commit to user
41
E. Validitas Data
Dalam proses penelitian, dikumpulkan data untuk menjamin validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi data. “Teknik triaggulasi data
memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis, tekanannya pada perbedaan sumberdata, bukan pada teknik pengumpulan
data atau yang lain ” Sutopo, 2006: 93. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber
manusia yang berbeda-beda dengan teknik wawancara yang mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bias dibandingkan dengan informasi dari
narasumber yang lainnya. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bias lebih teruji kebenarannya bila mana dibandingkan dengan sejenis data yang
diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya.
Pada penelitian ini mengkaji seni serat Karya Biranul Anas Zaman dengan menggunakan kajian estetika. menggunakan narasumber yang berbeda-beda.
Pemilihan narasumber
berdasarkan pengetahuan
narasumber berdasarkan
pemasalahan yang diangkat. Dari proses pemilihan narasumber di dapat tiga narasumber yang berbeda. Dari ke empat narasumber tersebut peneliti bias
membandingkan data sejenis yang diperoleh dari para narasumber yang mungkin memiliki pengalaman dan persepsi dengan persepekif yang berbeda-beda.
commit to user
42
F. Teknik Analisis Data
Di dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama, yaitu: 1 reduksi data, 2 sajian data dan 3 penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga komponen
tersebut diterapkan secara interaksi, baik antar komponennya maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus, yang disebut dengan model
analisis interaktif. Untuk lebih memperjelas proses penelitian yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data, maka model analisis interaktif dapat
diggambarkan sebagai berikut:
Sumber: Sutopo, 2000:96
Gambar III.2 Skema analisis model interaktif
Dengan memperhatikan ganbaran tersebut, maka prosesnya dapat dilihat secara jelas bahwa paa waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi
data dan sajian data. Artinya, data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari
commit to user
43
bagian deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digalidan dicatat. Dari dua bagian data tersebut peneliti menyusun rumusan pengertian secara singkat, berupa
berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam arti inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji yang tersebut reduksi data. Kemudian dilakukan penyusunan
sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis degan suntingan penelitian supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami, dengan dilngkapi perabot sajian
yang diperlukanmatriks, gambar, dan sebagainya yang angat mendukung kekuatan sajian data. Dari sajian data tersebut dilakukan penarikan simpulan sementara
dilanjutkan dengan verifikasinya. Aktivitas analisis interaktif dilakukan setelah pengumpulan data. Analisis ini
sebagai suatu proses siklus, sehingga tidak tertutup kemungkinan untuk kembali ke Bandung jika dirasa perlu. Dalam proses ini peneliti bergerak di antara komponen
analisis, termasuk pengumpulan data selama proses analisis data berlangsung. Analisis di anatara ketiga komponen tersebu bersifat interaktif, dan jika data hasil
interaksilalu kemali lagi ke komponen berikutnya, berlanjut hingga siklus bergulir pada tahap verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah siklus interaksi
dipandang memungkinkan sebagai kegiatan dalam analisis data Sutopo, 2000:95- 96.
commit to user
44
BAB IV KAJIAN ESTETIS TAPESTRI KARYA BIRANUL ANAS
A. Gambaran Umum Seni Serat Tapestri Karya Biranul Anas
1. Latar Belakang Munculnya Karya Biranul Anas Zaman
Biranul Anas telah berkarya dalam dunia seni serat tapestri kurang lebih 35 tahun. Ketertarikan Biranul Anas bermula saat menggunjungi pameran seni
mahasiswa di Kyoto Art University, yang di dalamnya memamerkan beragam jenis karya seni termasuk di dalamnya karya seni serat fiber art. Pada tahun 1975
sepulangnya dari Jepang berbekal pengetahuan yang seadanya mengenai seni serat tapestri, Biranul Anas mulai mencoba berkarya.
Biranul Anas bergabung dengan kelompok seniman Decenta Bandung pada tahun 1982. kala itu kelompok Decenta Bandung tengah digerakkan olah AD Prious,
TS Sutanto, dan Sunaryo, serta melibatkan sejarawan dan kritikus seni rupa, Sanento Yuliman. Pergaulan yang lebih dekat dengan para seniman dan pemerhati seni
memantapkan keputusan Biranul Anas untuk semakin berkonsentrasi pada seni serat pada seni serat fiber art
. „Periode Decenta‟ ini juga yang menggiring perhatian BiranulAnas pada kekuatan akspresi tekstil tardisi Indonesia, yang kemudian
mengilhaminya melakukan penelitian lapangan keberbagai daerah di Indonesia. Penelitian semacam ini membentuk perhatian dan cara pandang baru terhadap tekstil
tradisi Indonesia.