commit to user
17
menyulam dan menenun, melainkan lebih jauh menampilkan ekspresi individual yang merupakan upaya mencari makna-
makna” Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, 2006:3. Dari ketekunan dan konsistensi Biranul Anas dalam berkarya pada seni serat
menginspirasi seniman-seniman yang lebih muda untuk berkarya dan mengeluti seni serat.
2. Teknik dan Proses
“Tapestry is a farm, heavy, stiff, jacquard –weave fabric made by hand in wich the filling yans sets. Tapestry is also the term used for fabric made by hand in
wich the filling yarns are discontinus. In handmade tapestries the filling yarn is used only in those areas weherethat colour is desired”Kadolph, Langford, 1993: 408.
Yang berarti Tapestri adalah susunan, tebal, kuat, jacquard – kain tenun yang dibuat
dengan tangan yang mana disunsun dengan memasukannya pada jalinan benang. Tapestri biasanya untuk kain yang dibuat dengan tangan yang mana berisi benang
yang terputus-putus. Pada pembuatannya tapestri benang yang dimasukkan pada tenunan hanya digunakan untuk satu bagian warna saja.
Definisi-definisi tersebut membentuk satu benang merah yang dapat di ambil sebagai suatu kesimpulan, bahwa tapestri merupakan sebuah kain yang dibuat dengan
tangan manusia handmade dengan menggunakan teknik tenun tangan hand weaving.
“Sebagaimana jalinan sehelai kain tekstil, seni serat mempuyai dasar struktur anyaman yang berbentuk konstruksi horizontal dan vertikal. Dari
keberadaan ini diperoleh kemungkinan pembentukan dan penempatan jalinan serat atau benang” Nanang Rizali, 2006:93.
commit to user
18
Struktur dasar dalam anyaman tapestri adalah struktur tenun yang terdiri dari benang pakan warp dan benang lusi weft. Proses kreatif pembuat bentuk atau
bidang melalui jalinan lusi weft. Proses pembuatan tapestri yang sepenuhnya menggunakan tenaga tangan manusia memberikan kesan yang lebih dinamis dan
lentur dibandingkan dengan menggunakan alat ATBM ataupun tenun mesin. “Adanya kelenturan pencapaian bentuk tersebut nyebabkan obyek yang digarap
memperlihatkan kesamaan visual seperti dalam penggarapan sni lukis dan sni patung. Bahkan dapat pula mencapai perwujudan secara rinci bentuk seperti pada
efek dekoratif dan nuansa warna” Nanang Rizali, 2006:93. Menurut McCloud dan Gallinger, tapestri masuk kedalam jenis karpet atau
permadani. Dalam permadani terbagi dalam dua jenis, yaitu: a. Pile Rugs permadani yang memiliki bulu serta permukaan yang
bergelombang, seperti permadani jenis velvet, clipped dan bountone. b. Flat-surfaced Permadani yang terbentuk dari benang pakan dan benang
lusi, membentuk permukaan yang rata. Bentuk ini biasa disebut juga dengan istilah struktur tenun pipih flat woven. Yang masuk dalam permadani jenis
ini adalah tenun ikat pakan, tenun ikat lusi, tenun ikat gringsing dan tapestri McCloud, Gallinger, 1957: 9.
Berdasarkan visualisasinya, permadani dibagi ke dalam dua jenis.yaitu, free from bentuk bebas dan stylized form bentuk gaya. Dalam pengembangannya, free form
membentuk desain sedangkan stylized form membentuk pola. Teknik free form ini umumnya digunakan untuk membentuk bidang-bidang yang berbentuk abstrak dan
realistik. Teknik free form ini umunya ditemukan dalam desain tapestri, pile,
commit to user
19
boutone, soumak, laid-in. sedangkan stylized form yang membenuk pola memiliki bermacam-macam jenis permadani di dalamnya, seperti permadani Persia,
embroidered flossa, permadani fluff dan permadani chenille. Stylized form umumnya digunakan dalam membentuk bentuk-bentuk geometris ataupun bentuk deformasi.
Karakter dari stylized form ini adalah bentuk-bentuk yang cenderung bersifat kaku atau patah-patah.
Sumber : http:www.nejad.comconsumeranatomy_of_a_rug.htm
Gambar II. 6 Pile Rugs
Sumber : http:www.nejad.comconsumeranatomy_of_a_rug.htm
Gambar II. 7 Struktur tenun pipih flat woven
commit to user
20
“The tapestry weave is a flat weave with no pile loops either cut or uncut and the design is formed by the interlocking at desired intervals by different-colored weft.
… Tapestries was woven by laying the colors in though the warp with the fingers, and the weaver often sits at an upright loom” McCloud, Gallinger, 1957: 55.
Teknik tapestri memilki perbedaan dengan teknik lainnya, selain dari cara pembuatannya yang menggunakan handwoven, serta dalam struktur jalinan
benangnya setiap warna yang muncul dalam tenunan menggunakan benang yang berbeda pula. Perpindahan atau pertemuan antara dua warna benang yang ada,
kemudian memunculkan teknik-teknik yang baru. Tapestri terdiri dari beberapa jenis, setiap jenisnya dinamakan berdasarkan teknik pertemuan benang pakan saat
pergantaian warna dan bentuk. Berikut adalah gambar beserta uraiannya:
a. Slit Tapestri b. Diagonal Tapestri c. DovetailedTapestri
d. Dovetailed Tapestri e. Interlocked Tapestri f. Interlocked Tapestri
Sumber : McCloud, Gallinger, 1957: 59
Gambar II. 8 Teknik dalam tenun tapestri
commit to user
21
a. Slit Tapestry
Merupakan teknik yang paling banyak dikenal. Teknik ini menghasilkan kesan yang lembut danam setiap perubahan yang
terjadi. b.
Diagonal Tapestry Teknik ini digunakan dalam membentuk bidang miring. Memiliki
kemiripan dengan teknik slit tapestry dalam beberapa tingkatan, namun dalam ukuran yang pendek.
c. Dovetailed Tapestry
Perpindahan antara benang terjadi dalam benang pakan yang sama dan memutari benang pakan yang sama. Teknik ini digunakan dalam
membentuk bidang vertikal atau tegak lurus. Taupun membentuk bidang dengan kemiringan sampai dengan 45°.
d. Interlocked Tapestry
Dalam teknik ini benang lusi weft saling terkait antara satu warna dengan warna yang lain dalam titik setiap baliknya. Teknik ini dapat
menghasilkan bentuk yang dinamis. McCloud, Gallinger, 1957: 59.
Pada proses kerjanya sebagai media ekspresi seni, teknik yang digunakan dalam proses pembuatnnya juga menjadi beragam dan tidak hanya diisi oleh teknik tenun
tapi juga teknik lainnya. Namun dalam pengerjaannya, dalam proses pengerjaannya tapestri memiliki proses yang berbeda dengan teknik lainnya.
commit to user
22
“tidak seperti lukisan, tapestri bukanlah media yang seluruh bagian atasnya anda berkerja sekaligus. Sebaliknya, anda berkerja sambil menempuh rute linier langkah
demi langkah- seperti menaiki gunung”Dormer, 2008:154. Selain itu sebelum
masuk dalam proses pembuatan tapestri, terlebih dulu harus direncanakan langkah- langkah apa saja yang akan dilakukan. Hal ini bertujan agar hasil akhir dari tapestri
tersebut sesuai dengan apa yang telah di rencanakan sebelumnya baik itu dari segi bentuk, warna, ataupun tekniknya.
“ … sang penenun pakar, ketika menciptakan ulang dalam tenunan area yang ditimpa tersebut, … Sang penenun mengubah setiap
kebetulan sang pelukis menjadi pertimbangan yang mendalam”Dormer‟ 2008:154. Perencanaan yang dilakukan dilakukan karena dalam tapestri terdapat berbagai
elemen yang mempengaruhi bentuk visualisasi darri karya tapestri itu sendiri. Selain dari segi warna dan bentuk yang beragam dalam setiap karya tapestri, teknik pun juga
menjadi elemen yang penting dalam tapestri. Dalam karya tapestri selain terdapat teknik dasar yang berupa teknik tenun tangan
handwoven juga terdapat teknik imbuhan lainnya seperti teknik ikat, rajutan, sulam, patchwork
.” Aplikasi dan mengolahnya menjadi bahasa ungkapan untuk membangun gambaran yang nyaris realistik” Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, 2006:2. Hal ini
menunjukkan bahwa tapestri merupakan media ekspresi yang kaya.
commit to user
23
C. Konsep Penciptaan