desidui dan molar kedua desidui mengadakan kontak satu sama lain lewat permukaan yang luas dan berfungsi dalam pengunyahan.
6,27
Gambar 2. Fase gigi desidui.
27
2.1.3 Fase Gigi Bercampur Mixed Dentition Stage
Fase ini merupakan fase transisi dari fase gigi desidui ke fase gigi permanen yang dimulai pada usia 6 tahun, ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen
rahang bawah kemudian molar pertama permanen rahang atas setelah itu disusul dengan erupsi insisivus pada rahang bawah dan rahang atas. Fase ini berakhir pada
usia 12 tahun. Di fase gigi bercampur, terlihat gigi desidui dan gigi permanen berada di dalam rongga mulut. Proses erupsi gigi permanen, akan terjadi resorpsi tulang dan
akar gigi desidui yang mengawali pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya Gambar 3.
25,27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Fase gigi bercampur.
27
Urutan erupsi gigi permanen dimulai dengan erupsinya molar pertama permanen pada usia sekitar 6 tahun, diikuti dengan erupsi gigi insisivus pada usia 7
dan 8 tahun, kemudian erupsi gigi premolar, kaninus dan molar kedua permanen.
25,28
Oklusi pada fase gigi bercampur bersifat sementara dan tidak statis sehingga memungkinkan terjadinya maloklusi. Oleh karena itu, pada fase ini merupakan waktu
yang tepat untuk dilakukan perawatan interseptif ortodontik untuk mencegah berkembangnya maloklusi dan memungkinkan pencapaian perkembangan wajah yang
harmonis.
1,5
Fase gigi bercampur dibagi ke dalam tiga fase, yaitu fase transisi pertama, inter-transisi dan transisi kedua.
26,27
2.1.3.1 Fase transisi pertama
Fase ini ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen dan pergantian insisivus desidui oleh insisivus permanen. Erupsinya molar pertama permanen
dimulai sekitar usia 6 tahun dan diikuti dengan erupsinya insisivus sentralis rahang bawah.
2,25
Hubungan oklusal pada fase gigi bercampur berhubungan dengan gigi permanen. Lokasi dan hubungan molar pertama permanen sangat bergantung pada
Universitas Sumatera Utara
kontak permukaan distal molar kedua desidui rahang atas dan rahang bawah.
9
Molar pertama permanen menuntun ke dalam lengkung gigi oleh permukaan distal dari
molar kedua desidui. Terdapat tiga tipe hubungan molar pertama permanen, yaitu
7,25-27
: a.
Flush terminal plane: permukaan distal molar kedua rahang atas dan
molar kedua desidui rahang bawah dalam satu dataran vertikal Gambar 5. Tipe hubungan ini disebut dengan satu dataran vertikal flush terminal plane dan
diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan tonjol. Ini merupakan keadaan normal dari gigi desidui, dan dapat terkoreksi dengan pergerakan molar rahang bawah ke
depan sejauh 3-5 mm terhadap rahang atas memanfaatkan developmental space maupun Leeway space yang ada sehingga relasi molar Klas I Angle dapat tercapai
Gambar 6.
25-27
Pergeseran molar rahang bawah dari satu dataran vertikal menjadi Klas I Angle dapat terjadi dengan dua cara, yaitu the early shift dan the late shift.
5,9,19-23
The early mesial shift terjadi selama awal fase gigi bercampur. Early mesial shift ini dimana pada primate space diastema yang terdapat diantara insisivus lateral
dan kaninus desidui atas dan diantara kaninus desidui dan molar pertama desidui bawah akan tertutup oleh pergerakan ke depan molar pertama permanen Gambar
4A.
27
The late mesial shift terjadi dimana molar pertama permanen bawah hanya bergerak ke mesial secara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui
bawah Gambar 4B. Karena panjang mesiodistal pada mahkota molar kedua desidui bawah lebih besar daripada rahang atas, maka kehilangan gigi tersebut menghasilkan
pergerakan mesial yang besar oleh molar pertama permanen bawah.
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Pergeseran molar rahang bawah: A Early mesial
shift. B Late mesial shift.
24
b.
Mesial step terminal plane: tipe hubungan ini terlihat permukaan distal
molar kedua desidui rahang bawah berada lebih mesial daripada molar kedua desidui rahang atas Gambar 5. Kemudian molar pertama permanen secara langsung erupsi
dalam relasi Klas I Angle. Tipe ini biasanya terjadi pada awal pertumbuhan mandibula ke depan. Jika pertumbuhan mandibula terus berlanjut, maka dapat terjadi
relasi molar Klas III Angle. Jika pertumbuhan mandibula ke depan minimal, maka akan terjadi relasi molar Klas I Angle Gambar 6.
7,25-27
c.
Distal step terminal plane: karateristik tipe ini bila permukaan distal
molar kedua desidui rahang bawah berada lebih distal daripada molar kedua desidui rahang atas Gambar 5. Kemungkinan relasi molar pada tipe ini adalah Klas II Angle
Gambar 6.
7,25-27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Tiga tipe hubungan molar kedua desidui: A Flush terminal plane BMesial step CDistal step.
7,27
Gambar 6. Hubungan oklusal pada gigi desidui dan gigi permanen.
5
Universitas Sumatera Utara
Perubahan pada insisivus terjadi selama fase transisi pertama dimana insisivus desidui digantikan dengan insisivus permanen. Insisivus sentralis bawah merupakan
yang pertama erupsi. Insisivus permanen memiliki ukuran lebih besar daripada insisivus desidui. Perbedaan mesiodistal di antara gigi insisivus desidui dan permanen
disebut dengan incisal liability.
27,29
Pada segmen anterior, keempat insisivus permanen maksila rata-rata 7,6 mm lebih besar daripada insisivus desidui. Sedangkan
pada insisivus permanen mandibula rata-rata 6,0 mm lebih besar daripada insisivus desidui.
24
Bhalajhi 2009 menyatakan bahwa incisal liability pada rahang atas rata- rata 7 mm, sedangkan pada rahang bawah 5 mm.
27,29
Ruang yang diperlukan oleh Incisal liability diperoleh dari
29
: a. Pemanfaatan ruangan diantara gigi pada gigi desidui akan menyediakan
ruang 4 mm di rahang atas dan 3 mm di rahang bawah. b. Peningkatan lebar antar kaninus.
c. Perubahan inklinasi insisivus dari 150 ke 123 akan menyediakan ruang 2-3 mm Gambar 7.
Gambar 7. Perubahan inklinasi gigi insisivus permanen dan
desidui.
30
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Fase Inter-Transisi
Fase ini merupakan fase yang stabil dan hanya terjadi perubahan yang sedikit. Di fase ini terlihat pada rahang atas maupun pada rahang bawah terdapat gigi desidui
dan gigi permanen secara bersamaan. Gigi molar dan kaninus desidui dijumpai di antara gigi insisivus permanen dan molar pertama permanen.
1,29,30
Ada beberapa karateristik pada fase ini, yaitu
30
: 1. Oklusal dan interproksimal pada gigi desidui terlihat rata karena
morfologi oklusal yang menyerupai dataran. 2. Pembentukan akar terjadi pada insisivus, kaninus dan molar yang akan
erupsi dengan seiringnya peningkatan puncak prosesus alveolar. 3. Resorpsi akar pada molar desidui.
2.1.3.3 Fase Transisi Kedua
Karateristik pada fase ini ditandai pergantian molar kedua dan kaninus desidui dengan kaninus dan premolar permanen. Kombinasi lebar mesiodistal kaninus desidui
dan premolar biasanya lebih kecil daripada gigi yang akan digantikan. Akibat perbedaan ukuran ini akan dijumpai kelebihan ruang yang oleh Nance disebut dengan
Leeway space.
1-3,5,10
Besar Leeway space pada mandibula lebih besar daripada maksila. Kelebihan ruang yang tersedia setelah pergantian molar dan kaninus desidui dimanfaatkan untuk
pergeseran ke arah mesial oleh molar bawah agar terjadi relasi molar Klas I Angle.
27
Pada usia 8-9 tahun terlihat insisivus sentralis permanen bawah yang biasanya dalam keadaan berkontak satu dengan lainnya sedangkan insisivus sentralis atas
sering erupsi dalam keadaan condong ke distal sehingga terdapat diastema di antara kedua insisivus sentralis dan ini disebut the ugly duckling stage.
27,29,30
Kondisi ini akan terkoreksi sendiri dimana benih kaninus permanen dalam erupsinya
mempengaruhi akar insisivus lateralis permanen atas dan mendorong insisivus
Universitas Sumatera Utara
lateralis ke mesial. Bila kaninus permanen telah erupsi, insisivus lateralis dapat menegakkan diri dan diastema akan tertutup.
25,27
2.1.4 Fase Gigi Permanen Permanent Dentition Stage