b. Genetik
Ukuran gigi beradaptasi baik terhadap pengaruh luar dan dikendalikan oleh
faktor keturunan. Penelitian yang dilakukan Lundstrom 1964 membandingkan
antara 97 pasangan kembar monozigot dan dizigot ditemukan bahwa terdapat hubungan faktor genetik yang kuat pada kembar monozigot terhadap ukuran gigi dan
morfologi gigi.
2
Penelitian terhadap saudara kembar jelas menunjukkan hampir separuh dari faktor yang mempengaruhi ukuran gigi adalah faktor keturunan yang
berperan untuk mengontrol ukuran gigi sewaktu proses odontogenesis.
27
Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa terdapat kesamaan ukuran dan bentuk gigi
pada kembar zigomatik.
2
Menurut Rakosi dkk., 1993 berdasarkan pengetahuan terkini, jaringan- jaringan utama yang dapat mengalami deformitas dentofasial karena pengaruh
genetik antaranya termasuk gigi yang meliputi ukuran, bentuk, jumlah, mineralisasi gigi, letak erupsi dan posisi benih gigi.
27
Berdasarkan kedua penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara faktor genetik dengan ukuran
gigi.
c. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi ukuran lebar mesiodistal gigi. Penelitian Stroud dkk., 1994 menunjukkan setiap gigi laki-laki mempunyai
diameter mesiodistal yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan akibat penebalan lapisan dentin. Dalam populasi manusia saat ini, mahkota gigi laki-laki
adalah lebih besar dibanding perempuan. Hal ini disebabkan oleh periode proses amelogenesis yang panjang pada gigi desidui dan permanen laki-laki, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran gigi sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, dimana ukuran gigi laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
2,27
Universitas Sumatera Utara
d. Lingkungan
Lingkungan turut memainkan peranan dalam keragaman genetik untuk terus memberi variasi dalam ukuran gigi. Menurut Selmer-Olsen 1949, walaupun ukuran
gigi dikontrol oleh faktor genetik tetapi ia turut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Ukuran gigi manusia akan terus bervariasi selama berlangsungnya evolusi manusia
yang dimulai pada gigi molar diikuti gigi anterior. Baillit cit.Green Thompson menyatakan variasi ukuran gigi merupakan pencerminan proses evolusi yang sedang
berlangsung dan ukuran gigi terkait dengan faktor genetik, sedangkan faktor lingkungan setelah kelahiran hanyalah sedikit pengaruhnya.
Faktor lingkungan yang dimaksudkan adalah nutrisi.
2
2.5 Ras Deutro-Melayu
Populasi masyarakat Indonesia didominasi oleh ras Paleomongolid yang disebut ras Melayu. Ras Paleomongolid ini terdiri atas Proto-Melayu Melayu tua
dan Deutro Melayu Melayu Muda. Antropologi Fisher 1991 berpendapat bahwa
antara tahun 2000 S.M, kelompok Proto-Melayu lebih dulu datang ke Indonesia daripada kelompok Deutro-Melayu. Kelompok Proto-Melayu mula-mula menempati
pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat yang kemudian terdesak oleh kelompok Deutro-Melayu. Kelompok Deutro-Melayu datang sekitar
tahun 1500 S.M.
24,27
Proto-Melayu mencakup Batak, Gayo, Sasak dan Toraja sedangkan yang termasuk Deutro-Melayu adalah orang-orang Aceh, Minangkabau, Sumatera Pesisir,
Rejang Lebong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado pesisir, Sunda kecil timur dan Malayu.
12,30
Orang Jakarta Betawi, Borneo Melayu, Banjar dan penduduk pesisir Sulawesi adalah campuran Deutro dan Proto-Melayu.
24,27
Ciri fisik kedua kelompok ini sangat berbeda. Menurut penelitian Jacob bahwa adanya perbedaan bentuk bagian-bagian kepala wajah antara kedua ras
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Buditalism 2004 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara tinggi wajah total orang batak dan orang jawa. Kelompok Proto-Melayu memiliki bentuk
kepala yang panjang dolichocephalic sedangkan kelompok Deutro-Melayu memiliki bentuk kepala yang pendek brachycephalic.
24
Ukuran lebar mesiodistal dan lengkung gigi pada kedua kelompok ras ini juga berbeda.
5
Universitas Sumatera Utara
Faktor yang mempengaruhi ukuran
mesiodistal gigi Analisa ruang pada
masa gigi bercampur
2.6 KERANGKA TEORI