran gigi termasuk
Universitas Sumatera Utara
kategori kurang. Hal ini dikarenakan oleh berbedanya tingkat pengetahuan dan kepedulian setiap mahasiswa kepaniteraan klinik tentang pentingnya pengetahuan
prosedur pemanfaatan radiografi di Kedokteran Gigi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN