PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-56 Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 Wilayah Kota dan Kepulauan
Seribu merupakan
indikator dari
pelaksanaan Program
Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Kebudayaan serta Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Kebudayaan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta antara lain Pembangunan System Rigging Teater
Kecil Gedung Teater Jakarta, Rehab Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Gedung Wayang Orang Bharata dan Gedung Akademi Pariwisata Jakarta, Pengadaan
Sarana dan Prasarana Bagi Lansia dan Penyandang Disabilitas di Gedung Pertunjukan dan Museum, Pembebasan Lahan untuk Pengembangan Sarana dan
Prasarana Kebudayaan Betawi, Penyelesaian Pembebasan Lahan di Zona A PBB serta Rehab Gedung Graha Wisata TMII. Indikator kinerja, sasaran, beserta target,
realisasi, dan capaiannya dalam tahun 2015 yang merupakan tahun ke-tiga RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017 dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel III,25 Capaian tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta
No, Indikator Kinerja
Target Realisasi
1, Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di
semua Wilayah Kota Jakarta - Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan
di 5 lima wilayah dan Kepaulauan Seribu
40 Pusat Kebudayaan
21 Pusat Kebudayaan
52,50
Indikator kinerja tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota, yaitu Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 lima wilayah dan Kepulauan
Seribu. Target tahun 2015 sebanyak 40 Pusat Kebudayaan terealisasi sebanyak 21 Pusat Kebudayaan 52,50. Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan
berbagai program dan kegiatan senilai Rp16.465.762.200,- atau 54,50 dari Rp30.210.223,317,- dari anggaran yang disediakan.
Perbandingan realisasi IKU tahun 2015 dengan realisasi tahun 2014 dan dengan target akhir Renstra untuk program tersedianya pusat-pusat kebudayaan
di semua Wilayah Kota Jakarta dengan indikator Jumlah pemanfaatan pusat
kebudayaan di 5 lima wilayah dan Kepaulauan Seribu bisa digambarkan dalam tabel dibawah ini :
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-57
Tabel III.26 Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 lima wilayah dan kepulauan seribu
NO INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2014
REALISASI TAHUN
2015 REALISASI
1
- Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 lima wilayah
dan Kepulauan Seribu 30
lokasi 21 lokasi
40 lokasi 21 lokasi
Dari tabel di atas tingkat capaian kinerja tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua Wilayah Kota Jakarta pada Tahun 2015 belum memenuhi target, Dan
dibandingkan dengan tahun 2014 tidak terjadi perubahan jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 lima wilayah dan Kepulauan Seribu yakni sebanyak 21
lokasi. Faktor-faktor yang mempengarui tidak tercapainya target sasaran kinerja ini, yaitu :
a. Target yang ditetapkan dalam RPJMD terlampau tinggi;
b. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkomitmen untuk mengoptimalkan
pemanfaatan pusat-pusat kebudayaan yang sudah ada, sehingga belum dirasakan perlu untuk menambah pembangunan pusat kebudayaan yang
baru; c.
Adanya pengurangan penyelenggaraan event seni budaya di wilayah kota dalam rangka efisiensi anggaran.
19. Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai
daya Tarik wisata kota Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik
wisata kota merupakan sasaran dari misi ke-empat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017, yaitu
membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota. Untuk mencapai indikator kinerja sasaran
tersebut dilakukan melalui revitalisasi pembangunan sarana dan prasarana kebudayaan sebagai daya tarik wisata kota dengan indikator kinerja yaitu Jumlah
kawasan yang dikembangkan, Melalui revitalisasi diharapkan tersedia sarana dan prasarana yang memadai sebagai tempat beraktifitas para pelaku budaya dan
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-58 terpeliharanya benda-benda seni budaya yang memiliki nilai sejarah Bangunan
Cagar Budaya, dan diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Jumlah kawasan yang dikembangkan merupakan indikator dari pelaksanaan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan, Indikator kinerja, sasaran, beserta target, realisasi, dan capaiannya dalam tahun 2015 yang
merupakan tahun ke-tiga RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017 dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel III.27 Capaian terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya
Tarik wisata kota
NO INDIKATOR KINERJA
TARGET REALISASI
1
Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai
daya tarik wisata kota - Jumlah pelestarian bangunan
dan lingkungan cagar budaya melalui konservasi
17 bangunan 5 lingkungan
cagar budaya 4 bangunan
1 kawasan 23
20
Indikator kinerja terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota, yaitu : pertama, jumlah kawasan yang
dikembangkan, target tahun 2015 sebanyak 5 lingkungan cagar budaya terealisasi sebanyak 1 kawasan 20 dengan realisasi anggaran sebesar Rp1.017.085.490,-
terealisasi sebesar Rp932.904.599,- atau 91,90. Dan kedua, jumlah bangunan yang berkonservasi dan termanfaatkan Target tahun 2015 sebanyak 17 bangunan
terealisasi sebanyak
4 bangunan
23, dengan
anggaran sebesar
Rp17.049.401.184,- terealisasi sebesar Rp14.790.761.050,- atau 86,75. Untuk program terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya
tarik wisata kota dengan indikator jumlah kawasan yang dikembangkan dan
Jumlah bangunan yang terkonservasi dan termanfaatkan bisa digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel III,28 Capaian Jumlah bangunan yang terkonservasi dan termanfaatkan
NO INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2014
REALISASI TAHUN 2015
REALISASI 1
- Jumlah pelestarian bangunan dan
lingkungan cagar 3 bangunan
4 kawasan 3 bangunan
1 lingkungan 17 bangunan
5 lingkungan 4 bangunan
1 lingkungan
Commented [i-[2]:
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-59 NO
INDIKATOR KINERJA TAHUN
2014 REALISASI
TAHUN 2015 REALISASI
budaya melalui konservasi
Dari gambaran di atas secara kuantitatif pada tahun 2015 ada perubahan realisasi capaian Jumlah pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya
melalui konservasi jumlah pemanfaatan 4 bangunan dan 1 lingkungan cagar
budaya, pengembangan sarana dan prasarana untuk terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota terus dilakukan
dari tahun ketahun yang diperkirakan pada tahun 2017 dapat terealisasi sesuai yang ditetapkan dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017.
Pelaksanaan kegiatan revitalisasi kawasan bersejarah kota mencakup pembenahan infrastruktur fisik non-fisik, rekonstruksi bangunan, serta
penghijauan di area kawasan bersejarah, bangunan pusat kesenian dan lingkungan cagar budaya termasuk revitalisasi Museum-Museum, Gedung-Gedung
Kesenian, penataan lingkungan kawasan kota tua, Revitalisasi kawasan bersejarah perlu dilakukan sebagai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
melestarikan dan mempertahankan keberadaan kawasan sebagai peninggalan bersejarah yang sangat penting bagi perjalanan bangsa sekaligus menjadi
destinasi pariwisata sebagai salah satu magnet tujuan wisatawan ke Jakarta. Faktor-faktor yang mempengarui tidak tercapainya target sasaran kinerja ini,
yaitu : a.
Adanya komponen yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pada pembangunan Tata Pamer Mesum Sejarah sehingga kegiatan tidak dapat
dilaksanakan, b.
Waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik
c. Keterbatasan anggaran revitalisasi Kota Tua
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-60 20.
Meningkatnya Kesadaran Dan Toleransi Antar Suku, Agama, Ras Dan Antar Golongan SARA
Jakarta merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia, pusat pemerintahan, perdaganganjasa, industri, pariwisata, budaya dan percaturan politik di Indonesia
membawa konsekuensi permasalahan yang sangat kompleks. Kompleksitas permasalahan: luas wilayah terbatas, populasi penduduk tinggi, pemukiman,
migrasi penduduk, banjir, penataan wilayah, transportasi, lapangan kerja. Jumlah penduduk +10.075.300 dengan tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi yang
dihuni masyarakat multi etnis, baik agama, adat istiadat dan budaya, sehingga berdampak terhadap rentan terhadap timbulnya potensi konflik serta pertentangan
etniskelompok. Dalam menyikapi struktur demokrasi masyarakat Jakarta maka diperlukan
peningkatan kesadaran dan toleransi antar masyarakat serta meminimalisir semaksimal mungkin potensi konflik yang ada di masyarakat. Dalam Tahun 2015
sasaran IKU meliputi target penanganan konflik sebanyak 16 konflik serta target pencapaian indeks demokrasi sebesar 81,98 poin. Capaian IKU urusan Kesatuan
Bangsa dan Politik dalam Negeri Tahun 2015 meliputi : penurunan jumlah konflik sosial di DKI Jakarta sebanyak 6 konflik dari 19 konflik turun menjadi 13 konflik
dengan dukungan anggaran sebesar Rp1.199.981.650,- Sedangkan untuk Indeks Demokrasi Indonesia DKI Jakarta yang semula ditargetkan sebesar 81,98 poin
terealisasi sebesar 84,70 poin dengan anggaran Rp1.132.977.000,- dengan demikian secara akumulatif capaian kinerja dari kedua indikator tersebut sebesar
111,04.
Tabel III.29 Capaian IKU potensi konflik di kalangan masyarakat dan indeks demokrasi
Indonesia DKI Jakarta Indikator Kinerja
Target Realisasi
1. Berkurangnya potensi konflik di kalangan masyarakat
16 konflik 13 konflik
118,75 2. Indeks Demokrasi Indonesia DKI Jakarta
81,98 poin 84,70 poin
103,32 Rata-rata capaian kinerja
111,04
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-61 Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan berbagai program dan kegiatan
senilai Rp15.031.697.067,- atau 84 dari Rp17.966.303.940,- anggaran yang disediakan. Karakteristik DKI Jakarta sebagai ibu kota negara, yang dihuni oleh
masyarakat yang heterogen, mempunyai potensi kerawanan sosial, politik dan kewilayahan, yang dapat mengarah pada konflik sosial yang berdimensi vertikal
dan horisontal. Kondisi kemajemukan masyarakat Jakarta yang rawan konflik, implementasi otonomi daerah yang belum konsisten, kebijakan publik yang belum
memuaskan masyarakat, kesenjangan sosial ekonomi yang masih signifikan, makin rendahnya kesadaran hukum dan lemahnya penegakan hukum, serta
pelanggaran HAM mendorong munculnya tirani sosialmassa yang mengarah pada anarkhisme. Disamping itu, merosotnya etika dan moral bangsa yang ditandai
dengan menguatnya fenomena korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN merupakan hambatan signifikan bagi terwujudnya pemerintahan yang baik good governance.
Seiring dengan perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk
menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Terkait dengan dinamika politik, saat ini masyarakat dapat menyikapi setiap
perkembangan yang ada secara cerdas dan bijaksana, proaktif dan bertindak positif, Akan tetapi terdapat sebagaian golongan dalam penyampaian aspirasi
politiknya kadang di luar koridor hukum yang berlaku yang dapat mengakibatkan dan berpotensi memperkeruh situasi dan kondisi yang ada.
Untuk terealisasinya capaian IKU tahun 2015 didukung oleh berbagai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Konflik didukung 11 kegiatan
dengan anggaran sebesar Rp1.199.981.650,- meliputi : 1 Pelaksanaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat FKDM
2 Pelaksanaan Pemantauan Orang Asing, Organisasi masyarakat Asing dan Tenaga Kerja Asing
3 IPOLEKSOSBUD
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-62 4 Peningkatan Kapasitas Pemantauan Situasi dan Kondisi Daerah
5 Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Ancaman Terorisme dan Gerakan Radikalisme
6 Peningkatan Pemahaman Sistem Deteksi Dini 7 Penyempurnaan Peta Rawan Konflik
8 Penyusunan Strategi Penurunan Daerah Rawan Konflik Lokasi matraman dan Menteng Tenggulun
9 Sarasehan Isu Politk Yang Berdampak Terhadap Konflik Horizontal 10 Sosialisasi Penanganan Konflik Sosial Bagi Masyarakat
11 Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial, b.
Program Pendidikan Politik Masyarakat didukung 8 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp1.132.977.000,- meliputi :
1 Dialog Interaktif Dalam Rangka Pengembangan Demokrasi
2 Fasilitasi Pokja Indeks Demokrasi Indonesia
3 Jurnal Demokrasi
4 Pemantapan dan Implementasi Budaya Politik dan Pemahaman Hak
Sipil dan Politik 5
Peningkatan Kapasitas Perempuan di Lembaga Politik Dalam Rangka Kesetaraan Gender
6 Peningkatan Kemitraan dengan Parpol
7 Peran Parpol Dalam Pembangungan Sumber Daya Manusia
8 Pengembangan Budaya Demokrasi
Dari kedua Indikator Kinerja Utama dapat digambarkan bahwa jumlah konflik sosial pada tahun 2015 mengalami penurunan jumlah konflik dari 19 konflik pada
tahun 2014 berkurang menjadi sebanyak 13 konflik pada tahun 2015. Hal ini berarti terjadi peningkatan dalam upaya pencegahan dan penganggulangan konflik
di DKI Jakarta. Dari segi kuantitas mengalami penurunan akan tetapi dari segi kualitas mengalami peningkatan yang signifikan terindikasi dari mudahnya
memperoleh senjata tajam dan senjata api yang berdampak aksi kekerasan meningkat namun dari sisi kuantitas menurun.
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-63 Sedangkan untuk Indeks Demokrasi Indonesia DKI Jakarta pada tahun 2015
mengalami peningkatan nilai dari 71,18 poin pada tahun 2014 menjadi 84,70 poin.
Dengan peningkatan poinnilai tersebut, Indeks Demokrasi Indonesia DKI Jakarta berubah dari kategori sedang menjadi kategori baik. Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh perubahan tiga aspek demokrasi yakni : Aspek Kebebasan Sipil, Aspek Hak-Hak Politik, dan Aspek Lembaga-Lembaga Demokrasi.
Pencapaian IKU Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2015 mencapai 100. Dalam mencapai
target Indikator Kinerja Utama Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri terdapat hambatan sebagai berikut :
a. Hubungan sosial masyarakattoleransi rawan potensi konflik : konflik antar
suku, agama, ras dan kelompok masyarakat b.
Lemahnya ketahanan sosial masyarakat sehingga mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis
c. Masih rendahnya tingkat pemahaman kesadaran dalam menyampaikan
aspirasi : Unjuk rasademo kecenderungannya melanggar koridor hukumanarkis
d. Kuatnya globalisasi di masyarakat dan berdampak terhadap perkembangan
dinamika pemahaman budaya politik masyarakat serta makin menipisnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga politik dan hukum.
21. Meningkatnya
Kesadaran Masyarakat
Dalam Menjaga
Ketentraman Dan Ketertiban Umum Indikator Jumlah masyarakat yang memiliki kemampuan menjaga
ketenteraman dan ketertiban umum di lingkungan sekitar didukung oleh kegiatan Pembekalan Pemetaan, dengan rincian capaian sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-64
Tabel III.30 Capaian IKU pemetaan pos kamling dan pendataan pembinaan anggota linmas
Untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban dengan program peningkatan peran
serta masyarakat dalam bidang ketentraman dan perlindungan masyarakat ini dilaksanakan kegiatan untuk pemetaan pos kamling senilai Rp38.228.000,- atau
39,9 dari Rp95.842.500,- anggaran yang disediakan. Kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan jadwal dan mencapai target dengan didukung penuh oleh
unsur Kecamatan setempat, Perwakilan dari Kecamatan aktif menggerakkan masyarakat di wilayahnya untuk berperan serta dalam rangkaian kegiatan yang
ada. Melalui kedua kegiatan ini, diharapkan situasi dan kondisi wilayah semakin kondusif dengan meningkatnya kemampuan masyarakat dalam menjaga
ketentraman dan ketertiban umum. Capaian target lokasi pada kegiatan Pemetaan Pos Kamling di 21 kecamatan
selama 1 tahun, setiap kecamatan 100 0rang. Jakarta Pusat
: Kec. Senen, Kec. Johar Baru, Kec. Tanah Abang, Kec. Cempaka Putih
Jakarta Utara : Kec. Koja, Kec. Tanjung Priok, Kec. Pademangan, Kec.
Penjaringan, Kec. Cilincing Jakarta Barat
: Kec. Taman Sari, Kec. Tambora, Kec. Kalideres, Kec. Cengkareng
Jakarta Selatan : Kec. Pasar minggu, Kec. Tebet, Kec. Setia Budi, Kec.
Kebayoran Lama
Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2015 Target
Realisasi Capaian
Jumlah masyarakat yang memiliki kemampuan
menjaga ketenteraman dan ketertiban umum di
lingkungan sekitar Pembekalan Potensi
Masyarakat 19 Lokasi
21 Lokasi 110,53
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-65 Jakarta Timur
: Kec. Cakung, Kec. Pulogadung, Kec. Jatinegara, Kec. Duren Sawit
Output dari kegiatan ini di harapkan meningkatkan kemampuan masyarakat di dalam lingkunganya dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum, juga
aktifnya masyarakat berpartisipasi untuk menciptakan suatu pola hubungan kemitraan yang harmonis dan berkesinambungan antara warga masyarakat dan
aparat pemerintah yang lebih menyeluruh, mendasar, beradab dan sistematis sehingga pencegahan dan kewaspadaan dini terhadap gangguan, ancaman
maupun bencana tersebut dapat diantisipasi dan diminimalisir sehingga tidak menimbulkan kerugian besar.
Outcome dari kegiatan ini terutama kegiatan pemetaan pos kamling terciptanya lingkungan yang tertib dan aman dan terbinanya komunikasi antara
masyarakat dan aparat serta pos kamling yang aktif, tetapi kedua kegiatan ini dirasa belum optimal karena masih kurang antusiasnya masyarakat dalam
mengikuti rangkaian kegiatan yang ada. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan Pendataan dan Pembinaan Anggota Linmas dan Matrik Obyek Vital yang
dilaksanakan hanya kegiatan pendataan saja sedangkan untuk pembinaannya tidak dilaksanakan karena sesuai dengan Permendagri No 37, terdapat evaluasi
dari Kementerian dalam negeri terkait dengan pemberian uang kepada masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat
perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi, hasil dari pendataan ini sebagai dasar untuk dilaksanakannya kegiatan pembinaan pada tahun berikutnya.
Hal ini menjadi catatan khusus bagi SATPOL PP Provinsi DKI Jakarta selaku penyelenggara untuk mengevaluasi kedua kegiatan ini guna perbaikan ke
depannya. Berikut perbandingan tingkat capaian target dengan 2 dua tahun
sebelumnya:
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-66
Tabel III.31 Pemetaan pos kamling dan pendataan dan pembinaan Linmas
22. Meningkatnya Penataan Kelembagaan yang Tepat Ukuran dan
Kewenangan yang Jelas dan Tidak Tumpang Tindih Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi dalam mencapai sasaran strategis
“meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih” ditetapkan oleh Perjanjian Kinerja Biro Tahun 2015
sebagai berikut :
Tabel III.32 Target IKU Indeks Efektifitas Pemerintahan
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
1 2
3 4
1. Meningkatnya penataan