Pembentukan Populasi Baru Optimasi Model Fuzzy Backpropagation Neural Network dengan

103 -0,4147 1,9122 -0,3909 0,4092 -1,1424 -0,6249 -1,1687 0,3926 1,3018 -0,5936 0,4364 -0,5044 0,1021 1,1963 0,1203 -1,0368 -0,8571 -0,1699 -0,1917 -0,8658 0,1807 1,2665 -0,2512 -0,2046 -2,2015 -0,7745 -1,3933 -0,3862 0,5256 1,5233 1,7985 -0,1169 -0,3202 0,8175 0,4902 0,7653 0,7783 -1,4803 0,5404 -0,0915 -0,7603 -0,6936 1,2815 -0,8097 -1,2368

8. Pembentukan Populasi Baru

Setelah langkah-langkah diatas selanjutnya adalah membentuk populasi di generasi selanjutnya. Anak-anak yang terbentuk di proses sebelumnya akan menggantikan posisi induknya di populasi baru di generasi selanjutnya. Individu dengan nilai fitness tertinggi pada generasi sebelumnya juga akan dipertahankan di generasi selanjutnya. Setelah pembentukan populasi baru, dilakukan proses evaluasi fitness hingga mutasi. Proses ini barjalan hingga mencapai jumlah generasi yang ditentukan. Pada penelitian ini dilakukan beberapa percobaan untuk mendapatkan bobot yang optimal. Berikut hasil percobaan yang dilakukan: Tabel 4. 11 Hasil percobaan Algoritma Genetika Percobaan ke- Ukuran populasi Jumlah generasi Nilai fitness 1 25 200 0,1674 2 25 500 0,1703 3 25 1000 0,1679 4 25 2000 0,1724 5 30 200 0,1698 6 30 500 0,1750 7 30 1000 0,1771 8 30 2000 0,1769 9 40 200 0,1698 10 40 500 0,1718 11 40 1000 0,1807 12 40 2000 0,1766 104 dari hasil percobaan tersebut diperoleh nilai fitness yang optimal yaitu 0,1807. Grafik hasil percobaan dengan MATLAB R2013a dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut: Gambar 4. 10 Grafik hasil percobaan algoritma genetika Program MATLAB yang diginakan dapat dilihat pada lampiran 15. Untuk populasi akhir dapat dilihat pada lampiran 16 . Nilai bobot hasil optimasi algoritma genetika dapat dilihat pada lampiran 17. Bobot tersebut kemudian digunakan untuk menghitung nilai MAPE pada data training dan testing. MAPE hasil perhitung terlihat pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4. 12 Perbandingan nilai MAPE Model MAPE output dalam derajat keanggotaan himpunan fuzzy MAPE output dalam bentuk rupiah training testing training testing FBPNN tanpa optimasi dengan Algoritma Genetika 6,0611 5,3052 1,3191 2,3529 FBPNN yang dioptimasi dengan Algoritma Genetika 5,5333 5,0910 1,2399 2,2515 105 Pada tabel 4.12 terlihat bahwa bobot hasil optimasi FBPNN menggunakan Algoritma Genetika memberikan nilai MAPE yang lebih kecil dibanding bobot FBPNN tanpa optimasi dengan Algoritma Genetika. Output dari model FBPNN yang telah dioptimasi dapat dilihat di lampiran 18 output dalam bentuk derajat keanggotaan himpunan fuzzy dan lampiran 19 output dalam bentuk rupiah. Scatterplot nilai kurs asli dan kurs prediksi dari model FBPNN yang telah dioptimasi dengan Algoritma Genetika tersaji dalam gambar berikut: Gambar 4. 11 Scatterpot kurs asli dan peramalan data training 106 Gambar 4. 12 Scatterpot kurs asli dan peramalan data testing Selanjutnya error hasil peramalan akan diuji apakah telah white noise atau belum. Pengujian ini dilakukan dengan melihat plot ACF dan PACF dari error yang dihasilkan dari model FBPNN yang telah dioptimasi dengan Algoritma Genetika pada data training dan testing. Plot ACF dan PACF dari error tersebut tersaji pada gambar berikut: Gambar 4. 13 Plot ACF dari error model FBPNN yang telah dioptimasi dengan Algoritma Genetika 107 Gambar 4. 14 Plot PACF dari error model FBPNN yang telah dioptimasi dengan Algoritma Genetika Dari gambar 4.11 dan gambar 4.12, plot ACF dan PACF terlihat bahwa semua lag berada dalam selang kepercayaan, berarti error bersifat acakrandom. Sehingga model FBPNN yang telah dioptimasi dengan Algoritma Genetika digunakan sebagai model peramalan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

C. Peramalan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika