MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN ENJOY VOLLEY BALL PADA PEMBELAJARAN PENJAS ORKES UNTUK SISWA SMP N 1 BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

(1)

PADA P

KEL

PENDI

i

PEMBELAJARAN PENJAS

ELAS VII SMP N 1 BOJA KE

KABUPATEN KEN

TAHUN 2012

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesai

untuk mencapai gelar Sarjana

oleh Galih Pangaji

6101408039

DIDIKAN JASMANI KESEHAT

FAKULTAS ILMU KEOLA

UNIVERSITAS NEGERI S

2012

SORKES UNTUK SISWA

ECAMATAN BOJA

ENDAL

12

saian studi Strata 1 na Pendidikan

ATAN DAN REKREASI

LAHRAGAAN


(2)

ii

Kabupaten Kendal Tahun 2012. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang: Pembimbing: (1) Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd. (2) Agung Wahyudi, S.Pd, M.Pd.

Kata-kata Kunci: Model Pengembangan, Permainan Enjoy Volley Ball.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan model permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Metode penelitian menggunakan penelitian pengembangan, yaitu (1) analisis kebutuhan, termasuk observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka, (2) mengembangkan produk awal, (3) evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil dengan menggunakan kuisioner kemudian dianalisis, (4) revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba skala kecil (24 siswa), (5) uji lapangan (48 siswa), (6) revisi produk akhir berdasarkan hasil uji lapangan, (7) hasil akhir model pengembangan permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja yang dihasilkan melalui revisi uji coba lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh ahli (satu ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran), uji coba kelompok kecil (24 siswa), dan uji coba Lapangan (48 siswa). Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk, dan hasil pengisian kuisioner oleh siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentasi untuk mengungkap aspek psikomotor, kognitif, dan afektif siswa setelah menggunakan produk.

Data uji coba diperoleh data evaluasi ahli yaitu ahli Penjasorkes 57,3% (cukup baik), ahli pembelajaran I 78,6% (baik), ahli pembelajaran II 92% (sangat baik), uji coba kelompok kecil 85,8% (baik), dan uji lapangan 89,1% (baik).

Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan model pengembangan permainan enjoy volley ball untuk pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal dapat digunakan. Dapat disarankan bagi guru Penjasorkes SMP Negeri 1 Boja, dapat memanfaatkan model pengembangan permainan ini, dan dapat menambah variasi-variasi yang lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran Penjasorkes, sehingga tujuan dapat tercapai dengan maksimal.


(3)

iii

skripsi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Unnes dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia”.

Semarang, Oktober 2012 Peneliti

Galih Pangaji NIM. 6101408039


(4)

iv

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Nama : Galih Pangaji

NIM : 6101408039

Judul :Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball Pada Pembelajaran Penjasorkes Untuk Siswa Kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal Tahun 2012.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 6 Desember 2012

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. H. Harry Pramono, M.Si Agus Pujianto, S.Pd, M.Pd NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19730202 200604 1 001

Dewan Penguji 1. Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd (Ketua) NIP. 19610320 198403 2 001

2. Drs. Hermawan Pamot R., M.Pd (Anggota) NIP. 19651020 199103 1 002

3. Agung Wahyudi, S.Pd, M. Pd (Anggota) NIP. 19770908 200501 1 001


(5)

v MOTTO

1. Kesempurnaan memang bukan hal yang sepele, tetapi hal-hal yang sepele menciptakan kesempurnaan (Khalil Gibran).

2. Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS. Al Baqarah:45)

PERSEMBAHAN

1. Maha Besar Allah yang selalu menjadi tempat untuk berteduh dan bersandar.

2. Kedua orang tua yang saya sayangi dan saya cintai: Bapak Mokhamad Ramelan dan Ibu Sudiyah, terimakasih atas segala dukungan, do’a, cinta, kasih sayang, dan nasehatnya serta adiku tercinta Indra Firmansah yang saya sayangi.

3. Dinda Restu Wardani yang selalu memberi semangat dan do’a.

4. Teman-teman kost Paradigma : Yulianto, Dimas, Didik, dan Ade.


(6)

vi

rahmat dan karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam menyusun skripsi.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan petunjuk, dorongan dan motivasi dengan penuh sabar, jelas, mudah dipahami serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Agung Wahyudi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan pada khususnya dan Dosen Universitas Negeri Semarang pada umumnya atas ilmu yang telah diberikan. 7. Drs. Agus Chrismoro, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Boja yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Sutarti, S.Pd dan Sutaryo, selaku Guru Penjasorkes SMP Negeri 1 Boja yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Boja yang telah bersedia menjadi sampel penelitian saya.


(7)

vii

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan penulis, semoga amal yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Oktober 2012


(8)

viii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

SARI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Pengembangan ... 5

1.4Spesifikasi Produk ... 6

1.5Pentingnya Pengembangan ... 6

1.5.1 Bagi Peneliti ... 7

1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan ... 7

1.5.3 Bagi Guru Penjas ... 7


(9)

ix

2.1.2 Pendidikan Jasmani ... 9

2.1.2.1Tujuan Pendidikan Jasmani ... 11

2.1.2.2 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani ... 12

2.1.3 Pengertian Bola Voli ... 14

2.1.4 Macam-macam Teknik Dalam Permainan Bola Voli ... 15

2.1.4.1 Pengertian Teknik ... 15

2.1.4.2 Macam-macam teknik dalam permainan Bola Voli ... 15

2.1.5 Modifikasi Permainan ... 16

2.1.5.1Modifikasi Pembelajaran Penjas ... 16

2.1.5.1Permainan ... 17

2.1.5.2Permainan Enjoy Volley Ball ... 19

2.1.6 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Lanjutan ... 19

2.1.6.1Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun ... 19

2.1.6.2Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability) ... 20

2.1.6.3Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity) ... 20

2.1.5.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi ... 21

2.2 Kerangka Berfikir ... 22

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ... 23

3.2Prosedur Pengembangan ... 24

3.2.1 Analisis Kebutuhan ... 25

3.2.2 Pembuatan Produk Awal ... 25

3.2.3 Uji Coba Produk ... 25


(10)

x

3.3Uji Coba Produk ... 26

3.3.1 Desain Uji Coba ... 26

3.3.1.1Validasi Ahli .... ... 26

3.3.1.2Uji Kelompok Kecil ... 27

3.3.1.3Revisi Produk Pertama ... 28

3.3.1.4Uji Coba Lapangan ... 28

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 28

3.4Jenis Data ... 28

3.5Instrumen Pengumpulan Data ... 29

3.6Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1Penyajian Data Uji Coba Skala Kecil ... 33

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 33

4.1.2 Diskripsi Draf Produk Awal ... 34

4.1.2.1Pengertian Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball ... 34

4.1.2.1.1 Sarana dan Prasana ... 35

4.1.2.1.2 Peraturan Permainan ... 36

4.1.2.2 Data Validasi Para Ahli ... 38

4.1.2.3 Revisi Draf Awal sebelum Uji Coba Skala Kecil ... 41

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Kecil ... 45

4.3 Revisi Produk ... 52

4.3.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil ... 52

4.3.2 Draf Setelah Uji Coba Skala Kecil ... 53

4.3.2.1 Pengertian Permainan Enjoy Volley Ball ... 53

4.3.2.2 Sarpras Permainan Enjoy Volley Ball ... 53


(11)

xi

4.6.1 Sarpras Permainan Enjoy Volley Ball ... 67

4.6.2 Peraturan Permainan Enjoy Volley Ball ... 69

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1Kajian ... 73

5.2Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 77


(12)

xii

Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “tidak” ...30

Tabel 3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesoner ...31

Tabel 3.4 Klasifikasi Presentase...32

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Ahli Draf Awal ...39

Tabel 4.2 Revisi Draf Produk Awal ...41

Tabel 4.3 Frekuensi Siswa melakukan Permainan Enjoy Volley Ball...43

Tabel 4.4 Aspek Psikomotor, Kognitif, dan Afektif Siswa Skala Kecil ...44

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Kuesioner Siswa ...44

Tabel 4.6 Revisi Skala Kecil...52

Tabel 4.7 Frekuensi Siswa melakukan Permainan Enjoy Volley Ball ...58

Tabel 4.8 Aspek Psikomotor, kognitif dan afektif ... 60


(13)

xiii

Gambar 3.1 Prosedur Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball... 24

Gambar 4.1 Draft Awal Lapangan Enjoy Volley Ball... 35

Gambar 4.2 Lapangan Enjoy Vollley Ball ...54


(14)

xiv

2. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing ... 78

3. Surat Penelitian ...79

4. Surat Balasan Penelitian ...80

5. Lembar Evaluasi Ahli ...81

6. Kuesioner Untuk Siswa ... 85

7. Saran Untuk Perbaikan Model Permainan ... ...89

8. Hasil Evaluasi Ahli ...90

9. Data Siswa Uji Skala Kecil ... 91

10.Data Hasil Uji Coba Skala kecil ... 92

11.Lembar Pengamatan Siswa Skala Kecil ...102

12.Data Siswa Uji Skala Besar ...104

13.Data hasil Uji Coba Skala Besar ... 106

14.Lembar Pengamatan Siswa Skala Besar ... 122


(15)

1 1.1 Latar Belakang

Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak menjadi sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbangkan pada kesehatan fisik dan mentalnya (H.J.S. Husdarta, 2009:17).

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Dari proses pendidikan keseluruhan, maka pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial (Abdul Kadir Ateng, 1992:4).

Dalam pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan belajar gerak, dimana melakukan gerak yang seefektif mungkin. Dasar gerak yang baik akan meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami perkembangan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Kalau fungsi organ tubuh baik, berarti arah penahapan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Peristiwa ini dapat


(16)

dikatakan bahwa anak mengalami proses perkembangan motorik, melalui kematangannya. Perkembangan kemampuan gerak ini berarti juga harus dikembangkan ketrampilan geraknya atau meningkatkan kemampuan tekniknya (Sukintaka, 1992:16).

Pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada hakekatnya mempunyai arti, peran, dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan keterampilan gerak siswa. Karena siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah anak pada usia remaja dimana usia remaja merupakan saat yang baik untuk pengembangan secara optimal kesehatan seseorang yang berhubungan dengan kesegaran jasmani (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:155).

Dari uraian di atas, Penjas memiliki dasar-dasar pemikiran yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:

(1) Kebugaran dan kesehatan. Dalam Penjas akan tercapai kebugaran dan kesehatan akan tercapai apabila dilakukan dengan terencana, teratur dan berkesinambungan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan paru-paru,

(2) Keterampilan fisik. Dalam Penjas, keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan bersama akan merangsang perkembangan gerakan yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan yang berbentuk dasar sampai pada keterampilan khusus,

(3) Terkuasainya Prinsip-prinsip Gerak. Penjas yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan


(17)

tersebut akan membuat akan mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatanya yang lebih tinggi

(H.J.S. Husdarta, 2009:24-25).

Dari hasil wawancara dan observasi, didapat bahwa dalam penyampaian kegiatan belajar mengajar Penjasorkes di SMP N 1 Boja, guru memakai gaya komando.

Gaya komando yaitu pendekatan mengajar yang paling tergantung pada guru. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan ia juga sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran serta memantau kemajuan belajar. Pada dasarnya gaya ini ditandai dengan penjelasan, demontrasi, dan latihan. Lazimnya, gaya itu dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian siswa mencontoh dan melakukanya berulang kali. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Siswa dibimbing ke satu tujuan yang sama bagi semuanya. Bila gaya ini diterapkan, penjelasan disampaikan singkat dan langsung tertuju pada yang dimaksud. Tekanannya adalah pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk berlatih sebanyak mungkin. Kekurangan dari gaya tersebut yaitu inisiatif sepenuhnya dipegang oleh guru dan kreatifitas siswa kurang terangsang (Rusli Lutan, 2000:31-32).

Gaya penyampaian guru dalam memberikan materi tentunya akan berpengaruh terhadap peserta didik yang mengikutinya. Peserta didik yang mengikutinya hanya bersifat mengisi waktu luang, atau sekedar untuk memenuhi kewajibanya bahkan dapat mencapai rasa bosan karena mereka melakukan secara terus menerus dan berulang kali.


(18)

Dari uraian di atas tentunya dalam penyampaian mata pelajaran Penjasorkes belum mencapai tujuan Penjasorkes secara optimal. Tujuan dari Penjasorkes yaitu harus tercapai 4 aspek yaitu aspek kognitif, aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek fisik. Dalam pengajaran di SMP N 1 Boja masih mencapai 2 aspek yaitu aspek psikomotor dan aspek fisik saja, sehingga perlunya alternatif atau solusi supaya dalam pembelajaran Penjasorkes dapat tercapai semua aspek yang diharapkan.

Pembuatan permainan enjoy volley ball dalam hal ini, diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran Penjasorkes di SMP tersebut sehingga dapat mencapai tujuan Penjasorkes itu sendiri yaitu tercapainya aspek kognitif, aspek psikomotor, aspek afektif dan juga aspek fisik.

Selain itu, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP N 1 Boja sudah cukup memadai, seperti 2 lapangan voli, gedung badminton, lapangan basket, lapangan tenis, bola voli, bola basket, net badminton dan kun. Hal tersebut tentunya perlu adanya usaha yang lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru dituntut kreatif dan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi dengan cara yang lebih menarik, sehingga siswa merasa senang mengikuti pembelajaran Penjasorkes yang diberikan. Dengan melakukan modifikasi sarana dan prasarana yang sudah ada, tidak mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran Penjasorkes. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana yang gembira.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek penelitian di SMP N 1 Boja beralamat di jalan Kaliwungu no. 20 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal yang


(19)

terdiri dari siswa golongan ekonomi menengah ke bawah. Meskipun dengan keadaan seperti itu tetapi para wali murid tetap antusias mendukung segala aktifitas yang diberikan sekolah kepada siswa. Sekolah ini berprestasi dalam bidang akademik maupun bidang non akademik.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diteliti dan dianalisis untuk memecahkan permasalahan. Setelah mencermati dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan di kaji sebagai berikut: “Bagaimana model permainan enjoy volley ball yang tepat pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal tahun 2012?”.

1.3 Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut: Untuk menghasilkan model permainan enjoy volley ball yang tepat pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja Kabupaten Kendal tahun 2012.

1.4 Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa model permainan enjoy volley ball untuk peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan dasar permainan bola voli yang sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Menengah Pertama, yang dapat mengembangkan semua


(20)

aspek pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor dan fisik) secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga kebugaran jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan dalam pengajaran permainan bola voli. Efektif yaitu sesuai dengan produk yang diinginkan, dan efisien yaitu sesuai dengan yang seharusnya dilakukan atau sesuai dengan yang ingin dicapai.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada saat sekarang ini masih jauh dari tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan itu sendiri. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan masih mengacu pada teknik-teknik dasar olahraga tertentu sehingga siswa masih merasa kesulitan dalam menjalankan materi pendidikan jasmani tersebut.

Pemecahan masalah seperti ini dapat melalui penerapan model pengembangan. Dalam bentuk modifikasi permainan yang diharapkan dapat digunakan serta dapat membantu guru Penjasorkes, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun pentingnya pengembangan sebagai berikut: 1.5.1 Bagi Peneliti

1. Sebagai bekal pengalaman di bidang penelitian dalam memodifikasi olahraga pada umumnya dan olahraga permainan pada khususnya,

2. Sebagai dasar pengembangan hasil penelitian di masa yang akan datang, 3. Sebagai bekal dalam menyusun skripsi untuk memperoleh gelar kesarjanaan


(21)

1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan

1. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut,

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang serupa atau sehubungan, 3. Sebagai bahan untuk dikaji kebenarannya.

1.5.3 Bagi Guru Penjasorkes

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar bidang studi Penjasorkes pada umumnya dan permainan bola voli pada khususnya,

2. Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam bermain bola voli,

3. Sebagai dorongan dan motivasi kepada guru Penjasorkes untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan cara memodifikasi jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta siswa lebih aktif bergerak.

1.5.4 Bagi Lembaga (FIK UNNES)

1. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa tentang pengembangan model pembelajaran bola voli melalui permainan enjoy volley ball,


(22)

8 2.1 Landasan Teori

Dalam rangka pemecahan masalah, maka sebagai acuan berfikir secara ilmiah, pada landasan teori ini akan dimuat beberapa pendapat dari pakar. Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang: penelitian dan pengembangan, pendidikan jasmani, pengertian permainan bola voli, macam-macam teknik dalam permainan bola voli, modifikasi permainan, karakteristik perkembangan gerak anak sekolah lanjutan, perkembangan penguasaan gerak pada fase adolesensi (12-20 tahun), klasifikasi ketrampilan gerak, tinjauan ketrampilan gerak dasar usia 12-20 tahun.

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan

Menurut Borg and Gall (1988) dalam Sugiono (2010:9), penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

2.1.2 Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan, dikembangkan, didayagunakan dalam ruang lingkup pendidikan, baik sebagai sarana, metode, dan merupakan bagian mutlak dan seluruh proses pendidikan


(23)

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:1).

Pendidikan jasmani dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang, yaitu: 1. Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari 2

komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Pandangan ini menganggap bahwa penjas semata-mata hanya mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain penjas hanya sebagai pelengkap saja (Adang Suherman, 2000:17),

2. Pandangan modern yang sering juga disebut pandangan holistik, menganggap bahwa manusia bukan suatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang terpadu. Dengan pandangan tersebut pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Hubungan antara tujuan umum pendidikan, tujuan pendidikan jasmani, dan penyelenggaraannya harus terjalin dengan baik. Dengan demikian akan nampak bahwa pendidikan jasmani sangat penting bagi pengembangan manusia secara utuh dan merupakan dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penjas tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen saja. Pandangan holistik ini, pada awalnya kurang banyak memasukkan aktivitas sport karena pengaruh pandangan sebelumnya, yaitu pada akhir abad 19 yang menganggap bahwa sport tidak sesuai di


(24)

sekolah-sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia sport menjadi populer, siswa menyenanginya dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi disekolah-sekolah hingga para pendidik seolah-olah ditekan untuk menerima sport dalam kurikulum disekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan (Adang Suherman, 2000:19).

2.1.2.1 Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara keseluruhan. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu:

1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness),

2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna,

3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang penjas


(25)

ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa,

4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang Suherman, 2000:22-23).

2.1.2.2 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani

Bagan di bawah ini menunjukan cakupan tujuan ideal pendidikan jasmani yang pelaksanaanya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.

Gambar 2.1 Pendidikan jasmani menuju perkembangan menyeluruh (Sumber: Rusli Lutan, 2000)

Afektif

Konsep Diri

Intelegensia emosional & watak

Penalaran &

pembuatan keputusan

Pengetahuan tentang penjas, olahraga dan kesehatan Kesegaran

jasmani

psikomotor

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan

dan pertubuhan anak

Kognitif Pendidikan Jasmani

Perseptual Motorik

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan

dan pertubuhan anak Pendidikan Jasmani

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan

dan pertubuhan anak Pendidikan Jasmani

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan

dan pertubuhan anak Pendidikan Jasmani

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik perkembangan

dan pertumbuhan anak Pendidikan Jasmani

Kesegaran jasmani

Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani


(26)

Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktifitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri.

Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain psikomotor yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya, sistem peredaran darah dan sistem pernafasan, sistem metabolisme).

Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah dan diprogram sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktifitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaaan sistem saraf.

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut pengusaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta kegiatan pengisisan waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan.

Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang


(27)

perlu dikembangkan, namun lebih, diantaranya adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainya seperti intelegensia emosional dan watak (Rusli Lutan, 2000:4-6). 2.1.3 Pengertian Permainan Bola Voli

Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis atau ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada hakekatnya permainan bola voli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya (PP. PBVSI, 2005:1).

Tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan blok).

Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola ”keluar” atau satu tim gagal mengembalikan bola (di luar perkenaan blok).

Dalam permainan bola voli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally Poin System). Apabila tim yang sedang menerima servis memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan servis, serta para pemainnya melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.


(28)

2.1.4 Macam-macam Teknik Dalam Permainan Bola Voli

2.1.4.1 Pengertian Teknik

Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (M. Yunus, 1992:68).

2.1.4.2 Macam-macam Teknik dalam Permainan Bola Voli

Menurut M. Yunus, (1992:69-71), adapun teknik-teknik dalam permainan bola voli sebagai berikut:

1. Servis

Servis pada mulanya hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan bola voli, tetapi seiring kemajuan permainan maka servis dijadikan serangan awal untuk mendapatkan point.

Bertolak dari pentingnya kedudukan servis dicipakan bermacam-macam teknik variasi servis sebagai berikut:

a) Servis tangan bawah (underhand servis) b) Floating servis (servis mengapung)

c) Overhand Round-house

d) Jumping servis


(29)

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

3. Umpan (Set up)

Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash.

4. Smash (spike)

Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan.

2.1.5 Modifikasi Permainan

2.1.5.1 Modifikasi Pembelajaran Penjas

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, “Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik.

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk di dalamnya


(30)

“body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bias menjadi bias, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:1).

2.1.5.2 Permainan

Banyak teori yang dikembangkan untuk menerangkan tentang bermain. Tiap teori yang dirumuskan kebanyakan menyinarkan semangat, dan menggambarkan kekuasaan pada saat teori permainan itu dirumuskan.

Menurut Bigot, Konstam, dan Palland (1950:272-275), dan Rob dengan Leertouwer (1990:17-19) mengutarakan beberapa pendapat para pakar tentang bermain sebagai berikut:

a. Teori rekreasi atau teori pelepasan.

Teori ini diutarakan oleh bangsa Jerman, yang bernama Scaller dan Lazarus, menerangkan bahwa permainan itu merupakan kegiataan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dan istirahat.

b. Teori surplus atau teori kelebihan tenaga.

Teori ini diutarakan oleh Herbert Spencer, seorang bangsa Inggris, ia mengatakan bahwa kelebihan tenaga (kekuatan atau vitalitas) pada anak atau


(31)

orang dewasa yang belum digunakan, disalurkan untuk bermain. Kelebihan tenaga dimaksudkan sebagai kelebihan energi, kelebihan kekuatan hidup, dan vitalitas, yang dianggap oleh manusia untuk memelihara lewat permainan. c. Teori Teleologi.

Karl Groos, seorang bangsa Jerman mengatakan bahwa permainan mempunyai tugas biologik, yang mempelajari fungsi hidup sebagai persiapan untuk hidup yang akan datang. Pengutaraan teori ini merupakan pengutaraaan yang paling terkenal dan pengutaraan tentang permainan yang diterima.

d. Teori Sublimasi

Teori ini diutarakan oleh seorang bangsa Swiss yang bernama Ed Claparede. Ia mengutarakan bahwa permainan bukan hanya mempelajari fungsi hidup, tetapi juga merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, tinggi, atau indah), ialah dengan bermain, insting rendah akan menjadi tingkat perbuatan yang tinggi.

e. Teori Buhler

Carl Buhler seorang Jerman, mengatakan bahwa permainan itu kecuali mempelajari fungsi hidup (teori Groos), juga merupakan “Funktion Lust” (nafsu berfungsi, dan juga merupakan “Aktifitas Drang” (kemauan untuk aktif). Selanjutnya ia mengatakan bahwa bila perbuatan seperti berjalan, lari, dan lompat itu mempunyai kegunaan bagi kehidupanya kelak, disamping itu haruslah anak mempunyai kemauan untuk berjalan, lari dan lompat.


(32)

Teori ini mengatakan bahwa anak-anak selalu bermain dengan permainan yang dilakukan oleh nenek moyangnya (Sukintaka, 1992:4-5).

2.1.5.3 Permainan Enjoy Volley Ball

Permainan Enjoy Volley Ball merupakan permainan bola voli yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar anak dalam bermain bola voli agar lebih aktif bergerak sehingga anak merasa gembira dan tertarik untuk melakukan teknik-teknik yang digunakan dalam bermain bola voli. Selain itu anak merasa menikmati permainan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan dari Penjasorkes itu sendiri.

2.1.6 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Lanjutan

2.1.6.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:137), ukuran badan untuk kedua jenis kelamin pada masa adolesensi adalah kecil, meskipun ada kecenderungan anak laki-laki sedikit lebih tinggi dan berat dibandingkan anak-anak perempuan. Sedangkan pada awal masa adolesensi anak-anak perempuan lebih tinggi dan lebih berat dari anak laki-laki sebagai awal dari kematangannya. Akan tetapi keadaan tersebut tidak terlali lama setelah perubahan yang cepat terjadi pada anak laki-laki pada masa adolesensi. Akhirnya anak laki-laki mengejar dan mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, demikian pula ukuran-ukuran yang lain, seperti tinggi togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar pinggul, ukuran lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang berlangsung secara cepat.


(33)

2.1.6.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada ketrampilan yang biasa disebut dengan ketrampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Ketrampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk mempraktikkan ketrampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan ketrampilan motorik yang lebih khusus yang semuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi bagi anak dalam segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram, 1992:42).

2.1.6.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)

Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan kontrol motorik halus atau ketrampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting, perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan kapasitas sistem saraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan menterjemahkan input tersebut ke bentuk ketrampilan. Untuk mendapatkan ketrampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah dan lingkungan rumah (Yanuar Kiram, 1992:43).

2.1.6.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi (12-20 tahun)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam penampilan gerak pada masa adolesensi cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan,


(34)

kekuatan, dan fungsi fisiologis. Peredaan-perbedaan dalam penampilan keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak laki-laki menunjukkan peningkatan yang terus berlangsung,sedangkan anak perempuan menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh.

Dalam pengembangan koordinasi gerak, anak laki-laki pada awal pubertas mengalami perkembangan sedikit sekali, tetapi setelah masa itu perkembangan makin cepat. Sedangkan mengenai keseimbangan dinamis selama adolesensi menunjukkan adanya penurunan untuk kedua jenis kelamin. Peningkatan yang mendatar (plateau) dialami oleh anak perempuan pada umur 12 sampai 14 tahun, sedangkan bagi anak laki-laki pada umur 14 sampai 16 tahun. Kuantitas penampilan keterampilan masih terus meningkat selama masa praadolesensi sampai adolensi untuk kedua jenis kelamin. Setelah masa adolesensi perbedaan penampilan antara anak laki-laki dan perempuan mulai nampak, sedikit dalam lari dan lompat, tetapi dalam hal kekuatan tubuh bagian atas, seperti melempar perbedaanya sangat nyata. Perbedaan tersebut disebabkan terjadinya peningkatan yang terhenti, bahkan mulai menurun pada anak perempuan, sedangkan anak laki-laki terus meningkat.

2.2. Kerangka Berfikir

Menurut Suriasumantri (1986) dalam Sugiono (2010:92), kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.


(35)

Pada kenyataanya di lapangan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sudah cukup baik. Akan tetapi, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan masih mengacu pada teknik-teknik olahraga tertentu dan menggunakan sarana dan prasarana yang standar, sehingga siswa dalam mengikutinya cenderung bosan dan aktifitas siswa juga masih terbatas pada teknik yang diajarkan gurunya tersebut. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan akan berhasil apabila Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tersebut sesuai dengan sasaran yang sesuai. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila dilaksanakan dengan metode, model dan pengembangan.

Oleh karena itu, model pembelajaran permainan enjoy volley ball sebagai pengembangan dalam Penjasorkes menjadi solusi yang tepat untuk mengoptimalkan proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah, khususnya siswa kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal.


(36)

22 3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang akan menghasilkan produk berupa model permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal. Menurut Borg dan Gall (1988) dalam Sugiyono (2010:9), penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tujuh langkah yang utama yaitu:

1. Melakukan analisis kebutuhan. Termasuk observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka.

2. Mengembangkan bentuk produk awal (berupa peraturan permainan enjoy volley ball).

3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil, dengan menggunakan kuisioner dan konsultasi serta evaluasi yang kemudian dianalisis.

4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.


(37)

6. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan. 7. Hasil akhir model pembelajaran melalui permainan enjoy volley ball. 3.2 Prosedur Pengembangan

Analisis kebutuhan

Kajian pustaka observasi dan wawancara

Pembuatan produk awal

Tinjauan ahli Penjasorkes uji coba skala kecil dan ahli pembelajaran 24 siswa kelas VII SMP N 1 Boja

revisi produk pertama

uji lapangan / skala besar

48 siswa kelas VII SMP Negari 1 Boja

Revisi produk akhir

Produk akhir permainan enjoy volley ball.


(38)

3.2.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian ini. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah model permainan enjoy volley ball ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara dengan guru Penjasorkes di SMP N 1 Boja tentang pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di sekolah tersebut.

3.2.2 Pembuatan Produk Awal

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk model permainan enjoy volley ball. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP N 1 Boja Kabupaten Kendal dengan jumlah subyek 24 siswa.

3.2.3 Uji Coba Produk

Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3) menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.

3.2.4 Revisi Produk Pertama

Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk yang telah diujicobakan.


(39)

3.2.5 Uji Coba Lapangan

Pada tahap ini dilakukan uji lapangan terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas VII A, B, C dan E SMP N 1 Boja kecamtan Boja kabupaten Kendal dengan jumlah subyek 48 siswa.

3.2.6 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diuji cobakan siswa kelas VII A, B, C dan E SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal.

3.2.7 Hasil Akhir

Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa model permainan enjoy volley ball.

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari produk yang dihasilkan.

3.3.1 Desain Uji coba

Dalam penelitian ini desain yang digunakan sebagai berikut:

3.3.1.1 Validasi Ahli

Sebelum produk pembelajaran dikembangkan diujicobakan kepada subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh satu ahli Penjasorkes (Agung Wahyudi S.Pd, M.Pd) dan dua ahli pembelajaran (Sutarti S.Pd dan Sutaryo)


(40)

dengan kualifikasi: (1) Agung Wahyudi S.Pd, M.Pd adalah dosen di FIK UNNES, (2) Sutarti S.Pd dan Sutaryo adalah guru Penjasorkes di SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal.

Variabel yang dievaluasi ahli meliputi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, perlengkapan pemain, lama permainan dan cara memulai permainan, wasit, cara mencetak angka dan peraturan permainan. Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan cara memberikan draf model awal yang disertai lembar evaluasi kepada para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran. Hasil evaluasi para ahli yang berupa penilaian dan saran terhadap produk yang dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tangggapan awal dari produk yang dikembangkan. Dalam uji kelompok kecil, mengambil 24 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Hal tersebut dilakukan karena dalam perkembanganya, siswa laki-laki dan perempuan mempunyai karakteritik perkembangan yang berbeda.

Pertama-tama siswa diberikan penjelasan peraturan permainan enjoy volley ball yang kemudian dilakukan uji coba permainan. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang permainan yang telah dilakukan. Tujuan uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan.


(41)

3.3.1.3 Revisi Produk Pertama

Hasil dari data evaluasi ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil tersebut dianalisis, selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat.

3.3.1.4 Uji Coba Lapangan

Tahapan uji coba lapangan ini adalah tahapan dimana peneliti melakukan uji coba lapangan, selanjutnya hasil dari uji coba lapangan ini dievaluasi dan dianalisis serta dilakukan penyempurnaan produk akhir. Pengambilan sample dalam uji coba lapangan menggunakan sample random yang berjumlah 48 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 24 siwa perempuan.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran. 2. Uji coba kelompok kecil terdiri dari siswa kelas VII D putri dan E putra dengan

jumlah subyek 24 siswa.

3. Uji coba lapangan yang terdiri dari siswa kelas VII A putri, B putra, C putra, dan E putri dengan jumlah subyek 48 siswa.

3.4 Jenis Data

Uji coba produk dimasudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:


(42)

1. Model pembelajaran yang efektif, artinya data digali apakah uji coba yang dilakukan dapat mengembangan kognitif, afektif, psikomotorik dan fisik peserta didik.

2. Data yang menunjukkan kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ada dalam materi kurikulum.

3. Mudah dan aman dilakukan semua peserta didik.

4. Menyenangkan dan mendorong peserta didik untuk aktif bergerak. 3.5 Instrumen Pengumpulan data

Instrumen penelitian sangat penting dalam melakukan penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006:149).

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk lembar evaluasi dan kuesioner. Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran. Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuisioner adalah jumlah subjek yang relative banyak sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat.

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas


(43)

rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan cara memberi tanda “ ” pada kolom yang tersedia.

1) Tidak baik 2) Kurang baik 3) Cukup baik 4) Baik 5) Sangat baik

Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada kuesioner ahli:

Tabel 3.1. Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

Faktor Indikator Jumlah

Kualitas Model

Kualitas produk terhadap standar kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa SMP

15

Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “ya” dan “tidak”. Faktor yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif.

Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “tidak”.

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya 1 0


(44)

Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada siswa:

Tabel 3.3. Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

No. Indikator Jumlah

1 Kemampuan siswa mempraktekan variasi gerak dalam

bermain model permainan enjoy volley ball 10 2 Kemampuan siswa memahami peraturan dan

pengetahuan tentang model permainan enjoy volley ball 10 3 Menampilkan sikap dalam bermain model permainan

enjoy volley ball, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.

10

3.6 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk presentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.

Dalam pengolahan data, presentase diperoleh dengan rumus dari Slamet Riyadi (2010:48), yaitu:

P =f x 100% N


(45)

Keterangan:

P : Frekuensi relatif / angka presentase

f : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : Jumlah data

100% : Konstanta

Dari hasil presentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel berikut akan disajikan klasifikasi presentase.

Tabel 3.4. Klasifikasi Presentase

Presentase Klasifikasi Makna

0 – 20 % 20,1 – 40 % 40,1 – 70 % 70,1 – 90 % 90,1 – 100 %

Tidak ada Kurang Baik Cukup Baik Baik

Sangat Baik

Dibuang Diperbaiki

Digunakan (bersyarat) Digunakan

Digunakan

Sumber Guilford (dalam Slamet Riyadi, 2010:48).


(46)

32 4.1 Penyajian Data Uji Coba Skala Kecil

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan

Dari penelitian awal melalui observasi awal didapat bahwa sarana dan prasarana di SMP N 1 Boja cukup memadai yaitu 2 lapangan bola voli, lapangan basket, lapangan tenis, lapangan badminton indoor, lapangan basket, net badminton, net voli, ada beberapa bola voli dan bola basket.

Pada proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya pada SMP N 1 Boja, dengan melalui wawancara dengan guru Penjasorkes di sekolah tersebut, bahwa siswa harus menguasai ketrampilan teknik dasar dalam bermain permainan bola voli, hal tersebut tentunya membuat tanda tanya besar bagi peneliti, “apakah siswa bisa melakukan hal tersebut?”, sedangkan yang dipakai pada pembelajaran tersebut menggunakan bola standar, lapangan standar dan juga memakai net standar pada permainan bola voli sebenarnya. Gaya yang diterapkan guru Penjasorkes tersebut yaitu gaya komando. Hal tersebut juga akan membuat siswa merasa terpaksa dalam melakukan pembelajaran, dengan kata lain mereka mungkin hanya mengikuti pelajaran untuk memenuhi kewajibanya sebagai peserta didik.


(47)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berusaha mengembangkan model permainan melalui model permainan enjoy volley ball bagi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, serta siswanya dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan tersebut baik berupa moral, etika dan lainnya. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran permainan lebih bervariasi dengan menggunakan produk yang dihasilkan ini.

4.1.2 Deskripsi Draf Produk Awal

Menentukan produk awal berupa model permainan enjoy volley ball yang sesuai dengan siswa SMP. Berikut akan disajikan draf produk awal model permainan enjoy volley ball untuk siswa SMP sebelum divalidasi oleh ahli dan guru Penjasorkes SMP.

4.1.2.1 Pengertian Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball

Permainan Enjoy Volley Ball merupakan permainan yang dikembangkan dari permainan bola voli yang sesungguhnya dengan cara memodifikasi mulai dari, sarana dan prasarananya, waktu, serta aturan yang digunakan. Permainan ini digunakan khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama sebagai variasi permainan bola besar. Untuk itu dibuatlah permainan enjoy volley ball agar siswa di Sekolah Menengah


(48)

Pertama dapat melakukannya dengan mudah dan dapat mencapai tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

4.1.2.1.1 Sarana dan Prasarana

1. Lapangan

Lapangan dalam model permainan enjoy volley ball berbentuk empat persegi panjang yaitu lapangan outdoor. Dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Ukuran lapangan yaitu dengan panjang 16 meter dan lebar 8 meter.

b. Lapangan permainan dibatasi oleh garis batas yang mudah terlihat yaitu terbuat dari tali rafia yang tidak membahayakan siswa.

c. Lapangan dibagi menjadi 2 yaitu lapangan A dan lapangan B. d. Pada area A yaitu siswa boleh menangkap selama 3 detik. e. Pada area B yaitu area yang hanya boleh menvoli bola.

A B

Gambar 4.1 Draft awal Lapangan Enjoy Volley Ball 2. Bola

Bola yang digunakan dalam permainan enjoy volley ball adalah bola plastik yang berbalut busa yang mempunyai tekanan dan berat lebih ringan dari bola voli


(49)

sesungguhnya, sehingga diharapkan dapat mempermudah siswa dalam bermain permainan enjoy volley ball.

3. Net

Jaring atau net yang digunakan dalam permainan enjoy volley ball menggunakan net bola voli dengan tinggi 1,8 meter.

4. Peralatan Pemain

a. Memakai pakaian atau seragam olahraga b. Memakai celana olahraga

c. Memakai kaos kaki d. Memakai sepatu olahraga.

4.1.2.1.1 Peraturan Model Permainan Enjoy Volley ball

1. Jumlah pemain

a. Model permainan enjoy volley ball dimainkan oleh 2 tim b. Setiap tim terdiri dari 6 pemain

c. Semua pemain diperbolehkan melakukan penyerangan melewati garis serang sesuai strategi masing-masing tim.

2. Servis

a. Servis dilakukan oleh pemain belakang pada posisi 1 dan berada diluar lapangan

b. Jika tim yang melakukan servis memenangkan reli, tim itu mendapatkan angka

c. Jika tim yang menerima servis memenangkan reli, tim itu mendapatkan angka


(50)

3. Sentuhan bola

a. Setiap tim diperbolehkan melakukan sentuhan minimal 2 kali dan maksimal 4 kali

b. Jika di dalam tim melakukan sentuhan kurang dari 2 kali dan lebih dari 4 kali maka tim tersebut telah kehilangan reli dan point untuk lawan c. Pada lapangan A, boleh menangkap dengan maksimal 3 detik.

4. Cara memperoleh angka

Suatu tim memperoleh angka bila:

a. Berhasil memasukkan bola di daerah lawan

b. Regu lawan membuat kesalahan, yaitu suatu tim lawan membuat kesalahan bila bermain menyalahi peraturan; menyentuh net, bola keluar tapi mengenai bagian anggota tubuh serta perlengkapan yang di pakai pemain lawan.

5. Cara memenangkan permainan dalam pertandingan

a. Tim yang memperoleh 15 angka terlebih dahulu, maka tim memenangkan satu set

b. Tim yang memenangkan 2 set terlebih dahulu adalah yang memenangkan pertandingan

c. Jika terjadi perpanjangan set, maka tim harus memperoleh angka 7 pada set ke tiga untuk mengakhiri atau memenangkan pertandingan

d. Jika terjadi angka 14 sama pada set ke satu maupun set kedua, dan angka 6 sama pada set ke tuga maka terjadi deuce, yaitu kemenangan diperoleh dengan angka selisih 2 terlebih dahulu yang memenangkan pertandingan


(51)

e. Jika terjadi deuce secara terus-menerus pada set ke satu dan set ke dua, maka kemenangan diperoleh angka 17 terlebih dahulu, dan angka sepuluh terlebih dahulu pada set ke tiga untuk memenangkan pertandingan.

6. Time out

a. Dalam permainan enjoy volley ball tidak ada time out

b. Waktu istirahat diberikan setelah berakhir pertandingan selama 1 menit. 7. Wasit

a. Permainan dipimpin oleh satu orang wasit

b. Wasit yang memimpin pertandingan dari awal hingga akhir

c. Wasit mempunyai kekuasaan untuk memutuskan segala sesuatu yang menyangkut pertandingan

d. Wasit memberikan isyarat untuk menandakan dimulai reli dan berakhirnya reli dengan meniupkan peluit

e. Wasit berada di luar lapangan berdekatan dengan tiang.

4.1.2.2 Data Validasi Para Ahli

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ahli, merupakan pedoman untuk menyatakan apakah model permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja dapat digunakan untuk uji coba skala kecil dan uji coba lapangan.


(52)

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Ahli Draft Awal

NO Aspek yang dinilai Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 1 Kesusuaian dengan kompetensi dasar 1 4 5

2 Kejelasan petunjuk permainan 2 3 4

3 Ketepatan memilih bentuk/model permainan bagi siswa

3 4 4

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan 3 4 4 5 Kesesuaian bentuk/model permainan untuk

dimainkan siswa

3 4 5

6 Kesesuaian bentuk/model permainan dengan karakteristik siswa

3 4 5

7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa

3 3 5

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa

3 5 5

9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa

3 4 5

10 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa

3 3 5

11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil

3 3 3

12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 3 4 5

13 Mendorong siswa bergerak 3 4 5

14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran Bola Voli

3 5 4

15 Aman diterapkan dalam pembelajaran permainan Bola Voli

4 5 5

Jumlah 43 59 69

Rata-rata 2,9 3,9 4,6

Prosentase (dalam %) 57,3 78,6 92

Sumber : Data Kuisioner Ahli

Hasil analisis data oleh evaluasi ahli Penjasorkes, didapat rata-rata nilai 57,3%. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa Sekolah Menengah Pertama adalah dari penilaian kualitas model permainan yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes pada aspek 15. Pada aspek 15 penilaian tersebut telah memenuhi kriteria baik yaitu mendapat poin 4. Selain aspek ke 15 tersebut, ada 12 aspek


(53)

penilaian kualitas model permainan yaitu aspek 1, 2,3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena masing-masing aspek mendapat point 3 dan pada aspek 2 dan 3 penilaian kualitas model permainan kriteria kurang baik karena mendapat nilai 2. Sedangkan, pada aspek 1 mendapat point 1 yang memiliki kriteria kurang baik.

Hasil analisis dari evaluasi ahli pembelajaran I didapat rata-rata penilaian 78,6%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka produk permainan ini telah memenuhi kriteria baik. Faktor yang menjadikan model permainan ini dapat diterima siswa Sekolah Menengah Pertama adalah dari penilaian kualitas model permainan yang dilakukan oleh ahli pembelajaran I pada aspek 8, 14 dan 15, kedua aspek penilaian tersebut memenuhi kriteria sangat baik yaitu mendapat poin 5. Selain ketiga aspek tersebut, ada delapan aspek penilaian kualitas model permainan yaitu aspek 1, 3, 4, 5, 6, 9, 12, dan 13 yang telah memenuhi kriteria baik karena masing-masing aspek mendapat point 4, dan empat aspek penilaian kualitas model permainan yaitu 2, 7,10 dan 11 yang telah memenuhi kriteria cukup baik karena mendapatkan nilai 3.

Hasil analisis data dari evaluasi ahli pembelajaran II didapat rata-rata penilaian 92%. Faktor yang menjadikan model ini dapat diterima siswa Sekolah Menengah Pertama adalah dari penilaian kualitas model permainan yang dilakukan oleh ahli pembelajaran II pada aspek 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, dan 15. Sepuluh aspek penilaian tersebut telah memenuhi kriteria sangat baik yaitu mendapat point 5. Selain sepuluh tersebut, ada empat penilaian kualitas model permainan yaitu aspek 2, 3, 4 dan 14 yang telah memnuhi kriteria baik karena masing-masing aspek


(54)

mendapat poin 4. Serta pada aspek 11, memiliki kriteria cukup baik karena mendapat point 3.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli Penjasorkes dan dua ahli pembelajaran didapat persentase 75,9% masuk dalam kategori “baik” oleh karena itu model permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja ini dapat digunakan untuk uji coba skala kecil.

4.1.2.3 Revisi Draf Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran SMP N 1 Boja pada produk atau model, kemudian dilakukan revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran SMP N 1 Boja sebagai berikut:

Tabel 4.2. Revisi Draf Produk Awal

No Bagian yang direvisi Alasan direvisi Saran Perbaikan 1 Ukuran lapangan Lapangan terlalu

besar

Lapangan diperbaiki, menjadi lapangan badminton, supaya siswa lebih aktif

2 Servis Tidak Jelas Supaya yang melakukan servis diperjelas

3 Tangkapan pada daerah A

Tidak Jelas Dihilangkan teknik menangkapnya

4 Peraturan permainan termasuk rotasi Pemain

Tidak Jelas Peraturanya diperjelas


(55)

4.1.3 Data Uji Coba Skala Kecil

Setelah produk model permainan enjoy volley ball di validasi oleh ahli dan guru Penjasorkes Sekolah Menengah Pertama, maka produk di uji cobakan kepada siswa kelas VII D siswa putri dan kelas VII E putra SMP Negeri 1 Boja yang berjumlah 24 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel acak (random sampling).

Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai dasar melakukan uji coba kelompok kecil.

Uji coba kelompok kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. Data uji coba kelompok kecil dihimpun dengan menggunakan kuesioner.

Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi para siswa diperoleh presentase sebesar 85,8%. Berdasarkan kriteria yang ditentukan maka permainan enjoy volley ball telah memenuhi kriteria “baik” sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas VII D putri dan kelas VII E putra SMP N 1 Boja.

Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba skala kecil, maka banyaknya siswa melakukan model permainan enjoy volley ball dapat dilihat pada tabel berikut:


(56)

Tabel 4.3. Frekuensi Siswa Melakukan Permainan Enjoy Volley Ball No Nama

Jumlah yang diperoleh Passing

bawah

Passing Atas

Servis Menyer

ang

B T B T B T B T

1 R1 3 2 - 2 6 - 5 -

2 R2 5 - - 1 2 2 - 2

3 R3 4 2 1 1 4 - - -

4 R4 3 1 1 1 3 1 1 -

5 R5 2 4 - - 4 - 2 -

6 R6 1 6 1 - 3 1 1 1

7 R7 1 3 3 2 4 - 1 -

8 R8 2 4 6 1 4 1 - -

9 R9 5 1 - - 3 - 2 -

10 R10 5 - 1 - 5 - 4 -

11 R11 6 4 1 - 4 1 1 3

12 R12 1 - 2 - 5 - - -

13 R13 - - - - 2 1 - -

14 R14 2 - - - 1 - - -

15 R15 - 1 - - 1 - - -

16 R16 - - 2 - 1 1 - -

17 R17 1 1 - - 1 - - -

18 R18 - - - - 1 - - -

19 R19 - - - - 1 1 - -

20 R20 - - - 1 - -

21 R21 1 - - - 1 - 1 -

22 R22 1 2 - - 2 - - -

23 R23 - - - 1 - -

24 R24 - 1 - - 2 - - -

Sumber : Uji Coba Skala Kecil

Tabel di bawah ini akan menyajikan, rekapitulasi aspek psikomotor, kognitif dan afektif siswa pada model permainan enjoy volley ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk kelas VII SMP N 1 Boja dapat disajikan dalam tabel di bawah ini:


(57)

Tabel 4.4. Aspek Psikomotor, Kognitif, dan Afektif Siswa Skala Kecil

No Alternative

jawaban

Psikomotorik Kognitif Afektif

1 Posistif 73,3% 90% 94,2%

2 Negatif 26,7% 10% 5,8%

Total 100% 100% 100%

Sumber : hasil penelitian Uji coba skala kecil

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aspek psikomotor responden dari hasil kuesioner untuk jawaban positif 73,3% dan untuk jawaban negatif 26,7%. Sedangkan aspek kognitif responden dari hasil kuesioner untuk jawaban positif 90% dan 10% untuk jawaban negatif. Untuk aspek afektif responden, diperoleh 94,2% untuk jawaban positif dan 5,8% untuk jawaban negatif.

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Kuesioner Siswa

No Kelas Skor rata-rata aspek Jumlah

Psikomotor Kognitif Afektif 1 (Subjek Uji Coba

Kecil 24 siswa) 73,3 % 90 % 94,2 % 257,5 %

Rata-rata 85,8 %

Sumber : Uji coba kelompok kecil

Berdasarkan data diatas pada hasil keseluruhan kuesioner yang diisi siswa diperoleh persentase sebesar 85,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka Model Permainan Enjoy Volley Ball pada pembelajaran Penjasorkes untuk siswa kelas VII SMP N 1 Boja ini telah memenuhi kriteria “baik”.

Dalam uji coba tentunya tidak langsung menunjukkan hasil yang bagus. Permasalahan dan kendala yang muncul dalam uji coba skala kecil perlu dicarikan solusi dan pemecahan masalahnya. Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diujicobakan pada skala kecil.


(58)

1. Servis

Pada saat melakukan servis, bola tidak sampai pada daerah lawan baik itu dilakukan oleh siswa putra maupun putri, sehingga perlu dilakukan pemecahan masalah supaya nantinya servis dapat berjalan dengan lancar.

2. Passing

Pada saat melakukan passing, cenderung pada saat menerima bola dari servis lawan passing kurang maksimal, sehingga bola kebanyakan mati. Hal tersebut perlu adanya solusi dan pemecahanya supaya dalam melakukan permainan enjoy volley ball dengan rally yang cukup panjang.

3. Bola

Dalam permainan ini menggunakan bola plastik yang berbalut busa dengan ukuran hampir sama dengan bola voli sesungguhnya, dan mempunyai tekanan udara yang tinggi sehingga siswa merasa kesulitan. Dalam hal tersebut harus dicari solusi dan pemecahanya juga.

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Kecil

Pada analisis data hasil uji coba kelompok kecil. Analisis data uji coba berdasarkan tabel analisis data uji coba kelompok kecil yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aspek model permainan enjoy volley ball merupakan permainan yang mudah dipahami di dapat presentase 83,3%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek model permainan enjoy volley ball merupakan


(59)

permainan yang mudah dipahami kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

2. Aspek memainkan model permainan enjoy volley ball didapat presentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek memainkan model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

3. Aspek dalam model permainan enjoy volley ball , mudah melakukan servis didapat presentase 79,2%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam model permainan enjoy volley ball, mudah melakukan servis memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

4. Aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah melakukan passing bawah didapat presentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah melakukan passing bawah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

5. Aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah dalam melakukan passing atas didapat presentase 54,2%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah dalam melakukan passing atas memenuhi kriteria cukup baik sehingga aspek ini dapat digunakan (bersyarat).

6. Aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah dalam melakukan serangan didapat presentase 50%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah dalam melakukan serangan


(60)

memenuhi kriteria cukup baik sehingga aspek ini dapat digunakan (bersyarat).

7. Aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah untuk memperoleh angka/point didapat presentase 58,3% Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam permainan enjoy volley ball, mudah untuk memperoleh angka/point memenuhi kriteria cukup baik sehingga aspek ini dapat digunakan (bersyarat).

8. Aspek merasa mudah ketika memakai bola plastik untuk bermain enjoy volley ball didapat presentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa mudah ketika memakai bola plastik untuk bermain enjoy volley ball baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

9. Aspek cara bermain model permainan enjoy volley ball lebih mudah dari permainan bola voli sebenarnya didapat presentase 87,5%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek cara bermain model permainan enjoy volley ball lebih mudah dari permainan bola voli sebenarnya memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

10.Aspek setelah bermain model permainan enjoy volley ball merasa lebih bugar didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek setelah bermain model permainan enjoy volley ball merasa lebih bugar kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

11.Aspek tahu cara bermain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 66,7%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek


(61)

tahu cara bermain model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria cukupbaik sehingga aspek ini dapat digunakan (bersyarat).

12.Aspek model permainan enjoy volley ball adalah meteri yang diajarkan guru agar siswa bergerak didapat presentase 83,3%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek model permainan enjoy volley ball adalah meteri yang diajarkan guru agar siswa bergerak memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

13.Aspek model permainan enjoy dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek model permainan enjoy volley ball dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak memenuhi kriteria sangatbaik sehingga aspek ini dapat digunakan. 14.Aspek sebelum bermain model permainan enjoy volley ball perlu melakukan

pemanasan terlebih dahulu didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek sebelum bermain model permainan enjoy volley ball perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

15.Aspek dalam bermain model permainan enjoy volley ball perlu kerjasama dengan satu tim didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam bermain model permainan enjoy volley ball perlu kerjasama dengan satu tim memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

16.Aspek dalam model permainan enjoy volley ball setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan didapat presentase 95,8%. Berdasarkan


(62)

kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam model permainan enjoy volley ball setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan memenuhi kriteria sangatbaik sehingga aspek ini dapat digunakan.

17.Aspek seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan didapat presentase 87,5%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

18.Aspek dengan model permainan enjoy volley ball dapat membuat tubuh menjadi sehat didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dengan model permainan enjoy volley ball dapat membuat tubuh menjadi sehat memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

19.Aspek model permainan enjoy volley ball dapat menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek model permainan enjoy volley ball dapat menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

20.Aspek merasa nyaman saat bermain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 87,5%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka


(63)

aspek merasa nyaman saat bermain model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

21.Aspek suka bermain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 83,3%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek suka bermain model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

22.Aspek model permainan enjoy volley ball menarik didapat presentase 87,5%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek model permainan enjoy volley ball menarik memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

23.Aspek serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek menguasai semua teknik permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria sangatbaik sehingga aspek ini dapat digunakan.

24.Aspek akan menaati peraturan selama bermain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek akan menaati peraturan selama bermain model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

25.Aspek menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika bermain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek menghargai kemampuan teman


(64)

dalam satu tim/regu ketika bermain model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

26.Aspek bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika bermain model permainan enjoy volley ball didapat presentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika bermain model permainan enjoy volley ball memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

27.Aspek dalam bermain model permainan enjoy volley ball dibutuhkan kerjasasama untuk memenangkan pertandingan didapat presentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam bermain model permainan enjoy volley ball dibutuhkan kerjasasama untuk memenangkan pertandingan memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

28.Aspek seorang pemain boleh menentang keputusan yang diberikan oleh wasit didapat presentase 79,2%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek seorang pemain boleh menentang keputusan yang diberikan oleh wasit memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

29.Aspek bila tim kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim lawan didapat presentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bila tim kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim lawan memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

30.Aspek bersedia bermain model permainan enjoy volley ball lagi didapat presentase 95,8%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek


(65)

bersedia bermain model permainan enjoy volley ball lagi memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.

4.3 Revisi Produk

4.3.1 Revisi Produk Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran pada produk yang telah diujicobakan ke dalam uji skala kecil, maka dapat segera dilaksanakan revisi produk, proses reivisi berdasarkan saran ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran terhadap kendala yang muncul setelah uji coba skala kecil.

Proses revisi adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Revisi Skala Kecil

Ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran

Bagian yang direvisi Saran perbaikan

Ahli Penjasor

Garis Servis Servis dilakukan pemisah antara area A dengan B supaya bola sampai pada lapangan A Tangkapan Diberi bantuan untuk

bola pertama yang berasal dari lawan, dengan waktu 3 detik, dan melakukanya seperti pada teknik dasar pasing bawah serta dilakukan di area A maupun B

Servis Servis dilakukan setiap kali terjadi point

Bola Bola menjadi mainan

anak-anak yang menjadi ukuran lebih besar dan mempunyai ttekanan udara sangat rendah


(1)

LEMBAR PENGAMATAN ASPEK AFEKTIF UJI COBA SKALA KECIL KELAS VII

SMP NEGERI 1 BOJA

NAMA ASPEK AFEKTIF

A B C D E

Ferdyawan Mahendra S V V V V V

Nurul Muttakin V V V V V

Muhammad Fikri A V V V V V

Adha Aurora R N V V V V V

Husna Alfarus V V V V V

Achmad Rofi V V V V V

Novian Puji Ananto V V V V V

Muhammad Sayuti Nafi V V V V V

Aji Krisna Mukti V V V V V

Ari Setyo Riyadi V V V V V

Riyadhika Kusuma A V V V V V

Radika Zulfikha Isnaen V V V V V

Farid Firdausi Nuzula V V V V V

Dwiki Vio S V V V V V

Aufarel Andrana V V V V V

Briandika Yogatama V V V V V

Miftakhul Akbar Arizqi V V V V V

Ahmad Haidhar Firdaus V V V V V

Ginanjar Prastianto V V V V V

Athalla Ardiasa V V V V V

Rudy Anang W V V V V V

Reza Rizqi Mahdema V V V V V

Dimas Pandu Wardana V V V V V

Aditya Aris Pangestu V V V V V

Sheila Sartika Salsabila V V V V V

Sabela Putri Mileniyati V V V V V

Adrina Hayuwardani V V V V V

Intan setyaningsih V V V V V

Indah Kurnia Arisandi V V V V V

Chyntia Prasetya Ningrum V V V V V

Artian Asmoro Nastiti V V V V V


(2)

Surya Devi Resti Cahyani V V V V V

Fitriani Leany NH V V V V V

Herena Nuristha Putri A V V V V V

Arini Asma Syahida V V V V V

Diana Listiarahmaning F V V V V V

Brigita Sendi Melinia V V V V V

Hasna Inas Savitri V V V V V

Fitri Puji Handayani V V V V V

Annisa Bella Dian H V V V V V

Zefa Maulina Zulfa V V V V V

Febriana Widya Utami V V V V V

Dwi Riwayati V V V V V

Frida erviana V V V V V

Shelly Adelia Novita Sari V V V V V

Widya Cindy Kirana sari V V V V V

Mellina Intan Syafitri V V V V V

KETERANGAN:

A. Mematuhi peraturan B. Menghargai wasit/guru C. Bersungguh-sungguh D. Disiplin


(3)

Lampiran 16


(4)

SISWA PUTRI SMP NEGERI 1 BOJA


(5)

PENGARAHAN SEBELUM BERMAIN ENJOY VOLLEY BALL

PEMANASAN SEBELUM MELAKUKAN PERMAINAN ENJOY VOLLEY BALL


(6)