Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN
                                                                                3
8
DAFTAR PUSTAKA
1993.    Dasar Z.
Abidin, -
tumbuh. pengatur
zat tentang
dasar  pengetahuan Angkasa.  Bandung.  85 hal.
2005.  Pengaruh  Macam  dan  Konsentrasi  Auk Andriyani.
sin  terhadap  Induksi Kalus  Embriogenik  Manggis  Garcinia  mangostana  L.  Asal  Biji
Secara In Vitro. Skripsi UMY. Tidak Dipublikasikan.
2013.  Kandungan  Gizi  Dan  Komposisi  Kentang  Rebustanpa  Garam. Asgar.
ttp:asgar.or.idhealthnutrition-factskandungan-gizi-dan-komposisi- dari-kentang-rebus-tanpa-garam. Diakses 27 Mei 20016.
Bidwell,  R.G.S.,  1979.  Plant  Physiology.  Mac  Millan  Publishing  Co.  Inc.,  New York.
BPS  Jateng.  2014.  Volume  Penjualan  Dalam  Negeri  Beberapa  Macam  Produksi Hasil
Hutan di
Jawa Tengah
Tahun 2009
- Maret
2014.http:jateng.bps.go.idwebbetafrontendlinkTabelStatisviewid 1026. Diakses 14 April 2015.
Campbell.  N.A,  Reece.  J.B,  and  Mitchell.  L.W.  2003.  Biologi.  Alih  Bahasa: Wasmen Manalu.. Erlangga. Jakarta.
Daru, M. 1994. Budidaya Tanaman Jati Emas. Kanisus,Yogykarta. Hal 24-30. Denish  A.  2007.  Percobaan  perbanyakan  vegetatif  kemaitan  Lunasia  amara
Blanco melalui kultur  in vitro [skripsi]. Bogor :  Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Hal. 21-30.
Dixon,    R.A.    Gonzales.  1994.  Plant  cell  culture.  A  Practical  Approach.  2nd edition. New York: Oxford University Press. p 230.
Ermayanti,  T.M.  1997.  Mengenal  dan  Mengatasi  Kontaminan  Pada  Biak  Jaring Tanaman. Warta Biotek XI 3. 4-9.
George, E. F. Dan Sherrington, 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Eastern Press, Reading Berks. 709 p.
Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur In vitro. Laboratorium Bogor: Kultur In vitro Tanaman,
Pusat Antar
Universitas Bioteknologi
IPB.
3
9
Hadi, S. 2013. Pengaruh Penambahan Air Rebusan kentang Solanum Tuberosum L  Terhadap  pertumbuhan  Pisang  Ambon    Musa  acuminate  AAA
dalam  teknik  kultur  in  vitro.  Program  Serjana  Pendidikan  Biologi. Semarang.
Hendaryono,  D.  P.  S  dan  A.  Wijayani.  1994.  Teknik  Kultur  In  vitro, Pengenalan dan  Petunjuk  Perbanyakan  Tanaman  Secara  Vegetatif-Modern.
Kanisius. Yogyakarta.
Amaliyah  T Elviyan  W.T.  Nurul
Septia  H. Nofison  K,.
Imanudin. .  2015.
Efektivitas  Air  Rebusan  Kentang
Solanum  tuberosum  L.
Untuk Konservasi Tanaman Jati
Tectona grandis
Secara In Vitro.Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
H,  Haggman  H,  Kontunen Laukkanen
-Soppela  S,  Hohtola  A.  1999.  Tissue browning  of  in  vitro  cultures  of  Scots  pine:  Role  of  peroxidase  and
polyphenol oxidase. Physiol. Plant. 106:337-34.
Lina,  Evie  R,  Rahmad  W.  2013.  Pengaruh  BAP  dan  Kinetin  pada  Media  MS terhadap Pertumbuhan Eksplan Ujung Apikal  Tanaman  Jati Secara  In
Vitro.  LenteraBio 2 1: 57-61.
Lizawati, 2012. Induksi Kalus Embriogenik Dari Eksplan Tunas Apikal Tanaman Jarak  Pagar    Jatropha  curcas  L.  Dengan  Penggunaan  2,4  D  DAN
TDZ. 1 2: 75-80.
Markal, A. Isda, M.N, Fatonah S. 2015. Perbanyakan Anggrek Grammatophyllum scriptum  Lindl.  Bl.  Melalui  Induksi  Tunas  Secara  In  Vitro  Dengan
Penambahan BAP dan NAA. JOM FMIPA 2 1:108- 114.
A, Miryam
.  Suliansyah  I,  dan  Djamaran  A.  2008.  Multiplikasi  jeruk  kacang Citrusnobilis  L.  pada  beberapa  konsentrasi  NAA  dan  BAP  pada
medium WPM secara in vitro. Jurnal Agronomi Indonesia 1:97-104.
Mohammad ,W.D.2014. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh BAP dan NAA Terhadap Pertumbuhan  Ulin  Eusideroxylon  zwageri  T.  et  B.  Secara  In  Vitr.
Depareen Silvikultur fakultas Kehutanan.IPB.
Molnar,  Z.,  E.  Virag  dan  V.  Ordog.    2011.    Natural  substances  in  tissue  culture medium of higher plants.  Acta Biologica Szegediensis 551:123-127.
http:www.sci.u-szeged.huABS.
4
Pardal,  S. J.,  Ika, M., E. G.  Lestari.,  dan Slamet. 2004. Regenerasi  Tanaman dan Transformasi  Genetik  Salak  Pondoh  untuk  Rekayasa  Buah
partenokarpi. J. Bioteknologi Pertanian. 9 2 : 49-55.
Pierik,  R.I.M.,1987.  In  vitro  Culture  of  Higher  Plant.  Marinus  nijhoff  Publisher. Netherland.213-217p.
Prawiranata  W,  Said  H,  Pin  T.  1995.  Dasar-dasar  Fisiologi  Tumbuhan.  Jilid  2. Departemen Botani Fakultas Matematika dan IPA IPB: Bogor
Qosim. WA. 2006. Studi iradiasi sinar gamma pada kultur kalus nodular manggis untuk  meningkatkan  keragaman  genetik  dan  morfologi  regeneran.
disertasi. Pascaserjana IPB. Bogor P:148.
M.S.  1993.  Pengaruh Rahayu,
medium,  auksin,  dan  sitokinin  terhadap perbanyakan, perbanyakan tunas jeruk Troyer Citrange secara in vitro.
Dalam Seminar Program Pascasarjana IPB. Bogor. 74 hal.
Sari  YP.  2013.  Pengaruh  NAA  dan  BAP  terhadap  inisisasi  tunas  pada  eksplan nodus  tanaman  zodia  Evodia  suavelones  sceff  secara  invitro.
Bioprospek, 6 1: 1-11.
Salisbury,  F.  B.  dan  C.W.  Ross.  1995.  Fisiologi  Tumbuhan  Jilid  Tiga Perkembangan Tumbuha dan Fisiologi Lingkungan. Bandung. ITB.
U,  F  Nursandi.  2003.  Kultur Santoso
vitro In
Univer Tanaman.
sitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Sumardi. 1996. Penggunaan arang aktif pada beberapa komposisi NAA dan BAP dalam kultur durian Durio zibethinus Murr. secara in vitro. Tesis S2.
Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang 76 hal.
Tripod.com  2013.  Prospek  berkebun  Jati  Emas.  http:Jatiemas.  tripod.  comid21. htm. Diakses 6 Mei 2015.
Tripepi,  R.R.  1997.    Adventitious  Shoot  Regeneration.      In      R.I.  Gereve  eds. Biotechnology of ornaments plants. USA, CAB. International. p 112
– 121.
Triwari,  S.K.,  K.P.  Tiwari,  and  E.A.  Siril.  2002.  An  improved  micropropagation protocol  for  teak.  Plant  Cell,  Tissue,  and  Organ  Culture  71:1-6.
41
Umi. 2008. Ekstrak Pisang Sebagai Suplement  Medium MS salam Medium Kultur Tunas  Pisang  Rajabulu  Musa  Pradical  L.  AAB  Group  in
vitro.Program  Studi  Hortikultura  Fakultas  Pertanian  Institut  Pertanian Bogor. Bogor.Hal.1 - 35.
Wattimena,  G.  A.  1992.  Zat  pengatur  tumbuh  tanaman.  PAU  Bioteknologi.  IPB. Bogor. 247 hal.
P. Wareing,
F.  and  I.D.J.  Phillips.  1970.  The  Control Growth  and
of York.
New Oxford.
Press. Differentiation  in  Plants.  Pergamon
Toronto. Sydney. Paris. pp 1-146.
Wetter, L. R. dan F. Constabel. 1991. Metode Kultur In vitro Tanaman. Bandung. ITB Press.
secara Tanaman
D.F.  1982.  Pengantar  Propagasi Wetherell,
Vitro. In
Avery Jersey.
New Wayne
diterjemahkan  oleh  Koensoemardiyah. Publishing Group Inc.
Yosadha, R, R. Sumathi dan K. Gurumurthi.  2005.  Improved Micropropagation Methods for Teak.  Journal of Tropical Forest Science 171: 63-75.
Yusnita, K. Mantja,  Hapsoro, D 1996. Pengaruh benziladenin, adenin dan asam indol  asetat  terhadap  perbanyakan  tunas  pisang  ambon  kuning  secara
in vitro. Jurnal  Agrotropika 1 1: 29-32.
Yuwono,  T.  2006.  Bioteknologi  Pertanian.  Cetakan  pertama.  Yogyakarta:  UGM Press. Hal:163165.
42
LAMPIRAN
Lampiran 1. Layout Penelitian
Keterangan: K1 = Perlakuan 100 mll Air rebusan kentang
K2 = Perlakuan 200 mll Air rebusan kentang K3 = Perlakuan 300 mll Air rebusan kentang
K4 = Perlakuan 500 mll Air rebusan kentang K5 = Perlakuan 500 mll Air rebusan kentang
K1.5 K4.5
K1.3 K3.3
K3.5
K4.4 K2.3
K4.3 K3.2
K5.2
K2.1 K5.3
K3.1 K4.1
K5.4
K1.2 K4.2
K5.5 K3.4
K5.1
K1.4 K2.5
K2.2 K1.1
K2.4
K1.7 K2.9
K4.7 K3.6
K5.9
K4.6 K5.10
K5.7 K3.9
K4.8
K3.8 K2.7
K1.6 K5.8
K1.10
K1.8 K3.7
K4.10 K2.6
K4.7
K3.10 K5.6
K2.8 K4.9
K2.10
43
Lampiran 2. Komposisi Medium Tabel 1. Komposisi larutan stok medium WPM
KOMPOSISI Mgl
gl 5x
Pelarut aquadest
Konsentrasi Unsur Makro
NH
4
NO
3
400 0,4
2  100 ml 20 mll
CaCl
2
2H
2
O 96
0,096 0,48
CaNO
3 2
.4H
2
O 556
0,556 2,78
KH
2
PO
4
170 0,17
0,85 MgSO
4
.7H
2
O 370
0,37 1,78
Unsur Mikro
MnSO
4
.4H
2
O 29,4
0,0294 0,147
ZnSO
4
.7H
2
O 8,6
0,0086 0,043
H
3
BO
3
6,2 0,0062
0,031 CuSO
4
.5H
2
O 0,25
0,00025 0,00125
NaMoO
4
.2H
2
O 0,25
0,00025 0,00125
FeSO
4
.7H
2
O 27,8
0,0278 0,139
Na
2
EDTA 37,3
0,0373
Vitamin
Tiamin HCl 0,1
0,0001 0,0005
Piridoksin HCl 0,5
0,0005 0,0025
Asam nicotinat 0,5
0,0005 0,0025
Glisin 2
0,002 0,01
Mio-inositol 100
0,1 0,5
Sukrosa 30 gl
Agar
3 gl
44
Tabel 2. Komposisi medium WPM+ZPT+Air Rebusan kentang
Stok Perlakuan  ZPT untuk 300 ml
0,5 mgl 1,0 mgl
1,5 mgl 2,0 mgl
2,5 mgl BAP
1,5 ml 3 ml
4,5 ml 6 ml
7,5 ml Keterangan: 300 ml= Jumlah konsentrasi berdasarkan volume pelarut yang
digunakan.
Stok Perlakuan ZPT untuk 300 ml
0,1 mgl 0,2 mgl
0,3 mgl 0,4 mgl
0,5 mgl NAA
0,3 ml 0,6 ml
0,9 ml 1,2 ml
1,5 ml Keterangan: 300 ml= Jumlah konsentrasi berdasarkan volume pelarut yang
digunakan. Perlakuan ZPT untuk 300 ml
100 mll 200  mll
300 mll 400 mll
500 mll Kentang
30 ml 60 ml
90 ml 120 ml
150 ml Keterangan: 300 ml= Jumlah konsentrasi berdasarkan volume pelarut yang
digunakan.
45
Lampiran 3. Alur Pembuatan Medium WPM 0
Ambil larutan stok Makro 40 mll + stok Mikro 10 mll
Masukkan kedalam erlenmeyer dan tambahkan sukrosa 30 gl gojok hingga homogen
Cek pH hingga 6, lalu tambahkan Agar 3 gl
Tambahkan aquadest hingga volume 1 LPanaskan menggunakan micowave atau kompor hingga mendidih
Tutup dengan plasti dan diikat karet
Simpan dalam ruang inkubasi Sterilisasi dengan autoklaf 1 atm 121
C selama 15-20 menit Tuangkan dalam botol kultur 20 ml per-botol
46
Lampiran 4. Alur Pembuatan Medium Perlakuan Kupas Kentang sebanyak 1 kg, dipotong-potong menjadi bagian
kecil. Rebus kentang dengan penambahan aquadest sebanyak 1 Liter perbandingan 1:1, kemudian dinginkan.
Stok Makro 40 mll + Mikro 10 mll + vitamin 10 mll + BAP+NAA danAir rebusn kentang sesuai dengan masing-masing
perlakuan
Tambahkan agar 3 gl, berikan aquadest sesuai dengan volume yang diinginkan Panaskan pada microwave atau
kopor Masukkan kedalam erlenmeyer  beri aquadest secukupnya
Cek pH mencapai 6 Masukkan kedalam erlenmeyer Tambahkan 30 g sukrosa dan
di gojog hingga larut
Sterilisasi dengan autoklaf 1 atm 121 C selama 15-20 menit
Simpan di rak inkubasi Masukkan kedalam botol kultur sebanyak 20 ml, dibungkus
plastik dan diikat karet
47
Lampiran 5. Hasil Analisis Anova dan Sidik Ragam Jumlah Calon Tunas Minggu ke-7 dan 8 MST
Tabel 1. Calon tunas  7 Tujuh Minggu Setelah Tanam MST Source
DF Squares
Mean Square
F Value Pr  F
Model 4
2458,49841 614,42460
2,99 0,0299 s
Error 40  8222,70159
205,56754 Corrected Total
44  10681,20000 Keterangan:  s  =    Perlakuan  berpengaruh  nyata  secara  signifikan  terhadap  calon
kalus Jati Emas pada mnggu ke- 8 dengan  taraf nyata 5.
Tabel 2. Calon tunas  8 Delapan Minggu Setelah Tanam MST Source
DF Squares
Mean Square
F Value Pr  F
Model 4
2569,44286 642,36071
3,23 0,0218 s
Error 40
7959,35714 198,98393
Corrected Total 44
10528,80000 Keterangan:  s  =    Perlakuan  berpengaruh  nyata  secara  signifikan  terhadap  calon
kalus Jati Emas pada mnggu ke- 8 dengan  taraf nyata 5. Tabel 3. Hasil Analisis Sidik Ragam  Jumlah Calon  Tunas 7 dan 8 MST
Perlakuan Calon Tunas
7 - MST 8- MST
BAP 0,5 mgl + NAA 0,1 mgl + K 100 mll. 15.58 b
18.85 b BAP 1,0 mgl + NAA 0,2 mgl + K 200 mll.
16.50 b 21.80 b
BAP 1,5 mgl + NAA 0,3 mgl + K 300 mll. 36.11 a
40.66 a BAP 2,0 mgl + NAA 0,4 mgl + K 400 mll.
21.22 b 25.33 b
BAP 2,5 mgl + NAA 0,5 mgl + K 500 mll 18.90 b
22.90 b Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom menunjukan
tidak ada beda nyata berdasarkan uji DMRT taraf α  = 5 .
48
lampiran 6.  Ringkasan Hasil Penelitian Berdasarkan Hasil Terbaik.
Parameter Pengamatan Perlakuan
A B
C D
E
Persentase Eksplan Hidup Persentase Eksplan
Kontaminasi persentase Eksplan Browning
Persentase eksplan Recovery Persentase Eksplan Mati
Jumlah Calon Tunas
7 MST 8 MST
Keterangan :  = Menunjukkan Hasi Terbaik pada Setiap Perlakuan Berdasarkan Parameter Pengamatan.
4
9
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Sterilisasi Alat dan bahan Gambar 2. Persiapan Air rebusan
kentang
Gambar  3.  Persiapan  ZPT   dan  air  rebusan Kentang
Gambar 4. Pembuatan medium WPM+Air rebusan kentang
Gambar 5. Inokulasi Gambar 6. Inkubasi
1
PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN  KENTANG Solanum tuberosum L., BAP  DAN NAA TERHADAP INDUKSI  TUNAS  JATI
EMAS Cordia subcordata SECARA IN VITRO
Imanudin 20120210096
Dosen pendamping 1: Dr. Innaka Ageng Rineksane S.P,.M.P Dosen pembimbing  2: Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S
INTISARI
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh    air  rebusan  kentang  dengan kombinasi BAP dan NAA, terhadap induksi tunas Jati Emas  secara in vitro. Penelitian ini telah
dilaksanakan  di  Laboratorium  Kultur  In  Vitro,  Fakultas  Pertanian,  Universitas  Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari  hingga April  2016.
Penelitian ini menggunakan metode percobaan faktor tunggal terdiri dari lima  perlakuan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap. Masing
– masing perlakuan diulang sebanyak10 kali. Perlakuan  yang digunakan adalah  BAP  0,5; 1,0;  1,5;  2,0;  2,5  mgL, NAA 0,1; 0,2;  0,3;
0,4; 0,5 mgL  dan Air Rebusan Kentang 100, 200, 300, 400, 500 mll. Parameter pengamatan antara  lain  persentase  eksplan  kontaminasi,  persentase  eksplan  Browning,  persentas  eksplan
hidup dan Jumlah Calon tunas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Air Rebusan Kentang 300 mll + BAP 1,5 mgl dan NAA 0,3 mgl, merupakan perlakuan terbaik ditunjukkan oleh jumlah calon tunas
terbanyak  pada  minggu  ke-  8  mencapai  40.66  Calon  tunas,  persentase  eksplan  hidup  90  , persentase eksplan kontaminasi 10 , persentase eksplan Browning 30  dan recovery 30 .
Kata kunci: Jati Emas Cordia subcordata, BAP dan NAA, Air Rebusan Kentang
PENDAHULUAN
                