Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

penerimaan-penerimaan kas dan pengeluaran-pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut Dyckman, Dukes, dan Davis 2001:550: Tujuan laporan arus kas antara lain untuk menilai: a. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas. b. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. c. Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait. d. Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan yang menggunakan arus kas dan yang tidak non kas terhadap posisi keuangan perusahaan.

E. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas statement of cash flow merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi kewajiban keuangannya, dan membayar dividen. Berbeda dengan neraca dan laporan laba rugi, laporan perubahan arus kas tidak disusun berdasarkan suatu proses yang bermula dari bukti transaksi. Dasar penyusunan laporan arus kas adalah neraca perbandingan dan laporan laba rugi. Menurut PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.5, perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini: 1 Metode langsung atau 2 Metode tidak langsung. 1. Metode Langsung Direct Method Warren, Reeve, dan Fess 2006:232 mengungkapkan bahwa: Metode langsung direct method melaporkan sumber kas dari aktivitas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan Universitas Sumatera Utara kepada pegawai sebagai gaji atau upah. Selisih antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih aktivitas operasi. Metode langsung mengkonversikan pos-pos laporan laba rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau tunai. Laporan bertitik tolak dari penerimaan-penerimaan kas dari penjualan dan potongan pembayaran kas untuk pembelian, beban operasi, pembayaran bunga, dan pajak penghasilan agar didapat arus kas bersih dari aktivitas-aktivitas operasi. Menurut PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.5, yang dimaksud dengan metode langsung: “… dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.” Dyckman, Dukes, dan Davis 2000: 199 mengatakan bahwa: …..arus kas bersih dari kegiatan operasi perusahaan dihitung dengan menambahkan masing-masing arus kas masuk dari pelanggan, bunga dan dividen atas investasi, dan dana yang dikembalikan dari pemasok, dan kemudian mengurangkan masing-masing arus kas keluar pembelian barang untuk dijual kembali, bunga atas hutang, pajak penghasilan, serta gaji dan upah….. Metode langsung terutama sekali adalah pengujian item laporan laba rugi kas dengan tujuan pelaporan beberapa banyak kas diterima atau dibayarkan di dalam asosiasi dengan item ini. sebagai conto: untuk penjualan item ini di dalam laporan laba rugi, ada suatu item yang berhubungan di dalam laporan arus kas yang disebut dengan kas ditarik dari pelanggan karena harga pokok penjualan, item yang berhubungan adalah kas dibayar untuk persediaan. Soemarso 2005: 322: “….apabila digunakan metode langsung, maka penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan….” Universitas Sumatera Utara Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan seringkali tidak mudah didapat dan biaya pengumpulannya umumnya mahal. PSAK No. 2 2004: 2.6 mengatakan bahwa: …..dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik: a. Dari catatan akuntansi perusahaan; atau b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk: 1. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan; 2. pos bukan kas lainnya; dan 3. pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. 2. Metode Tidak Langsung Indirect Method Metode tidak langsung disebut pula metode rekonsilasi berawal dari laba bersih dan mengkonversikannya menjadi kas bersih yang disediakan oleh aktivitas-aktivitas operasi. Aplikasi metode tidak langsung tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos dalam laporan laba rugi sebagaimana halnya dalam metode langsung, namun hanya penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversikan laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi. Universitas Sumatera Utara Pos-pos yang memerlukan penyesuaian adalah yang tidak mempengaruhi arus masuk kas bersih. Pos-pos tersebut terdiri atas dua kategori, yaitu: a. Pos-pos yang muncul pada laporan laba rugi namun tidak mengakibatkan pengeluaran kas cash outlay ataupun penerimaan kas cash receipt. Contoh-contohnya adalah beban penyusutan dan untung gains serta rugi losses. b. Aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang saldo-saldonya berubah selama periode akuntansi. Rekening-rekening tersebut – piutang dagang, hutang dagang, pembayaran di muka, dan persediaan – haruslah dianalisis pengaruhnya terhadap kas. PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004:2.5 menyatakan bahwa: ….dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan deferral atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh: a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan; b. pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan, dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi; dan c. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Dyckman, Dukes, dan Davis 2000: 199 mengatakan bahwa: “…...diawali dengan laba bersih dan menambahkan kembali beban yang Universitas Sumatera Utara tidak melibatkan pembayaran kas. Hal yang lebih penting adalah beban non kas tersebut meliputi beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi…..” Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2006: 232: Metode tidak langsung indirect metho melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi. Skousen 2001: 284: Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih sebagaimana dilaporkan pada laporan laba rugi dan menyesuaikan jumlah akrual ini untuk item apapun yang tidak mempengaruhi arus kas. Penyesuaian dua tipe dasar, yaitu: a. Pendapatan, biaya, dan kerugian yang tidak melibatkan arus masuk atau arus keluar operasi. b. Penyesuaian untuk perubahan di dalam aktiva operasi dan hutang yang menunjukkan sumber pendapatan non kas dan biaya. Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan tidak langsung dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode. Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung umumnya lebih murah dibandingkan dengan metode langsung. Universitas Sumatera Utara Di bawah metode tidak langsung, jumlah arus kas dari aktivitas- aktivitas operasi dihitung sebagai berikut: Ikatan Akuntan Indonesia mempertimbangkan alasan untuk penggunaan kedua metode ini, dan walaupun lebih menyukai kejelasan dari metode langsung. Namun Ikatan Akuntan Indonesia akhirnya mengizinkan penggunaan kedua metode ini dalam penyajian laporan arus kas perusahaan. Pilihan untuk menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung hanya mempengaruhi bagian aktivitas operasi saja. Pada halaman berikut disajikan contoh laporan arus kas perusahaan dengan metode langsung dan metode tidak langsung. + atau – Perubahan-perubahan aktiva lancar bukan kas dan rekening- rekening kewajiban jangka pendek + Beban-beban dan kerugian-kerugian yang tidak mempengaruhi kas. – Pendapatan-pendapatan dan keuntungan-keuntungan yang tidak mempengaruhi kas. = Arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi. Universitas Sumatera Utara PT. ABC Laporan Arus Kas Metode Langsung Tahun yang berakhir 31 Desember 20–2 Dalam Rupiah Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan kas dari pelanggan 30.150 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan 27.600 Kas yang dihasilkan operasi 2.550 Pembayaran bunga 270 Pembayaran pajak penghasilan 900 Arus kas sebelum pos luar biasa 1.380 Hasil dari asuransi karena gempa bumi 180 Arus kas bersih dari aktivitas operasi 1.560 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas Catatan A 550 Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan Catatan B 350 Hasil dari penjualan peralatan 20 Penerimaan bunga 200 Penerimaan dividen 200 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi 480 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham 250 Hasil dari pinjaman jangka panjang 250 Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan 90 Pembayaran dividen 1.200 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan 790 Kenaikan bersih kas dan setara kas 290 Kas dan setara kas pada awal periode Catatan C 120 Kas dan setara kas pada akhir periode 410 Dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi Sumber: PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.20 Universitas Sumatera Utara PT. ABC Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung Tahun yang berakhir 31 Desember 20–2 Dalam Rupiah Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa 3.350 Penyesuaian untuk: Penyusutan 450 Kerugian selisih kurs 40 Penghasilan investasi 500 Beban bunga 400 Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740 Kenaikan piutang dagang dan piutang lain 500 Penurunan persediaan 1.050 Penurunan hutang dagang 1.740 Kas dihasilkan dari operasi 2.550 Pembayaran bunga 270 Pembayaran pajak penghasilan 900 Arus kas sebelum pos luar biasa 1.380 Hasil dari penyelesaian asuransi gempa bumi 180 Arus kas bersih yang digunakan dari aktivitas operasi 1.560 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas Catatan A 550 Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan Catatan B 350 Hasil dari penjualan peralatan 20 Penerimaan bunga 200 Penerimaan dividen 200 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi 480 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham 250 Universitas Sumatera Utara Hasil dari pinjaman jangka panajang 250 Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan 90 Pembayaran dividen 1.200 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan 790 Kenaikan bersih kas dan setara kas 290 Kas dan setara kas pada awal periode Catatan C 120 Kas dan setara kas pada akhir periode 410 Dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi Sumber: PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.21 F. Penyusunan Laporan Arus Kas Tidak seperti laporan keuangan utama lain, laporan arus kas tidak disusun dari neraca percobaan yang disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber: a. Neraca perbandingan memberikan jumlah perubahan dalam aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal ke akhir periode. b. Data perhitungan laba rugi periode berjalan membantu pembaca menentukan jumlah kas yang disediakan atau digunakan selama periode tersebut. c. Data transaksi terpilih dari buku besar memberikan informasi terinci tambahan yang diperlukan untuk menentukan bagaimana kas disediakan atau digunakan selama periode tersebut. Penyusunan laporan arus kas dari sumber-sumber data di atas melibatkan tiga langkah pokok, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandinga. 2. Menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan laba rugi tahun berjalan tetapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih. 3. Menentukan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas. PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004:2.3 menyatakan bahwa: Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. Menurut Kieso 2002:238: Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas, antara lain: 1. Aktivitas operasi operating activity, meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih. 2. Aktivitas investasi investing activity, meliputi pembelian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi baik hutang maupun ekuitas serta property, pabrik, dan peralatan. 3. Aktivitas pembiayaan financing activity, melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik seperti perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya, serta peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya. Universitas Sumatera Utara 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Operating Activity Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Dalam jangka panjang, sebuah perusahaan semestinya menghasilkan arus kas bersih positif dari kegiatan-kegiatan operasinya apabila perusahaan itu ingin tetap berkiprah. Sebuah perusahaan dengan arus kas negatif dari kegiatan-kegiatan usahanya tidak akan sanggup menangguk kas dari sumber-sumber lainnya. Pada intinya, kemampuan sebuah perusahaan untuk mendulang kas melalui aktivitas-aktivitas pendanaan sangatlah tergantung pada kebolehannya dalam menghasilkan kas dari kegiatan-kegiatan usaha normalnya. Soemarso 2005: 321 mengungkapkan bahwa: Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kegiatan usaha perusahaan. Kegiatan usaha utama perusahaan adalah menghasilkan barang jasa dan menjualnya. Kegiatan ini mencakupi penerimaan kas, misalnya penjualan barang jasa secara tunai dan penerimaan piutang. Di samping itu, kegiatan usaha perusahaan juga mencakupi pengeluaran kas, misalnya pembelian bahan secara tunai dan pembayaran hutang usaha. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.4, antara lain sebagai berikut: a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; b. penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain; c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d. pembayaran kas kepada karyawan; Universitas Sumatera Utara e. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya; f. pembayaran kas atau penerimaan kembali restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; g. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. 2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Investing Activity Aktivitas-aktivitas investasi investing activities adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Apabila perusahaan mengeluarkan banyak dana untuk aset produktif, maka perusahaan itu akan mampu bertumbuh. Informasi dalam bagian aktivitas-aktivitas ini membantu para pengambil keputusan untuk memahami apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Arus kas dari aktivitas investasi: Pembayaran kas untuk memperoleh tanah Rp 10.000.000 Contoh-contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.5, antara lain sebagai berikut: a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri; b. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain; c. perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain; Universitas Sumatera Utara d. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan; e. pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan dealing or trading, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Financing Activity Aktivitas-aktivitas pendanaan financing activities adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan maupun kreditor. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Kas yang diterima sebagai investasi pemilik Rp 25.000.000,00 Dikurangi penarikan kas oleh pemilik 2.000.000,00 Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Rp 23.000.000,00 Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 Ikatan Akuntan Indonesia: 2004: 2.5, antara lain sebagai berikut: a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya; b. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan; c. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya; d. pelunasan pinjaman; e. pembayaran kas oleh penyewa guna usaha lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan finance lease. Universitas Sumatera Utara Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang menungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi perusahaan serta terhadap jumlah kas dengan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara ketiga aktivitas tersebut. Dari penjelasan diatas, maka dapat disusun format laporan arus kas secara umum seperti terlihat pada Tabel 2.6 berikut: Tabel 2.5 Format Umum Laporan Arus Kas ====================== Sumber: Skousen 2001: 284 Pola normal arus masuk positif atau arus keluar negatif , kas yang dilaporkan di dalam pernyataan arus kas adalah sebagai berikut: Kas dari aktivitas operasi + Kas dari aktivitas investasi – Kas dari aktivitas pendanaan + atau – Nama Perusahaan Laporan Arus Kas Periode Tercakup Kas yang dihasilkan digunakan untuk: Arus kas dari aktivitas operasi Rp xxx Arus kas dari aktivitas investasi Rp xxx Arus kas dari aktivitas pendanaan Rp xxx Kenaikan penurunan bersih dalam kas Rp xxx Kas pada awal periode Rp xxx Universitas Sumatera Utara Kebanyakan perusahaan menghasilkan arus kas positif dari aktivitas operasi. Pada kenyataannya, arus kas negatif dari aktivitas operasi selama beberapa periode adalah indikator yang pasti dari adanya masalah yang serius. Pada waktu- waktu yang normal, kebanyakan perusahaan menggunakan kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka panjangnya, sehingga kas dari aktivitas investasi biasanya negatif. Sebuah perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjangnya lebih cepat daripada menukarnya dengan yang baru. Tidak ada panduan umum yang bisa dibuat tentang arus kas dari aktivitas pendanaan pada perusahaan sehat, angkanya bisa saja positif atau negatif. Sebagai contoh, arus kas yang positif dari aktivitas pendanaan mungkin merupakan tanda bahwa sebuah perusahaan sedang melakukan ekspansi dengan cepat sehingga tidak dapat menyediakan kas yang cukup untuk itu. Maka, kas tambahan harus ada dari pendanaan. Arus kas negatif dari aktivitas pendanaan bisa saja dilaporkan oleh perusahaan yang sudah mapan yang telah mencapai tahap stabil dan memiliki kelebihan kas dari aktivitas operasi yang bisa digunakan untuk membayar hutang atau membayar dividen tunai yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian