Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
melaksanakan keempat kegiatan tersebut. Demikian seterusnya sampai penelitian ini berhasil, sehingga dalam penelitian ini tidak dibatasi jumlah siklus.
F. TeknikPengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk mendapatkan data yang diharapkan, maka alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan lembar tugas.
1. Observasi Observasi merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan Sudjana
Ibrahim, 2001: 109. Menurut Rianto 1996: 77 observasi adalah teknik pengamatan terhadap objek atau situasi secara terus menerus, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Melalui observasi diharapkan akan diperoleh informasi mengenai gambaran pembelajaran yang berlangsung, seperti suasana
kelas, pola interaksi, aktivitas anak dan guru serta kejadian-kejadian lain yang dianggap penting.
Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait dengan orientasi tindakan
berikutnya yang dicatat dalam catatan lapangan sebagai dasar bagi refleksi dan analisis serta untuk menentukan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas yang meliputi aktivitas guru dan anak pada saat pembelajaran melalui penerapan permainan
leg puzzle
dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak TK. Untuk mendapatkan data yang
sesuai, maka peneliti menggunakan penelitian langsung, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang menuntut peneliti terjun langsung atau bersentuhan
dengan subjek penelitian. Selain itu, peneliti menggunakan pula bentuk observasi terfokus. Observasi terfokus adalah observasi yang sasaran pengamatannya
diarahkan pada kategori-kategori perilaku pembelajaran yang dikehendaki. Dalam rangka memudahkan peneliti mengumpulkan data, maka digunakan
alat bantu yang mendukung pengamatan. Merujuk kepada pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong 2002: 153, maka alat bantu pengamatan yang digunakan
peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berupa: a.
Pedoman observasi danatau catatan lapangan mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan
data dan refleksi terhadap data. Pedoman observasi merupakan pedoman teknik dan pencatatan langsung atau tidak langsung terhadap objek yang
sedang diteliti dengan menggunakan alat-alat seperti daftar isian, daftar pertanyaan,
cheking list
dan sebagainya yang pengisiannya diisi oleh pengamat sendiri.
b. Foto, yaitu untuk menghasilkan data deskriptif yang digunakan dalam
menelaah segi-segi subjektif untuk kemudian dianalisis secara induktif.
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki adanya
komunikasi langsung antara peneliti dengan responden, biasanya dalam wawancara terjadi pertanyaan-pertanyaan sepihak yang dilakukan secara
sistematis dan berpijak pada tujuan penelitian Rianto, 1996: 67. Untuk memudahkan proses wawancara, maka peneliti menggunakan pedoman
wawancara. Pedoman wawancara adalah pedoman percakapan untuk tujuan tertentu
yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara
Maleong, 2002: 155. Pedoman wawancara digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif, terutama untuk mendapatkan informasi dari perorangan,
kejadian, kegiatan atau untuk menyelami pikiran dan perasaan responden. Melalui wawancara data yang dihasilkan bersifat lebih luas dan dalam, karena data
diperoleh peneliti sampai merasa cukup. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap guru dan anak
sesudah siklus dilaksanakan seluruhnya. Wawancara terhadap anak dilakukan oleh peneliti dengan memilih secara acak tiga orang anak yang mewakili
kemampuan di kelas tersebut. Wawancara dilakukan oleh peneliti pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar, yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan anak untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya selama pembelajaran berlangsung.
Selain itu, wawancara dilakukan pula di luar jam pelajaran. Adapun bentuk
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas, yaitu peneliti pewawancara tidak menyiapkan jawaban dan responden bebas
mengemukakan pendapatnya, sehingga data atau informasi yang didapatkan akan lebih lengkap.
3. Lembar Tugas Tugas dalam penelitian ini diberikan kepadaanak, baik dalam bentuk tugas
individu maupun kelompok. Tugas ini diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, seperti untuk memotivasi anak aktif belajar, mengembangkan
kemandirian anak, melatih anak untuk berpikir kritis, membina tanggung jawab, mengembangkan kreativitas, dan lain-lain.
4. Lembar Catatan Harian Anak Catatan harian anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah catatan yang
berisi pendapat anak disetiap akhir tindakanakhir pertemuan terhadap proses belajar mengajar melalui penerapan permainan
leg puzzle
dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak TK. Catatan harian siswa tersebut kemudian
digunakan oleh peneliti sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat keberhasilan tindakan yang dilakukan.
G. Pengolahan Data