Pembuatan larutan DPPH Penentuan panjang gelombang serapan maksimum Penentuan operating time Penentuan aktivitas antioksidan sampel uji Penentuan persen pemerangkapan

29

3.7 Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak etanol buah terong lalap ungu dilakukan dengan cara perkolasi. Prosedur pembuatan ekstrak sebanyak 100 g serbuk simplisia dibasahi dengan etanol 96 dan dibiarkan selama 3 jam. Kemudian dimasukkan ke dalam alat perkolator, lalu dituang cairan penyari etanol sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari diatasnya, mulut tabung perkolator ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir dengan kecepatan 1 mlmenit, perkolat ditampung. Cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya sehingga selalu terdapat cairan penyari di atas simplisia. Perkolasi dihentikan jika cairan perkolat yang terakhir keluar tidak berwarna, lalu pekatkan dengan alat penguap vakum putar hingga diperoleh ekstrak kental Depkes RI, 1979. Bagan kerja pembuatan ekstrak etanol dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 50. 3.8 Pengujian Aktivitas Antioksidan 3.8.1 Prinsip metode pemerangkapan radikal bebas DPPH Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas DPPH 1,1 diphenyl-2-picryl-hidrazyl dalam larutan metanol sehingga terjadi perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning dengan nilai IC 50 konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas 50 digunakan sebagai parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel uji Molyneux, 2004.

3.8.2 Pembuatan larutan DPPH

Sebanyak 20 mg DPPH dilarutkan dalam metanol hingga volume 100 ml untuk mendapatkan larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 ppm. Dipipet Universitas Sumatera Utara 30 sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 40 ppm.

3.8.3 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400 - 800 nm. Gambar alat spektrofotometer dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 61.

3.8.4 Penentuan operating time

Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm diukur serapannya pada panjang gelombang serapan maksimum yang telah diperoleh. Data absorbansi operating time dapat diliha pada Lampiran 8, halaman 54. 3.8.5 Pembuatan larutan induk Sebanyak 25 mg ekstrak terong lalap ungu ditimbang, kemudian dilarutkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 1000 ppm.

3.8.6 Penentuan aktivitas antioksidan sampel uji

Larutan induk dipipet sebanyak 0,15 ml; 0,20 ml; 0,25 ml; dan 0,30 ml ke dalam labu tentukur 10 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 30 ppm. Ditambahkan 2 ml larutan DPPH 0,5 mM 200 ppm ke dalam masing-masing labu tentukur lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Didiamkan selama 60 menit. Lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-visible pada panjang gelombang 516 nm.

3.8.7 Penentuan persen pemerangkapan

Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH peredaman warna ungu DPPH akibat adanya penambahan sampel. Penentuan Universitas Sumatera Utara 31 persen pemerangkapan radikal bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut: pemerangkapan = A kontrol - A sampel A kontrol x 100 Keterangan: A kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan persen pemerangkapan DPPH dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 55 - 59.

3.8.8 Penentuan nilai IC