Analisis Penerimaan Penonton dalam Film The Hunger Games

terhadap hero perempuan dalam film The Hunger Games. Peneliti akan mengkategorikan posisi penonton dalam tiga ranah yang Pertama, dominant hegemoni c yang mana penonton akan menerima makna sepenuhnya dan menyetujui langsung apa yang disajikan oleh media. Kedua, negotiated position yang dapat dilihat dari penontong yang menkombinasikan pesan media dengan pengalaman sosial, pekerjaan, pendidikan bahkan jender. Ketiga , oppositional position yang mana posisi penonton menolak secara langsung pesan dalam media yang berlawanan, ketika berbeda dengan yang sudah disajikan atau digambarkan. Peneliti telah membuat tabel dan mengkategorikan khalayak mana saja dari NA dan Nonton YK, yang menempati ketiga posisi tersebut. seperti tabel di bawah ini. Tabel 3.1. Posisi informan Nasyiatul Aisyiyah terhadap konstruksi perempuan dalam film Hollywood No Nama Instansi Interpretasi Posisi Kahalayak 1 Hanifah NA Menganggap bahwa perempuan era kini dalam film tidak lagi ditampilkan sebagai pemanis dalam sceen, namun lebih menonjolkan karakter-karakter yang kuat, tangguh cerdas dan memiliki survive yang baik. Sehingga perempuan dalam film dikonstruksian memiliki Dominant Hegemonic karakter maskulin. 2 Fatimah NA Fatimah mengangagap diawal tahun 2000-an perempuan masih dikonstruksikan sebagai sosok lemah, lembut, memiliki fisik yang bagus dan memiliki peran pendamping laki-laki, sehingga dijadikan sebagai pemanis dalam film. Namun pada era sekarang perempuan tidak lagi digambarkan seperti hal tersebut. Era kini perempuan dikontruksikan sebagai pribadi kuat, cerdas dan segalanya, sehingga tidak dilihat dari sisi fisik pula. Dominant Hegemonic 3 Devi NA Hollywood memiliki kebebasan dan mulai terbuka menunjukan perempuan lebih dari sekedar cantik, karena karakter perempuan sudah memiliki pemikiran yang terbuka. Namun yang menjadi pusat perhatian yakni fisik yang meliputi cantik, tinggi, putih, semampai media yang membentuk hal itu, dengan demikian perempuan masih dieksploitasi oleh media, karena media memiliki kepentingan ekonomi-politik. Oppositional Position 4 Maulida NA Media masih mengkonstruksikan perempuan ideal dengan fisik yang cantik, tinggi, dan seksi. Negotiated Tetapi pada industri perfilman dunia khusunya film ber-jenre action, perempuan sudah memiliki eksistensi yang lebih dari laki-laki. Position Dapat dilihat dari tabel di atas, NA memiliki pemahaman yang berbeda dalam melihat posisi perempuan di media massa. Diantara keempat informan memiliki pandangan masing-masing, dan juga pandangan yang berbeda. Hanifah dan Fatimah menempati posisi dominant hegemonic, dirinya menganggap bahwa posisi perempuan dalam media sudah berubah dan juga tidak lagi dijadikan sebagai pemanis dalam film. Hanifah pun telah mengikuti perkembangan perfilman Hollywood dirinya melihat dengan berkembang waktunya peran peerempuan telah bergesar menjadi sosok yang maskulin. Namun Devi memiliki argumen yang berbeda, ia melihat media massa khususnya film kerap kali mengkontruksikan perempuan sebagai sosok yang seksi hingga dijadikan sebagai pemanis dalam film, Devi menempati oppositional Position . Namun disisi lain, Devi memiliki pemahama yang kurang atas perkembangan film Hollywood, karena dirinya tidak mengemari dan kurang tertarik dengan film-film yang disuguhkan. Sedangkan Maulida berargumen, perempuan dalam film ber-genre action sudah tidak lagi dipandang perempuan seksi, tapi lebih dikarakterkan sosok yang maskulin. Maulida menganggap perempuan dalam industri perfilman dunia global selalu mengkategorikan perempuan ideal itu memiliki tubuh seksi, semampai dan juga cantik. Ketiga informan NA memiliki paandangan kritis terhadap perempuan dalam industri perfilman Hollywood, terlihat dari latar belakang sosialnya. Informan NA diposisi sebagai perempuan dan juga sebagai gerakan perempuan yang mengangkat martabat wanita. Tabel 3.2. Posisi informan Nonton YK terhadap konstruksi perempuan dalam film Hollywood No Nama Instansi Pemaknaan Posisi Kahalayak 1 Adityo Nonton YK Memandang karakter perempuan lebih ditonjolkan dari kecerdasan, ketangguhan dan keberaniannya. Telah banyak film yang memaknai kemasan itu, kaya film Resident Evil , Lucy dan sebagainya. Film-film tersebut lebih menonjolkan karakter perempuan yang kuat, pintar, tangguh, dan atletis. Dominant Hegemonic 2 Dani Nonton YK Menganggap era sekarang perempuan dalam film actionsci-fi lebih ditampilkan sebagai sosok yang maskulin . Namun pada film berjenre lain tetap saja Negotiated Position Hollywood menggambarkan perempuan yang seksual. 3 Adrian Nonton YK Adrian berargumen Hollywood memiliki ciri khas untuk karakter perempuan memiliki fisik yang ideal diantaranya cantik, seksi, semampai, putih dan tinggi. Hingga sekarang perempuan masih dijadikan sebagai objek seks. Oppositional Position 4 Indah Nonton YK Berpendapat bahwa peran perempuan sudah berubah dalam film, perempuan lebih maskulin terlihat pada zaman dulu, perempuan dijadikan pemanis dalam suatu adegan, namun era kini perempuan tidak lagi dijadikan sebagai objek seks. Dominant Hegemonic Posisi informan komunitas Nonton YK memiliki argumen yang berbeda-beda dalam menanggapi peran perempuan dalam film Hollywood. Terlihat dari latar belakang sosial keempat informan komunitas Nonton YK. Adityo dan Indah memiliki pandangan yang sama terhadap isu perfilman dunia. Mereka berpendapat, perkembangan zaman semakin maju, peran perempuan dalam industri prfilman telah berubah. Kerap kali perempuan dikonstruksian mahluk yang kuat, cerdas, tangguh. Dan juga perempuan pada era kini lebih ditampilkan dengan karakter maskulinitas. Kedua informan tersebut memposisikan dirinya ke Dominant Hegemonic. Adityo dengan jawabanya tersebut, Dirinya kerap kali meng-revew film yang telah ia tonton, sehingga Adityo memahami perkembangan perfilman. Saat melakukan wawancara bersama Indah, menganggap bahwa perempuan di era kini harus lebih ditampilkan sebagai sosok yang kuat, sehingga perfilman Hollywood terus memproduksi film-film hero perempuan yang berkualitas, dan juga tidak dijadikan sebagai obyek seks. Jawaban Indah melihat saat di lakukan wawancara, dirinya tidak terlalu mengemari genre film bertemakan superhero , dirinya kerap kali menonton bertemakan drama, hal ini terlihat bahwa indah tidak mengikuti pekembangan perfilman Hollywood, karena selalu mematokan salah satu genre film bertemakan drama. Namun berbeda dengan pandangan Adrian, Ia pun memiliki pandangan yang kritis terhadap konstruksi perempuan dalam film, Adrian berada di oppositional position. Meurut dirinya perempuan dalam film kerap kali dijadikan pemanis dalam adegan atau pendamping laki-laki. Dengan seperti itu perempuan memiliki kecenderungan dieksploitasi oleh mediafilm. Di dalam FGD Adrian mengungkapkan peran perempuan belum berubah, hingga kini perempuan masih dijadikan sebagai obyek seks. Dani memiliki pandangan kurang kritis, selalu mengikuti jawaban rekannya atas pemaknaan saat FGD, dan juga dirinya memposisikan dalam negotiated position. Ia menganggap perempuan dalam film berjenre action menggambarkan sebagai sosok yang maskulin, namun lainnya di film drama, komedi, horor. Perempuan digambarkan sebagai pemanis dalam adegannya. Tabel 3.3. Pemaknaan informan NA terhadap Katniss sebagai Hero Perempuan dalam film The Hunger Games No Informan Instansi Pemaknaan Kesetujuan Posisi Kahalayak 1 Hanifah NA Sosok Katniss terlihat kuat, cerdas, tangguh, bisa survive dan juga ahli memanah. Katniss terlihat unik, karena mempunyai bakat alami, dia tidak memerlukan alat-alat canggih dan juga kekuatan super, dia bisa dikatakan sebagai hero. Hanifa pun menyetujui karakter dalam film tersebut. Setuju Dominant Hegemonic 2 Maulida NA Menganggap dalam film ini perempuan terlihat cerdas dan penuh strategi. dirinya juga tidak memikirkan diri sendiri dan juga rela berkorban. Maulida suka dengan karakter Katniss yang kuat dan berani, tapi aku tidak setuju kalau dia negatif thingking Tidak terlalu setuju Negotiated Position 3 Fatimah NA Berargumen Katniss adalah perempuan cerdas dan juga perempuan yang tangguh. Fatimah menyetujui perempuan seperti Katniss, meskipun dalam kehidupan ini tidak Tidak terlalu Negotiated Position ada seperti yang ditampilkan oleh film tersebut. setuju 4 Devi NA Berpendapat Katniss perempuan yang pintar dan percaya diri. Namun Devi berargumen film tersebut mengajarkan tentang perbudakan. Dan juga perempuan pada umumnya masih sulit untuk ditemukan yang memiliki karakter seperti Katniss. Tidak setuju Oppositional Position Dengan melihat tabel di atas, informan gerakan perempuan Nasyiatul Aisyiyah memiliki pemaknaan yang berbeda, Ketiga informan menanggapai film tersebut menggambarkan perempuan kuat, cerdas dan tangguh, hal itu yang diutarakan oleh Maulida dan Fatimah. Namun mereka tidak terlalu menyetujui ada yang ditampilkan oleh film tersebut, terdapat beberapa adegan yang membuat kedua informan tersebut masuk kedalam negotiated opotions, dilihat berdasarkan latar belakang sosial mereka. Bahwa perempuan dalam film tersebut memiliki karakter yang tidak sesuai yang kedua informan harapkan. Sedangkan Devi ada penolakan terhadap pesan yang disampaikan oleh film tersebut, menurut dirinya film ini mengajarkan tentang pembudakan suatu negara terhadap masyarakatnya. Dengan melihat latar belakang sosial Devi, dirinya memiliki karakter pendiam dan lembut. Ia juga tidak terlalu menyukai film-film Hollywood khususnya Hollywood, namun koreadrama yang membuat dirinya menyukain film tersebut. Devi memposisikan dirinya oppositional position . Hanifah memiliki pandangan yang berbeda, dirinya manganggap perempuan dalam film tersebut ditampilkan sebagai perempuan kuat dan juga tangguh. Hanifah berada diposisi dominant hegemonic, menurutnya perempuan dalam film tersebut memberikan suatu motivasi terhadap dirinya untuk menjadi perempuan yang lebih maju dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan, juga film tersebut memiliki ciri khas tersendiri, yakni gambaran perempuan yang memakai atribut panah dan pin yang dimilikinya. Tabel 3.4. Pemaknaan informan Nonton YK terhadap Katniss sebagai Hero perempuan dalam film The Hunger Games No Informan Instansi Pemaknaan Kesetujuan Posisi Kahalayak 1 Adrian Nonton YK Katniss merupakan perempuan maskulin, terlihat dari kemampuan, kecerdasan dan ketangguhannya. Dirinya pun telah berkorban demi keluarga dan distrik12. Dalam sebuah realita, perempuan pada umumnya memiliki Setuju Dominant Hegemonic eksistensi lebih dari laki-laki layakya film tersebut. 2 Adityo Nonton YK Katniss digambarkan sebagai perempuan kuat, ahli memanah dan percaya diri. sosok Katniss memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan hero lain. Setuju Dominan Hegemoni 3 Dani Nonton YK Perempuan dalam film tersebut memiliki kemampuan handal memanah dan bisa bertahan hidup. Kepahlawanan Katniss dituntut oleh lingkungannya, sehingga dirinya mampu berjuang di arena hunger games. Dan juga Karakter Katniss memiliki ketertarikan bagi penontonnya. Setuju Dominan Hegemonic 4 Indah Nonton YK Berargumen, karakter perempuan dalam film tersebut terlihat kuat, pintar dan berkarisma jingga bisa diandalkan oleh keluarganya. Karakter Katniss dalam film tersebut bisa menjadikan motivasi bagi para kaum perempuan agar Setuju Dominan Hegemonic bisa lebih berkemajuan. Keempat informan Nonton YK, memiliki pandangan yang sama terhadap karakter Katniss sebagai hero perempuan dalam film tersebut. Adrian, Adityo, Dani dan Indah menganggap perempuan dalam film tersebut memiliki karakter yang maskulin, layaknya laki-laki. Keempat informan menempati posisi dominant hegemonic, karena mempercayai perempuan dalam film tersebut memberikan inspirasi terhadap penontonnya. Terlihat dari penuturan Indah saat wawancara berlangsung. Dirinya memiliki karakter, lembut, emosional, dan juga tidak percaya diri, sehingga Indah merasa termotivasi atas perempuan yang digambarkan film tersebut dan juga dirinya untuk mencoba berorahraga memanah ingin mengikuti karakter Katniss. Dengan penuturan Dani, Adrian, dan Adityo, pengetahuan dirinya mengenai hero dalam film bukan hal yang umum, karena dari ketiga informan ini memiliki ketertarikan tersendiri bila melihat film-film bertemakan sosok hero. Pengetahuan ketiga informan mengenai sosok hero perempuan dalam film cukup lugas. Sehingga mereka mengerti dan mengikuti perkembangan industri perfilman bertemakan pahlawan. Tabel 3.5. Pemaknaan informan NA terhadap atribut yang digunakan Katniss sebagai Hero Perempuan No Informan Instansi Pemaknaan Kesetujuan Posisi Kahalayak 1 Maulida NA Berargumen, bahwa perempuan konstruksikan sebagai sosok maskulin baik dari pakaian maupun atribut yang digunakan panah dan pin monkinjay. Hero perempuan dalam film ini memiliki perbedaan dengan hero perempaun lainnya, terlihat dari pakaian yang digunakan, dalam film ini pakaian yang digunakan tak terlihatt seksi berbeda dengan film yang lain, selalu memperlihatkan keseksiannya. Setuju Dominant Hegemonic 2 Fatimah NA Fatimah menganggap dalam film tersebut perempuan tidak diperlihatkan sebagai perempuan seksi, tapi yang ditonjolkan yakni kekuatannya. berbeda dengan film Catwomen, yang memakai pakaian ketat, namun di film ini lebih menonjolkan sosok maskulin baik pakaian hingga alat yang digunakan. Setuju Dominant Hegemonic 3 Devi NA Menganggap atribut yang digunakan Katniss yakni yang sering digunakan laki-laki, Katniss dengan pakaiaan yang dirinya pakai terlihat perempuan tomboi. Setuju Dominan Hegemonic 4 Hanifah NA Perempuan dalam film ini memiliki perbedaan dengan yang lain. Hero perempuan dalam film ini memakai pakaian casual, alat yang digunakan panah. Tidak seperti film hero perempuan yang lainnya sehingga selalu memperlihatkan atribut- atribut yang seksi. Setuju Dominant Negotiated Dalam industri perfilm dunia acap kali hero perempuan ditampilkan menggunakan pakaian ketat, seksi, dan memiliki tubuh ideal cantik, tinggi, putih, seksi sehingga perempuan ditampilkan sebagai pemanis cinema atau objek seks. Tak hanya itu perempuan pun dikarakterkan sosok memiliki kekuatan, tanggu, pintar dan bisa menjadi pemimpin. Seperti halnya hero Perempuan dalam film The Hunger Games dikonstruksikan memiliki karakter cerdas, memiliki hunting skill yang baik, kuat, tangguh dan sebagiannya. Namun dalam film ini perempuan ditampilkan pribadi yang maskulin baik pakaian yang dipakai hingga atribut yang digunakannya, dan juga tidak ditampilkan sebagai perempuan yang seksi, tapi layaknya laki-laki. Terlihat dari pemaknaan informan Nasyiatul Aisyiyah, keempat informan tersebut yakni Maulida, Fatimah, Devi dan Hanifah menyetujui atribut yang digunakan film The Hunger Games tidak di tampilkan dengan perempuan seksi. Keempat informan menduduki posisi dominant hegemonic. Seperti halnya argumen Hanifah saat diwawancara Menganggap, perempuan dalam film tersebut ditampilkan layaknya laki-laki, baik dari pakaian mau pun atribut yang digunakannya seperti panah. Dalam film tersebut perempuan tidak digambarkan pribadi yang seksi, sehingga amat jarang perempuan ditampilkan seperti film The Hunger Games. Hanifah saat ini berkerja sebagai pustakawati di Yogyakarta, sehingga dirinya acap kali membaca buku-buku bertemakan perempuan. Ia mengaggap perempuan dilingkungan masyarakat, selalu terpengaruh oleh media massa, karena media memiliki pengaruh amat kuat bagi khalayak dan juga memiliki dampak negatif bagi yang mengkonsumsinya. Hanifah juga telah membaca novel The Hunger Games, menurutnya, atribut dan pakaian dalam film ini ditampilkan sama dengan yang dinarasikan dalam novel. Tabel 3.6. Pemaknaan informan Nonton YK terhadap atribut yang digunakan Katniss sebagai Hero No Informan Instansi Pemaknaan Kesetujuan Posisi Kahalayak 1 Adityo Nonton YK Perempuan terlihat penampilannya layaknya laki-laki, terlihatnya juga tomboi dan pakaiannya simple. Cara bertuturnya pun cenderung singkat atau cuek. Setuju Dominant Hegemonic 2 Adrian Nonton YK Penampilan Katniss terlihat maskulin, dan juga atribut yang digunakan yakni pin monkinjay juga senjata panah. Hal itu membuat keunikan Katniss seorang hero yang berbeda dengan atribut pada hero perempuan lain lebih menampilkan fisik dan seksi. Tapi dalam adegan film tersebut juga ada beberapa potongan- potongan gambar yang di jadikan bumbu- bumbu pemanis. Tidak terlalu Setuju Negotiated Position 3 Dani Nonton YK Menganggap atribut dalam film tersebut memiliki ketertarikan tersendiri, terlihat dari atribut dan pakaian yang dikenakan, bagus dan tidak ada masalah. Setuju Dominant Hegemonic 4 Indah Nonton Perempuan dalam film tersebut terlihat feminin YK saat menggunakan gaun, namun dalam keseharianya terlihat maskulin dengan menggunakan pakaian seperti laki-laki, dan atribut yang dikenakan yakni panah. Juga tidak terlihat seksi Setuju Dominant Hegemonic Tabel diatas dapat dilihat posisi pemaknaan informan Nonton YK, Adrian yang memiliki argument sedikit berbeda, perempuan dalam film tersebut terlihat seperti laki-laki, baik pakaian atau pun atribut yang digunakan. Tapi beberapa adegan memperlihatkan sebagai bumbu-bumbu pemanis, namun dalam film lainnya, tidak hanya adegan juga atribut dan pakaian pun terlihat seksi. Adrian menempatkan posisi negotiated position. Namun perbedaan dengan ketigaa informan Dani, Adityo dan Indah, terlihat tidak ada penolakan terhadap tabel diatas. Mereka memaknai sepenuhnya pesan yang disampaikan dalam beberapa Sceen film tersebut. Ketiga informan menempatkan posisi dominant hegemonic. Dani menganggap atribut dan pakaian yang digunakan hero perempuan dalam film tersebut tidak ada permasalahan, apa lagi fasion barat hal itu tidak bisa menyamaratakan dengan agama, Dani menanggapi isu pada tabel di atas kurang mengkritisi karena dirinya tidak mengetahui pesan yang disampaikan oleh film tersebut. Sedangkan Indah berargumen perempuan dalam film The Hunger Games memiliki karakter yang sangat kuat, berani juga cerdas dan atribut yang digunakan, pakaian pun juga seperti dikenakan oleh laki-laki, hal tersebut yang menonjol dalam film ini. Sehingga film ini memiliki perbedaan dengan film Catwomen, yang menggunakan pakaian ketat juga terlihat seksi. Saat melakukan wawancara dengan Indah, dirinya memiliki suatu pemahaman atas doktrin yang ditanamkan dalam dirinya, bahwa perempuan harus berpenampilan rapih, cantik, dan anggun, tidak terlihat tomboy, seperti halnya dalam film tersebut. Tabel 3.7. Pemaknaan informan NA terhadap laki-laki sebagai pendamping hero perempuan “Katniss” No Informan Instansi Interpretasi Kesetujuan Posisi Kahalayak 1 Maulida NA Sangat pengaruh, sehingga memiliki peran penting dalam film tersebut, juga memberikan dorongan kepada Katniss hingga menjadi pemenang. Setuju Dominant Hegemonic 2 Fatimah NA Peran laki-laki tidak berpengaruh sehingga tidak memiliki peran lebih, film ini memperlihatkan perjuangan seorang perempuan. Tidak Setuju Oppositional Position 3 Devi NA Peran laki-laki dalam Tidak film tersebut berperan tapi tidak terlalu berkontribusi atas perjuangan Katniss. terlalu setuju Negotiated Position 4 Hanifah NA Tidak berpengaruh terlalu besar kepada Katniss, tapi sebaliknya Katniss memiliki pengaruh besar kepada Peeta. Tidak terlalu setuju Negotiated Position Pengamatan yang dilakukan terhadap Informan NA terhadap peran laki-laki sebagai pendamping tokoh hero perempuan, sehingga memiliki pendapat yang berbeda dari masing-masing keempat informan, Namun Devi dan Hanifah memiliki anggapan yang hampir sama, peran laki-laki dalam film The Hunger Games tidak memiliki pengaruh terlalu besar, karena perjuangan Katniss memperlihatkan ketangguhan dan kemandirianya sehingga bisa menjalankan sendiri. seperti Devi menganggap laki-laki tidak terlalu berkontribusi, tapi untuk menguatkan. Dengan memihatat latar belakang sosialnya, Devi terlihat percaya bahwa bila tidak ada yang menguatkan, perempuan akan runtuh. Sedangkan Hanifah laki-laki tidak berpengaruh besar tehadap perempuan dalam film tersebut, namun kebalikannya, bahwa perempuan yang memiliki pengaruh besar kepada laki-laki. Fatimah memiliki pemaknaan tersendiri, peran Peeta terhadap Katniss tidak memiliki pengaruh sehingga tidak ada berkontribusi, hanya sebagai rekan saja. Dengan sendiri pun Katniss bisa melakukan heroik seperti yang ditampilkan dalam film tersebut. Sementara Maulida menyetujui pesan yang disampaikan oleh film tersebut, yang menganggap laki-laki memiliki peran sangat penting bagi Katniss, sehingga dengan kedatangn Peeta membantu Katniss memenangkat permainan tersebut. Dengan melihat latar belakang informan NA, terlihat jelas bahwa keempat informan memiliki satu paham, yang mana perempuan juga harus memiliki peran imbang dengan laki-laki, dalam bidang pendidikan, ekonomi, bahkan jender. Hal itu sangat terlihat bahwa NA memiliki pandangan hampir sama atas perempuan pun yang digambarkan dalam film tersebut, perempuan juga bisa melakukan apapun dengan sendirinya, tanpa bantuan dari sosok laki- laki. Hal tersebut terlihat bahwa latar belakang sosial memiliki pengaruh atas pemaknaan teks dalam media. Tabel 3.8. Pemaknaan informan Nonton YK terhadap laki-laki sebagai pendamping Hero perempuan “Katniss” No Informan Instansi Interpretasi Kesetujuan Posisi Kahalayak 1 Dani Nonton YK Peran laki-laki sangat jelas membantu perempuan dalam film tersebut , sehingga laki-laki mengorbankan dirinya untuk keselamatan Katniss. Setuju Dominant Hegemonic 2 Adrian Nonton YK Peran Peeta membantu Katniss, peran Peeta sangat penting dalam kehidupan Katniss. Setuju Dominant Hegemonic 3 Adityo Nonton YK Peran laki-laki dalam film tersebut sangat membantu Katniss karena Peeta sebagai kunci kemenangan Katniss. Setuju Dominant Hegemonic 4 Indah Nonton YK Peeta tidak berpengaruh terhadap Katniss, tapi Peeta membuat Katniss milindungi dirinya. Setuju Oppositional Position Tabel diatas dapat terlihat posisi pembacaan ketiga informan Nonton YK sama dengan menempati posisi dominant hegemonic. Ketiga informan tersebut Dani, Adrian dan Adityo berargumen peran laki-laki memiliki pengaruh terhadap sosok perempuan dalam film tersebut, sehingga dirinya mengorbankan diri demi kemenangan Katniss. peran Peeta menjadi sebuah kunci kemenangan Katniss dan juga memiliki pengaruh sangat besar menjadi pendamping hero perempuan dalam film tersebut. Dengan melihat latar belakang Adrian, dirinya mengaggap bahwa perempuan dalam film tersebut masih ditampilkan sebagai sosok yang lemah meskipun telah digambarkan sebagai hero. Sementara Indah memiliki pandangan yang berbda, Peran laki-laki tidak berpengaruh besar terhadap sosok perempuan dalam film tersebut. Dengan melihat latar belakang Indah, dirinya menganggap perempuan dapat berdiri sendiri tanpa ada dorongan sosok laki-laki, perempuan pun bisa memiliki kesetaraan dengan laki-laki, seperti layaknya yang ditampilkan film The Hunger Games . perempuan bisa kuat juga mengalahkan laki-laki. Terlihat dari latar belakang sosial Indah, yang kerap kali ditanamkan sebagai perempuan anggun, lembut oleh lingkunganya. Ia menekankan hingga menggabungkan dengan realitanya bahwa laki-laki dalam film tersebut tidak memiliki pengaruh, dan juga perempuan pada umumnya memiliki kemampuan untuk mengerjakan sesuatu tanpa dorongan dan bantuan dari laki- laki, menurutnya perempuan pada saat ini telah banyak perempuan yang kuat. Pada hasil analisis yang telah peneliti beberkan diatas tadi, maka dapat penelti distribusikan penerimaan kedua instansi NA dan Nonton YK dalam tabel penerimaan khalayak terhadap hero perempuan dalam film The Hunger Games dibahwah ini: Tabel 3.9. Penerimaan Penonton Terhadap Sosok Hero perempuan dalam Film The Hunger Games “NA dan Nonton YK” No Informan Pemaknaan informan konstruksi perempuan dalam film Hollywood Pemaknaan informan terhadap Katniss sebagai hero perempuan dalam film The Hunger Games Pemaknaan informan terhadap atribut yang digunakan Katniss sebagai hero perempuan Pemaknaan informan terhadap peran laki- laki sebagai pendamping hero perempuan 1 Hanifah NA Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic Negotiated Position 2 Fatimah NA Dominant Hegemonic Negotiated Position Dominant Hegemonic Oppositional Position 3 Maulida NA Oppositional Position Negotiated Position Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic 4 Devi NA Negotiated Position Oppositional Position Dominant Hegemonic Negotiated Position 5 Dani NontonYK Negotiated Position Dominant Hegemonic Negotiated Position Dominant Hegemonic 6 Adrian NontonYK Oppositional Position Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic 7 Aditya NontonYK Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic Negotiated Position Dominant Hegemonic 8 Indah NontonYK Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic Dominant Hegemonic Oppositional Position

A. Catatan Penutup

Setelah peneliti menganalisis penerimaan penonton terhadap sosok hero perempuan dalam film The Hunger Games dan membagi beberapa sub- bab diantaranya peneliti membagi sub-bab penerimaan khalayak terhadap karakter hero perempuan dalam film The Hunger Games, yang dilihat dari konstruksi perempuan dalam film Hollywood, karakter Katniss sebagai hero perempuan dalam film The Hunger Games, atribut yang digunakannya Katniss sebagai hero perempuan, dan posisi laki-laki sebagai pendamping hero perempuan. Peneliti juga sudah mengunakan subjekinforman gerakan perempuan Nasyiatul Aisiyah dan komunitas Nonton YK. Kedua instansi tersebut menduduki beragam posisi diantaranya dominant hegemonic, negotiated position , dan opposition position. Menurut Jane Stokes studi khalayak menepatkan pengalaman khalayak sebagai pusat penelitian 2006:148. Dengan pemaparan tersebut peneliti menganalisis berdasarkan latar belakang informan dari kedua instansi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menemukan berbagai macam pemaknaan yang dilakukan oleh kedelapan informan dari kedua istansi NA dan Nonton YK tersebut, mulai dari dominant hegemonic, negotiated position hingga oppositions position . Kedua instansi memandang hero perempuan dalam film tersebut meiliki keunikan, hingga menjadikan perbedaan dengan film lainnya, sehingga peneliti melihat beberap informan termotivasi atas konstruksi hero perempuan dalam film tersebut.

Dokumen yang terkait

Representatif kapitalisme dalam film the hunger games :(analisis semiotika John Fiske mengenai kapitalisme dalam film The Hunger Games)

7 50 103

PENERIMAAN PENONTON TERHADAP ISU RASISME DALAM FILM HOLLYWOOD (Analysis Reception Film 12 Years a Slave pada Komunitas Film ‘Yuk Nonton dan HMJ Antropologi UGM)

2 23 129

PEMBACAAN PENONTON MUSLIM TERHADAP KODE-KODE DOMINAN FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN PEMBACAAN PENONTON MUSLIM TERHADAP KODE-KODE DOMINAN FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN TENTANG GENDER DAN SEKSUALITAS.

0 4 22

ANALISIS RESEPSI PENONTON PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP KEKERASAN PADA PEREMPUAN DI FILM DIE FREMDE Analisis Resepsi Penonton Perempuan Yan Sudah Menikah Terhadap Kekerasan Pada Perempuan Di Film Die Fremde (When We Leave).

0 1 13

ANALISIS RESEPSI PENONTON PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP KEKERASAN PADA PEREMPUAN DI FILM Analisis Resepsi Penonton Perempuan Yan Sudah Menikah Terhadap Kekerasan Pada Perempuan Di Film Die Fremde (When We Leave).

0 0 16

PENERIMAAN PEREMPUAN TERHADAP EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA BERTEMA KOMEDI SEKSUAL.

0 0 10

REPRESENTASI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (Studi Semiotik Representasi Kekerasan Pasa Perempuan dalam Film Perempuan Berkalung Sorban).

5 11 83

Film dan Perempuan: Kegagalan Film Gone Girl Dalam Membentuk Sosok Perempuan Baru di Industri Film Hollywood

0 1 18

PENERIMAAN PENONTON DEWASA TERHADAP SOSOK JOKOWI DALAM VIDEO BLOG (VLOG)

0 0 17

SKRIPSI ANALISIS NARATIF KARAKTER PEREMPUAN MELALUI TOKOH KATNISS DALAM FILM THE HUNGER GAMES

0 0 18