7. BAB III BUAT RAPAT AKHIR HASIL REVISI REVIU 28 MARET 16

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-1 A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Dalam mengukur capaian kinerja, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun 2015. Perjanjian kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana tahunan. Perjanjian kinerja mencakup penilaian indikator kinerja sasaran yang tertuang dalam formulir perjanjian kinerja yang didasarkan pada target dan realisasi dengan satuan pengukuran dalam bentuk prosentase, indeks, rata-rata, angka dan jumlah. Prosentase pencapaian dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi realisasi menggambarkan tingkat capaian yang semakin baik. Penghitungan prosentase capaian perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi, dalam kondisi:

1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut :

2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :

BAB III

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

% Pencapaian Kinerja = Target – (Realisasi – Target)

Target x 100%

% Pencapaian Kinerja = Realisasi


(2)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-2 Tabel III.1

Pengukuran Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1

Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota

1

Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

20% -2,22% -24,42

2

Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi local

1 Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

PMDN : 12,15 triliun PMDN : 15,51 triliun

89,64 PMA : 55.62 triliun PMA : 45,24 triliun

2 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

PMDN : 96 proyek PMDN : 316 proyek

330,5 PMA : 1.350 proyek PMA : 4.463 proyek

3 Tersedianya fasilitas internet secara merata di ruang public 1

Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

125 titik 216 titik 173

4

Tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota

1 Jumlah SPBG 22 SPBG 28 SPBG 127

5 Terlaksananya pengendalian

pemanfaatan ruang kota yang kosisten

1 Persentase rencana bangunan

gedung yang lulus sidang Tim Ahli 100% 100% 100

2 Persentase pembongkaran bangunan yang tidak sesuai

50% / 1756 bangunan (50% dari total Surat Perintah

Membongkar Sendiri : 3.512 bangunan)

28% / 986 bangunan 56

6

Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang

1 Panjang lintasan busway - - 100

2 Jumlah penumpang busway 337.000/hari 280.322 /hari 83,18

3 Headway busway rata-rata 9 menit - -

7

Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

1 Luas jalan yang terbangun 24.192 m2 18.558 m2 76,71

2 Jumlah jembatan yang terbangun 1 jembatan 5 jembatan 500 3 Persentase luas jalan dalam

kondisi baik 97.20% 97,56% 100,37

Commented [i1]: Sesuaikan tabel dengan point paint narsi yang sudah kami koresi


(3)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-3

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

8

Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam mendukung upaya pengendalian banjir, banjir rob dan dampak perubahan iklim lainnya

1 Jumlah sumur resapan (injection

well) waduk yang terbangun 4 sumur resapan 6 sumur resapan 150 2 Jumlah titik genangan jalan

arteri/kolektor 0 95 titik -

3 Panjang pengaman pantai yang

terbangun 1.500 meter 1950 meter 130

9 Tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal 1

Persentase fasilitas terbangun sistem air limbah terpusat

Pembebasan lahan IPAL Zona 1 lanjutan dan penyusunan

AMDAL Zona 6

Pembebasan lahan IPAL Zona 1 masih dalam proses. Adapun SKDP yang mengkoordinasi terkait pembebasan lahan adalah Biro Perencanaan Kota dan lingkungan Hidup

Terkait penyusunan Dokumen AMDAL, PD PAL Jaya masih menunggu hasil dari Dinas Tata Air sebagai SKPD pelaksana AMDAL untuk Zona 6

-

10

Tersedianya sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani semua wilayah kota

1 Cakupan pelayanan air minum

perpipaan 62% 62,08% 100,13%

11

Tersedianya pengelolaan sampah terpadu dan berwawasan lingkungan pada tingkat kota dan kawasan permukiman

1

Persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat waktu

96% 82,77% 86,21%

2 Persentase pengurangan


(4)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-4

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

12

Berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta

1

Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca dari bussiness as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005

6% 9,60% 160%

2 Persentase status mutu air tercemar berat di :

A. Sungai 62% 44% 141%

B. Situ/waduk 34.50% 16% 216%

C. Air tanah 9% 18% 51%

D. Laut/teluk 15% 60% 25%

13

Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pegurangan resiko bencana dan dampak

1

Jumlah taruna siaga bencana (Tagana) yang kompeten dan terampil

2.424 orang 6.430 orang 265,26%

2 Jumlah organisasi masyarakat

peduli bencana/Balakar 2.800 orang 1.444 orang 51%

14

Tersedianya rumah layak dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat

1 Persentase jumlah kebutuhan

tempat tinggal yang terpenuhi 25% dari 8.000 unit 2.478 unit 123,9%

15

Tertatanya kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat (perbaikan kampung)

1 Jumlah RW Kumuh yang tertata 68 RW 6 RW 8,8%

16

Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

1 Rasio ruang terbuka hijau

terhadap luas daratan 10.56% (5 hektar hutan kota) 4,16% 39,4% 2 Rasio ruang terbuka biru

terhadap luas perairan di darat 3.20% - -

3

Jumlah lokasi RTH yang digunakan sebagai taman kreativitas publik


(5)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-5

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

17 Berkembangnya budaya kota

multikultur yang berbasis komunitas 1

Jumlah event seni budaya yang diselenggarakan oleh sanggar budaya binaan

86 event 32 event 37,21%

18 Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta 1

Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu

40 lokasi pusat kebudayaan 21 lokasi pusat

kebudayaan 52,50%

19

Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota

1

Jumlah pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya melalui konservasi

17 bangunan 5 lingkungan Cagar Budaya

4 bangunan 1 kawasan Cagar

Budaya

22,7%

20

Meningkatnya kesadaran dan toleransi antar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)

1 Berkurangnya potensi konflik di

kalangan masyarakat 16 konflik 13 konflik 118,75%

2 Indeks demokrasi 8,98 84,70 103,32%

21

Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum

1 Jumlah lokasi rawan ketertiban

umum 19 lokasi 21 lokasi 110,53%

22

Meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih

1 Indeks efektivitas pemerintahan 0,3 - -

23 Meningkatnya SDM yang sesuai

dengan kompetensinya 1

Terpenuhinya SDM aparatur melalui sistem e-recruitment berbasis CAT (Computer Assisted Test) sesuai formasi jabatan

2.000 CPNS 1.839 CPNS 92%

24 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel 1

Opini BPK dan publik terhadap

pengelolaan keuangan daerah WTP WDP 75%

25 Pelayanan publik yang prima pada


(6)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-6

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

26

Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

1 Sistem pelayanan perizinan terpadu secara online

1) sistem jaringan online 2) Badan Perizinan Terpadu 3) 7.205 pemohon perizinan tingkat kepuasan masyarakat 91.89%

1) Sudah 2) Sudah 3) 4.138.021 (318

outlet) 140,33%

2 Sistem pelayanan pajak online

(non Kendaraan bermotor) 10.445 WP 5.238 WP 50,15%

27 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan bagi semua masyarakat

1 Angka melek huruf 99.95% 99,59% 99,63%

2 Angka rata-rata lama sekolah 11,55 Tahun 11,89 tahun 102,94%

28 Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat

1 Angka kematian Ibu 40 per 100.000 kelahiran hidup

56,54 per 100.000

kelahiran hidup 58,65% 2 Angka kematian bayi 7,3 bayi per 1000 kelahiran

hidup

4,61 bayi per 1000

kelahiran hidup 136,85%

3 Angka usia harapan hidup 76,60 Tahun 74,04 96,65%

29 Meningkatnya jumlah pasangan usia


(7)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-7 Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja diatas dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja yang dapat digunakan sebagai ingormasi yang transparan mengenai sebab tercapai maupun tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan. Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 29 (dua puluh sembilan) sasaran strategis dan 47 (empat puluh tujuh) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam maupun IKU (Indikator Kinerja Utama) dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Adapun narasi pada masing-masing sasaran strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya Ruang Untuk Ekonomi Informal Pada Kawasan

Perkantoran Dan Perniagaan Kota

Analisis struktur ekonomi menunjukkan bahwa dominasi terbesar masih pada sektor perdagangan dan jasa, bahkan porsinya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pemerintah berusaha meningkatkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan sehingga tercipta koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan yang mandiri yang dapat menyerap angkatan kerja melalui pelaksanaan program-program kerja yang telah disusun. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu:

“Tersedianya ruang untuk pedagang informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota”.

Sasaran tersebut diturunkan ke dalam indikator kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta sebagai persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara. Berdasarkan persentase kenaikan luas ruang. Capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar -11,12%. Indikator kinerja sasaran, target, realisasi dan capaian kinerjanya dalam tahun 2015, diuraikan dalam tabel berikut ini :


(8)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-8 Tabel III.2

capaian indikator persentase peningkatan luas ruang pedagang kaki lima di lokasi binaan dan lokasi sementara

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1

Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

9,09% -2,22% -24,42

Rata – rata capaian kinerja -24,42% Target Tahun 2015 sebesar 9,09% didapat dari target luasan pada penetapan kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target luasan pada RPJMD 2013-2017. Luas ruang untuk pedagang kaki lima di tahun 2012 sebesar 77.060 m2 dijadikan dasar perhitungan untuk penambahan di tiap tahunnya. Sehingga target luas ruang untuk tahun 2015 sebesar 7.005m2 dibagi 77.060m2 = 9,09%.

Pada tahun 2015 luas ruang untuk pedagang kaki lima di lokasi binaan dan lokasi sementara hanya mencapai 158.348 m2 atau mengalami penurunan sebesar 2,22% dari tahun 2014 yang sebesar 162.816 m2, hal ini disebabkan dihapusnya lokasi sementara karena dikembalikan fungsinya untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial. Selain itu, dua kegiatan pembebasan lahan untuk penataan PKL di Kalisari dan Jatinegara Kaum yang telah direncanakan sebelumnya, tidak dapat terealisasi karena lahan tersebut sudah laku terjual kepada pihak lain.

Untuk mencapai indikator kinerja sasaran tersebut telah dilaksanakan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Koperasi dan UMKM senilai Rp. 24.512.548.698,- atau sebesar 42% dari Rp. 58.668.508.307,- Dalam rangka penyediaan ruang bagi sektor informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota, pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha untuk meningkatkan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah serta Perdagangan sebagai leading sector di bidang ini antara lain :


(9)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-9 a. Rehab Lokasi Binaan Rorotan

b. Rehab Lokasi Binaan Munjul

c. Perawatan Lokasi Binaan Muria Dalam d. Perawatan Lokasi Binaan Jln. Nusa I e. Perawatan Lokasi Binaan Cililitan

2. Meningkatnya Investasi Ekonomi Kota Yang Mendorong Penciptaan Lapangan Kerja Dan Tumbuhnya Kelembagaan Ekonomi Lokal

Pengembangan investasi merupakan komponen yang sangat penting dalam daerah. Upaya penataan dan pengembangan percepatan investasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan dengan melalui peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas penanaman modal, menjaga harmonisasi dan koordinasi dibidang penanaman modal, dan meningkatkan kontribusi PAD untuk mendukung APBD. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu:

Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal”.

Sasaran meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal diukur dengan IKU “nilai investasi berskala nasional serta jumlah investor berskala nasional”, dengan capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 210,07%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel III.3

Capaian IKU Nilai Investasi dan jumlah Investor berskala nasional No Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 Nilai investasi berskala nasional

(PMDN/PMA)

67,77 Trilliun

60,75 Trilliun

89,64% 2 Jumlah Investor berskala nasional

(PMDN/PMA)

1.446 Proyek

4.779 Proyek

330,50%

Rata-rata capain kinerja 210,07%

Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan berbagai program dan kegiatan senilai Rp. 158.998.750,- atau 37,99% dari Rp. 418.566.391,- anggaran yang


(10)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-10 disediakan dengan sumber daya manusia sebanyak 22 OH. IKU nilai investasi berskala nasional tidak mencapai target yang ditetapkan, namun jumlah investor berskala nasional melampaui target yang ditetapkan.

Berdasarkan nilainya, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp. 2,11 Triliun (US$ 168,80 juta) atau 95,54% dari tahun 2014 sebesar Rp. 47,35 Triliun (US$ 3.788 juta) menjadi sebesar Rp. 45,24 Triliun (US$ 3.619,2 Juta) pada tahun 2015. Begitu pula dengan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2015, menurun sebesar Rp. 2,30 Triliun atau 87,09% dari tahun 2014 sebesar Rp. 17,81 triliun menjadi Rp. 15,51 Triliun pada tahun 2015.

Bila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2017 sebanyak Rp. 13,97 Triliun untuk PMDN dan Rp. 63,94 Triliun untuk PMA, maka realisasi sampai dengan tahun 2015 untuk PMDN sudah mencapai target akhir Renstra, namun untuk PMA baru mencapai 70,75%. Sedangkan berdasarkan jumlah investor, realisasi jumlah investor Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 664 proyek atau 17,48% dari tahun 2014 sebesar 3.799 proyek menjadi sebesar 4.463 proyek pada tahun 2015.

Begitu pula dengan realisasi jumlah investor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2015, meningkat sebesar 149 proyek atau 89,22% dari tahun 2014 sebesar 167 proyek menjadi 316 proyek pada tahun 2015. Bila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2017 sebanyak 100 proyek untuk PMDN dan 1.500 proyek untuk PMA, maka realisasi sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai target akhir renstra.


(11)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-11 Grafik III.1

Target dan Realisasi Investasi Provinsi DKI Jakarta

Grafik III.2 Inventasi PMDN

Untuk mencapai sasaran meningkatnya minat investasi di DKI Jakarta dilakukan Program Peningkatan Kinerja BUMD dan Program Peningkatan Investasi dengan melakukan beberapa kegiatan penting mendukung pencapaian IKU dalam Peningkatan Investasi diantaranya:


(12)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-12 a. Pengelolaan Data BUMD dan Penanaman Modal. Tujuan dari kegiatan ini

adalah :

1) Peningkatan Koordinasi dan Komunikasi data investasi antar instansi baik di tingkat Daerah maupun tingkat Pusat;

2) Peningkatan Koordinasi dan Komunikasi data investasi antar bidang di dalam Organisasi Kerja BPBUMD dan PM Provinsi DKI Jakarta;

3) Pengolahan data yang akurat, tepat, sehingga tersaji informasi yang lengkap dan berkesinambungan;

4) Peningkatan sumber informasi peluang investasi bagi investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya di Provinsi DKI Jakarta; 5) Peningkatan Informasi Pelayanan kepada masyarakat khususnya dunia

usaha.

b. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Data Penanaman Modal. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan pengelolaan data penanaman modal melalui satu system aplikasi data penanaman modal yang sudah disempurnakan sehingga mudah untuk digunakan.

c. Sinkronisasi Data Investasi di Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1) Adanya validasi data penanaman modal baik dari PMA/PMDN maupun PMDN Non Fasilitas di DKI Jakarta;

2) Memahami berbagai hambatan dalam pengumpulan dan penyaluran data investasi.

Penyusunan Profil Investasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melengkapi bahan dalam pengambilan keputusan bagi para pemangku kepentingan (Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta maupun pelaku usaha, bisnis dan investasi) dalam menanamkan modalnya di DKI Jakarta.


(13)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-13

3. Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik Jakarta sebagai kota yang merupakan simpul (hub) dalam kegiatan perekonomian regional dan internasional harus memiliki daya saing yang handal sehingga diperlukan strategi yang tepat melalui penyediaan infrastruktur yang memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen pengelolaan kota yang efektif, optimalisasi pasar yang akan memperkuat daya beli masyarakat dan peningkatan daya tarik kota. Untuk itu diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang dilandasi dengan visi yang jauh ke depan, terukur, dan memperhatikan konstelasi persaingan kota lingkup global sehingga kota Jakarta dapat berperan dalam kerangka regionalisasi ekonomi.

Untuk menjadi kota internasional yang kompetitif, Jakarta perlu membangun infrastuktur telematika yang maju, modern dan handal. Penggunaan telematika sebagai tulang punggung pembangunan Jakarta menjadi kota pintar yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan serta penggunaan energi yang bijaksana dan ramah lingkungan.

Pendayagunaan Telematika akan sangat mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan ekonomi kota, terutama pada sektor transportasi,logistik, dan juga sektor lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan berupaya menyediakan fasilitas internet di ruang publik yang dapat diakses warga secara mudah dan bebas biaya. Sampai dengan saat ini titik jaringan wifi yang dapat di akses masyarakat adalah 216 titik dimana 27 titik di Balaikota, 61 titik di wilayah Jakarta Utara, 25 titik di wilayah Jakarta Pusat, 15 titik di wilayah Jakarta Timur, 60 titik di wilayah Jakarta Barat, 10 titik di wilayah Jakarta Selatan, 18 titik di wilayah kepulauan seribu yang dibangun dengan APBD.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu “Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik


(14)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-14 Sasaran Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik diukur dengan IKU “Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 173%. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian kinerjanya dalam tahun 2015 diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel III.4

Capaian IKU Jumlah Titik Jaringan Wifi

No Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Capain % 1 Jumlah titik jaringan wifi dengan

kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun 25 titik 216 titik 173

Realisasi jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun tahun 2015 sebanyak 216 titik mengalami peningkatan sebesar 36 titik atau 20% dari tahun 2014 sebesar 180 titik. Perkembangan jumlah titik jaringan wifi dari 2012 sampai dengan 2015 sebagai berikut:

Tabel III.5

Capaian IKU Perkembangan jumlah titik jaringan wifi 2012 sampai dengan 2015 Indikator Kinerja Kondisi awal

(2012)

Realisas i (2013)*

Realisasi

(2014)* Realisasi (2015)* Jumlah titik jaringan wifi dengan

kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

42 titik 60 titik 180 titik 216 titik *akumulasi

Adapun lokasi Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps tersebut terletak di Balaikota sebanyak 27 titik, 61 titik di wilayah Jakarta Utara, 25 titik di wilayah Jakarta Pusat, 15 titik di wilayah Jakarta Timur, 60 titik di wilayah Jakarta Barat, 10 titik di wilayah Jakarta Selatan, 18 titik di wilayah Kepulauan Seribu yang dibangun dengan APBD. Untuk mencapai sasaran tersebut Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan menjalankan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi senilai Rp. 64.852.717.086,- atau sebesar 74% dari Rp. 87.385.789.901,-

Dalam rangka penyediaan fasilitas internet yang merata di ruang publik, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha untuk membangun jaringan wifi dengan


(15)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-15 kecepatan 10 Mbps dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan sebagai leading sector di bidang ini antara lain :

a. Sewa Sarana Telekomunikasi Data

b. Pengembangan Teknologi Jaringan Komunikasi c. Pengelolaan Pengamanan Jaringan Komunikasi Data d. Pengelolaan Jaringan Komunikasi Data

4. Tersedianya Infrastruktur Energi Dan Kelistrikan Untuk

Mendukung Pembangunan Kota

Sasaran strategis tersedianya Infrastruktur Energi dan Kelistrikan untuk Mendukung Pembangunan Kota merupakan bagian dari Indikator Kinerja Dinas Perindustrian dan Energi. Indikator tersebut berada pada Bidang Pengelolaan Energi namun kewenangan pengelolaannya masih dimiliki oleh Pemerintah Pusat sehingga pelaksanaannya dikerjakan oleh Pemerintah Pusat dan BUMN.

Dalam mencapai terkoordinasinya pembangunan SPBG bukan hanya dihasilkan dari entitas SPBG yang terbangun namun juga dicapai dari SPBG yang beroperasi serta juga dicapai dari beroperasinya MRU (Mobile Refueling Unit) di beberapa lokasi. Walaupun MRU memilki kapasitas yang lebih kecil dari SPBG namun dapat berfungsi sebagai SPBG berjalan (mobile) yang dapat mempermudah akses mendapatkan gas transportasi di Jakarta khususnya di pusat Jakarta dimana untuk pembangunan SPBG terkendala oleh ketersediaan lahan dan tapping pipa ga yang terbatas.

Terkoordinasinya pembangunan SPBG melalui beroperasinya SPBG sebanyak 14 SPBG dan berproses pembangunan dan/atau perizinan pembangunan sebanyak 8 SPBG serta beroperasinya MRU (Mobile Refueling Unit) sebanyak 6 MRU sehingga total SPBG di Provinsi DKI Jakarta berjumlah 28 SPBG/MRU (21 SPBG dan 7 MRU).


(16)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-16 Tabel III.6

Capaian IKU tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan dalam pembangunan kota

No Sasaran Strategis Indikator

Kinerja

Target Realisasi 2015

% 1 tersedianya infrastruktur

energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota

1 jumlah SPBG 22 SPBG 28 SPBG 127%

Jumlah SPBG yang beroperasi di tahun 2015 sebanyak 28 SPBG mengalami kenaikan 75 % atau sebanyak 12 SPBG bila dibandingkan dengan jumlah yang beroperasi di tahun 2014 yaitu 16 SPBG. Untuk melaksanakan program tersebut Dinas Perindustrian dan Energi menggunakan Dokumen Anggaran Pelaksanaan Dinas pada tahun 2015 dengan pagu anggaran Rp1.592.514.000,- dengan capaian realisasi Rp938.300.000,- atau 58,92%. Sedangkan program yang telah dilaksanakan adalah program perencanaan perindustrian dan energi dengan kegiatan penyusunan masterplan jaringan pipa gas, mini power plant, SPBG dan MRU.

5. Terlaksananya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Yang

Konsisten

Pembangunan kota seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan lahan, sementara kebutuhan pembangunan terus meningkat. Pemanfaatan ruang kota seringkali melebihi kapasitas daya dukungnya dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang ada. Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan penataan ruang adalah peningkatan efektivitas RTRW sebagai instrumen pembangunan yang secara konsisten digunakan untuk mewujudkan ruang kota yang aman, nyaman dan berkualitas.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu “Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten”.

Sasaran Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten diukur dengan IKU “Persentase rencana bangunan gedung yang lulus sidang Tim Ahli dan Persentase pembongkaran bangunan yang tidak sesuai


(17)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-17 persil”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 78%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel III.7

Capaian IKU Persentase rencana bangunan gedung lulus sidang TIM ahli dan pelanggaran gedung yang ditertibkan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % 1 Persentase rencana bangunan gedung

yang lulus sidang Tim Ahli 100% 100% 100 2 Persentase pelanggaran bangunan gedung yang ditertibkan 50% 28% 56

Rata-rata capaian kinerja 78 Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan beberapa program yaitu program Pemberdayaan komunitas penyelenggaraan bangunan gedung, Program Perencanaan Tata Ruang dan Program Pengawasan dan Penertiban Bangunan senilai Rp8.462.490.000,- atau 89,87% dari Rp9.415.372.000,- anggaran yang disediakan. Kegiatan terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama tersebut antara lain Pelaksanaan Sidang Konsultasi Bidang Perencanaan Bangunan Gedung oleh Tim Ahli (TPAK, TPKB dan TPIB) dan Pengenaan Sanksi Pelanggaran Bangunan Gedung dan Bangunan di lima (5) wilayah Kota Administrasi dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Dari sebanyak 92 rencana bangunan yang telah diterbitkan nota persetujuan teknis pada tahun 2015 semuanya telah lulus sidang ahli pada tahun 2015 atau tercapai 100%, sedangkan jumlah bangunan yang dibongkar karena melanggar persil pada tahun 2015 sebanyak 986 dari jumlah Surat Perintah (SP) membongkar sendiri oleh pemilik bangunan sebanyak 3.512 sehingga mencapai 28%.

Realisasi Persentase rencana bangunan gedung yang lulus sidang Tim Ahli tahun 2015 sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 100%, sehingga tidak ada penurunan/kenaikan. Dengan demikian realisasi tahun 2015 sudah mencapai target pada akhir periode Renstra tahun 2017 adalah 100%.


(18)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-18 Realisasi Persentase pelanggaran bangunan gedung yang ditertibkan tahun 2015 sebesar 56%, dibandingkan tahun 2014 sebesar 31%, maka terdapat peningkatan sebesar 44%. Sedangkan target pada akhir periode Renstra tahun 2017 adalah 70%, sehingga masih ada target 14% yang harus dipenuhi hingga akhir target Renstra tahun 2017.

Hambatan tidak tercapainya target karena masih terdapat permasalahan pelayanan yaitu :

a. Belum optimalnya pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung, disebabkan :

1) Keterbatasan jumlah SDM dalam melaksanakan pengenaan sanksi terhadappelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung;

2) Harga satuan biaya bongkar yang tidak sesuai dengan risiko dan kondisi prakteknya dilapangan;

3) Belum tersedianya tatalaksana pelaksanaan penegakan hukum terhadap pelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pelaksanaan penyidikan oleh PPNS.

b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan penyelenggaraan bangunan gedung yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, disebabkan :

1) Ketidaktahuan masyarakat terhadap informasi Rencana Tata Ruang Wilayah;

2) Ketidaksiapan Pemerintah Daerah dalam membebaskan lahan milik masyarakat yang terkena Rencana Tata Ruang Wilayah.

6. Tersedianya Sistem Transportasi Perkotaan Yang Terpadu Dan Memadai Untuk Melayani Pergerakan Orang Dan Barang

Untuk memenuhi tingginya kebutuhan perjalanan masyarakat DKI Jakarta dibutuhkan peningkatan infrastruktur dan penambahan sarana transportasi umum perkotaan sebagai upaya utama dalam mengatasai permasalahan kemacetan. Dalam rangka memberikan pelayanan publik kepada masyarakat pengguna


(19)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-19 layanan angkutan umum massal melalui sistem Bus Rapid Transit yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi kepada PT. Transportasi Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 3 tahun 2015 tentang Pemberian Subsidi yang

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah kepada PT. Transportasi Jakarta dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan publik.

Untuk menjaga kualitas layanan transportasi angkutan massal maka melalui Program Perencanaan Daerah Tingkat SKPD dengan kegiatan Survei Capaian SPM Transjakarta dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.978.148.782,- namun demikian kegiatan yang semula direncanakan oleh pihak ketiga ini gagal lelang akibat tidak ada peserta yang mendaftar, sehingga untuk melakukan pengawasan dan verifikasi terhadap nilai atau besaran subsidi yang akan diberikan ke PT. Transportasi Jakarta dilakukan penilaian capain SPM dan Verifikasi oleh tim yang dibentuk sesuai Peraturan Gubernur sebagaimana tersebut dimaksud di atas. Untuk capaian indikator kinerja dengan target jumlah penumpang yang menggunakan bus transjakarta sebanyak 337.000 pnp/hari yang dapat dilayani/terangkut, sedangkan realisasi jumlah yang penumpang yang dapat dilayani/terangkut hanya sebanyak 280.322 pnp/hari atau 83,18%.

Sesuai dengan sasaran kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja yaitu tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai telah ditetapkan beberapa target capaian indikator kinerja antara lain panjang lintasan busway, jumlah penumpang yang dapat dilayani/terangkut menggunakan bus transjakarta dan headway busway. Capain realisasi atas target yang telah ditetapkan dapat terlihat daro tabel berikut:

Tabel III.8

Capaian IKU Panjang Lintasan Busway, Jumlah Penumpang Busway dan Headway Busway rata-rata

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Panjang lintasan busway - - 100 2 Jumlah penumpang busway 337.000 org/hari 280.322 pnp/hari 83,18 3 Headway busway rata-rata 9 menit 14.2 menit 57,77


(20)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-20

7. Tersedianya Jaringan Jalan Dan Jembatan Dengan Kualitas Yang Mantap Untuk Melayani Sirkulasi Dari/Ke Dalam Kota

Pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahunnya menunjukkan tingkat mobilitas masyarakat semakin tinggi. Guna menopang tingginya mobilitas yang diharapkan akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi, diperlukan dukungan infrastruktur yang baik diantaranya jalan, jembatan, fly over/underpass serta kebijakannya.

Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia yang memiliki tingkat intesitas ekonomi dan juga tingkat stress yang tinggi, hal ini dikarenakan hampir setiap hari terjadi kemacetan lalu lintas. Intensitas serta volume pertambahan produksi kendaraan baru memberi sumbangsih terhadap kemacetan lalu lintas di Jakarta. Pertumbuhan kendaraan yang besar di Jakarta dan tidak diimbanginya pembangunan/peningkatan infrastruktur seperti penambahan jalan tidak akan mampu menanggulangi kemacetan yang ada di Jakarta.

Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu : “Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota”.

Sasaran tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota diukut dengan Indikator Kinerja Sasaran yang tertuang dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017. a. Luas Jalan yang terbangun

b. Jumlah jembatan yang terbangun c. Persentase luas jalan dalam kondisi baik

Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel III.9

Capaian sasaran strategis tersedia jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

No Sasaran Strategis IKU Target Realisasi % 1 tersedianya jaringan

jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk

1 luas jalan yang terbangun

24.192 m2 18.558 m2 76,7 2 jumlah

jembatan yang


(21)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-21 No Sasaran Strategis IKU Target Realisasi %

melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

terbangun 3 persentase

luas jalan dalam kondisi baik

97.20% 97,56% 100,37

Rata-rata capaian kinerja 225.69

Tabel III.10

Jumlah jalan terbangun, jumlah jembatan dan presentase luas jalan No Indikator

kinerja Target s.d tahun 2015 (rpjmd 2013-2015) Realisasi s.d tahun 2015 (rpjmd 2013-2015) Capaian % Keterangan

1 Luas jalan yang terbangun

48.681.709,97

m2 48.462.269,97 m2 99,55 2 Jumlah

jembatan yang terbangun

296 jbt 295 Jbt 99,66 Jembatan Ramp BKT Sisi Timur dan Barat di Kawasan Terminal Pulogebang & Jembatan Jalan Pluit Indah 3 Persentase

luas jalan dalam kondisi baik

97,20 % 97,56 % 100,37 Jalan yang menjadi kewenangan Dinas Bina Marga

Rata-rata capaian kinerja 99,86

Untuk mengurangi kemacetan serta mendukung aktifitas ekonomi di Jakarta telah dilakukan dengan meningkatkan layanan dalam penyediaan jalan dan jembatan. Pembangunan/Peningkatan jalan dan jembatan dilakukan dengan harapan agar dapat menambah tingkat road ratio dan tingkat pelayanan sehingga dapat meminimalkan tingkat kemacetan yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta, meskipun pada kenyataannya perbandingan jalan baru dibandingkan dengan penambahan kendaraan sangatlah kecil yang disebabkan sulitnya pembebasan lahan untuk pembangunan jalan. Meskipun demikian, penambahan jalan baru tersebut diharapkan menambah pergerakan sirkulasi dari/ke dalam kota.

a. Untuk mencapai sasaran Luas/Jumlah Jalan yang terbangun, telah dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan dengan beberapa kegiatan yaitu :


(22)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-22 1) Pembangunan Jalan dan saluran pengaman sejajar BKT (Segmen Raya

Bekasi-Cipinang)

2) Pembangunan Jalan dan saluran pengaman sejajar BKT (Segmen marunda-Raya Bekasi)

3) Pembangunan/peningkatan jalan-jalan strategis di Provinsi DKI Jakarta dengan melaksanakan pelebaran jalan pada lokasi Jalan Cassablanca Sisi Selatan dan Jalan Arafuru.

b. Untuk mencapai sasaran jumlah jembatan yang terbangun ini telah dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan dengan beberapa kegiatan yaitu dengan pembangunan Akses Terminal Pulo Gebang yang dalam pelaksanaannya diantaranya telah dibangun empat jembatan/Ramp BKT pada sisi timur (2 jembatan) dan sisi barat (2 jembatan) dan jembatan Jalan Pluit Indah.

c. Untuk mencapai sasaran persentase luas jalan dalam kondisi baik telah dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan dengan beberapa kegiatan yaitu :

1) Pembangunan/peningkatan jalan-jalan strategis di Provinsi DKI Jakarta 2) Peningkatan jalur busway

3) Peningkatan jalan pemuda-pramuka

4) Perbaikan dan pemeliharaan jalan dan trotoar di seluruh Koridor Busway

5) Pemeliharaan Simpang dan jalan Tak sebidang di Provinsi DKI Jakarta 6) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Pusat

7) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Utara 8) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Barat 9) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Selatan 10) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Timur

11) Perawatan Rutin Prsarana Jalan dan Jembatan di Provinsi DKI Jakarta Pada tahun 2015 telah dilakukan peningkatan kualitas infrastruktur jalan, diantaranya dengan melakukan pengembalian kekuatan struktur jalan dengan


(23)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-23 metode recycling dan penataan kemiringan permukaan jalan. Selain itu dilakukan pemeliharaan jalan dengan coldmilling untuk menjaga tinggi muka jalan, khususnya pada jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder. Harapannya pelaksanaan pemeliharaan jalan dengan coldmilling ini dapat dilaksanakan pada setiap pekerjaan pemeliharaan jalan.

Adapun beberapa hambatan/kendala yang menyebabkan tidak tercapainya beberapa target antara lain :

a. Masih terdapat pekerjaan jembatan yang mengalami gagal lelang.

b. Masih minimnya realisasi pembebasan tanah untuk pembangunan/pelebaran jalan baru, yang disebabkan oleh :

1) Masih terdapat sebagian warga tidak setuju dengan nilai ganti rugi yang ditawarkan walaupun sudah mengacu kepada nilai appraisal

2) Masih terdapat sebagian warga yang tidak setuju dengan program Pemerintah ex. Pelebaran jalan.

3) Beberapa warga yang sudah setuju dibayar tidak hadir pada waktu pelaksanaan pembayaran ganti rugi

4) Beberapa warga meragukan mengenai luasan yang terkena

pembebasan, sehingga banyak warga yang meminta pengukuran ulang. 5) Beberapa berkas yang diserahkan saat diteliti untuk syarat pembayaran

ganti rugi warga belum lengkap

6) Keterlambatan warga mengumpulkan berkas ke Kelurahan untuk

dilakukan penelitian keaslian/validasi dokumen sehingga

mengakibatkan keterlambatan pengajuan pencairan anggaran.

Sedangkan realisasi anggaran terhadap program kegiatan yang telah dilaksanakan dapat terlihat dari tabel berikut :

Tabel III.11

Anggaran Dinas Bina Marga terkait IKU Provinsi Tahun 2015 No. Indikator

Kinerja

Program Kegiatan Anggaran Realisasi % 1. Luas jalan

yang terbangun

Pembangunan/ Peningkatan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Jalan dan Saluran Pengaman Sejajar BKT (Segmen Raya Bekasi-Cipinang)


(24)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-24 No. Indikator

Kinerja

Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

2. 3. Jumlah jembatan yang terbangun Persentase luas jalan dalam kondisi baik Pembangunan/ Peningkatan Jalan dan Jembatan Rehabilitasi/Pem eliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Jalan dan Saluran Pengaman Sejajar BKT (Segmen Marunda-Raya Bekasi) Pembangunan/Penin gkatan Jalan-Jalan Strategis di Provinsi DKI Jakarta (dengan melaksanakan pelebaran jalan pada Lokasi Jl.

Cassablanca Sisi Selatan dan Jalan Arafuru) Pembangunan Akses Terminal Pulo Gebang (yang dalam pelaksanaannya diantaranya telah dibangun Empat jembatan/Ramp BKT pada Sisi Timur (Dua Jembatan) dan Sisi Barat (Dua Jembatan)

Pembangunan/Penin gkatan Jalan-Jalan Strategis di Provinsi DKI Jakarta

Peningkatan Jalur Busway

Peningkatan Jalan Pemuda-Pramuka

Perbaikan dan Pemeliharaan Jalan dan Trotoar di Seluruh Koridor Busway

Pemeliharaan Simpang dan Jalan Tak sebidang di Provinsi DKI Jakarta

Pemeliharaan Jalan di Kota Administrasi Jakarta Pusat 10.000.000.000,- 245.099.499.500,- 33.000.000.000,- 245.099.499.500,- 80.000.000.000,- 60.000.000.000,- 29.999.987.417,- 59.999.931.061,- 15.999.524.015,- 7.859.223.000,- 218.479.980.735,- 32.980.682.372,- 218.479.980.735,- 79.759.628.500,- 58.709.714.817.- 28.600.309.496,- 57.812.347.540,- 15.264.338.856,- 78,59 89,14 99,94 89,14 99,70 97,85 95,33 96,35 95,40


(25)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-25 No. Indikator

Kinerja

Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

Pemeliharaan Jalan di Kota Administrasi Jakarta Utara

Pemeliharaan Jalan di Kota Administrasi Jakarta Barat

Pemeliharaan Jalan di Kota Administrasi Jakarta Selatan

Pemeliharaan Jalan di Kota Administrasi Jakarta Timur

Perawatan Rutin Prasarana Jalan dan Jembatan di Prov. DKI Jakarta

15.999.524.015,-

15.999.524.015,-

15.999.524.015,-

15.999.524.015,-

89.999.957.095,-

15.545.366.674,-

15.577.782.180,-

15.325.396.971,-

15.302.937.843,-

86.385.764.883,- 97,16

97,36

95,79

95,65

95,98

Total anggaran untuk mencapai tiga sasaran tersebut yaitu sebesar Rp943.196.494.648,- dengan realisasi Rp870.507.127.732,- atau 92,29%.

8. Tersedianya Sistem Tata Air Yang Optimal Dalam Mendukung Upaya Pengendalian Banjir, Banjir Rob Dan Dampak Perubahan Iklim Lainnya

Provinsi DKI Jakarta yang terletak pada posisi 6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48” Bujur Timur, memiliki ketinggian rata-rata + 7 meter di atas permukaan laut, Sedangkan di bagian Utara wilayah Jakarta sebagian besar berada di bawah permukaan air laut pasang, yang mengakibatkan rawan genangan, baik karena curah hujan maupun karena semakin tingginya air laut pasang (rob).

Wilayah Jakarta yang dilalui 13 aliran sungai termasuk kawasan yang rawan banjir atau genangan. Secara umum banjir di Jakarta dipengaruhi oleh topografi wilayah DKI Jakarta yang relatif datar, luapan air dan rendahnya dataran (di beberapa lokasi), pasang air laut menghalangi aliran air ke laut disamping penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air tanah yang berlebih, pemanfaatan bantaran sungai dan dataran banjir untuk pemukiman liar dan bertambahnya angkutan lumpur karena meningkatnya laju erosi (sedimentasi)


(26)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-26 sungai sehingga terdapat lokasi-lokasi yang dianggap rawan banjir di seluruh Jakarta.

Banjir dan genangan air merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan di DKI Jakarta. Berdasarkan faktor penyebabnya banjir yang terjadi di DKI Jakarta dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu i) banjir akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah hulu sungai yang menyebabkan meluapnya air sungai dan menggenangi wilayah permukiman ii) banjir yang disebabkan tingginya intensitas curah hujan di wilayah hilir atau di Jakarta dengan topografi wilayah rendah, iii) banjir dengan genangan akibat pasang air laut (rob).

Indikator kinerja, target, dan capaian/realisasi sasaran tersebut selama tahun 2015, dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.12

Target capaian IKU terkait Dinas Tata Air

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah Sumur Resapan (Injection well) waduk yang terbangun

4 6 150

2 Jumlah titik genangan jalan arteri/kolektor 0 95 titik 0 3 Panjang Pengaman Pantai yang terbangun 1500 m 1950 m 130

Rata-rata capaian kinerja 93,33

Untuk mencapai sasaran ini dalam hal penanganan titik genangan jalan arteri/kolektor dilaksanakan dilaksanakan program pemeliharaan prasarana dan sarana pengendali banjir dan drainase dengan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur drainase aliran timur, pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur drainase aliran tengah dan pemeliharaan sarana dan prasarana

infrastruktur drainase aliran barat dengan nilai anggaran sebesar Rp79.903.660.876,-dan terserap sebesar

Rp23.506.570.950,-Sedangkan untuk program Pembangunan Prasarana dan Sarana Pengendali Banjir dengan kegiatan Pembangunan Tanggul Pantai mendukung NCICD dalam hal Panjang Pengaman Pantai yang terbangun dianggarkan sebesar Rp60.000.000.000,- dan terserap sebesar Rp31.337.161.000,- dengan panjang pantai yang terbangun sepanjang 1950m.


(27)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-27 Jumlah waduk yang terbangun sampai dengan tahun 2015 sebanyak 6 waduk, Selain itu untuk menambah fungsi pengendali banjir Dinas Tata Air melaksanakan pembangunan Sumur Resapan pada DAS Mampang Timur 593 Titik, DAS Mampang Barat 650 titik dengan anggaran rencana sebesar Rp49.999.999.964,- dan terserap sebesar Rp33.661.908.500,-.

Tingginya intensitas curah hujan serta untuk mengantisipasi terjadinya banjir, abrasi serta perubahan iklim, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat strategi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem tata air yang terpadu, sumur resapan, serta mengelola dalam hal minimalisasi jumlah titik genangan pada jalan arteri maupun kolektor serta membangun tanggul pengaman pantai dan muara Jakarta agar limpasan air laut tidak masuk ke darat serta tidak menimbulkan abrasi yang akan mengurangi luas daratan, dan yang akan memperparah/melumpuhkan aktivitas sosial ekonomi Jakarta.

Penanganan jumlah titik genangan air yang dilakukan adalah dengan melakukan penataan dan pengembangan sistem drainase perkotaan melalui pembangunan, penataan, rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan sistem dan saluran drainase sebagai antisipasi genangan. Dipadukan dengan pembangunan sumur-sumur resapan sebagai salah satu bentuk konservasi air tanah di Jakarta yang diharapkan sekaligus dapat mengurangi titik genangan di sepanjang jalan arteri kolektor di pusat kota/kegiatan sehingga dapat mengurangi dampak kemacetan.

9. Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal Sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan sampah, maka PD PAL harus menginventarisasi lahan IPAK Pulo Gebang dan IPAK Duri Kosambi yang sampai saat ini masih menunggu proses serah terima dari Dinas Kebersihan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada PD, Pal Jaya. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 159 tahun 2014 tentang Masa Transisi Pengalihan Air Limbah Domestik dari Dinas


(28)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-28 Kebersihan kepada PD. Pal Jaya pada tanggal 27 Oktober 2014. Untuk itu Pemerintah DKI menetapkan suatu sasaran, yaitu:

Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal

Sasaran Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal diukur dengan IKU “Persentase fasilitas terbangun sistem air limbah terpusat”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2014 sebesar 20%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel III,13

Capaian sasaran strategis tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal,

NO Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian 1 Tersedianya

Pengelolaan air limbah domestik secara optimal

Persentase fasilitas terbangun sistem air limbah terpusat

Pembebasan lahan IPAL Zona 1 lanjutan dan

penyusunan AMDAL Zona 6

 Pembebasan lahan IPAL Zona 1 masih dalam proses, Adapun SKPD yang mengkoordinasi terkait pembebasan lahan adalah Biro Perencanaan Kota dan lingkungan Hidup

 Terkait penyusunan Dokumen AMDAL, PD PAL Jaya masih menunggu hasil dari Dinas Tata Air sebagai SKPD pelaksana AMDAL untuk Zona 6

0

Hambatan tidak tercapainya target disebabkan:

a. PD. Pal Jaya telah mengusulkan Detail Engineering Desain (DED) sebanyak 6 zona pengembangan jaringan pipa air limbah di Jakarta, yang saat ini masih dalam proses lelang pembuatan DED

b. IPAL jaringan pipa air limbah di Zona 6 sedang disusun DED jaringan pipa air limbah untuk dilakukan proses pelelangan terhadap pekerjaan pembangunan jaringan pipa air limbah di zona 6 oleh Kementerian Pekerjaan Umum. DED tersebut merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan kegiatan AMDAL


(29)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-29 c. Sebagai pilot project jaringan pipa air limbah di zona 0 (Kecamatan Setiabudi

dan Tebet) dan penambahannya oleh PD. PAL Jaya, dimana jaringan pipa air limbah zona 0 (existing) baru mencapai 4% untuk seluruh wilayah Jakarta. d. Belum terbitnya Peraturan Gubernur mengenai tata guna lahan sehingga

Dinas Tata Air pada tahun 2015 belum dapat melaksanakan pembebasan lahan IPAL Zona 1.

10. Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Yang Melayani Semua Wilayah Kota

Sesuai arahan strategis dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terangkum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2017, secara garis besar kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih mengarah pada: a. Peningkatan Cakupan Pelayanan dengan meningkatkan ketersediaan air

bersih dan atau air curah di wilayah DKI Jakarta b. Peningkatan Ketahanan Air di wilayah DKI Jakarta

c. Pengalihan penggunaan air tanah dangkal maupun air tanah dalam menjadi air perpipaan.

d. Pelayanan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), termasuk Kepulauan Seribu.

Berpijak pada kebijakan strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut, arah kebijakan Perusahaan PAM JAYA yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) 2014-2018 diprioritaskan diantaranya terhadap 4 butir di atas.

Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu: “Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan yang Melayani Semua Wilayah Kota (PDAM)”.


(30)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-30 Sasaran Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan yang Melayani Semua Wilayah Kota (PDAM) diukur dengan IKU “Cakupan pelayanan air minum perpipaan”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 100,13%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel III,14

Capaian IKU cakupan pelayanan air minum perpipaan

Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian

1 Cakupan pelayanan air minum perpipaan

62% 62,08% 100,13

Realisasi Cakupan Pelayanan di DKI Jakarta pada tahun 2015 adalah sekitar 62,08%, dihitung berdasarkan rasio antara Populasi Terlayani terhadap total jumlah penduduk kota Jakarta.

Adapun Populasi Terlayani hanya diperhitungkan terhadap Pelanggan Domestik, baik yang menggunakan Sistem Perpipaan maupun Non Perpipaan antara lain: Rumah Tangga, Rumah Susun dan Kondominium, Usaha Kecil/Menengah dalam Rumah Tangga, Hidran & Ledeng Umum, Station Air & Mobil Tangki, Asrama, Rumah Yatim Piatu, Kedutaan/Konsulat, Instansi ABRI, dan Perusahan Perdagangan/Rukan/Ruko.

Cakupan pelayanan di DKI Jakarta pada tahun 2015 sudah mencapai target dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya jumlah pelanggan rumah tangga menengah, rumah tangga mewah, dan gedung tinggi. Selain itu, jumlah KK pada Rusun Waduk Pluit yang dilayani langsung oleh PAM JAYA juga mengalami peningkatan, dari semula 400 KK menjadi 1.200 KK.


(31)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-31 Pada tahun 2016 ditargetkan Cakupan Pelayanan mencapai 71,69%. Berkenaan dengan hal tersebut, PAM JAYA telah melakukan kegiatan kajian mengenai Rencana Penambahan Air Baku dan atau Air Bersih antara lain: a. Air Curah (Treated Water)

1) Rencana pembangunan IPA Bekasi yang diprakarsai oleh Kementerian PU&PERA sebesar 4.000 lps;

2) Rencana pembangunan IPA Jatiluhur sebesar 5.000 lps. b. Air Bersih/Produksi

1) IPA Pesanggrahan sebesar 600 lps ;

2) IPA Hutan Kota (Jembatan Besi) sebesar 300 lps; 3) IPA Pejaten sebesar 100 lps;

4) Uprating IPA Cilandak dari kapasitas 400 lps menjadi 600 lps.

Dalam pencapaian target, PAM JAYA tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tetapi menggunakan biaya investasi Kerjasama PAM JAYA dengan Mitra Swasta.

11. Tersedianya Pengelolaan Sampah Terpadu dan Berwawasan

Lingkungan Pada Tingkat Kota dan Kawasan Permukiman

a. Persentase Sampah Dalam Kota Yang Dapat Tertangani Secara Tepat Waktu

Dalam mewujudkan Jakarta baru, kota modern yang bersih dengan masyarakat berbudaya bersih dan pelayanan publik yang prima, penyediaan pengelolaan sampah terpadu dan berwawasan lingkungan merupakan tekad


(32)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-32 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dicapai melalui peningkatan kinerja pengelolaan persampahan.

Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta wajib mengangkut sampah dari TPS ke pemrosesan akhir sampah dengan jaminan ketepatan waktu pengangkutan sampah sehingga tidak terjadi penumpukan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Sebagai upaya optimalisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kebersihan, maka pengangkutan sampah ke tempat pemrosesan akhir sampah tahun 2015 dilakukan secara swakelola dengan mengerahkan kendaraan angkutan sampah reguler milik Dinas, Sudin, UPK Badan Air didukung dengan kendaraan sewa yang langsung dikendalikan oleh Sudin Kebersihan 5 (lima) wilayah Kota Administrasi, Sudin Kebersihan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan UPK Badan Air.

Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian kinerjanya dalam tahun 2015 diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel III,15

Capaian IKU presentase sampah dalam kota yang tertangani dan pengurangan timbunan sampah

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALIS

ASI

% 1 Persentase sampah dalam kota

yang dapat tertangani secara tepat waktu

96% 82,77% 86,21

2 Persentase pengurangan timbunan sampah di sumber

15% 10,43% 69,53

Rata-rata capaian kinerja 77.87

Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan melalui berbagai program seperti program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum dan program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan kegiatan senilai Rp1.141.509.381.274,- atau 102,09% dari pagu anggaran penetapan sebesar Rp1.118.172.583.458,- Tingginya persentase dipengaruhi oleh


(33)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-33 adanya Anggaran Biaya Tambahan (ABT) dalam perubahan anggaran tahun 2015 untuk pengadaan kendaraan angkutan sampah.

Dalam rangka penanganan sampah secara tepat waktu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan antara lain Pengadaan Dump Pick-up Angkutan Sampah Penanganan sampah Badan Air, Taman dan Jalur Hijau wilayah Jakarta Pusat, Penanganan sampah Badan Air, Taman dan Jalur Hijau wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, Jasa Pengelolaan Sampah TPST Bantargebang, Jasa Penimbangan Sampah di DKI Jakarta dan Pengawasan Independent Pengelolaan TPST Bantargebang.

Realisasi capaian outcome Persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat waktu sebesar 82,77% dari target 96% atau dari timbulan sampah sebesar 7.755,12 ton/hari yang dapat diangkut dan diolah di TPST Bantargebang sebesar 6.419,14 ton/hari (2.342.987,41ton/tahun).

Target yang ditetapkan dalam penanganan sampah belum dapat dicapai antara lain karena:

1) Pengadaan kendaraan angkutan sampah baru yang ditargetkan terealisasi pada pertengahan tahun terpenuhi pada akhir tahun;

2) Tertundanya pengesahan anggaran juga berdampak pada terlambatnya persiapan lelang sewa kendaraan angkutan sampah yang diharapkan dapat mendukung operasional pengangkutan sampah pada awal tahun. Realisasi persentase sampah dalam kota yang dapat ditangani secara tepat waktu pada tahun 2015 ini cenderung sama bila dibandingkan dengan persentase tahun 2014 walaupun timbulan sampah pada tahun 2015 meningkat cukup signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, hal ini disebabkan karena target yang ditetapkan juga meningkat dari 93% pada tahun 2014 menjadi 96% pada tahun 2015. Pencapaian tahun 2014


(34)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-34 realisasi sampah yang terangkut adalah sebesar 5.664,47 ton/hari dari timbulan sampah sebesar 6.902,41 ton/hari atau 82,07%.

Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah pada TPS diwilayah DKI Jakarta, antara lain dengan:

1) Mendorong terbitnya Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 160 Tahun 2015 yang mengatur jadwal pembuangan sampah dari sumber/warga dan jadwal pengangkutan ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang.

2) Mengurangi antrian kendaraan angkutan sampah di Tempat

Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang dengan memberikan data transaksi penimbangan yang lebih cepat melalui sistem timbangan online.

b. Persentase Pengurangan Timbulan Sampah Di Sumber

Pengurangan sampah mulai dari sumber merupakan solusi yang dipilih pemerintah dalam memecahkan permasalahan sampah, Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah, Peraturan ini mengubah konsep pengelolaan sampah Jakarta dari kumpul-angkut-buang menjadi pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berbasis masyarakat.

Setiap individu wajib melaksanakan pengurangan sampah dengan cara menggunakan sedikit mungkin kemasan, menggunakan kemasan dan/atau produk yang dapat dimanfaatkan kembali, menggunakan kemasan dan/atau produk yang ramah lingkungan dan memanfaatkan kembali sampah secara aman. Pengurangan sampah di sumber ditingkatkan dengan mendorong masyarakat atau kelompok masyarakat mendirikan Sentra 3R atau Bank Sampah dan terlibat aktif menjadi nasabah pada Sentra 3R ataupun Bank Sampah yang ada.


(35)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-35 Dinas Kebersihan telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah sejak dini di sumber sampah. Upaya-upaya yang dilakukan, dengan:

1) Menerbitkan Instruksi Kepala Dinas Kebersihan kepada para Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan untuk memprakarsai pembentukan bank sampah baru minimal 5 titik per Kecamatan 2) Meluncurkan aplikasi sistem informasi bank sampah (SIBAS)

berbasis smart card dalam rangka merangsang terbentuknya bank-bank sampah baru yang dikelola masyarakat

3) Pada tahun 2015 ini Dinas Kebersihan juga menggelar pertemuan rutin para pengurus bank sampah se Jakarta yang menampung aspirasi serta memberi motivasi agar para pengurus bank sampah makin giat untuk memajukan bank sampah

4) Sosialisasi melalui media konvensional dan media sosial mengenai gaya hidup pengurangan sampah (reduce) juga dilakukan

Sebagian dari pelaksanaan dari kegiatan tersebut diatas didanai oleh Coorporation Social Responcibility (CSR). Dalam rangka pengurangan sampah mulai dari sumber pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan program peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan dengan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal tersebut yaitu pembinaan, pengembangan dan pengawasan kebersihan, penyelenggaraan dan partisipasi event kebersihan dan penyusunan regulasi zonasi pelayanan pengelolaan sampah secara mandiri.

Realisasi pencapaian outcome untuk IKU pengurangan sampah di sumber pada tahun 2015 adalah 10,43% atau sebesar 69,53% dari target 15% yang ditetapkan. Realisasi tersebut berasal dari pengurangan sampah yang tertangani disumber sebanyak 808,71


(36)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-36 ton/hari dibagi jumlah timbulan sampah sebanyak 7.755,12 ton/hari, hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan jumlah Bank Sampah dengan total 376 titik bank sampah dari 92 titik yang ada pada tahun 2014. Pada tahun 2014 jumlah pengurangan sampah disumber sebesar 9,48% atau 67,71% dari target 14%.

Pengurangan sampah di sumber dapat lebih optimal bila bank sampah dan nasabahnya semakin bertambah dan bank-bank sampah yang ada tetap aktif (tetap mengolah sampah). Pada kenyataannya titik binaan yang ada tidak beroperasi secara kontinu karena masih bersifat sukarela dari masyarakat, belum merupakan suatu kegiatan yang dapat dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan bank sampah yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengurang timbulan sampah di sumber, antara lain adalah :

1) Belum terbentuknya suatu sistem bank sampah yang

komprehensif dan dapat menghubungkan antara stake holder dalam pengelolaan bank sampah;

2) Perilaku masyarakat yang belum peduli terhadap pemanfaatan sampah, termasuk tidak peduli terhadap pemilahan sampah dan upaya-upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Proses penyuluhan perlu dilakukan secara kontinue untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah terpadu dengan metode 3R secara mandiri begitu juga pendampingan perlu dilakukan untuk mengarahkan pelaksanaan kegiatan 3R.


(37)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-37

12. Berkurangnya Pencemaran Lingkungan (Air, Tanah dan Udara) Di Wilayah Kota Jakarta

Pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, tanah maupun udara, merupakan masalah krusial di DKI Jakarta, Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 melalui RPJMD 2013-2017 telah menetapkan penurunan tingkat pencemaran terhadap air, tanah, dan udara di wilayah kota Jakarta sebagai salah satu sasaran utama.

Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel III.16

Capaian IKU penurunan gas rumah kaca dengan baseline dan presentase status mutu air tercemar

No

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH

Target Realisasi % 1 Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca

dengan baseline emisi GRK tahun 2005

6% 9,60 % 160% 2 Persentase status mutu air tercemar berat :

- sungai 62% 44% 141%

- situ/waduk 34,50% 16% 216%

- air tanah 9% 18% 51%

- laut/teluk 15% 60% 25%

Rata-rata capaian kinerja 86,6%

Untuk mencapai sasaran diatas, pada tahun 2015 telah dianggarkan sejumlah program kegiatan anggaran sebesar Rp5.640.158.250,- dengan realisasi sebesar Rp3.357.696.000,- atau 59,53%.

Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30% Tahun 2030 di Jakarta. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 131 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Dalam lampiran Pergub ini disebutkan bahwa tahun dasar perhitungan emisi GRK adalah tahun 2005 dengan baseline emisi sebesar 34,67 juta ton CO2e dan proyeksi emisi GRK pada tahun 2030 (BAU=Business As Usual) sebesar 113,94 juta ton CO2e, Target penurunan emisi GRK tahun 2030 di Jakarta adalah sebesar 34,18 juta ton CO2e


(38)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-38 yang dapat dicapai melalui berbagai aksi mitigasi yang dilakukan oleh SKPD dan UKPD. Sampai akhir tahun 2015 penurunan emisi GRK di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai 9,6% dengan target sebesar 6%, Hal ini berarti di tahun 2015 sasaran mitigasi GRK yang tertuang dalam RAD-GRK DKI Jakarta telah melebihi target tahunan pada tahun 2015,

Dari berbagai aksi mitigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui :

a. Program pembangunan, peningkatan kualitas dan pemeliharaan

pencahayaan kota

b. Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan c. Program pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan

Untuk mencapai program tersebut dilaksanakan 3 kegiatan pembangunan yang berkonstribusi terbesar dalam mitigasi GRK di DKI Jakarta. Ketiga kegiatan tersebut adalah :

a. Penerapan Busway pada 15 koridor, yang menurunkan penurunan emisi sebesar 333,034 ton CO2e

b. Penggunaan lampu PJU hemat energi, yang menurunkan penurunan emisi sebesar 17,099 ton CO2e

c. Recovery gas methane di TPST Bantar Gebang yang menurunkan penurunan emisi sebesar 139,439 ton CO2e dan program komposting yang dilakukan oleh masyarakat telah menurunkan emisi sebesar 25,274 ton CO2e

Beberapa kendala yang terjadi dalam penurunan emisi GRK disebabkan beberapa faktor antara lain belum terlaporkannya semua aksi mitigasi yang terjadi, adanya perubahan rencana aksi mitigasi, adanya aksi mitigasi yang belum tercantum dalam RAD-GRK DKI Jakarta, adanya perubahan metodologi, perbedaan faktor emisi, dan lain-lain, Pelaporan aksi mitigasi GRK harus ditunjang oleh data teknis, tanpa adanya data teknis yang akurat, karena laporan mitigasi


(39)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-39 tersebut akan diaudit oleh lembaga indenpenden yang bersertifikat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 tahun 2013 tentang Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim.

Penurunan emisi pada tahun 2015 mencapai 9,6% yang meningkat hampir 2,89% dari tahun 2014 yang hanya sebesar 6,71%, Demikian juga jika dibandingkan dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sampai dengan tahun 2017, penurunan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2015 sudah melebihi target akhir Renstra 2017 yaitu sebesar 8%, sehingga total capaian kinerja mencapai 117%.

Kegiatan-kegiatan yang terkait dalam mencapai penurunan emisi Gas Rumah Kaca adalah Evaluasi Target Pencapaian Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Pembinaan Implementasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon (PLO), Inventori Gas Rumah Kaca, Implementasi Program Kampung Iklim, dan Diseminasi Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Permasalahan pelaksanaan program dan kegiatan urusan lingkungan hidup juga masih dihadapkan pada besarnya beban pencemar lingkungan pada sumber daya air terutama pada perairan teluk Jakarta yang merupakan muara dari aliran sungai-sungai baik di hulu maupun hilir Jakarta, dimana beban pencemar tersebut berasal dari limbah kegiatan usaha (instansional) dan lebih dominan dari limbah rumah tangga (domestik).

Metode Indeks Pencemaran digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan, Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukkan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukkan bagi seluruh atau sebagian badan air. Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat atau tidaknya badan air dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter-parameter tertentu. Evaluasi terhadap nilai IP adalah berdasarkan


(40)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-40 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Prosentase status mutu air didapatkan dengan cara membandingkan jumlah titik sampel yang berdasarkan perhitungan metode Indeks Pencemaran (IP), yaitu perbandingan jumlah titik sampel tercemar berat dengan jumlah total titik sampel dikalikan dengan 100%. Hasil pemantauan terhadap kualitas air sungai, didapatkan prosentase rata-rata dari 3 (tiga) periode pemantauan untuk 80 titik sampel per periode untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran (IP) adalah 44%.

Untuk Air Situ/Waduk, didapatkan prosentase rata-rata dari 2 (dua) periode pemantauan untuk untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran (IP) adalah 16%. Dengan jumlah situ/waduk yang masuk kategori tercemar berat pada pemantauan periode pertama dan kedua sebanyak 11 situ/waduk dari 40 situ/waduk yang dipantau. Hasil pemantauan terhadap kualitas air tanah, didapatkan prosentase rata-rata dari 2 (dua) periode pemantauan untuk untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran (IP) adalah 18%, dimana dari 197 titik pantau tidak ada yang masuk kategori tercemar berat.

Sementara hasil pemantauan terhadap kualitas perairan laut dan muara teluk Jakarta, didapatkan prosentase rata-rata dari 3 (tiga) periode pemantauan untuk 33 titik sampel untuk kategori tercemar berat dengan metode Indeks Pencemaran (IP) adalah 60%. Meskipun demikian data tersebut hanya berdasarkan data hasil sampling pada saat dilakukan sampling di titik tersebut. Oleh karena itu data realisasi dapat berubah naik atau turun tergantung kondisi pada saat dilakukan sampling di titik tersebut.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi status air tercemar berat antara lain dengan percepatan pembangunan saluran perpipaan limbah domestik secara terpadu diseluruh DKI Jakarta serta meningkatkan kinerja tugas dan fungsi dari setiap SKPD yang berkaitan dengan penanganan air limbah baik dari kegiatan usaha maupun air limbah domestik (rumah tangga).


(41)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-41 Untuk mencapai sasaran BPLHD mempunyai program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang penurunan status air tercemar berat adalah Pemantauan Kualitas Air Sungai, Pemantauan kualitas air situ/Waduk, Pemantauan kualitas Air Tanah dan Pemantauan Kualitas Perairan Laut dan Muara Teluk Jakarta.

13. Meningkatnya Kesiapsiagaan Masyarakat dan Kelembagaan

Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana dan Dampak

a. Jumlah Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang Kompeten dan Terampil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana dan dampak salah satu indikator kinerjanya adalah meningkatkan kompeten dan terampil Taruna Siaga Bencana (Tagana). Dalam mendukung Indikator tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki program diantaranya adalah:

1) Program Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan ketrampilan SDM petugas internal dan eksternal dengan pagu anggaran sebesar Rp2.561.853.390,- dengan realisasi sebesar Rp1.579.154.320,- atau sebesar 61,64%.

2) Program Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan Pra Bencana melalui kegiatan antara lain :

a. Pembentukan Kader Penanggulangan Bencana di lima wilayah kota dan satu kabupaten;

b. Peningkatan Kapasitas bagi Penyandang Disabilitas;

c. Peningkatan Wawasan Pengelola Gedung dan Petugas Pelaksana Teknis Gedung Bertingkat Di Provinsi DKI Jakarta;

d. Dukungan Operasional Penanganan Bencana Daerah;

e. Dukungan Pelaksanaan Tim Assesment dan Penanganan Psikososial; f. Operasional Gudang Buffer Stock Penanggulangan Bencana Daerah;


(42)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-42 h. Piket siaga bencana di lima wilayah Kota dan satu Kabupaten.

Kegiatan-kegiatan di atas dilaksanakan dengan pagu anggaran sebesar Rp7.542.153.401,- dan realisasi Rp3.162.641.273,- atau sebesar 41,93%. Dengan program-program tersebut pencapaian jumlah Tagana yang kompeten dan terampil di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 sebanyak 6.430 orang dari jumlah target Indikator Provinsi DKI Jakarta sebanyak 2.424 orang atau dengan persentase 265,26%.

Tabel III,17

Capaian jumlah Tagana yang kompeten dan terampil

No Sasaran IKU Target Realisasi %

1 meningkatnya

kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pegurangan resiko bencana dan dampak

1 jumlah taruna siaga bencana (Tagana) yang kompeten dan terampil

2.424 orang

6.430 orang

265,26

b. Jumlah (anggota) Organisasi Masyarakat Peduli Bencana/Balakar Barisan Sukarelawan Kebakaran adalah suatu satuan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai wujud tanggung jawab masyarakat dalam berpartisipasi mencegah dan menanggulangi kebakaran di suatu lingkungan Rukun Warga, Barisan tersebut telah dilatih dan dididik oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta. Jumlah Barisan Sukarelawan Kebakaran (Balakar) diatas tersebar di 6 wilayah Kota/Kabupaten di DKI Jakarta.

Tabel III.18 Capaian IKU jumlah Balakar NO Wilayah Jumlah

Balakar

Jumlah Balakar Yang Di Piketkan

Capaian (%) 1 Jakarta Pusat 561 Orang 241 Orang 43 2 Jakarta Utara 536 Orang 285 Orang 53 3 Jakarta Barat 583 Orang 375 Orang 64 4 Jakarta

Selatan

431 Orang 241 Orang 56 5 Jakarta Timur 589 Orang 302 Orang 51 6 Kepulauan

Seribu

100 Orang - Orang 0 2.800 Orang 1.444 Orang 51


(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-90

di seluruh wilayah DKI Jakarta sebanyak 323 orang. Dalam rangka pengendalian

jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta agar TFR pada tahun 2017 menjadi 2,1

maka sangat diperlukan partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian

penduduk, Oleh karena itu, diharapkan masyarakat dapat memahami program KB

dan Kependudukan. Pada tahun 2015 telah dicapai sebanyak 69,46% dari target

66%, dengan demikian capaiannya sebesar 105,24%, dan target untuk 2017

sebesar 70% yang berarti masih dibutuhkan 0,54% untuk memenuhi target tahun

2017.

Dengan mengacu pada penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan utama

terkait dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi DKI Jakarta

mengenai meningkatnya jumlah pasangan usia subur yang mendapatkan pelayanan

KB merupakan upaya dalam pencapaian Visi BPMP dan KB Provinsi DKI Jakarta,

oleh sebab itu arah kebijakan, program dan kegiatan pelaksanaan sepenuhnya

mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana

pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Tahun

2013-2017.


(2)

Dalam rangka untuk mencapai target kinerja sebanyak 29 (dua puluh sembilan) sasaran strategis sebagaimana yang

ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2015, maka besaran alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel III,44

Realisasi Anggaran IKU Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Pagu/Target (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi

1

tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota

1

persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

58.668.508.307,- 24.512.548.698,- 42%

2

meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal

1 nilai investasi berskala nasional

(PMDN/PMA)

418.566.391,- 158.998.750,- 37,99%

2 jumlah investor berskala nasional

(PMDN/PMA)

3 tersedianya fasilitas internet

secara merata di ruang publik 1

jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

87.385.789.901,- 64.852.717.086,- 74 %

4

tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan untuk

mendukung pembangunan kota

1 jumlah SPBG 1.592.514.000,- 938.300.000,- 58,92%

5

terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang kosisten

1 persentase rencana bangunan

gedung yang lulus sidang Tim Ahli 9.415.372.000,- 8.462.490.000,- 89,87%

2 persentase pembongkaran

bangunan yang tidak sesuai 6

tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang

1 panjang lintasan busway - - -

2 jumlah penumpang busway 2.978.148.782,- - 0%

3 headway busway rata-rata - - -


(3)

No Sasaran Indikator Kinerja Pagu/Target (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi jembatan dengan kualitas yang

mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

2 jumlah jembatan yang terbangun 33.000.000.000,- 32.980.682.372,- 99,94%

3 persentase luas jalan dalam

kondisi baik 645.096.995.148,- 606.763.568.504,- 94,06%

8

tersedianya sistem tata air yang optimal dalam mendukung upaya

pengendalian banjir, banjir rob dan dampak perubahan iklim lainnya

1 jumlah sumur resapan (injection

well) waduk yang terbangun 49.999.999.964,- 33.661.908.500,- 67,32%

2 jumlah titik genangan jalan arteri/kolektor 79.903.660.876,- 23.506.570.950,- 29,42%

3 panjang pengaman pantai yang

terbangun 60.000.000.000,- 31.337.161.000,- 52,22%

9

tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal

1 persentase fasilitas terbangun

sistem air limbah terpusat 87.229.292.256,- 52.580.720.886,- 60,28%

10

tersedianya sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani semua wilayah kota

1 cakupan pelayanan air minum perpipaan

11

tersedianya pengelolaan sampah terpadu dan berwawasan lingkungan pada tingkat kota dan kawasan permukiman

1

persentase sampah dalam kota yang dapat tertangani secara tepat

waktu 1.118.172.583.458,- Rp1.141.509.381.274,- 102,09%

2 persentase pengurangan timbulan sampah di sumber

12

berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota jakarta

1

persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca dari bussiness as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005

5.640.158.250,- 3.357.696.000,- 59,53

2 persentase status mutu air tercemar berat di :

a, sungai

b, situ/waduk

c, air tanah

d, laut/teluk

13

meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam

1

jumlah taruna siaga bencana (Tagana) yang kompeten dan terampil


(4)

upaya pegurangan resiko

bencana dan dampak 2 jumlah organisasi masyarakat peduli bencana/Balakar 25.634.4000,- 2.459.9930,- 9%

14

tersedianya rumah layak dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat

1 persentase jumlah kebutuhan

tempat tinggal yang terpenuhi 296.991.039.052,- 213.262.653.399,- 71,80%

15

tertatanya kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat (perbaikan kampung)

1 jumlah RW Kumuh yang tertata 19.993.029.365,- 5.597.112.293,- 27,99%

16

meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

1 rasio ruang terbuka hijau terhadap

luas daratan 2.234.830.810.360,- 1.074.059.687.459,- 48,06 %,

2 rasio ruang terbuka biru terhadap

luas perairan di darat

3 jumlah lokasi RTH yang digunakan

sebagai taman kreativitas publik 126.142.984.313,- 88.262.246.123,-

17

berkembangnya budaya kota multikultur yang berbasis komunitas

1

jumlah event seni budaya yang diselenggarakan oleh sanggar budaya binaan

77.033.039.874,- 64.281.351.700,- 83,44%

18

tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta

1

jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu

30.210.223.317,- 16.465.762..200,- 54,50%

19

terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota

1

jumlah pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya melalui konservasi

18.066.459.674,- 14.790.761.050,- 87,03%

20

meningkatnya kesadaran dan toleransi antar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)

1 berkurangnya potensi konflik di

kalangan masyarakat 17.966.303.940,- 15.031.697.067,- 83,67%

2 indeks demokrasi 21

meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum

1 jumlah lokasi rawan ketertiban


(5)

No Sasaran Indikator Kinerja Pagu/Target (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi

22

meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih

1 indeks efektivitas pemerintahan 1.289.604.800,- 456.953.150,- 35,43%

23 meningkatnya SDM yang

sesuai dengan kompetensinya 1

terpenuhinya SDM aparatur melalui sistem e-recruitment berbasis CAT (Computer Assisted Test) sesuai formasi jabatan

5.128.619.200,- 3.055.181.400,- 60%

24

meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel

1 Opini BPK dan publik terhadap

pengelolaan keuangan daerah 18.568.408.800,- 45.740.800,- 0,25%

25

pelayanan publik yang prima pada lembaga pelayanan terpadu satu pintu

1 integritas pelayanan publik 155.712.134.944,- 51.003.964.411,- 32,76%

26

meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

1 sistem pelayanan perizinan terpadu secara online 9.678.480.000,- 6.895.487.400,- 72,18%

2 sistem pelayanan pajak online

(non Kendaraan bermotor) 49.995.000.000,- 46.485.017.700,- 92,98%

27

meningkatnya akses dan kualitas pendidikan bagi semua masyarakat

1 angka melek huruf

402.378.746.745.400,- 348.273.643.747.072 ,- 86.55

2 angka rata-rata lama sekolah

28 meningkatnya akses dan

kualitas kesehatan masyarakat

1 angka kematian Ibu 2.312.258.100,- 1.261.857.200,- 54,57%

2 angka kematian bayi 1.246.133.800,- 1.088.180.000,- 87,32%

3 angka usia harapan hidup 126.824.000,- 113.208.000,- 89,26%

29

meningkatnya jumlah pasangan usia subur yang mendapatkan pelayanan KB


(6)