Pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan PT>Scurindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa,Pascal dan BIP Bandung

(1)

(2)

Nama Lengkap : Yuyun Ratnasari

Alamat : Jln. Bojongloa gg. Salam No.16 B RT:03/01 Kel: Panjunan Kec: Astana Anyar Bandung Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 23 Juni 1990

Agama : Kristen Jenis Kelamin : Perempuan

Telp : 087821297352

Riwayat Pendidikan :

1997 – 2003 SDK Gamaliel Bandung 2003 – 2006 SMPK Gamaliel Bandung 2006 – 2009 SMA Pasundan 1 Bandung


(3)

Influence Work Environment and Work Stress On Employees Performance Securindo Packatama Indonesia In Branch RS. Santosa, Paskal and BIP

Bandung SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh: Yuyun Ratnasari

21209054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini. Salam semoga selalu dilimpahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Skripsi ini membahas mengenai “Pengaruh Lingkungan Kerja dan

Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia Pada Cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si. selaku Pembimbing Skripsi Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Erni Tisnawati Sule, SE.,M.S. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Isniar, SE.,M.Si. selaku Wali Dosen Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Para dosen dan mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak memberikan masukan kepada Penulis dalam penulisan Skripsi.


(5)

vii

7. Bapak Dede Sumpena selaku Pembimbing kami di lapangan selama melakukan penelitian.

8. Para karyawan dari PT. Securindo Packatama Indonesia Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung yang bersedia meluangkan waktunya selama penulis melakukan penelitian.

9. Papa, Mama dan Keluarga tercinta yang telah membesarkan penulis sejak dalam buatan hingga saat ini dengan segala cinta dan kasih sayang yang tidak pernah surut dan juga yang telah mendidik, membina, memberikan dorongan dan do’a kepada Penulis selama ini.

10. Kepada teman-teman yang saling membantu dalam keadaan apapun. 11. Bayu Firdaus yang telah membantu dari segimoril dan materil.

Semoga dengan telah diselesaikannya usulan penelitian ini, bisa membantu penulis dalam menambah wawasan tentang penelitian dan menjadi lebih baik dalam penulisan penelitian berikutnya.

Bandung, Juli 2013 Penulis


(6)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 13

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

1.5.1 Lokasi Penelitian ... . 13

1.5.2 Waktu Penelitian... . 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 15


(7)

ix

2.1.2.1 Pengertian Stres Kerja ... 22

2.1.2.2 Pendekatan Stres Kerja ... 24

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Kerja ... 25

2.1.2.4 Penyebab Stres Kerja ... 30

2.1.2.5 Dampak Stres Kerja ... 34

2.1.3 Kinerja ... 35

2.1.3.1 Pengertian Kinerja ... 35

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 37

2.1.3.3 Karakteristik Kinerja ... 39

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel ... 40

2.1.4.1 Keterkaitan Antara Variabel Lingkungan Kerja dengan Stres Kerja ... . 40

2.1.4.2 Keterkaitan Antara Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan ... . 40

2.1.4.3 Keterkaitan Antara Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan... 41

2.1.4.4 Keterkaitan Antara Lingkungan Kerja dan Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan ... . 41

2.2 Kerangka Pemikiran ... 42

2.2.1 Penelitian Terdahulu ... 44

2.3 Hipotesis ... 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 53

3.2 Metode Penelitian... 53

3.2.1 Desain Penelitian ... 54


(8)

x

3.2.3.1 Sumber Data ... 61

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 62

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.4.1 Uji Validitas ... 68

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 71

3.2.4.3 Uji MSI ... 73

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis... 74

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 74

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 86

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 86

4.1.2 Struktur Organisasi... 87

4.1.3 Deskripsi Pekerjaan ... 88

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 94

4.2 Karakteristik Responden ... 95

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 96

4.2.2 Distribusi Responden Menurut Usia ... 96

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 97

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 98

4.3 Analisis Deskriptif ... 98

4.3.1 Analisis Deskriptif Lingkungan Kerja ... 99

4.3.2 Analisis Deskriptif Stres Kerja ... 106

4.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan ... 116

4.4 Analisis Verifikatif ... 123

4.4.1 Analisis Korelasi ... 123

4.4.2 Pengujian Hipotesis ... 125


(9)

xi

5.1 Kesimpulan ... 139 5.2 Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Hamid Sanusi (Jurnal Manajemen Bisnis, ISSN. 2008-7086, Vol.I No.1) September 2011. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Dosen Matematika Pada Beberapa Perguruan Tinggi Di Kota Makassar.

Hariyono Widodo, Dyah Suryani dan Yanuk Wulandari (ISSN: 1978-0575 V0l. 3 No.3) September 2009. Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta.

Hasan Salwa Hayati, Nasir Azis dan Muhammad Adam (Jurnal Ilmu Manajemen, ISSN 2302-0199, Vol 1. Tahun 1 No.1) Agustus 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Aktivis Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kota Banda Aceh.

Kesuma Ali (Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 1, No.4) Desember 2007. Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai.

Logahan Jerry Marcellinus (Jurnal Ilmu Komunikasi). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Pekerjaan Terhadap Kinerja Pekerja di PT Nemanac Rendem.

Manurung Mona Tiorina dan Intan Ratnawati (Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 1 No.2) 2012. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan.

Munparidi (Jurnal Orasi Bisnis Edisi ke-VII, ISSN: 2085-1375) Mei 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang.

Rahmawati Siti (Jurnal Manajemen). Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor.

Sari. 2008. Pengaruh Sumber-sumber Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.


(11)

Di PT. Interbis Sejahtera Palembang.

Suroso Arif Imam dan Rotua Siahaan (Jurnal Manajemen Agri bisnis, Vol. 3 No.1) Maret 2006. Pengaruh Stres Dalam Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus Di Perusahaan Agribisnis PT NIC.

Tunjungsari Peni (Jurnal Manajemen Vol. 1 No.1). Maret 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PT.Pos Indonesia (PERSERO) Bandung.

Z Mariskha (Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, ISSN 2085-1375 Edisi ke VI) November 2011. Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja TerhadapKinerja Karyawan Surat Kabar Harian Lokal Di Kota Palembang.


(12)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Di dalam organisasi, manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Oleh karena itu hendaknya organisasi memberikan arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

Lingkungan kerja dalam setiap perusahaan mempunyai peranan penting karena lingkungan kerja mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua dimensi lingkungan fisik yang bersifat nyata dan dimensi lingkungan non fisik yang bersifat tidak nyata. Lingkungan fisik berkenaan dengan kondisi tempat atau ruangan dan kelengkapan material atau peralatan yang diperlukan karyawan untuk bekerja. Sedangkan non fisik berkenaan dengan suasana sosial atau pergaulan (komunikasi) antar personel di lingkungan unit kerja masing-masing atau dalam keseluruhan organisasi kerja. Lingkungan kerja fisik meliputi peralatan, bangunan kantor, perabot dan tata ruang. Termasuk juga kondisi jasmaniah tempat pegawai


(13)

bekerja, meliputi desain, tata letak, cahaya (penerangan), warna, suhu, kelembapan dan sirkulasi udara. Sedangkan yang termasuk ke dalam lingkungan non fisik yaitu suasana sosial, pergaulan antar personil, peraturan kerja (tata tertib) dan kebijakan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suasana lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam lingkungan kerja, baik dalam arti fisik maupun psikis yang mempengaruhi suasana hati orang yang bekerja, yang mencakup dalam beberapa indikator yaitu : fasilitas kerja, tata ruang, kenyamanan, hubungan dengan teman kerja dan kebebasan berkreasi.

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman.

Menurut Sedarmayanti (2001:2) suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Kondisi seperti


(14)

inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan meningkatkan kinerja karyawan.

Dalam dunia kerja, sering timbul berbagai masalah sehubungan dengan stres dan kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya stres. Baik disadari maupun tidak, pekerjaan seseorang menimbulkan stres pada dirinya. Hal ini pasti akan tampak dalam kurun waktu yang panjang, karena memang manusia setiap harinya berkecimpung di tempat kerjanya lebih dari sepertiga kali dari total waktu yang tersedia. Stress merupakan suatu kondisi keadaan seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi yang mempengaruhinya, kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam diri seseorang maupun lingkungan diluar diri seseorang. Stres dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keadaan psikologis dan biologis bagi karyawan.

Stres mempunyai arti yang berbeda-beda bagi masing-masing individu. Kemampuan setiap orang beraneka ragam dalam mengatasi jumlah, intensitas, jenis dan lamanya stres. Orang lebih mudah membicarakan ketegangan daripada stres, stres merupakan sesuatu yang menyangkut interaksi antara individu dan lingkungan yaitu interaksi antara stimulasi dan respons. Jadi stres adalah konsekuensi setiap indakan dan situasi lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik yang berlebihan pada seseorang. Stres bukanlah sesuatu yang aneh atau yang tidak berkaitan dengan keadaan normal yang terjadi pada orang yang normal atau tidak semua stres bersifat negatif. Stres yang dialami oleh karyawan akibat lingkungan yang dihadapinya akan mempengaruhi kinerja dan


(15)

kepuasan kerja. Sehingga manajemen perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan organisasional bagi karyawan dengan menurunya stres yang dialami karyawan tentu juga akan meningkatkan kesehatan dalam tubuh organisasi.

Menurut Luthans (Sedarmayanti, 1996), stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiea yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.

Stres kerja merupakan suatu kondisi dimana seorang karyawan dihadapkan dengan tuntutan, hambatan, peluang dan tantangan yang berbeda atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan bagi perusahaan. Namun pada taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Reaksi terhadap stres dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang stres akan menunnjukan perubahan perilaku. Perubahan perilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres (flight) atau freeze (berdiam diri). Oleh karena itu, keberadaan stres kerja harus disadari oleh karyawan dan perusahaan agar dapat diketahui apa yang membuat karyawan merasa stres dalam lingkungan pekerjaanya.

Stres mempunyai posisi yang penting dalam kaitannya dengan produktivitas sumber daya manusia, dana dan materi. Selain dipengaruhi oleh


(16)

faktor yang ada dalam diri individu, stres juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari organisasi dan lingkungan. Hal ini perlu disadari dan dipahami. Pemahaman akan sumber-sumber dan penyebab stres di lingkungan pekerjaan disertai pemahaman terhadap penanggulangannya adalah penting baik bagi para karyawan maupun para eksekutif untuk kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi adalah kinerja karyawannya. Menurut Robbins (2006:212) Kinerja karyawan merupakan prestasi kerja karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Menurut Dessler (2006:322) mengemukakan bahwa pada dasarnya kinerja lebih merupakan fungsi dari pelatihan, komunikasi, alat, dan pengawasan serta motivasi pribadi. Tujuan dan standar kinerja harus sesuai dengan tujuan strategis organisasi/instansi.

Untuk mengetahui kinerja pegawai, karyawan harus ditetapkan standar kinerjanya. Standar kinerja merupakan tolak ukur bagi suatu perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan sesuai dengan pekerjaan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Standar kinerja dapat juga dijadikan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukan.

Pengukuran kinerja seharusnya mencerminkan masa lalu, bukan tujuan yang harus dicapai, melainkan sarana untuk memasuki masa depan yang lebih produktif. Agar penilaian kinerja mencapai potensinya, tidak cukup hanya


(17)

melakukannya, melainkan karyawan harus bertindak menurut penilaiannya itu. Biasanya atasan mempunyai tanggung jawab mengkomunikasikan hasil-hasil penilaian kepada bawahannya dan membantu bawahan memperbaiki diri di masa mendatang. Sebaliknya bawahan biasanya mempunyai tanggung jawab mencari umpan balik yang jujur dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerjanya.

Standar kinerja masing-masing orang mempunyai perbedaan sesuai jenis pekerjaan, organisasi. Standar kinerja merujuk pada tujuan organisasi yang dijabarkan dalam tugas-tugas fungsional. Standar karyawan pemerintah akan berbeda dengan standar pkerja industri, karena masing-masing memiliki spesifikasi tugas/pekerjaan yang berbeda.

Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Pegawai PT. Securindo Packatama Indonesia cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung Feb 2012 - Feb 2013

Sumber : Cabang RS. Santosa Data Diolah 2013

Sumber : Cabang Paskal Data Diolah 2013 Jumlah Karyawan

Persentase (%)

Rendah 19 orang 48.71

Tinggi 20 orang 51.28

Jumlah 39 orang 100

Jumlah Karyawan

Persentase (%)

Rendah 25 orang 43.10

Tinggi 33 orang 56.89


(18)

Sumber : Cabang BIP Data Diolah 2013

Berdasarkan tabel 1.1 mengenai data penilaian kinerja maka dapat dilihat bahwa penilaian kerja pada cabang RS. Santosa memiliki nilai yang rendah sebesar 48.71%, pada cabang Paskal memiliki nilai rendah sebesar 43.10% sedangkan pada cabang BIP memiliki nilai rendah sebesar 47.82% . Disebabkan hasil kerja yang dicapai belum maksimal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran target, kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi.

Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada PT. Securindo Packatama Indonesia yang merupakan perusahaan bergerak dibidang jasa yang mengelola lahan parkir di suatu area property, dengan cara bekerja sama dengan pemilik lahan area tersebut. Di Indonesia, Secure Parking telah melayani negeri ini sejak tahun 1992 dan telah memiliki lokasi parkir dalam operasional sebanyak 280 lokasi yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang,

Jumlah Karyawan

Persentase (%)

Rendah 22 47.82

Tinggi 24 52.17


(19)

Manado dan Jambi dengan total pengelolaan lebih dari 410.000 petak parkir dan didukung oleh lebih dari 10.000 putra putri Indonesia.

Tabel 1.2 Kuisioner persentase dari 25 karyawan di PT. Securindo Packatama Indonesia Cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung

NO Pernyataan Ya Tidak

LingkunganKerja

1. Ventilasi dan penerangan ruang kerja saat ini sudah memadai.

18 7 2. Ruangan tempat anda bekerja dengan udara yang panas

membuat anda merasa tidak nyaman sehingga anda tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik.

25 0

3. Kebisingan dapat mempengaruhi anda dalam menyelesaikan pekerjaan.

20 5 4. Keamanan kerja ditempat kerja sudah aman sehingga

membuat anda merasa aman dalam melakukan pekerjaan dengan baik.

16 9

5. Hubungan dengan rekan kerja tidak harmonis membuat anda merasa jenuh dan tidak betah di dalam melakukan pekerjaan.

20 5

StresKerja

1. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat membuat anda tidak dapat menyelesaikan tugas pada tepat waktu.

17 9 2. Saya tidak jarang mengalami konflik dalam menjalankan

tugas yang diberikan dari atasan saya.

10 15 3. Tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada anda

sangat memberatkan sehingga membuat anda tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

18 7

KinerjaKaryawan

1. Anda memiliki pengetahuan yang cukup tinggi di dalam melakukan pekerjaan.

20 5 2. Kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

rekan satu tim sangat baik.

22 3 3.. Dukungan yang diberikan manajer sangat baik sehingga

anda dapat melakukan pekerjaannya baik.

15 10

Berdasarkan hasil kuisioner awal yang disebar kepada 20 karyawan di PT. Securindo Packatama Indonesia cabang RS. Santosa, Paskal dan Bip Bandung maka diperoleh fenomena yang ada pada Lingkungan Kerja yaitu ventilasi dan


(20)

penerangan di ruangan kurang memadai sehingga membuat karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan dengan efisien, ruangan yang panas membuat karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, suara bising yang menganggu dapat mempengaruhi pekerjaan. Sedangkan Stres kerjanya yaitu beban pekerjaan yang berlebihan membuat karyawan tidak dapat menyelesaikan tepat waktu, dan tanggung jawabnya yang diberikan sangat tinggi membuat karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Serta Kinerjanya yaitu masih ada karyawan yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup karena kurangnya dukungan yang diberikan oleh manajer.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan survei awal dengan cara wawancara kepada karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung, saat ini yang menjadi masalah bagi perusahaan bahwa lingkungan kerja adalah kurangnya sistem penerangan yang kurang baik, udara yang lembab karena kurangnya fentilasi, dan adanya suara bising yang mengganggu. Dan juga setiap karyawan mengalami stres kerja dikarenakan pekerjaan yang dibebankan sangat berat, tekanan dari atasan, complain dari customer mengenai tarif parkir, tanggung jawab yang tinggi, beban kerja berlebihan (lembur) serta kinerja karyawannya yang belum sesuai dengan apa yang di harapkan perusahaan yang menyebabkan efektifitas organisasi yang telah ditetapkan perusahaan tidak tercapai dengan maksimal dikarenakan kurangnya kurangnya dukungan yang diberikan manajer, tekanan dari atasan, pengalaman kerja yang kurang, seringkali keterlambatan masuk kerja, kurang konsentrasinya pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dan penurunan produktivitas.


(21)

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang penelitian diatas fenomena diatas, maka penulis mengindentifikasikan masalah yang terjadi di PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung adalah Kurangnya sistem penerangan yang kurang baik, udara yang lembab karena kurangnya fentilasi, dan adanya suara bising yang mengganggu. Dan juga setiap karyawan mengalami stres kerja dikarenakan pekerjaan yang dibebankan sangat berat, tekanan dari atasan, complain dari customer mengenai tarif parkir, tanggung jawab yang tinggi, beban kerja berlebihan (lembur) serta kinerja karyawannya yang belum sesuai dengan apa yang di harapkan perusahaan yang menyebabkan efektifitas organisasi yang telah ditetapkan perusahaan tidak tercapai dengan maksimal dikarenakan kurangnya dukungan yang diberikan manajer, tekanan dari atasan, pengalaman kerja yang kurang, seringkali keterlambatan masuk kerja, kurang konsentrasinya pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dan penurunan produktivitas.


(22)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana lingkungan kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

2. Bagaimana stres kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

3. Bagaimana kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

4. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung 5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung baik secara simultan dan parsial

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini penulis ingin mengumpulkan data-data dan berbagai informasi yang terkait dengan lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan. Serta penulis dapat menerapkan ilmu yang didapat selama melakukan penelitian ini.


(23)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan di PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa,Paskal dan BIP Bandung sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui lingkungan kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

2. Untuk mengetahui stres kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

3. Untuk mengetahui kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

5. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung baik secara simultan dan parsial

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis pada penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan atau lembaga yang diteliti

Sebagai bahan rekomendasi bagi pimpinan dalam meningkatkan lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan. Sebagai bahan


(24)

pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan lain yang memiliki permasalahan yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis pada penelitian ini adalah: 1. Pengembangan Ilmu Ekonomi

Sebagai saran penerapan ilmu manajemen sumber daya manusia dan menambah wawasan serta pengetahuan, khususnya dalam hal lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan. 2. Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain, yang khususnya akan mengkaji bahasan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung yaitu Jln. Kebonjati No. 38 Bandung 40181, Jln. Pasirkaliki Bandung dan Jln. Merdeka Bandung. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang bersumber dari wawancara, bacaan, data sekunder dan pengamatan pribadi.


(25)

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun jangka waktu dalam menyusun penelitian ini adalah enam (6) bulan, terhitung dari bulan Januari 2013 sampai dengan Juni 2013 dan dilakukan di PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung.

Tabel 1.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jadwal Kegiatan

Bulan

Januari Febuari Maret April Mei Juni Minggu

Ke

Minggu Ke

Minggu Ke

Minggu Ke

Minggu Ke

Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 PraSurvei :

a. Persiapan judul b. Persiapan teori c. Pengajuan judul

penelitian d. Menentukan

tempat penelitian

2 Usulan Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data 5 Penyusunan

Laporan Penelitian


(26)

15

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Lingkungan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di dalam karyawan melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan membawa pengaruh terhadap kegairahan atau semangat karyawan bekerja. Pengertian lingkungan kerja disini adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan dal lain-lain.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti, 2001:21).

Menurut Alex S. Nitisemito (1991:184), bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang di bebankan. Lingkungan kerja dalam setiap


(27)

perusahaan mempunyai peranan penting karena lingkungan kerja mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugas, kondisi, dan hasil kerjanya. Lingkungan kerja yang baik akan menyebabkan karyawan bekerja dengan baik dan bersemangat.

Menurut Akhyari (2000:160) bahwa lingkungan kerja adalah merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan melaksanakan tugas dan kewajiban sehari-hari yang meliputi beberapa bagian, yaitu : pelayanan karyawan, kondisi kerja, dan hubungan karyawan didalam perusahaan yang bersangkutan.

Berdasar http://cokroaminoto.wordpress.com (2007), lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan melingkupi kerja karyawan di dalam suatu kantor atau organisasi. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pola yang diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja dalam perusahaan, dapat berupa struktur tugas, desain pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerjasama, ketersediaan sarana kerja dan imbalan (reward system).

Menurut Anorogo dan Widiyanti (1993) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya.

Menurut Sihombing (2004), Lingkungan kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor- fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di perusahaan antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan.


(28)

Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama karyawan dan hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat karyawan bekerja.

Menurut Parlinda (2003:138) kondisi lingkungan kerja adalah keadaan dimana tempat kerja yang baik meliputi fisik atau non fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram dan lain sebagainya. Apabila kondisi kerja baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas dalam diri karyawan yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Begitu juga sebaliknya, apabila kondisi kerja buruk maka karyawan tidak akan mempunyai kepuasan dalam bekerja.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa faktor lingkungan kerja memegang peranan penting dalam mencapai kinerja di samping faktor sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan kemampuan profesional yang dimiliki oleh karyawan dalam melaksanakan tugas, sehingga berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan profesional dapat diartikan sebagai sebuah cara untuk selalu berpikir, bekerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, berloyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaanya (Hamid, 2003:40)

2.1.1.2 Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu :

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik


(29)

secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Perusahaan hendaknya dapat menyediakan kondisi kerja yang kondusif dan mendukung kerja sama antar karyawan yang bekerja di dalamnya, baik tingkat atas maupun bawah, dengan suasana yang kekeluargaan, adanya komunikasi yang baik, dan juga pengendalian diri yang baik.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila di antaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya


(30)

rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.

Menurut Soedarmayanti (2001:21) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

1. Penerangan/Cahaya

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran bekerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu cahaya langsung, cahaya setengah langsung, cahaya tidak langsung dan cahaya setengah tidak langsung. 2. Suhu Udara

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Rasa sejuk dan segar dalam bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

3. Suara Bising

Salah satu populasi yang cukup menyibukan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh


(31)

telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut menganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

4. Keamanan Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

5. Hubungan Karyawan

Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui pen pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak yang positif bagi karyawan, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat.

Menurut Nitisemito (1982:159) menyatakan bahwa lingkungan kerja diukur melalui indicator sebagai berikut:

a. Suasana Kerja

Setiap karyawan selalu menginginkan suasana kerja yang menyenangkan, suasana kerja yang nyaman itu meliputi cahaya/penerangan yang jelas,


(32)

suara yang tidak bising dan tenang, keamanan dalam bekerja. Besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan tidak akn berpengaruh secara optimal jika suasana kerja kurang kondusif. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarmayanti (2001:46) bahwa penerangan, tingkat kebisingan (ketenangan) dan suhu ruangan sebagai indicator dari lingkungan kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan.

b. Hubungan dengan rekan kerja

Hal ini dimaksudkan hubungan dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik diantara sesame rekan kerja. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam suatu organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan kerja. Hubungan rekan kerja yang harmonis dan kekeluargaan merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

c. Tersedianya fasilitas kerja

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kerja lengkap/mutahir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses kelancaran dalam bekerja.

Tabel 2.1 Ukuran Tekanan dalam lingkungan kerja

Ukuran tekanan pekerjaan

Kesulitan dengan klien/pelanggan Harus bekerja lembur Gangguan saat melakukan

pekerjaan

Bertentangan dengan tujuan organisasi


(33)

Pertentangan antara pekerjaan dengan kehidupan keluarga

Tenggat waktu Masalah dengan rekan kerja

Kepastian mengenai peningkatan/jenjang karir Adanya perasaan tidak aman dalam

bekerja

Terlalu banyak tanggung jawab yang diberikan

Tekanan waktu Sumber : http://www.bnet.com 2008

2.1.2 Stres Kerja

2.1.2.1 Pengertian Stres Kerja

Kata stress berasal dari bahasa latin Stingere, yang digunakan pada abad XVII untuk menggambarkan kesukaran, penderitaan, dan kemalangan. “Stress adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik seseorang” (Marihot Tua Efendi Hariandja, 2002:303).

Menurut Anwar Prabu (1993;93), stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.

Menurut Gibson dkk (1996;339), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individu dan atau proses psikologi yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.


(34)

Perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak dari simtom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bias rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan (A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2008:157).

Kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta dikarakteristikan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka (Stephen P. Robbins terjemahan Benyamin Molan, 2006:796).

Menurut Margolis, Kroes dan Quinn (1974) seperti dikutip Bailey (1980), stres adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di lingkungan tempat kerja berinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.

Menurut Soewondo (1993), stres merupakan bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interkasi antara manusia dengan pekerjaannya ditandai oleh perubahan dalam diri orang tersebut yang menyebabkan penyimpangan dari fungsinya yang normal.

Tekanan dan stress sering kali disama-artikan oleh banyak orang, padahal keduanya berbeda dan mempunyai arti masing-masing. Tekanan adalah awal dari sebuah proses yang tidak dapat dihindari, namun dapat dikendalikan. Tekanan bersifat netral, dapat berakibat baik maupun buruk, bergantung pada kemampuan dan kecakapan setiap individu dalam menyesuaikan dirinya dengan tekanan


(35)

tersebut. Sedangkan stress adalah respons yang terjadi atas adanya suatu tekanan, yang bersifat rumit dan saling mempengaruhi.

Menurut Stephen P. Robbins ( 2006:796) kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta dikarakteristikan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka.

Menurut Luthans (Sedarmayanti, 1996), stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.

2.1.2.2 Pendekatan Stress Kerja

Menurut Veithzal Rivai (2004:517-518) pendekatan stress kerja dapat dilakukan dengan cara :

1. Pendekatan individu meliputi: a. Meningkatkan keimanan

b. Melakukan meditasi dan pernapasan c. Melakukan kegiatan olahraga d. Melakukan relaksasi

e. Dukungan social dari teman-teman dan keluarga f. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan 2. Pendekatan perusahaan meliputi:

a. Melakukan perbaikan iklim organisasi

b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik c. Menyediakan sarana olahraga


(36)

d. Melakukan analisis dan kejelasan tugas

e. Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan f. Melakukan restrukturasi tugas

g. Menerapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran

2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stress Kerja

Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2008:157) berpendapat bahwa penyebab stress kerja, antara lain :

1. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat 2. Waktu kerja yang mendesak

3. Kualitas pengawasan kerja yang rendah 4. Iklim kerja yang tidak sehat

5. Otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab

6. Konflik kerja

7. Perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja.

Penyebab stress kerja terdiri atas hal utama, yaitu kondisi dan situasi pekerjaan, pekerjaan itu sendiri, job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas, dan juga hubungan interpersonal para karyawan. Stress ialah tekanan yang didapatkan secara tidak sengaja, pembebanan yang diperoleh dengan sengaja, diadakan untuk suatu tujuan. Ada dua macam stress :

1. Eustres, yaitu stress, pembebanan, yang membawa kebaikan. Manusia hidup pasti mendapat stress semacam ini, sebab hanya dengan stress


(37)

ataupun pembebanan, orang menjadi makin kuat, tahan banting, dan makin matang. Disebut eustress sebab ini adalah stress yang baik, stress yang memang sengaja diadakan untuk memberikan kebaikan.

2. Distres, yaitu stress atau tekanan yang didapatkan tidak dengan sengaja, yang menimbulkan kerusakan, umumnya karena respon yang tidak benar, tidak wajar, tidak sesuai atas suatu penimbul tekanan.

Ivancevich dan Matteson, menyatakan bahwa stress kerja terjadi pada diri karyawan sebetulnya bukan hanya karena konflik saja tetapi factor-faktor lain yang mempengaruhi, diantaranya :

1. Kekaburan peran dan konflik peran 2. Kelebihan beban kerja

3. Tanggung jawab atas orang lain 4. Perkembangan karir

5. Kurangnya kohesi kelompok

6. Dukungan kelompok yang tidak memadai 7. Karakteristik tugas

8. Pengaruh kepemimpinan

T. Hani Handoko (2001:193) mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan stress bagi para karyawan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Beban kerja yang berlebihan 2. Tekanan atau desakan waktu 3. Kualitas supervise yang jelek


(38)

4. Iklim politis yang tidak aman

5. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai 6. Kemenduaan peranan

7. Frustasi

8. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

9. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan 10. Berbagai bentuk perusahaan

Menurut John Suprihanto (2003:65) penyebab stres kerja adalah : 1. Penyebab fisik

Penyebab fisik meliputi : a. Kebisingan

Kebisingan yang terus menerus dapat menjadi sumber stres bagi banyak orang. Namun perlu diketahui bahwa terlalu tegang juga menyebabkan hal yang sama.

b. Kelelahan

Masalah kelelahan dapat menyebabkan stres karena kemampuan untuk bekerja menurun. Kemampuan bekerja menurun menyebabkan prestasi menurun dan tanpa disadari menimbulkan stres.

c. Penggeseran kera

Mengubah pola kerja yang terus menerus dapat menimbulkan stres. Hal ini disebabkan karena seorang karyawan sudah terbiasa dengan pola kerja yang lama dan sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lama.


(39)

d. Jetlag

Jetlag adalah jenis kelelahan khusus yang disebabkan oleh perubahan waktu sehingga mempengaruhi irama tubuh seseorang. Untuk itu disarankan bagi mereka yang baru menempuh perjalanan jauh dimana terdapat perbedaan waktu, agar beristirahat minimal 24 jam sebelum melakukan sesuatu aktivitas.

e. Suhu dan kelembapan

Bekerja dalam suatu ruangan yang suhunya terlalu tinggi dapat mempengaruhi tingkat prestasi karyawan. Suhu yang tinggi harus dapat ditoleransi dengan kelembapan yang rendah.

2. Beban kerja

Beban kerja yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seorang sehingga menimbulkan stres. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin terlalu tinggi, volume kerja mungkin terlalu banyak dan sebagainya. 3. Sifat pekerjaan

a. Situasi baru dan asing

Menghadapi situasi baru dan asing dalam pekerjaan atau organisasi, seseorang akan terasa sangat tertekan sehingga dapat menimbulkan stres.

b. Ancaman pribadi

Suatu tingkat kontrol (pengawasan) yang terlalu ketat dari atasan menyebabkan seseorang terasa terancam kebebasannya.


(40)

c. Percepatan

Stres bisa terjadi jika ketidakmampuan seseorang untuk memacu pekerjaan.

d. Ambiguitas

Kurangnya kejelasan terhadap apa yang harus dikerjakan akan menimbulkan kebingungan dan keraguan bagi seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

e. Umpan balik

Standar kerja yang tidak jelas dapat membuat karyawan tidak puas karena mereka tidak pernah tahu prestasi mereka. Di samping itu, standar kerja yang tidak jelas juga dapat dipergunakan untuk menekan karyawan.

4. Kebebasan

Kebebasan yang diberikan kepada karyawan belum tentu merupakan hal yang menyenangkan. Ada sebagian karyawan justru dengan adanya kebebasan membuat mereka merasa ketidakpastian dan ketidakmampuan dalam bertindak. Hal itu dapat merupakan sumber stres bagi seseorang. 5. Kesulitan

Kesulitan-kesulitan yang dialami dirumah, seperti ketidakcocokan suami-istri. Masalah keuangan, perceraian dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Hal-hal seperti ini dapat merupakan sumber stres bagi seseorang.


(41)

1. Faktor Lingkungan (Ketidakpastian ini meliputi ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politis, dan ketidakpastian teknologis).

2. Faktor Organisasi (tuntutan tugas, tuntutan peran, dan tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi dan tingkat hidup organisasi).

3. Factor Individual (Isu keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian yang intern).

Table 2.2 Ukuran Tingkat Stress

Ukuran tingkat stress dilihat dari:

Lekas marah

Kesulitan dalam pengambilan keputusan

Kurangnya selera humor Adanya perasaan tertindas Kesulitan dalam berkonsentrasi Ketidakmampuan dalam menyelesaikan

satu pekerjaan sebelum terburu-buru menyelesaikan tugas berikutnya Merasa jadi target dari kebencian orang

lain

Merasa tidak sanggup dalam menangani suatu maslah Ingin menangis ketika menghadapi

masalah yang sekecil apapun Tidak terlalu tertarik dalam melakukan

suatu hal setelah pulang kerja Bangun di pagi hari dan merasa lelah

saat menjelang malam Terus menerus merasa salah Sumber: http://www.bnet.com 2008

2.1.2.4 Penyebab Stres Kerja

Menurut Philip L (dikutip Jacinta L, 2002), menyatakan bahwa seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja jika:


(42)

1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak oraganisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja.

2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.

3. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut.

Menurut Carry Cooper (dikutip dari Jacinta F, 2002) menyatakan bahwa sumber stress kerja ada empat yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi pekerjaan

a. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, jika ruangan tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. b. Overload. Overload dapat dibedakan secara kuatitatif dan kualitatif.

Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam tegangan tinggi. Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit sehingga menyita kemampuan karyawan.

c. Deprivational stress. Kondisi pekerjaan tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul


(43)

adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur social (kurangnya komunikasi social).

d. Pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan yang beresiko tinggi atau berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara dan sebagainya

2. Konflik Peran Stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu yang diharapkan oleh manajemen. Akibatnya sering muncul ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga ahirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang bekerja mengalami stres lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalahnya wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga.

3. Pengembangan Karir Setiap orang pasti punya harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Namun cita- cita dan perkembangan karir banyak sekali yang tidak terlaksana.

4. Struktur Organisasi Gambaran perusahaan yang diwarnai dengan struktur organisasi yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab, aturan main yang terlalu kaku atau tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak jelas serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan menjadi stres.

Menurut Sarafino (dikutip dari Bart Smet, 1994) membagi penyebab stres kerja menjadi 4 yaitu sebagai berikut:


(44)

1. Lingkungan fisik yang terlalu menekan seperti kebisingan, temperatur atau panas yang terlalu tinggi, udara yang lembab, penerangan di kantor yang kurang terang.

2. Kurangnya control yang dirasakan. 3. Kurangnya hubungan interpersonal.

4. Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja. Para pekerja akanmerasa stres bila mereka tidak mendapatkan promosi yang selayaknya mereka terima.

Sedangkan menurut Igor S (1997:248), menyatakan bahwa stress kerja dapat disebabkan oleh:

1. Intimidasi dan tekanan dari rekan sekerja, pimpinan perusahaan dank lien. 2. Perbedaan antara tuntutan dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan

tugas dan kewajiban.

3. Ketidakcocokan dengan pekerjaan.

4. Pekerjaan yang berbahaya, membuat frustasi, membosankan atau berulang-ulang.

5. Beban lebih.

6. Factor-faktor yang diterapkan oleh diri sendiri seperti target dan harapan yang tidak realistis, kritik dan dukungan terhadap diri sendiri.

Menurut Igor S (1997:249) menyatakan bahwa ada beberapa gejala-gejala dari stress kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Menolak perubahan.


(45)

3. Kehilangan motivasi, ingatan, perhatian, tenggang rasa dan pengendalian. 4. Kurang tidur, kehilangan nafsu makan dan menurunnya nafsu seks.

5. Tidak memakai tempat bekerja dan orang-orang yang bekerja bersama anda.

2.1.2.5 Dampak Stres Kerja

Menurut Gibson dkk (1996:363) menyatakan bahwa dampak dari stress kerja banyak dan bervariasi. Dampak positif dari stress kerja diantaranya motivasi pribadi, rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup yang lebih baik. Meskipun demikian, banyak efek yang mengganggu dan secara potensial berbahaya. Cox membagi menjadi 5 kategori efek dari stress kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Subyektif berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri yang rendah, gugup, kesepian.

2. Perilaku berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alcohol, penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara berlebihan, perilaku implusif, tertawa gugup.

3. Kognitif berupa ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitive terhadap kritik, hambatan mental.

4. Fisiologis berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas dan dingin.


(46)

5. Organisasi berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing, dari mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas berkurang.

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2001:67).

Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson:1996).

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya.

Robbins (2006:212) mendefinisikan prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Stoner (19221:206) mengemukakan teori bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, ability (kemampuan) dan role perception (pemahaman peran) atau pemahaman seseorang atas tugas dan perilaku yang diperlukan untuk mencapai


(47)

kinerja yang tinggi. Dan seseorang dikatakan mempunyai pemahaman peran yang tinggi bila ia tahu dengan persis tentang bagaimana mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Menurut Desller (2006:322) mengemukakan bahwa pada dasarnya kinerja lebih merupakan fungsi dari pelatihan, komunikasi, alat, dan pengawasan serta motivasi pribadi. Tujuan dan standar kinerja harus sesuai dengan tujuan strategis organisasi/instansi.

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif .untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Rivai, 2005 : 309).

Wirawan (2001:13) menyebutkan kinerja sering juga disebut dengan “kinetika kerja atau performance”, kinerja juga merupakan suatu fungsi dari hasil atau apa yang dicapai seorang karyawan dan kompetisi yang dapat menjelaskan bagaimana karyawan dapat mencapai hasil tersebut.

Hoy dan Miskel (2005:216), berpendapat bahwa kinerja merupakan fungsi daripada kemampuan dan motivasi, dengan formulasinya : performance = f (ability x motivation). Untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang, maka perlu pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi/kemauan.

Menurut buku Lembaga Administrasi Negara (1993:3), kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian dan pelaksanaan suatu kegiatan


(48)

ataupun kebijaksanaan suatu dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Dalam kamus Bahasa Indonesia (2005:503), kinerja diartikan sebagai sesuatu yang harus dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemauan kerja. Dalam pengertian luas, kata kinerja selalu dikaitkan dengan kata-kata seperti job performance atau work performance yang berarti hasil kerja atau prestasi.

2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Anwar P.Mangkunergara (2001:67) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, dan sikap. Berikut adalah penjabarannya, yang dapat disimpulkan :

a. Kualitas, yaitu hasil kegiatan yang dilakukan mendekati sempurna, dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan kegiatan dalam memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu kegiatan.

b. Kuantitas, yaitu jumlah atau target yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah unit jumlah siklus aktivitas yang diselelsaikan.

c. Tanggung jawab, yaitu beban pekerjaan yang diemban perusahaan kepada karyawannya.

d. Sikap, Perilaku yang mencerminkan keinginan karyawan dalam menyelesaikan tugas yang diembannya

Menurut Gibson (1997:164) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai berikut:


(49)

Factor individu meliputi: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat social dan demografi seseorang. 2. Factor Psikologis

Factor-faktor psikologis terdiri dari persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja.

3. Factor Organisasi

Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepimpinan dan imbalan.

Menurut Mahmudi (2005 : 2) faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja adalah sebagai berikut:

1. Faktor personal/individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer.

3. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur Kinerja dalam organisasi.

5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan, dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.


(50)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran/target, kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi.

Table 2.3 Ukuran Kinerja Pekerjaan

Ukuran Kinerja Pekerjaan

Keinginan untuk tidur Konsentrasi

Daya ingat Stabilitas emosi

Kemampuan dalam mengambil keputusan

Komunikasi dengan orang lain Koordinasi tangan dan mata

Daya tangkap visual Kewaspadaan

Kemampuan dalam mengambil keputusan

Kecepatan dalam beraksi Sumber: http://www.qld.gov.au 2009

2.1.3.3Karakteristik Kinerja

Menurut Mangkunegara (2001:68) bahwa karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi 3. Memiliki tujuan yang realistis

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang komkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya


(51)

6. Mencari kesempatan yang merealisasikan rencana yang telah diprogramkan

Kinerja seorang pegawai akan baik apabila: 1. Mempunyai keahlian yang tinggi.

2. Kesediaan untuk bekerja.

3. Lingkungan kerja yang mendukung.

4. Adanya imbalan yang layak dan mempunyai harapan masa depan, (Prawirosentono, 1999).

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel

2.1.4.1 Keterkaitan Antara Variabel Lingkungan Kerja dengan Stres Kerja

Menurut Soedarmayanti (2001:21) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja adalah penerangan cahaya, suhu udara, suara bising, keamanan kerja dan hubungan karyawan. Factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat stress karyawan. Menurut Nitisemito (1982) bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap stress karyawan.

2.1.4.2 Keterkaitan Antara Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan

Menurut Gibson (1997:164) salah satu factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah factor psikologis yang terdiri dari persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja. Psikologis disini suatu keadaan fisik, yaitu lingkungan kerja yang secara langsung mempengaruhi


(52)

stress kerja karyawan dan berdampak pada kinerja karyawan. Sperti yang dikatakan Nurdansyah (2009) bahwa lingkungan kerja mempengaruhi positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Kemudian menurut Cary Cooper (1995), salah satu dari sumber stress adalah kondisi pekerjaan sperti lingkungan kerja, overload, deprivational stress, pekerjan beresiko tinggi. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.1.4.3 Keterkaitan Antara Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan

Menurut Sari (2003) meneliti tentang pengaruh sumber-sumber stress kerja terhadap kinerja karyawan yang menunjukan bahwa individual stress berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stress kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Sari (dikutip dari Nita Wahyu Wulandari, 2008) meneliti tentang pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang negative signifikan antara stress kerja dengan kinerja karyawan. Kemudian menurut Azazah Indriyani, SE (2009) meneliti tentang pengaruh konflik peran ganda dan stress kerja terhadap kinerja karyawan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stress kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.1.4.4 Keterkaitan Antara Lingkungan Kerja dan Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan

Menurut Anorogo dan Widiyanti (1993) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dirinya dalam


(53)

menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya. Menurut Anwar Prabu (1993:93), stress kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaanya. Dan menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan kerja dan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti, 2001:21).

Perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak dari simtom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bias rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan (A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2008:157).

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai denga tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2001:67).


(54)

Berdasarkan pada pandangan beberapa para ahli diatas mengenai hal-hal yang terkait dengan lingkungan kerja, stress kerja dan kinerja karyawan. Maka dari itu, kita dapat membuat kesimpulan bahwa terdapat suatu keterikatan antara lingkungan kerja dan stress kerja terhadap tingkat kinerja seorang karyawan.

Oleh karena itu dapat dilihat penjelasan diatas melalui gambar 2.1 paradigma penelitian dibawah ini :

Gibson (1997:164) Sedarmayanti (2001:21) Anorogo dan Widiyanti Sari (2003) Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Lingkungan Kerja 1. Penerangan Cahaya 2. Suhu Udara 3. Suara Bising 4. Keamanan Kerja 5. Hubungan Karyawan

(Soedarmayanti, 2001:21) X1

Kinerja Karyawan

1. Faktor

personal/individu 2. Faktor kemimpinan 3. Faktor tim

4. Faktor sistem 5. Faktor kontekstual

(situasional)

(Mahmudi 2005:2) Y

Stress Kerja

1. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat 2. Waktu kerja yang

mendesak

3. Kualitas pengawasan kerja yang rendah 4. Iklim kerja yang tidak

sehat

5. Otoritas kerja yang tidak memadai yang

berhubungan dengan tanggung jawab 6. Konflik kerja

7. Perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja

(A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2008:157)


(55)

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil

Penelitian

Perbeda an

Persamaa n

1. Dwi Septianto Pengaruh Lingkungan Kerja

dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada PT. Pataya Raya Semarang Hasil penelitian dismpulkan bahwa lingkungan kerja pada PT. Pataya Raya Semarang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan ditolak. Karena dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.102. dan stress kerja pada PT. Pataya Raya Semarang mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap Menggun akan regresi berganda sedangka n saya menggun akan path analisis. Sama-sama mengunak an variable lingkunga n kerja, stress kerja dan kinerja.


(56)

kinerja karyawan ditolak. Karena dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 1.173. 2. Jerry

Marcellinus Logahan Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Pekerjaan terhadap

Kinerja Pekerja di PT. Nemanac Rendem Variable lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Variable stress kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Sedangkan lingkungan kerja dan stress kerja secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Menggun akan regresi berganda sedangka n saya menggun akan path analisis Sama-sama mengunak an variable lingkunga n kerja, stress kerja dan kinerja

3. Munparidi Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada perusahaan daerah Bahwa variabel pelatihan dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh Menggun akan variabel kepemim pinan, motivasi, pelatihan sedangka Sama-sama mengguna kan variabel lingkunga n kerja dan


(57)

air minum Tirta Musi Kota Palembang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang. n saya tidak. karyawan.

4. Mariskha Z Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan Surat Kabar Harian Lokal Di Kota

Palembang Pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja tidak berpengaru h signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial sedangkan secara simultan stres kerja dan kepuasan kerja berpengaru h signifikan. Menggun akan variabel kepuasan kerja sedangka n saya tidak. Sama-sama mengguna kan variabel stres kerja dan kinerja karyawan.

5. Ali Kesuma Pengaruh Lingkungan Kerja, motivasi dan Budaya Organisasi terhadap kepuasan serta dampaknya terhadap Kinerja Pegawai Hasil pengujian hipotesis memberika n sebuah gambaran tentang variable yang mempunyai pengaruh terbesar Menggun akan 4 variabel sedangka n saya menggun akan 3 variabel. Sama mengguna kan variable lingkunga n kerja saja.


(58)

terhadap kinerja karyawan, yaitu motivasi. Hal ini setidaknya memberika n penjelasan bahwa motivasi merupakn prioritas utama bagi pegawai dalam meningkatk an kinerjanya disamping juga budaya organisasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja. 6. Arif Imam

Suroso dan Rotua Siahaaan Pengaruh Stres dalam pekerjaan terhadap Kinerja Karyawan: Studi kasus di Perusahaan Agribisnis PT NIC

Stressor berpengaru h langsung dan bersifat positif terhadap tingkat stre kerja tersebut secara signifikan berpengaru h negative terhadap kinerja karyawan. Sementara kinerja Hanya menggun akan 2 variabel saja sedangka n saya menggun akan 3 variabel. Sama mengguna kan variable stress kerja dan kinerja.


(59)

juga berpengaru h secara signifikan terhadap stress kerja karyawan.

7. Siti

Rahmawati

Analisis Stres Kerja karyawan

pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang bogor Berdasarka n hasil penelitian terhadap stress kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk, dapat disimpulka n bahwa tingkat stress kerja yang dialami karyawan saat ini berada pada tingkat rendah. Hanya menggun akan 1 variabel sedangka n saya menggun akan 3 variabel. Sama-sama mengunak an variable stress kerja.

8. Theresia Sunarni dan Veni Istanti

Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi

Kerja terhadap Kinerja Karyawan

di PT. Interbis Sejahtera Palembang Bahwa stress kerja secara signifikan berpengaru h terhadap kinerja karyawan. Dan juga motivasi kerja berpengaru h signifikan terhadap kinerja karyawan. Stress kerja Variabeln ya ada yang menggun akan variable motivasi kerja sedangka saya tidak menggun akannya. Sama-sama mengguna kan variable stress kerja dan kinerja karyawan.


(60)

dan motivasi secara signifikan berpengaru h terhadap kinerja karyawan. 9. Salwa Hayati

Hasan, Nasir Azis, Muhammas Adam Pengaruh Lingkngan Kerja terhadap Kinerja Aktivis pada Lembaga Swadaya Masyarakat di Kota Banda Aceh

Berdasarka n hasil penelitian menunjuka n bahwa secara simultan variable lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja nono fisik berpengaru h secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada lembaga swadaya masyarakat di kota banda aceh. Hasil penelitian juga menunjuka n bahwa secara parsial menunjuka n bahwa variable lingkungan kerja fisik Hanya menggun akan 2 variabel sedangka n saya menggun akan 3 variabel. Sama-sama mengguna kan variable lingkunga n kerja dan

kinerja karyawan.


(61)

berpengaru h terhadap peningkata n kinerja karyawan pada lembaga swadaya masyarakat di kota banda aceh. Sedangkan variable lingkungan kerja non fisik juga berpengaru h terhadap peningkata n kinerja karyawan pada lembaga swadaya masyarakat di kota banda aceh. 10. Sanusi Hamid Pengaruh Motivasi

dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Dosen Matematika pada beberapa Perguruan Tinggi di Kota Makassar

Menemuka n hasil bahwa motivasi berpengaru h signifikan terhadap kinerja secara parsial, suasan lingkungan kerja berpengaru h signifikan terhadap kinerja Menggun akan variable motivasi sedangka n saya menggun akan variabel stress kerja. Sama-sama mengguna kan variable lingkunga n kerja dan

kinerja karyawan.


(62)

secara parsial dan secara bersama-sama kedua variable bebas juga berpengaru h signifikan terhadap kinerja dosen. 11. Peni

Tunjungsari

Pengaruh stress kerja terhadap Kepuasan Kerja

Karyawab pada Kantor Pusat PT.

Pos Indonesia (PERSERO) Bandung Bahwa terdapat hubungan yang positif atau signifikan antara stress kerja dengan kepuasan kerja karyawan. Hal ini berarti stress kerja yang dialami karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) bandung dalam kondisi stress yang tidak terlalu tinggi. Menggun akan variable kepuasan kerja sedangka n saya menggun akan variable lingkung an kerja dan kinerja karyawan Sama-sama mengguna kan variable stress kerja.


(1)

lingkungan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan PT Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung.

Besar pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan PT Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung.

 Pengaruh langsung stres kerja terhadap kinerja karyawan = 2 YX2

(P

)

= (0,632) x (0,632) = 0,399 (39,9%). Untuk meningkatkan Y perusahaan harus terlebih dahulu meningkatkan X2.

 Pengaruh tidak langsung stres kerja terhadap kinerja karyawan = (

P

YX2) x (

r

X1X2) x (

YX1

P

) = (0,632) x (0,627) x (0,248) = 0,098 (9,8%). Perusahaan dapat mengabaikan pengaruh langsung dan dapat memfokuskan pada faktor lain.

Jadi total pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Securindo Packatama Indonesia = 39,9% + 9,8% = 49,7% dengan arah positif. Artinya semakin tinggi stres kerja akan meningkatkan kinerja karyawan PT Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung.

3) Pengujian Hipotesis

Selanjutnya untuk membuktikan apakah lingkungan kerja dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karayawan baik secara bersama-sama maupun secara parsial, maka dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dimulai dari pengujian secara bersama-sama dan dilanjutkan dengan pengujian secara parsial.

Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-sama. Hipotesis Statistik:

Ho: βYX1= βYX2 = 0 Lingkungan kerja dan stres kerja secara bersama-sama tidak

memiliki pengaruh terhadap Kinerja karyawan PT Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung.


(2)

Ha: βYX1 βYX2 0

Lingkungan kerja dan stres kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Kinerja karyawan PT Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung.

Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji F dengan formula sebagai berikut: Fhitung = 1 2

1 2

2 Y (X X ) 2

Y (X X )

(n

k 1)R

k(1 R

)

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS.19 diperoleh nilai Fhitung

pengaruh Lingkungan kerja dan stres kerja terhadap Kinerja karyawan sebagai berikut. Tabel 3.5

Uji Anova untuk uji Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan tabel pengujian diatas dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 53,815 dengan nilai

signifikansi (p-value) sebesar 0,000. Sementara dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas (2;56) diperoleh nilai Ftabel = 3,161. Karena Fhitung (53,815) lebih besar dibanding

Ftabel (3,161) maka pada tingkat kekeliruan 5% ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan

menerima hipotesis penelitian (Ha), sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja dan stres kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Kinerja karyawan PT Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung.


(3)

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan PT.Securindo Packatama Indonesia Pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Lingkungan kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung rata-rata skornya termasuk dalam kategori baik. Namun suhu udara termasuk kedalam kriteria kurang dibandingkan dengan keempat indikator lainnya. 2. Stres kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan

BIP Bandung rata-rata skornya termasuk dalam kategori baik. Namun otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab dan perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja termasuk kedalam kriteria kurang. 3. Kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung termasuk kedalam kategori baik. Namun faktor kepemimpinan dan faktor kontekstual (situasional) termasuk kedalam kategori kurang.

4. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap stres kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung .

5. Lingkungan kerja dan stres kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara parsial lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis memberikan saran-saran yang dapat berguna mengenai pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP , diantaranya :

1. Lingkungan Kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung sudah baik. Namun suhu udara yang panas diruangan kerja sebaiknya lebih diperhatikan lagi dengan memasang AC atau pun kipas angin.


(4)

2. Stres Kerja PT. Securindo Packatama Indonesia pada cabang RS.Santosa, Paskal dan BIP Bandung sudah baik. Namun dalam memberikan tanggung jawab yang diberikan atasan tidak terlalu berat supaya karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 3. Kinerja Karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung kurang dalam dukungan atasan kepada bawahannya dan perubahan lingkungan sebaiknya atasan bisa lebih memperhatikan lagi kemampuan dan keadaan karyawannya.

4. Lingkungan kerja terhadap stres kerja diperbanyak dipengaruhi oleh faktor lain PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung. Maka dari itu perusahaan lebih baik meneliti faktor-faktor lain diluar lingkungan kerja. 5. Lingkungan kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan memiliki

keterkaitan dan pengaruh secara signifikan baik secara simultan maupun parsial namun stres kerja memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja karyawan dibanding lingkungan kerja., maka dari itu PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung seyogyanya memperhatikan variabel-variabel tersebut. Karena dapat berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan, salah satunya yaitu variabel lingkungan kerja yang berperan penting dalam kegiatan perusahaan karena berdampak langsung terhadap stres kerja dan juga kinerja karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung.

V. DAFTAR PUSTAKA

Hamid Sanusi (Jurnal Manajemen Bisnis, ISSN. 2008-7086, Vol.I No.1) September 2011. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Dosen Matematika Pada Beberapa Perguruan Tinggi Di Kota Makassar.

Hariyono Widodo, Dyah Suryani dan Yanuk Wulandari (ISSN: 1978-0575 V0l. 3 No.3)


(5)

Dengan Kelelahan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta.

Hasan Salwa Hayati, Nasir Azis dan Muhammad Adam (Jurnal Ilmu Manajemen, ISSN 2302-0199, Vol 1. Tahun 1 No.1) Agustus 2012. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Aktivis Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kota Banda Aceh.

Kesuma Ali (Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 1, No.4) Desember 2007. Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai.

Logahan Jerry Marcellinus (Jurnal Ilmu Komunikasi). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Pekerjaan Terhadap Kinerja Pekerja di PT Nemanac Rendem.

Manurung Mona Tiorina dan Intan Ratnawati (Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 1 No.2) 2012. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan.

Munparidi (Jurnal Orasi Bisnis Edisi ke-VII, ISSN: 2085-1375) Mei 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang.

Rahmawati Siti (Jurnal Manajemen). Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor.

Sari. 2008. Pengaruh Sumber-sumber Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Septianto Dwi (Jurnal Manajemen) 2010. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada PT. Pataya Raya Semarang.

Sunarni Theresia dan Veni Istanti (Jurnal Teknik Industri, Vol. 7 No.2) Desember 2007. Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Interbis Sejahtera Palembang.

Suroso Arif Imam dan Rotua Siahaan (Jurnal Manajemen Agri bisnis, Vol. 3 No.1) Maret 2006. Pengaruh Stres Dalam Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus Di Perusahaan Agribisnis PT NIC.

Tunjungsari Peni (Jurnal Manajemen Vol. 1 No.1). Maret 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PT.Pos Indonesia (PERSERO) Bandung.


(6)

Z Mariskha (Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, ISSN 2085-1375 Edisi ke VI) November 2011. Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja TerhadapKinerja Karyawan Surat Kabar Harian Lokal Di Kota Palembang.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 5 23

PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusuma Mulia Plasindo Infitex, Klaten.

0 7 14

PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusuma Mulia Plasindo Infitex, Klaten.

1 5 18

PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BRI Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bri Cabang Bekasi.

0 4 15

PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BRI Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bri Cabang Bekasi.

0 2 15

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. Putra Nugraha Sentosa Mojosongo).

0 2 18

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. Putra Nugraha Sentosa Mojosongo).

0 2 17

PENGARUH LINGKUNGAN DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. RONADAMAR SEJAHTERA CABANG BANDUNG.

2 8 61

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN DI PT. ASURANSI BINTANG, Tbk CABANG BANDUNG.

0 4 60

TAP.COM - PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN ... 572 2285 1 PB

0 4 17