Akibat Hukum Pemisahan Negara Timor Leste Terhadap Indonesia

daerah itu. 59 Dengan demikian daerah di sebelah Barat dan Timur dari Timor Gap tidak termasuk Timor Gap, dan garis batas landas kontinen antara kedua negara di kedua daerah tersebut sudah ditetapkan berdasarkan Perjanjian tahun 1972. Dari uraian tersebut di atas, tampak bahwa dengan lepasnya Timor-Timur dari wilayah RI, Indonesia termasuk Timor Barat tidak lagi mempunyai hak terhadap landas kontinen di daerah “Timor Gap” berdasarkan hukum internasional.

D. Akibat Hukum Pemisahan Negara Timor Leste Terhadap Indonesia

Membicarakan akibat hukum suksesi negara Timor Leste terhadap Indonesia adalah membicarakan terlepasnya Timor Leste dari negara kesatuan Republik Indonesia. Suatu hal utama dalam membahas suksesi negara Timor Leste terhadap Indonesia adalah dikenalnya istilah suksesi negara itu sendiri dalam kasus Timor Leste, karena ada beberapa pendapat sarjana hukum internasional memandang lepasnya Timor Leste dari negara Indonesia adalah peristiwa suksesi negara. Pendapat sarjana tersebut dapat dilihat dari yang dikemukakan oleh Huala Adolf yang memberi judul tulisannya “Beberapa Masalah Suksesi Negara Dalam Kasus Timor Timur”, 60 59 Ibid. bukan beberapa masalah suksesi negara dalam kasus Timor-Timur. 60 Huala Adolf, “Beberapa Masalah Suksesi Negara Dalam Kasus Timor Timur”, http:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc, Diakses tanggal 28 Pebruari 2014. Universitas Sumatera Utara Demikian juga pendapat Boer Mauna yang memandang pemisahan Timor Timur dari wilayah RI juga berkaitan dengan masalah suksesi negara. Namun dalam melihat masalah Timor Timur ini ini masih dapat diperdebatkan apakah terjadi perubahan kedaulatan atas wilayah tersebut atau hanya sekedar pengembalian kedaulatan. 61 Pendapat Boer Muna di atas pada dasarnya memperdebatkan karena adanya masyarakat internasional tetap menganggap bahwa Timor Timur merupakan wilayah yang diduduki oleh Indonesia yang kemudian dikembalikan statusnya menjadi non-self governing teriroty. 62 Pendapat sarjana hukum internasional yang memandang kasus Timor- Timur adalah kasus suksesi adalah Sefriani yang mengatakan “Lepasnya Timor- Timur sebagai provinsi Indonesia yang ke-27 menjadi negara baru yang merdeka merupakan kasus suksesi negara di Indonesia”. 63 Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas koloni portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi yang pernah menjadi bagian Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai 19 Oktober 1999. 64 Timor Timor atau Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27 setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi perang saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis dan selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya 61 Boer Muna, Op.Cit., hal. 48. 62 Ibid., hal. 49. 63 Sefriani, Op.Cit., hal. 318. 64 Media Indonesia, “28 November 1975: Timor Timur memproklamasikan kemerdekaan dari Portugal”, http:www.indonesiamedia.com, Diakses tanggal 28 Pebruari 2014.. Universitas Sumatera Utara walaupun meninggalkannya dan tidak pernah diurus dengan baik. Sebelum bergabung dengan Indonesia di Timor Timur lahir lima partai, yaitu: partai UDT yang menginginkan Timor Timur bergabung dengan portugal, partai ASDT yang berganti nama menjadi FRETILIN menginginkan Timor Timur menjadi Negara merdeka, serta tiga partai lain yang menginginkan Timor Timur bergabung dengan Indonesia yaitu: AITI yang berubah nama menjadi APODETI, KOTA, dan Partido TrabalhistaPartai Buruh. Kemudian pada 11 September 1975 tiba-tiba UDT mendeklarasikan keinginannya untuk bergabung dengan Indonesia. Dan pada tanggal 28 November 1975 atas cetusan FRETILIN, Timor Timur pun merdeka dengan nama Republik Demokratik Timor Timur. Deklarasi tersebut tidak diterima partai lain yang Pro-integrasi, sehingga kelompok Pro-integrasi mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia pada 30 November 1975 dan meminta dukungan agar Indonesia ambil alih Timor Timur dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan marxis-Komunis. 65 Saat Indonesia mendarat di Timor Timur pada 7 Desember 1975, FRETILIN dan ribuan rakyatnya mengungsi ke pegunungan untuk melawan Indonesia. Pada akhirnya penduduk banyak yang meninggal karena pemboman dari udara oleh Indonesia, kelaparan, penyakit, dan bahkan ada yang karena dibunuh sesama FRETILIN di hutan. Perbedaan sikap politik antara partai-partai yang ada menimbulkan perang saudara dan Indonesia terus mengikuti kondisi atas peristiwa tersebut. Adapun tanggapan Indonesia terhadap permintaan kelompok 65 Blogspot.com, “Mengenang Kasus Lepasnya Timor Timur Dari Indonesia”, http:kumsej.blogspot.com201211sejarah-lepasnya-timor-timur.html, Diakses tanggal 28 Pebruari 2014. Universitas Sumatera Utara Pro-integrasi yaitu menerima Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia. Timor Timur pun bergabung dengan Indonesia secara legalresmi sesuai UU No. 7 Tahun 1976, pada tanggal 17 Juli 1976. 66 Pada tahun 1975, ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28 November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan ketika terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September, Oktober dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil sebagian besarnya adalah pendukung faksi integrasi dengan Indonesia. Dalam sebuah wawancara pada tanggal 5 April 1977 dengan Sydney Morning Herald, Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik mengatakan bahwa “jumlah korban tewas berjumlah 50.000 orang atau mungkin 80.000 ″. 67 Integrasi “bumi Loro Sae“ ke NKRI tersebut merupakan buah aspirasi masyarakat Timor Timur sendiri melalui deklarasi Balibo. Karena bergabung di Indonesia belakangan, Timor Timur pun bukan bagian utuh dari Indonesia, karena 66 Ibid. 67 Media Indonesia, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara tidak termasuk dalam Indonesia pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 68 Dengan peristiwa integrasi tersebut, kemudian pihak pro integrasi meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan FRETILIN yang berhaluan Komunis. 69 Pada waktu itu Presiden Habibie menganggap pembiaran integrasi Timor Timur ke Indonesia oleh dunia internasional terutama Amerika dan sekutunya disebabkan saat itu terjadi kekosongan kekuasaan di Timor Timur dan karena khawatir Timor Timur menjadi daerah komunis lewat FRETILIN. Namun setelah Blok TimurKomunis runtuh, dunia barat mulai mempermasalahkan integrasi Timor Timur tersebut. Pada hari Rabu Tanggal 27 Januari 1999, sesuai Sidang Kabinet Menlu Ali Alatas menyampaikan sebuah kalimat, yaitu ‘Setelah 22 tahun kita mengalami sejarah kebersamaan dengan rakyat kita di Timor Timor untuk menyatu dengan kita. Maka kiranya adalah wajar dan bijaksana, bahkan demokratis dan konstitusional bila kepada wakil-wakil rakyat kita yang kelak akan terpilih diusulkan untuk mempertimbangkan agar dapat kiranya Timor Timor secara terhormat, secara baik-baik berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia´. Pada tanggal 21-23 April 1999, pemerintah menawarkan Opsi untuk meyakinkan masyarakat Timor Timor yaitu ‘Otonomi luas´. Hal-hal penting yang ditawarkan pemerintah RI tentang Pemberian Otonomi luas kepada Timor Timor meliputi antara lain : 68 Blogspot.com, Op.Cit. 69 Media Indonesia, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara 1. Timor Timor akan mempunyai bendera dan bahasa sendiri. Bahasa Indonesia hanya digunakan untuk keperluan resmi sebagai bahasa resmi. 2. Pemanfaatanpengalokasian dana pembangunan tersebut diputuskan atau ditentukansendiri oleh Pemerintah Daerah Otonomi Khusus Timor Timor. 3. Anggaran pembangunan tetap sama seperti selama ini, dengan rincian 93 berasal dari pemerintah pusat dan sisanya 7 dari pendapatan asli daerah PAD Timor Timor sendiri. 70 Dilihat sepintas, tawaran tersebut sangat menjanjikan buat masa depan Timor Timor. Namun ternyata tawaran inipun ditolak sehingga tidak ada pilihan lain selain merdeka atau harus melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maraknya tekanan terhadap Pemerintah Indonesia agar melepaskan Timor Timor menjadi sebuah keharusan dan tidak bisa dibendung lagi. Konflik dan tindak kekerasan merebak dimana-mana. Pada akhirnya tanggal 08 Agustus 1998, semua satuan-satuan tempur TNI ditarik dari Timor Timor. Terjadilah kekosongan kekuatan ‘Vacuum of Power´ tindak kekerasan semakin merajalela dan banyak memakan korban jiwa. Pada saat itu muncul dua kelompok kekuatan yang saling berhadap-hadapan. Kelompok pertama adalah mereka yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Kelompok yang kedua adalah mereka yang berjuang ingin tetap bersatu dengan Indonesia. Pada tanggal 5 Mei Menteri Luar Negeri Menlu Ali Alatas dan Menlu Portugal Jame Gama, bersama sekretaris Jenderal PBB Kofi Anan menandatangani kesepakatan bahwa Indonesia tetap bertanggung jawab pada keamanan pelaksanaan tersebut. 70 Ibid. Universitas Sumatera Utara Disepakati, tanggungjawab keamanan akan diserahkan kepada Polri yang dibantu TNI. Hal itu tertuang dalam dua kesepakatan, yaitu: 1. Kesepakatan tentang modalitas pelaksanaan penentuan pendapat melalui jejak pendapat. 2. Kesepakatan tentang Polisi Polri sebagai penanggung jawab keamanan. Selain desakan referendum oleh PBB dan Portugal serta desakan internasional, sejak awal peralihan Orde Baru ke Reformasi Timor Timur masih terus menjadi beban bagi Indonesia karena gejolak masyarakat disana yang sebagian besar pro referendum sementara tidak sedikit curahan sumber daya untuk Timor Timur yaitu 93 APBD provinsi ini ditanggung oleh Negara yang jauh berbeda dengan bantuan untuk daerah lain. Alokasi dana dari Indonesia ditujukan untuk pembangunan di Timor Timur yang luasnya 14.609 km². Bantuan itu berupa dana pembangunan daerah inpres dan dana sektoral masing-masing berjumlah Rp 350,7 miliar dan Rp 602,4 miliar yang mendorong kemajuan di Timor Timur. Hasilnya kesejahteraan sosial, angka melek huruf, ruas jalan beraspal, hingga bangsal di Rumah Sakit pun terus bertambah. Bahkan saat semakin besar potensi untuk berpisah dengan Indonesia tahun 1999, Timor Timur masih menerima alokasi APBN sebesar Rp 187,3 Miliar untuk pembangunan provinsi, kota, desa, dan jaringan pengaman sosial, serta untuk menanggulangi kemiskinan. Sehingga Timor Timur menjadi seperti benalu bagi Indonesia bahkan sampai di akhir-akhir masa integrasinya. 71 71 Blogspot.com, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara Selain dana yang cukup besar dari pemerintah untuk Timor Timur, masalah daerah lain yang ikut ingin merdeka, masalah gerilya politik oleh kelompok Anti-integrasi, dan kritik serta kecaman Negara-negara barat atas pelanggaran HAM di Timor Timur yang terus ditujukan kepada Indonesia, semua itu semenjak Timor Timur menjadi provinsi ke-27 di Indonesia. Perang saudara selama 3 bulan September-November 1975 di Timor Timur dan pendudukan Indonesia selama 23 tahun 1976-1999, sudah lebih dari 200.000 orang meninggal dan 183.000 diantaranya disebabkan tentara Indonesia yaitu karena keracunan bahan kimia dari bom. Karena hal tersebut PBB tidak setuju dengan integrasi Timor Timur ke Indonesia. Ketidaksetujuan PBB juga dikarenakan ada kaum anti-kemerdekaan yang didukung Indonesia melakukan pembantaian balasan secara besar-besaran dimana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 jiwa dipaksa mengungsi ke Timor Barat. Untuk mengatasi permasalahan di Timor Timur, pemerintah Indonesia menawarkan otonomi diperluas dengan status khususotonomi khusus. Namun PBB dan Portugal tetap menolak dan mendesak dengan alasan walau kebijakan itu dibuat, kedepannya Timor Timur tetap meminta referendum. Hal tersebut tentu saja merugikan Indonesia. 72 Akhirnya jajak pendapat pun dilakukan untuk memberi kebebasan kepada rakyat Timor Timur untuk menerima ataupun menolak tawaran otonomi khusus. Ternyata hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan 78,5 menolak ingin merdeka dan 21,5 menerima masih ingin bergabung dengan Indonesia. Dengan kata lain lebih banyak rakyat Timor Timur yang memutuskan untuk 72 Ibid. Universitas Sumatera Utara merdeka dan berpisah dari Indonesia. Kenyataan pahit tersebut harus diterima Indonesia karena itu pilihan rakyat Timor Timur sendiri. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur diakui dunia sebagai Negara merdeka dengan nama Timor Leste Republica Democratica de Timor Leste dan mendapat sokongan dana yang luar biasa dari PBB. Sejak merdeka, pemerintah Timor Leste berusaha memutus segala hubungan dengan Indonesia seakan Indonesia penjajah dan tidak pernah membantu mereka. Dengan kata lain Timor Timur tidak tahu berterimakasih atas apa yang pernah dilakukan Indonesia terhadapnya. Lepasnya Timor Timur menjadi catatan kelam bagi Indonesia karena dipertahankan dengan penuh pengorbanan, dana, dan nyawa. Diperkirakan lebih dari 5.000 pahlawan gugur dalam perang seroja demi mempertahankan provinsi ini. 73 Presiden BJ Habibie menyatakan menerima hasil jejak pendapat tersebut. Pada tanggal 30 Oktober Pukul 09.00 waktu setempat, Bendera Merah Putih diturunkan dari Timor Timor dalam upacara yang sangat sederhana dan tanpa liputan. Interfet melarang wartawan untuk meliput acara tersebut, kecuali RTP Portugal. Pada tanggal 31 Oktober pukul 00.00 waktu setempat seluruh prajurit dan perwira TNI meninggalkan perairan Dili. Timor Timor telah lepas dari pangkuan Ibu pertiwi. Secara resmi Timor Timur bukan lagi bagian dari wilayah kedaulatan NKRI. Permasalahan lepasnya Timor Timur dari Indonesia sempat menjadi kesempatan lawan politik Presiden Habibie yang saat itu menggantikan Presiden Soeharto untuk menjatuhkan Presiden Habibie. Lepasnya Timor Timur juga 73 Ibid. Universitas Sumatera Utara dianggap sebagai ketidakmampuan Pak Habibie dalam mempertahankan Provinsi Timor Timur yang saat itu menjadi bagian dari Indonesia. Semua sudah jelas bahwa dari sejarahnya masyarakat Indonesia mengetahui lepasnya Timor Timur tidak lain adalah keinginan masyarakatnya sendiri ditambah desakan dunia internasional. Jadi, Indonesia dan Presiden Indonesia yang menjabat pada waktu itu tidak salah dalam kasus Timor Timur, karena Indonesia telah menjaga dan mempertahankan wilayah tersebut sebelumnya. Dan lepasnya Timor Timur adalah memang jalan keluar terbaik pada saat itu. Melihat uraian di atas dapat dipahami bahwa terpisahnya Timor-Timur dari Indonesia adalah merupakan peristiwa suksesi, sedangkan peristiwa suksesi negara Timor Timur dari Indonesia adalah bagian dari suksesi sendiri. Hal ini dikatakan sebab Indonesia menduduki Timor Timur bukan disebabkan oleh penjajahan tetapi disebabkan sebagian rakyat Timor-Timur melakukan integrasi dengan Indonesia melalui deklarasi Balibo. Berdasarkan telah terjadinya integrasi antara Indonesia dengan Timor- Timur yang mendudukkan Timor-Timur sebagai Provinsi ke 27, maka dapat diketahui bahwa Timor-Timur tersebut adalah merupakan wilayah Indonesia. Setelah terjadinya referendum yang menghasilkan pemisahan Timur Timor dari Indonesia dan menjadi negara baru dengan nama Timor Leste, maka peristiwa tersebut dikenal dengan istilah suksesi, bukan suksesi negara. Terlepasnya Timor Timur dari wilayah Republik Indonesia dan kemudian membentuk negara baru Timor Leste, melahirkan berbagai masalah baru. Universitas Sumatera Utara Masalah utamanya adalah adanya dua pendapat yang saling bertentangan antara Indonesia dan negara-negara luar. Indonesia menganggap Timur Timur adalah wilayah yang sebelumnya telah resmi menjadi bagian wilayah Indonesia pada tahun 1976. Karena itu, ketika Timor Timur kemudian memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, maka telah terjadi suksesi negara pada waktu itu. Pandangan kedua dari negara-negara lain, termasuk PBB, yang menganggap peristiwa tahun 1976 tersebut adalah tindakan pendudukan dengan kekerasan terhadap wilayah Timor Timur. Karena itu, ketika Timor Timur lepas dari wilayah Indonesia, yang terjadi bukanlah suksesi negara, tetapi “pengembalian kedaulatan”. 74 Dari fakta ini, menurut Huala Adolf, suksesi negara telah terjadi. Wilayah Timor Timur sebelumnya adalah wilayah pendudukan Portugis sebelum diambil alih Indonesia, bukan wilayah merdeka. Karena itu dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia pada tahun 1999, telah terjadi pemisahan wilayah dan kemudian telah lahirnya suatu negara baru. Artinya, telah terjadi suatu proses suksesi negara. 75 Berdasarkan pendapat Huala Adolf di atas ditambah kenyataan bahwa bergabungnya Timor Timur dengan Indonesia karena keinginan sebagian besar rakyat Timor Timur maka Indonesia bukanlah penjajah Timor- Timur sehingga pemisahan Timor Timur dari Indonesia adalah peristiwa suksesi. Suksesi negara dapat digolongkan dalam dua bentuk yaitu: 74 Huala Adolf, Op.Cit. 75 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1. Universal succession pemisahan keseluruhan. Terjadi apabila suatu Negara secara keseluruhan dicaplok oleh Negara lain, baik karena ditaklukkan maupun karena meleburkan diri kedalam Negara lain secara sukarela. Ini juga dapat terjadi kalau suatu Negara pecah-belah menjadi beberapa Negara bagian yang masing-masing menjadi “international person” ataupun dicaplok semua oleh Negara yang mengelilinginya. 76 Pada bentuk pemisahan universal ini tidak ada lagi international identity dari suatu negara predecessor state karena seluruh wilayahnya hilang. Sebagai contoh dapat dikemukakan hilangnya Korea pada tahun 1910 karena dianeksasi oleh Jepang, juga Kongo yang dianeksasi oleh Belgia. Dalam kasus lain Columbia terpecah menjadi tiga negara merdeka yaitu Vezezuela, Equador serta New Gradana pada Tahun 1832. Dengan demikian tidak ada lagi Columbia pada waktu itu. 77 Mirip dengan kasus ini yang juga tergolong pemisahan universal adalah ketika wilayah suatu negara predecessor state habis terbagi-bagi yang masing- masing bagian dicaplok oleh negara-negara lain. Contohnya adalah wilayah Polandia yang habis terbagi masing-masing bagian dimiliki oleh Rusia, Austria, dan Prusia pada tahun 1975. Beberapa negara kecil yang kemudian meleburkan diri menjadi satu negara besar juga tergolong bentuk pemisahan universal. 78 76 Prabu Gomong, “Suksesi negara”, http:prabugomong.wordpress.com 20110311pemisahan-negara, Diakses tanggal 28 Pebruari 2014. 77 Sefriani, Op.Cit., hal. 294. 78 Ibid., hal. 294-295. Universitas Sumatera Utara 2. Partial succession pemisahan sebagian, Terjadi apabila sebagian daripada wilayah Negara memisahkan diri dari kesatuan lewat revolusii dan menjadi “international person” sendiri sesudah mencapai kemerdekaannya. Ini bisa juga terjadi kalau Negara memperoleh sebagian dari wilayah Negara lain dengan cara sukarela cession. Cara lain dari terjadinya partial succession ialah kalau Negara yang berdaulat dan merdeka penuh masuk ke dalam Negara federal. 79 Pada bentuk pemisahan parsial ini negara predecessornya masih eksis, tetapi sebagian wilayahnya memisahkan diri menjadi negara merdeka maupun bergabung dengan negara lain. Contoh untuk bentuk pemisahan parsial ini adalah hilangnya Timor-Timor dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia membentuk negara Timor Leste pada tahun 1999. Negara Indonesia sebagai predecessor state masih ada, yang terjadi adalah bahwa Indonesia kehilangan sebagian wilayahnya. 80 Ada tiga teori yang menyatakan sejauh mana hak dan kewajiban negara yang digantikan predecessor state beralih kepada negara yang menggantikan successor state, yaitu: a. Teori Common Doctrine yaitu teori yang menyatakan apabila terjadi suksesi negara maka seluruh hak dan kewajiban predecessor beralih kepada suksesornya. b. Teori Clean Slate Doctrine yaitu teori yang menyatakan apabila terjadi suksesi 79 Prabu Gomong, Op.Cit. 80 Sefriani, Op.Cit., hal. 295. Universitas Sumatera Utara negara, seluruh hak dan kewajiban predecessornya tidak beralih kepada suksesornya kecuali dikehendakinya. c. Teori dalam Konvensi Wina 1978 tentang perjanjian dan Konvensi Wina 1983 tentang suksesi negara yaitu konvensi hanya mengatur garis-garis besar atau prinsip-prinsip umumnya saja dan diberlakukan sepanjang para pihak tidak mengaturnya dalam devolution agreement. 81 Perbedaan dari kedua jenis suksesi negara ini terletak pada bagian wilayah dari suatu negara yang digantikan kedaulatannya. Bilamana pemisahan itu terjadi terhadap seluruh wilayah suatu negara berarti negara yang lama atau predecessor state lenyap maka pemisahan yang demikian dinamakan pemisahan universal. Sedangkan bilamana suksesi negara itu hanya meliputi bagian tertentu saja dari wilayah suatu negara berarti predecessor state masih ada hanya wilayahnya saja yang berubah, maka pemisahan yang demikian dinamakan pemisahan parsial. Dengan demikian, pada pemisahan universal, identitas internasional dari suatu negara lenyap sebagai akibat lenyapnya seluruh wilayah negara itu. Di sini, “kepribadian hukum internasional” international legal personality dari negara itu hilang. Sedangkan pada pemisahan parsial, identitas internasional dari negara itu tidak hilang melainkan hanya luas wilayahnya saja yang berubah. Dalam hubungan ini, negara itu tidak kehilangan kepribadian hukum internasionalnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa suksesi negara adalah merupakan bagian suksesi. Suksesi negara menghasilkan negara dan 81 Blogspot.com, “Hukum Internasional: suksesi negara”, http:wulansetyoningrumfh- uii.blogspot.com201301hukum-internasional-pemisahan-negara.html, Diakses tanggal 28 Pebruari 2014. Universitas Sumatera Utara suksesi membicarakan akibat hukum internasional setelah terjadinya suksesi negara tersebut. Maka tatkala dikaji dalam kasus Timor-Timur maka dapat dipahami telah terjadi suksesi antara Timor Leste dengan Indonesia, dimana Timor Leste menjadi negara baru ketika terpisah dari Indonesia. Kajian suksesi akan meletakkan akibat suksesi negara dalam hubungan internasional, seperti batas wilayah negara baru dengan negara lainnya serta hubungan-hubungan internasional lainnya. Ada dua kelompok masalah penting yang menjadi fokus bahasan dalam persoalan suksesi negara, yaitu : 1. Factual State Succession, yakni yang berkenaan dengan pertanyaan fakta- fakta atau peristiwa-peristiwa apa sajakah yang menunjukkan telah terjadi suksesi negara? 2. Legal State Succession, yakni yang berbicara tentang apa akibat-akibat hukumnya jika terjadi suksesi negara. 82 Dalam hubungannya dengan substansi yang disebut terdahulu Factual State Succession, akan dilihat pendapat para sarjana dan pengaturan dalam Konvensi Wina 1978 yang telah disebutkan di atas. Dalam pandangan para sarjana, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang dipandang sebagai suksesi negara, yang bisa juga dikatakan sebagai bentuk- bentuk suksesi negara adalah: 82 Internet, “Suksesi negara Succession of State”, http:www.pemisahannegara.doc, Diakses tanggal 28 Pebruari 2014. Universitas Sumatera Utara 1. Penyerapan absorption, yaitu suatu negara diserap oleh negara lain. Jadi di sini terjadi penggabungan dua subjek hukum internasional. Contohnya, penyerapan Korea oleh Jepang tahun 1910. 2. Pemecahan dismemberment, yaitu suatu negara terpecah-pecah menjadi beberapa negara yang masing-masing berdiri sendiri. Dalam hal ini bisa terjadi, negara yang lama lenyap sama sekali contohnya, lenyapnya Uni Soviet yang kini menjadi negara-negara yang masing-masing berdiri sendiri atau negara yang lama masih ada tetapi wilayahnya berubah karena sebagian wilayahnya terpecah-pecah menjadi sejumlah negara yang berdiri sendiri contohnya, Yugoslavia. 3. Kombinasi dari pemecahan dan penyerapan, yaitu satu negara pecah menjadi beberapa bagian dan kemudian bagian-bagian itu lalu diserap oleh negara atau negara-negara lain. Contohnya, pecahnya Polandia tahun 1795 yang beberapa pecahannya masing-masing diserap oleh Rusia, Austria, dan Prusia. 4. Negara merdeka baru newly independent states. Maksudnya adalah beberapa wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah negara lain atau berada di bawah jajahan kemudian memerdekakan diri menjadi negara-negara yang berdaulat. 5. Bentuk-bentuk lainnya yang pada dasarnya merupakan penggabungan dua atau lebih subjek hukum internasional dalam arti negara atau pemecahan satu subjek hukum internasional dalam arti negara menjadi beberapa negara. 83 83 Ibid. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, dalam perkembangannya, dalam Konvensi Wina 1978 memerinci adanya lima bentuk suksesi negara, yaitu : 1. Suatu wilayah negara atau suatu wilayah yang dalam hubungan internasional menjadi tanggung jawab negara itu kemudian berubah menjadi bagian dari wilayah negara itu Pasal 15. 2. Negara merdeka baru newly independent state, yaitu bila negara pengganti yang beberapa waktu sebelum terjadinya suksesi negara merupakan wilayah yang tidak bebas yang dalam hubungan internasional berada di bawah tanggung jawab negara negara yang digantikan Pasal 2 Ayat 1f. 3. Suksesi negara yang terjadi sebagai akibat dari bergabungnya dua wilayah atau lebih menjadi satu negara merdeka. 4. Suksesi negara yang terjadi sebagai akibat dari bergabungnya dua wilayah atau lebih menjadi suatu negara serikat Pasal 30 Ayat 1. 5. Suksesi negara yang terjadi sebagai akibat terpecah-pecahnya suatu negara negara menjadi beberapa negara baru Pasal 34 ayat 1. 84 Sementara itu, untuk persoalan legal state succession, sebagaimana telah disebutkan tadi adalah berbicara tentang akibat hukum yang ditimbulkan oleh terjadinya suksesi negara. Dalam hubungan ini ada dua teori, yaitu teori yang dikenal sebagai Common Doctrine dan teori tabula rasa Clean State. Menurut common doctrine, dalam hal terjadinya suksesi negara, maka segala hak dan kewajiban negara yang lama lenyap bersama dengan lenyapnya negara itu predecessor state dan kemudian beralih kepada negara yang 84 Ibid. Universitas Sumatera Utara menggantikan successor state. Sedangkan mereka yang berpegang pada teori tabula rasa clean state menyatakan bahwa suatu negara yang baru lahir successor state akan memulai hidupnya dengan hak-hak dan kewajiban yang sama sekali baru. Dengan kata lain, tidak ada peralihan hak dan kewajiban dari negara yang digantikan predecessor state. 85 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan akibat hukum suksesi negara Timor Leste terhadap Indonesia adalah terhapusnya hak dan segala kewajiban yang pernah dibuat oleh Indonesia pada wilayah Timor Leste dan melahirkan hak dan kewajiban negara baru yaitu Negara Timor Leste. Hak dan kewajiban tersebut hak untuk mengurus negara Timor Leste oleh pemerintah negara Timor Leste sendiri dan membuat perjanjian-perjanjian internasional baru antara Negara Timor Leste dengan negara-negara lainnya di luar Timor Leste. 85 Ibid. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENYELESAIAN TERHADAP ASET-ASET INDONESIA DI WILAYAH