20 aktiva. Pada umumnya, semakin tinggi perputaran aktiva semakin
efisien penggunaan aktiva tersebut. Kalau perputaran lambat, menunjukkan bahwa asset yang dimiliki terlalu besar dibandingkan
dengan kemampuan untuk menjual. Rasio perputaran total aktiva = Penjualan x 100
Total aktiva
2.1.4. Resiko Keuangan Financial Risk
2.1.4.1. Defenisi Resiko
Resiko adalah suatu kesempatan terjadinya kerugian keuangan atau variabilitas dari return yang dikaitkan dengan asset tertentu. Pengertian
resiko risk secara umum adalah sebagai probabilitas atau kemungkinan atas terjadinya perbedaan antara tingkat pengembalian aktual dari suatu
investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Menurut pendapat Jones 2002 :127 risiko dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Risiko sistematis systematic risk, yakni risiko yang berpengaruh terhadap semua investasi dan tidak dapat dikurangi atau dihilangkan
dengan jalan melakukan diversifikasi. Risiko ini timbul akibat pengaruh keadaan perekonomian, politik dan sosial budaya, dimana
mempunyai pengaruh secara keseluruhan. Termasuk dalam risiko ini adalah risiko pasar, risiko tingkat bunga, risiko daya beli. Risiko ini
juga disebut indivertible risk.
Universitas Sumatera Utara
21 2. Risiko tidak sistematis unsystematic risk, yakni risiko yang melekat
pada investasi tertentu karena kondisi yang unik dari perusahaan. Risiko ini dapat dikurangi dengan mengadakan diversifikasi.
Termasuk dalam risiko ini adalah risiko keuangan dan risiko bisnis. Risiko ini juga disebut diversifiable risk.
a. Risiko bisnis adalah resiko yang timbul dari sifat jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Resiko ini berakibat pada arus kas
perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko bisnis antara lain variabilitas perusahaan, variabilitas harga jual, variabilitas
biaya input, kemampuan menyesuaikan harga output untuk menyesuaikan biaya input, ekposur oleh biaya asing, dan komposisi
biaya tetap leverage. b. Risiko keuangan adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai
akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga serta pokok pinjaman.
Jenis risiko keuangan misalnya adalah risiko nilai tukar, risiko suku bunga, dan risiko likuiditas. Risiko keuangan merupakan hasil
langsung dari keputusan pendananaan perusahaan. Risiko ini timbul karena perusahaan yang menerbitkan saham tidak dapat
memenuhi kewajiban finansialnya dalam keadaan ekonomi yang memburuk. Dengan demikian investor yang memiliki saham
perusahaan tersebut mempunyai risiko tidak menerima dividen atau bahkan mungkin kehilangan modal apabila ternyata kemudian
Universitas Sumatera Utara
22 perusahaan tersebut dilikuidasi. Risiko keuangan tercermin dalam
faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan
hal yang lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada pihak eksternal untuk
pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana sendiri yang dihasilkan secara internal.
c. Risiko nilai tukar atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang
terhadap mata uang yang lain. Suatu perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis lintas negara akan memperoleh
risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai hedging. Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting
diperhatikan dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas
nyata, yang akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi. d. Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif
aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga
meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan
jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga. Pengelolaan harta dan
Universitas Sumatera Utara
23 kewajiban adalah suatu nama yang umum digunakan untuk
rangkaian lengkap teknik-teknik yang digunakan untuk mengelola risiko dalam suatu kerangka kerja manajemen risiko perusahaan
e. Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai.
Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa
dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan tidak likuid. Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang
tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya. Hal ini berbeda dengan
penurunan drastis harga aktiva, karena pada kasus penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aktiva tersebut tak bernilai. Tidak
adanya pihak yang berminat menukar membeli aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena kesulitan mempertemukan
kedua belah pihak. Karenanya, risiko likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh atau
bervolume kecil. Risiko likuiditas merupakan suatu risiko keuangan karena adanya ketidakpastian likuiditas. Suatu lembaga
dapat berkurang likuiditasnya jika peringkat kreditnya turun, mengalami pengeluaran kas yang tak terduga, atau peristiwa lain
yang menyebabkan pihak lain menghindari transaksi atau memberikan pinjaman ke lembaga tersebut. Suatu perusahaan juga
Universitas Sumatera Utara
24 dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya
mengalami penurunan likuiditas.
2.1.5. Macam-Macam Perilaku Investor