commit to user
53
Masa mulai tahun 2006 hingga 2010 adalah masa transisi dalam karya Biranul Anas. Pada tahun 2006 hingga 2010 karya-karya seni serat Biranul Anas beragam
jenis baik itu dari segi teknik, bahan, visualisasi dan terutama segi tematiknya. Pada tahun 2006 hingga 2010 dapat dilihat perkembangan serta perubahan yang terjadi
sehingga dapat melihat pengaruh konsep penciptaan terhadap karya dengan menggunakan kajian estetika.
B. Jenis-Jenis Karya Tapestri Biranul Anas Zaman
Berdasarkan karya-karya seni serat tapestri yang telah di buat oleh Biranul Anas Zaman dalam kurun waktu lima tahun terakhir yakni dari tahun 2006-2010,
dapat diklasifikasikan berdasarkan tema yang diangkat dalam karya yang ada. Tema- tema tersebut adalah tema pencitraan alam, tema lingkungan hidup, tema budaya,
tema perempuan, serta tema politik. Dari kelima tema yang ada, diambil dua contoh dari setiap tema yang diambil. Sehingga terdapat 10 karya yang akan menjadi sample
dalam penelitian ini. Kesepuluh karya tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user
54
PERAHU CERBON
Judul : PERAHU CERBON
Tahun : 2006
Ukuran : 50x160 cm
Teknik : embroidery, tapestry weave, collage, macrame
Material : agrilyc wool,bambu, cat semprot
Garis ruang space paka karya berjudul Perahu Cerbon menampilkan garis- garis yang didominasi lekukan serta gelombang yang halus. Garis-garis tersebut
membentuk kesan yang dinamis. Kesan dinamis menggambarkan suasana pantai di daerah pantai carbon. Garis-garis yang ada pada kayra membentuk suatu kesatuan
yang membentuk bentuk shape form. Bentuk shape form pada karya Perahu Cerbon terdapat tiga bentuk utama. Pertama adalah bentuk Perahu Cerbon sebagai
pusat perhatian point of interest pada karya ini. Bentuk lainnya adalah gelombang lautdan langit, kedua bentuk ini membentuk latar pendukung bagi perahu cerbon serta
memperkuat kesan yang ada pada karya.
commit to user
55
Warna color pada karya Perahu Cerbon di dominasi warna merah. Warna merah menggambarkan suasana langit di laut carbon pada waktu senja. Senja hari
adalah saat bagi para nelayan unutk berangkat berlayar. Selain warna merah juga terdapat wrna biru yang menggambarkan air laut yang bitu. Warna merah dan biru
dalam karya Perahu Cerbon adalah latar dan menguatkan kesan bagi perahu carbon yang merukapan lakon pada karya ini.
Pusat perhatian pont of interest pada karya ini adalah perahu carbon, perahu carbon digambarkan dengan menggunakan element kayu, rotan serta simpul
macramé. Kesan perahu carbon yang sederhana, keras namun luwes. Kesan-kesan tersebut dimunculkan melalui tekstur dari kayu dan rotan yang sederhana, kaku
namun bentuknya yang melengkung membentuk kesan yang luwes. Sedangkan teknik macramé menggambarkan jaring nelayan. Kesan sederhana kaku namun luwes
tersebut menggambarkan sifat nelayan tradisional Indonesia. Secara keseluruhan garis ruang space, bentuk shape form, warna color dan tektur texture pada karya
perahu carbon memunculkan irama, keseimbangan dan pusat perhatian yang membentuk satu kesatuan unity karya ini menggambarkan pemandangan atau
pencitraan alam yang kuat.
commit to user
56
TAMAN SURYA II
Judul : TAMAN SURYA II
Tahun : 2008
Ukuran : 130x350 cm
Teknik : tapestry weave, macrame,collage,embroidery
Material : acrilyc wool, katun, jute, wood, prada
commit to user
57
Warna color pada karya Taman Surya II di dominasi warna hijau. Warna hijau merupakan warna dedaunan, warna hijau memunculkan kesan asri dan sejuk
dan merepresentasikan suasana taman itu sendiri. Warna coklat yang melekat pada karya unsur kayu menggambarkan bentuk kayu. Selain hijau dan coklat terdapat pula
gradasi warna jingga ke kuning serta gradasi warna biru ke putih. Warna-warna gradasi ini menggambarkan suasana surya yang cerah dan segar. Hal ini sesuai
dengan tema karya Taman Surya II yaitu tema pencitraan alam. Tekstur texture pada karya Taman Surya II bergelombang dengan adanya
unsur serat jute dan kayu membentuk tesktur yang bergelombang. Gelombang- gelombang tersebut kemudian membentuk kesan garis ruang space pada karya
Taman Surya II, yang didominasi oleh garis-garis lurus membentuk kesan yang tegas. Kumpulan dari garis-garis lurus membentuk bentuk baru. Bentuk tersebut
adalah bentuk dari denaunan. Bentuk dedaunan ini mendominasi setiap bagian karya Taman Surya II. Selain bentuk daun terdapat pula unsur kayu yang berbentuk
abstrak. Pada karya ini tidak ditemukan bentuk-bentuk yang menjadi pusat perhatian point of interest tetapi tiap-tiap unsur membentuk suatu irama dan membentuk
suasana keseimbangan balance di tiap sisinya sehingga terbentuk suatu kesatuan unity.
commit to user
58
SERPIH WARIS SUMBA
Judul : SERPIH WARIS SUMBA
Tahun : 2006
Ukuran : 100x200 cm
Teknik : tapestry weave, kolase
Material : jute, kayu, prada, enamel paint
commit to user
59 Garis ruang space pada karya Serpih Waris Sumba di dominasi garis-garis vertikal
yang berada di bagaian pinggir karya. Garis-garis tersebut tersusun rapi di pinggir kanan ataupun kiri karya, membentuk tekstur yang bergelombang tekstur dan bila dilihat secara
seksama gelombang-gelombang tersebut membentuk bentuk undak-undakanatau tangga berundak. Gelombang-gelombang tersebut membentuk kesan yang kaku dan keras. Kesan
kaku dan keras juga terdapat pada elemen kayu yang terdapat di bagian tengah karya. Karya Serpih Waris Sumba tidak menampilkan bentuk-bentuk yang eksplisit
menggambarkan bentuk-bentuk atau mengangkat motif-motif kebudayaan daerah Sumba. Pada karya ini bentuk-bentuk yang ada adalah bentuk geometiris yang cenderung bersifat
abstrak. Bentuk abstrak ini juga terlihat dari garis-garis vertikal yang tersusun membentuk anaka tangga. Hal ini dapat diartikan sebagai penggambaran akan sistem masyarakat Sumba
yang masih memegang kuat tradisi mereka, diantaranya adalah sistem pengkastaan dalam kebudayaan mereka yang masih di pegang teguh oleh anggota masyarakat suku Sumba.
Karakter kebudayaan Sumba muncul dari warna-warna yang terdapat pada karya Serpih Waris Sumba. Warna hitam, abu-abu, merah serta krem merupakan warna-warna yang
identik dengan kebudayaan Sumba. Secara garis besar karya Serpih Waris Sumba merupakan karya Biranul Anas yang bertemakan kebudayaan. Pencitraan atau penggunaan bentuk-
bentuk budaya Sumba tidak secara langsung dimunculkan oleh Biranul Anas, dengan menggunakan teknik penyampaian pesan yang bersifat implisit. Nuansa Sumba muncul
melalui warna-warna yang diggunakan dalam karya Serpih Waris Sumba.
commit to user
60
EUIS
Judul : EUIS
Tahun : 2006
Ukuran : 80x160 cm
Teknik : tapestry weave, embroidery, collage
Material : acrilyc, wool, pitrit
commit to user
61
Euis adalah karya Biranul Anas yang menggangkat tema Keudayaan, selain menggangkat tema feminis perempuan. Euis sendiri merupakan panggilan untuk
wanita di daerah Jawa Barat atau Sunda. Maka dari sini kita dapat melihat bahwa karya ini menggangkat kebudayaan Jawa Barat atau Sunda dari sudut pandang
wanita. Nuansa feminim terlihat jelas dari segi warna, bentuk-bentuk bunga, kain batik yang berfungsi sebagai kemben yang menutup bagian bawah tubuh dari bagian
perut hingga lutut atau mata kaki. Motif batik yang ada pada karya ini menunjukkan bahwa kain batik merupakan bagian dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk Jawa
Barat Sunda. Garis ruang space pada kerja Euis menampilkan garis-garis yang bersifat
luwes serta kalem. Garis-garis yang yang lembut pada karya euis senada dengan warna color yang terdapat pada karya ini. Warna-warna yang diambil pada karya ini
adalah warna-warna yang lembut soft menggambarkan sifat wanita sunda yang halus serta ramah. Warna-warna seperti hijau muda serta kuning muda
melambangkan kehidupan masyarakat Sunda yang cederung agraris dalam artian banyak dari masyarakat Sunda tradisional yang menggandalkan kegiatan hidupnya
dengan bercocok tanam. Bunga-bunga pada dalam karya ini selain sebagai pemanis dalam hal segi estetis juga berfungsi sebagai penguat makna feminim dalam karya
Euis ini. Yang melambangkan kecantikan wanita Indonesia pada umunya serta Sunda pada khusunya yang alami.
commit to user
62
MEI MEI
Judul : MEI MEI
Tahun : 2006
Ukuran : 80x160 cm
Teknik : tapestry weave, embroidery, collage
Material : acrilyc, wool, pitrit, daun sukun kering
commit to user
63
Garis ruang space pada karya Mei-Mei di dominasi lekukan-lekukan yang bersifat halus kesan halus tersebut melambagkan sifat dari wanita yang di indentikkan
dengan sifat feminism dan gemulai. Benuk shape form pada karya Mei-Mei seperti kupu-kupu dan buketan bunga semakin memperkuat kesan feminism pada karya Mei-
Mei ini. Bentuk-bentuk pada karya Mei-Mei meruupakan bentuk-bentuk yang kental dengan nuansa oriental atau chinies.
Karakter dari bentuk bunga dan dedaunan semakin kuat terlihat dari penggunaan material dedaunan kering pada bagian buketan, sehingga memunculkan
tekstur yag kuat pada bentuk buketan tersebut. Maka dapat terlihat bahwa pusat perhatian point of interest pada karya ini adalah bentuk buketan serta kupu-kupu.
Karya Biranul Anas yang berjudul Mei-Mei didominasi oleh warna merah muda dan warna-warna soft lainnya.
Warna merah muda menggambarkan nuansa oriental dan feminism yang kental pada karya ini. Sehingga taj salah bila menggolongkan karya Mei-Mei pada
tema perempuan feminism. Selain tema perempuan, karya Mei-Mei juga mengangkat issue kebudayaan di dalamnya. Hali ini didasari pada bentuk dan warna
yang terdapat pada karya ini adalah warna dan bentuk yang identik dengan etnis china. Namun China disini berbeda dengan China di Negara China, melainkan China
yang ada di Indonesia. Hal ini menjelaskan proses akulturasi kebudayaan yang terjadi di Indonesia.
commit to user
64
MADAME
Judul : MADAME
Tahun : 2009
Ukuran : 80x160 cm
Teknik : tapestry weave, embroidery, collage
Material : acrilyc wool, pitrit, daun sukun kering
commit to user
65
Warna color pada karya Biranul Anas yang berjudul Madame. Di dominasi oleh warna ungu. Warna ungu menjadi warna backgaround pada karya ini. Warna
ungu memberikesan feminism pada karya ini. Selain kesan feminism, warna ungu juga merupakan warna bagi para keum bangsawan di eropa. Selain warna ungu
terdapat warna hijau, biru serta warna coklat. Walau sedikit warna hijau,biru dan coklat terlihat jelas pada karya menimbulkan karakter yang kuat, hal ini di karenakan
warna-warna tersebut tersusun dari benang acrilyc woll serta material daun kering, perpaduan dari kedua bahan tersebut memunculkan tekstur yang kuat.
Garis ruang space pada karya Madame di dominasi oleh garis-garis lenbgkung yang memunculkan kesan lembut. Garis-garis ruang ini kemudian
membentuk bentuk-bentuk seperti bunga, daun, burung merak, kupu-kupu. Bidang- bidang tersebut di visualisasikan dalam bentuk yang cenderung bersifat feminism.
Bentuk-bentuk merak dan bunga-bunga yang ada pada karya madame bukanlah bentuk-bentuk yang umumnya di jumpai di deaerah eropa. Melainkan
bentuk-bentuk yang biasa ditemukan di daerah Indonesia. Disini kita dapat melihat bahwa karya ini mengandung unsur kebudayaan didalamnya namun walaupun
demikian unsur atau tema yang paling menonjol pada karya ini adalah tema perempuan feminism. Karena mulai dari garis ruang space, bentuk shape form,
warna color hingga tekstur texture menggambarkan nuansa feminism dalam karya Madame.
commit to user
66
BURNING FOREST ON GOLDEN SOIL
Judul : BURNING FOREST ON GOLDEN SOIL
Tahun : 2006
Ukuran : 120x285 cm
Teknik : tapestry weave,embroidery, kolase
Material : agel, rotan, kayu, bambu, acrykic wool, mote plastik, prada
commit to user
67
Garis ruang space pada karya Burning Forest On Golden Soil di dominasi oleh garis-garis lurus yang bersifat tegas, kaku dan tajam. Garis-garis tersebut
membentuk suatu bidang yang bersifat abstrak. Bentuk-bentuk yang ada berbentuk bidang-biddang bersifat kaku dan keras. Bentuk-bentuk ini terdapat di tiap bagian
karya. Komposisi dari bidang-bidang tersebut tersusun tak beraturan sehingga memberikan kesan chaos. Kesan chaos sesuai dengan tema karya ini yang
menggambarkan kerusakan atau kehancuran hutan yang telah merusak keseimbangan alam.
Warna color pada karya Burning Forest On Golden Soil ini didominasi warna abu-abu. Selain warna abu-abu terdapat pula warna merah putih dan sedikit
warna hijau. Warna abu-abu dan hitam menggambarkan pdohon dan dedaunan yang telah terbakar. Warna merah mnggambarkan api yang menyala, sedangkan warna
hijau merupakan warna tumbuhan yang belum terbakar.warna hitam dan abu-abu memeberi kesan gelap serta chaos tak beraturan. Kesan ini muncul dari tektur yang
ada. Kesan dari tekstur tersebut menuculdari materi rotan, kayu dan bamboo pada karya. Secara keseluruhan karya Biranul Anas yang berjudul Burning Forest On
Golden Soil ini merupakan karya yang bertemakan lingkungan lebih tepatnya mengambarkan kerusakan alam.
commit to user
68
BROKEN PARADISE
Judul :
BROKEN PARADISE
Tahun : 2008
Ukuran : 160 x 150 cm
Teknik : tapestry,embroidery,collage
Material : agel, acrilyc, wool, enamel paint,daun jati keringkan
commit to user
69
Garis ruang space pada karya broken paradise sangatlah beragam. Mulai dari garis lengkung yang besifat lentur hingga garis lurus yang bersifat tegas.
Beragam bidang yang terdapat pada karya ini. Mulai dari bidang yang bernuansa cerah hingga bidang yang berkesan gelap dan suram. Pada karya ini terdapat beragam
bentuk shape form yang dimunculkan Biranul Anas. Maulai dari bentuk-bentuk tanaman atau dedaunan hinggga bentuk-bentuk fauna seperti merak hingga garuda
yang merupana hewan yang di keramatkan. Flora dan fauna yang ada melambangakan alam atau lingkungan hidup dari beragam jenis yang ada di dunia.
Selain bentuk flora dan fauna terdapat pula bentuk lainnya berupa bentuk geometris seperti bentuk setengah lingkaran dan bentuk segi tiga. Bentuk setengah lingkaran
direpresentasikan sebagai dunia, sedangkan segitiga berarti gunungan, yang memiliki arti hubungan manusia, alam dan Tuhan. Peada karya ini Biranul Anas
menggambarkan hubungan yang telah di rusak manusia dengan merusak alam mempengaruhi rusaknya hubungan manusia dengan Tuhan.
Bahan-bahan seperti serat agel serta jati kering membentuk tekstur yang bergelombang dan serat cenderung kasar. Sehingga membentuk kerakter yang suram
dan gelap. Karakter ini diperkuat dengan warna-warna yang ada pada karya Broken Paradise. Pada karya Broken Paradise terdapat dua jenis warna, pertama adalah
warna-warna cerah seperti hijau dan biru yang menggambarkan keindahan paradise sedangkan warna yang kedua adalah warna suram seperti warna hitam,abu-abu dan
merah.warna-warna tersebut menggambarkan keadaan yang kacau chaos, gelap serta suram. Hal ini menggambarkan bahwa lingkunagn atau alam telah rusak karena
perbuatan manusia.
commit to user
70
GLARES OF DEFIANCE
Judul : GLARES OF DEFIANCE
Tahun : 2009
Ukuran : 90 x 160 cm
Teknik : Handwoven open tapestry weave, hand-embroidered
Material : Serat synthetic, daun kering
commit to user
71
Glares Of Defiance adalah karya Biranul Anas Zaman yang menggangkat tema politik. Pada karya Glares Of Defiance ini menandakan mulai masuknya Biranul
Anas pada karya-karya yang lebih cenderung mengolah dari segi tematiknya, berbeda dengan karya-karyanya yang terdahulu yang lebih mengutamakan keindahan estetis.
Warna yang paling dominan adalah warrna hijau. Warna hijau merupakan warna kebesaran umat Muslim, yang di percaya sebagai warna favorit nabi besar
Muhammad SAW. Warna ini juga yang mendukung tema karya ini. Bentuk-bentuk yang ada pada karya ini antara lain adalah bentuk
–bentuk wajah dari tiga politikus islam yang di kenal oleh dunia. Ketiga tokoh tersebut adalah
Ayatollah Ali Khamaeni, Ahmadinejad, Osama Bin Laden. Selain bentuk dari ketiga tokoh tersebut terdapat pula bentuk dua pasang mata yang berada di dua sudut yang
berlawanan.hal ini dapat diartikan bahwa terpadat dua sudut pandang yang bertolak belakang. Sehingga pada karya ini terlihat bahwa Biranul Anas ingin mengajak
audiennya dari beragam golongan masyarakat untuk merenungkan apa yang sebenarnya telah terjadi di dunia. Baik atau buruknya di kembalikan pada pandangan
audiens. Karena Biranul Anas sebagai seniman ingin menepatkan dirnya seobjektif mungkin.
commit to user
72
THINKERS OF THE ALTERNATIVE
Judul : THINKERS OF THE ALTERNATIVE
Tahun : 2009
Ukuran : 90 x 160 cm
Teknik : Handwoven open tapestry weave, hand-embroidered
Material : Serat synthetic, daun kering
commit to user
73
Thinkers Of The Alternative meupakan karya Biranul Anas yang bertemakan politik. seperti halnya pada karya Glares Of Defiance, karya Biranul Anas ini
merupakan karya seni serat tapestri Biranul Anas yang lebih menggutamakan pengembangan pada segi tematiknya. Dalam artian Biranul Anas ingin mengajak
audiennya untuk lebih berpikir serta merenung pada apa yang telah terjadi. Warna merah yang mendominasi karya ini memiliki arti ganda. Warna merah
bagi para kaum komunis dianggap sebagai warna yang melambangkan semangat dan perjuangan dari kaum proleteral terhadap kaum kapitalis. Sedangkan bagi para anti
komunis melihat warna merah sebagai api atau darah yang berarti kelam dan tragis. Dalam karya ini menggangkat dua tokoh komunis yang terkenal,yaitu Lenin
serta Mao. Kedua tokoh inilah yang kemudian mengembangkan paham komunis di negaranya. Yang bagi sebagian orang merupakan tokoh panutan, namun pada
beberapa orang mereka dianggap pula sebagai orang yang kejam dan penuh dengan tinta hitam dalam masa kepemimpinannya. Dari sini kita dapat melihat bahwa Biranul
Anas ingin merangkul semua golongan untuk dapat lebih memaknai pesan yang ada pada karya tersebut.
commit to user
74
C. Konsep Penciptaan Tapestri karya Biranul Anas Melalui Pendekatan