PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-34 realisasi sampah yang terangkut adalah sebesar 5.664,47 tonhari dari
timbulan sampah sebesar 6.902,41 tonhari atau 82,07. Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan beberapa
upaya untuk meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah pada TPS diwilayah DKI Jakarta, antara lain dengan:
1 Mendorong terbitnya Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
160 Tahun 2015 yang mengatur jadwal pembuangan sampah dari sumberwarga dan jadwal pengangkutan ke Tempat Pembuangan
Sampah Terpadu Bantargebang. 2
Mengurangi antrian kendaraan angkutan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang dengan memberikan
data transaksi penimbangan yang lebih cepat melalui sistem timbangan online.
b. Persentase Pengurangan Timbulan Sampah Di Sumber
Pengurangan sampah mulai dari sumber merupakan solusi yang dipilih pemerintah dalam memecahkan permasalahan sampah,
Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah,
Peraturan ini mengubah konsep pengelolaan sampah Jakarta dari kumpul-angkut-buang menjadi pengelolaan sampah 3R Reduce,
Reuse, Recycle berbasis masyarakat. Setiap individu wajib melaksanakan pengurangan sampah
dengan cara menggunakan sedikit mungkin kemasan, menggunakan kemasan danatau produk yang dapat dimanfaatkan kembali,
menggunakan kemasan danatau produk yang ramah lingkungan dan memanfaatkan kembali sampah secara aman. Pengurangan sampah di
sumber ditingkatkan dengan mendorong masyarakat atau kelompok masyarakat mendirikan Sentra 3R atau Bank Sampah dan terlibat aktif
menjadi nasabah pada Sentra 3R ataupun Bank Sampah yang ada.
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-35 Dinas Kebersihan telah melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah sejak dini di sumber sampah. Upaya-upaya yang dilakukan,
dengan: 1 Menerbitkan Instruksi Kepala Dinas Kebersihan kepada para
Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan untuk memprakarsai
pembentukan bank sampah baru minimal 5 titik per Kecamatan
2 Meluncurkan aplikasi sistem informasi bank sampah SIBAS berbasis smart card dalam rangka merangsang terbentuknya bank-
bank sampah baru yang dikelola masyarakat
3 Pada tahun 2015 ini Dinas Kebersihan juga menggelar pertemuan rutin para pengurus bank sampah se Jakarta yang menampung
aspirasi serta memberi motivasi agar para pengurus bank sampah
makin giat untuk memajukan bank sampah
4 Sosialisasi melalui media konvensional dan media sosial mengenai
gaya hidup pengurangan sampah reduce juga dilakukan
Sebagian dari pelaksanaan dari kegiatan tersebut diatas didanai oleh Coorporation Social Responcibility CSR. Dalam rangka
pengurangan sampah mulai dari sumber pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan program peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan persampahan dengan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal tersebut yaitu pembinaan,
pengembangan dan pengawasan kebersihan, penyelenggaraan dan partisipasi event kebersihan dan penyusunan regulasi zonasi
pelayanan pengelolaan sampah secara mandiri. Realisasi pencapaian outcome untuk IKU pengurangan sampah
di sumber pada tahun 2015 adalah 10,43 atau sebesar 69,53 dari target 15 yang ditetapkan. Realisasi tersebut berasal dari
pengurangan sampah yang tertangani disumber sebanyak 808,71
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-36 tonhari dibagi jumlah timbulan sampah sebanyak 7.755,12 tonhari, hal
ini dimungkinkan karena pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan jumlah Bank Sampah dengan total 376 titik bank
sampah dari 92 titik yang ada pada tahun 2014. Pada tahun 2014 jumlah pengurangan sampah disumber sebesar 9,48 atau 67,71
dari target 14. Pengurangan sampah di sumber dapat lebih optimal bila bank
sampah dan nasabahnya semakin bertambah dan bank-bank sampah yang ada tetap aktif tetap mengolah sampah. Pada kenyataannya titik
binaan yang ada tidak beroperasi secara kontinu karena masih bersifat sukarela dari masyarakat, belum merupakan suatu kegiatan yang dapat
dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan bank sampah yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pengurang timbulan sampah di sumber, antara lain adalah :
1 Belum terbentuknya
suatu sistem
bank sampah
yang komprehensif dan dapat menghubungkan antara stake holder
dalam pengelolaan bank sampah;
2 Perilaku masyarakat yang belum peduli terhadap pemanfaatan sampah, termasuk tidak peduli terhadap pemilahan sampah dan
upaya-upaya 3R Reduce, Reuse, Recycle.
Proses penyuluhan perlu dilakukan secara kontinue untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan sampah terpadu dengan metode 3R secara mandiri begitu juga pendampingan perlu dilakukan untuk mengarahkan pelaksanaan
kegiatan 3R.
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-37 12.
Berkurangnya Pencemaran Lingkungan Air, Tanah dan Udara Di Wilayah Kota Jakarta
Pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, tanah maupun udara, merupakan masalah krusial di DKI Jakarta, Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2015 melalui RPJMD 2013-2017 telah menetapkan penurunan tingkat pencemaran terhadap air, tanah, dan udara di wilayah kota Jakarta sebagai
salah satu sasaran utama. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan
dalam tabel berikut :
Tabel III.16 Capaian IKU penurunan gas rumah kaca dengan baseline dan presentase status
mutu air tercemar No
ASPEKFOKUSBIDANG URUSAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH Target Realisasi
1 Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca
dengan baseline emisi GRK tahun 2005 6
9,60 160
2 Persentase status mutu air tercemar berat :
- sungai 62
44 141
- situwaduk 34,50
16 216
- air tanah 9
18 51
- lautteluk 15
60 25
Rata-rata capaian kinerja 86,6
Untuk mencapai sasaran diatas, pada tahun 2015 telah dianggarkan sejumlah program kegiatan anggaran sebesar Rp5.640.158.250,- dengan realisasi
sebesar Rp3.357.696.000,- atau 59,53. Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca GRK
sebesar 30 Tahun 2030 di Jakarta. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 131 Tahun 2012 tentang Rencana
Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAD-GRK. Dalam lampiran Pergub ini disebutkan bahwa tahun dasar perhitungan emisi GRK adalah tahun
2005 dengan baseline emisi sebesar 34,67 juta ton CO2e dan proyeksi emisi GRK pada tahun 2030 BAU=Business As Usual sebesar 113,94 juta ton CO2e, Target
penurunan emisi GRK tahun 2030 di Jakarta adalah sebesar 34,18 juta ton CO2e
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-38 yang dapat dicapai melalui berbagai aksi mitigasi yang dilakukan oleh SKPD dan
UKPD. Sampai akhir tahun 2015 penurunan emisi GRK di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai 9,6 dengan target sebesar 6, Hal ini berarti di tahun 2015
sasaran mitigasi GRK yang tertuang dalam RAD-GRK DKI Jakarta telah melebihi target tahunan pada tahun 2015,
Dari berbagai aksi mitigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui :
a. Program
pembangunan, peningkatan
kualitas dan
pemeliharaan pencahayaan kota
b. Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan
c. Program pembangunanpeningkatan jalan dan jembatan
Untuk mencapai program tersebut dilaksanakan 3 kegiatan pembangunan yang berkonstribusi terbesar dalam mitigasi GRK di DKI Jakarta. Ketiga kegiatan
tersebut adalah : a.
Penerapan Busway pada 15 koridor, yang menurunkan penurunan emisi sebesar 333,034 ton CO2e
b. Penggunaan lampu PJU hemat energi, yang menurunkan penurunan emisi
sebesar 17,099 ton CO2e c.
Recovery gas methane di TPST Bantar Gebang yang menurunkan penurunan emisi sebesar 139,439 ton CO2e dan program komposting yang
dilakukan oleh masyarakat telah menurunkan emisi sebesar 25,274 ton CO2e
Beberapa kendala yang terjadi dalam penurunan emisi GRK disebabkan beberapa faktor antara lain belum terlaporkannya semua aksi mitigasi yang terjadi,
adanya perubahan rencana aksi mitigasi, adanya aksi mitigasi yang belum tercantum dalam RAD-GRK DKI Jakarta, adanya perubahan metodologi,
perbedaan faktor emisi, dan lain-lain, Pelaporan aksi mitigasi GRK harus ditunjang oleh data teknis, tanpa adanya data teknis yang akurat, karena laporan mitigasi
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-39 tersebut akan diaudit oleh lembaga indenpenden yang bersertifikat sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 tahun 2013 tentang Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim.
Penurunan emisi pada tahun 2015 mencapai 9,6 yang meningkat hampir 2,89 dari tahun 2014 yang hanya sebesar 6,71, Demikian juga jika
dibandingkan dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sampai dengan tahun 2017, penurunan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2015 sudah melebihi
target akhir Renstra 2017 yaitu sebesar 8, sehingga total capaian kinerja mencapai 117.
Kegiatan-kegiatan yang terkait dalam mencapai penurunan emisi Gas Rumah Kaca adalah Evaluasi Target Pencapaian Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
GRK, Pembinaan Implementasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAD-GRK, Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon
PLO, Inventori Gas Rumah Kaca, Implementasi Program Kampung Iklim, dan Diseminasi Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim RAD-API Tingkat
Provinsi DKI Jakarta. Permasalahan pelaksanaan program dan kegiatan urusan lingkungan hidup
juga masih dihadapkan pada besarnya beban pencemar lingkungan pada sumber daya air terutama pada perairan teluk Jakarta yang merupakan muara dari aliran
sungai-sungai baik di hulu maupun hilir Jakarta, dimana beban pencemar tersebut berasal dari limbah kegiatan usaha instansional dan lebih dominan dari limbah
rumah tangga domestik. Metode Indeks Pencemaran digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan, Indeks Pencemaran IP ditentukan untuk suatu peruntukkan, kemudian dapat
dikembangkan untuk beberapa peruntukkan bagi seluruh atau sebagian badan air. Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat
atau tidaknya badan air dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter-parameter tertentu. Evaluasi terhadap nilai IP adalah berdasarkan
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-40 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air. Prosentase status mutu air didapatkan dengan cara membandingkan jumlah
titik sampel yang berdasarkan perhitungan metode Indeks Pencemaran IP, yaitu perbandingan jumlah titik sampel tercemar berat dengan jumlah total titik sampel
dikalikan dengan 100. Hasil pemantauan terhadap kualitas air sungai, didapatkan prosentase rata-rata dari 3 tiga periode pemantauan untuk 80 titik
sampel per periode untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran IP adalah 44.
Untuk Air SituWaduk, didapatkan prosentase rata-rata dari 2 dua periode pemantauan untuk untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks
Pencemaran IP adalah 16. Dengan jumlah situwaduk yang masuk kategori tercemar berat pada pemantauan periode pertama dan kedua sebanyak 11
situwaduk dari 40 situwaduk yang dipantau. Hasil pemantauan terhadap kualitas air tanah, didapatkan prosentase rata-rata dari 2 dua periode pemantauan untuk
untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran IP adalah 18, dimana dari 197 titik pantau tidak ada yang masuk kategori tercemar berat.
Sementara hasil pemantauan terhadap kualitas perairan laut dan muara teluk Jakarta, didapatkan prosentase rata-rata dari 3 tiga periode pemantauan untuk
33 titik sampel untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran IP adalah 60. Meskipun demikian data tersebut hanya berdasarkan data hasil
sampling pada saat dilakukan sampling di titik tersebut. Oleh karena itu data realisasi dapat berubah naik atau turun tergantung kondisi pada saat dilakukan
sampling di titik tersebut. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi status air tercemar berat
antara lain dengan percepatan pembangunan saluran perpipaan limbah domestik secara terpadu diseluruh DKI Jakarta serta meningkatkan kinerja tugas dan fungsi
dari setiap SKPD yang berkaitan dengan penanganan air limbah baik dari kegiatan usaha maupun air limbah domestik rumah tangga.
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
III-41 Untuk mencapai sasaran BPLHD mempunyai program pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang penurunan status air tercemar berat adalah Pemantauan Kualitas Air
Sungai, Pemantauan kualitas air situWaduk, Pemantauan kualitas Air Tanah dan Pemantauan Kualitas Perairan Laut dan Muara Teluk Jakarta.
13. Meningkatnya
Kesiapsiagaan Masyarakat
dan Kelembagaan
Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana dan Dampak
a. Jumlah Taruna Siaga Bencana Tagana yang Kompeten dan Terampil