23
+
dan perkembangan intelektual siswa. Oleh karena itu dalam pendekatan berbasis masalah diperlukan untuk menyajikan kepada siswa pada situasi
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan bantuan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
2. Karakteristik Pendekatan Berbasis Masalah Problem Based
Learning
Para pengembang pendekatan berbasis masalahIbrahim dan Nur,2004 telah mendeskripsikan karaketeristik model pendekatan
berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
. Pendekatan berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah,
bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pendekatan berbasis masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna bagi pebelajar. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk sitausi itu. b.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBL
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, pebelajar
meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
24
+
c. Penyelidikan
autentik .
Model pendekatan
berbasis masalahmenghendaki pebelajar untuk melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka
harus menganalsis
dan mendefinisikan
masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan
dan menganalsis
informasi, melakukan
eksperimen jika
diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. d.
Menghasilkan produkkarya dan memamerkannya . PBL
menuntut pebelajar untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan
atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun
program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan
tradisional atau makalah. e.
Kerjasama. Model pendekatan berbasis masalahdicirikan oleh
pebelajar yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan
motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan
25
+
dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
keterampilan berpikir.
Gijselaers dalam Yasa, 2002: 7. Strategi belajar berdasarkan masalah memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan dengan
strategi belajar lainnya, yaitu: 1 pembelajaran bersifat student centered, 2 pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil, 3 guru berperan
sebagai fasilitator dan moderator, 4 masalah menjadi fokus dan stimulus pembelajaran, masalah merupakan sarana mengembangkan secara klinis
keterampilan problem solving, dan 5 informasi-informasi baru diperoleh melalui belajar mandiri self directed learning, Barrows dalam Yasa,
2005 : 7. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, peserta didik di dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan. Salah satu keuntungan PBL adalah peserta didik didorong untuk mengeksplorasi pengetahuan yang telah dimilikinya
kemudian mengembangkan keterampilan pembelajaran yang independen untuk mengisi kekosongan yang ada. Hal tersebut merupakan
pembelajaran seumur hidup karena keterampilan tersebut dapat ditransfer ke sejumlah topik pembelajaran yang lain, baik di dalam maupun di luar
sekolah.
Ibrahim dan M. Nur dalam Kunandar mengemukakan bahwa ada empat hal yang menjadi ciri atau kerakteristik pendekatan berbasis
masalahyaitu:
26
+
a. Pembelajaran mengedepankan pertanyaan atau masalah
Pendekatan berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan perinsip-perinsip atau keterampilan
akademik tertentu tetapi mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk peserta didik. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang
autentik, menghindari jawaban sederhana, dan menemukan berbagai macam solusi untuk situasi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pendekatan berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, IPA, Matematika, dan ilmu-ilmu sosial termasuk
sejarah tetapi dalam pemecahannya melalui solusi, peserta didik dapat meninjaunya dari berbagai mata pelajaran yang ada. Sebagai contoh
keruntuhan dinasti Islam masa lalu yang rata-rata disebabkan lemahnya pemerintah dalam mengambil kebijakan, terjadinya
perebutan kekuasaan di tingkat pusat, berubahnya sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi yang akhirnya menyebabkan
disintegrasi bangsa. Lalu kemudian guru mengaitkan dengan kondisi bangsa sekarang lalu dicari pemecahannya.
c. Penyelidikan Autentik
27
+
Pendekatan berbasis masalah mengharuskan peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
masalah. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksprimen jika diperlukan, membuat interfensi dan merumuskan kesimpulan
d. Menghasilkan produk karya dan memamerkannya
Pendekatan berbasis masalah menuntut peserta didik untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan
yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelasaian masalah yang mereka temukan. Produk ini dapat berupa transkrip debat, laporan,
model fisik, dan video. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
tiga ciri utama dari strategi pembelajaran berbasis masalah. Pertama, pendekatan berbasis masalah merupakan rangkaian aktifitas
pembelajaran, artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Pendekatan berbasis masalah tidak mengharapkan
peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi peserta didik aktif berfikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan.
28
+
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Pendekatan berbasis masalahmenempatkan masalah sebagai kata kunci
proses pembelajaran. Ketiga pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan
secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan dengan tahpan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
3. Prinsip-Prinsip dalam Pendekatan Berbasis masalah Problem