Menentukan input Model Fuzzy Backpropagation Neural Network untuk Memprediksi Nilai

75 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas proses pemodelan Fuzzy Backpropagation Neural Network untuk memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, proses optimasi model Fuzzy Backpropagation Neural Network menggunakan Algoritma Genetika, hasil optimasi model Fuzzy Backpropagation Neural Network menggunakan Algoritma Genetika, dan hasil prediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menggunakan model Fuzzy Backpropagation Neural Network yang dioptimasi dengan Algoritma Genetika.

A. Model Fuzzy Backpropagation Neural Network untuk Memprediksi Nilai

Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Proses membangun model Fuzzy Backpropagation Neural Network untuk memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan input

Menurut Wutsqa dkk 2014: 79, Pada penelitian peramalan indeks harga konsumen pendidikan, rekreasi, dan olahraga, menggunakan model Feed Forward Neural Network FFNN dengan input berdasarkan plot Autocorrelation Function ACF memberikan hasil yang baik. FFNN adalah salah satu model dari Neural Network dengan arsitektur banyak lapisan. Pada model FFNN tersebut dan model FBPNN pada skripsi ini menggunkan struktur NN yang sama sehingga pada model ini penentuan input dilakukan dengan melihat plot ACF. Penentuan input 76 dilakukan dengan melihat banyaknya lag-lag yang signifikan pada plot ACF. Lag- lag yang signifikan ditunjukkan oleh garis-garis vertikal yang berpotongan dengan garis merah. Plot ACF masing-masing variabel diperoleh menggunakan bantuan software MINITAB 17. Plot ACF masing-masing variabel tersaji dalam gambar 4.1 hingga gambar 4.4 berikut: Gambar 4. 1 Plot ACF kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika periode Januari 2006 sampai Juli 2016 Pada Gambar 4.1 menunjukkan plot ACF dari variabel kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika periode Januari 2006 hingga Juli 2016. Pada plot tersebut menunjukkan bahwa lag-lag yang signifikan yaitu pada lag 1, lag 2, lag 3, lag 4, lag 5, lag 6, lag 7, lag 8, lag 9 dan lag 10. 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag A u to c o rr e la ti o n Autocorrelation Function for kurs Rp with 5 significance limits for the autocorrelations 77 Gambar 4. 2 Plot ACF data inflasi Indonesia periode Januari 2006 hingga Juli 2016 Pada Gambar 4.2 menunjukkan plot ACF dari variabel inflasi di Indonesia periode Januari 2006 hingga Juli 2016. Pada plot tersebut menunjukkan bahwa lag-lag yang signifikan yaitu pada lag 1, lag 2, lag 3, lag 4, dan lag 5. Gambar 4. 3 Plot ACF Jumlah Uang Beredar JUB di Indonesia periode Januari 2006 hingga Juli 2016 Pada Gambar 4.3 menunjukkan plot ACF dari variabel jumlah uang beredar di Indonesia periode Januari 2006 hingga Juli 2016. Pada plot tersebut menunjukkan bahwa lag-lag yang signifikan yaitu pada lag 1, lag 2, lag 3, lag 4, lag 5, lag 6, lag 7, lag 8, lag 9, lag 10 dan lag 11. 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag A u to c o rr e la ti o n Autocorrelation Function for inflasi with 5 significance limits for the autocorrelations 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag A u to c o rr e la ti o n Autocorrelation Function for JUB triliun with 5 significance limits for the autocorrelations 78 Gambar 4. 4 Plot ACF tingkat Suku Bunga Indonesia SBI periode Januari 2006 hingga Juli 2016 Pada Gambar 4.4 menunjukkan plot ACF dari variabel tingkat Suku Bunga Indonesia periode Januari 2006 hingga Juli 2016. Pada plot tersebut menunjukkan bahwa lag-lag yang signifikan yaitu pada lag 1, lag 2, lag 3, lag 4, lag 5, lag 6, dan lag 7. Dari plot ACF masing-masing variabel maka diperoleh 33 variabel input sebagai berikut: 1 X 1 : kurs lag ke 1 = data kurs ke t-1 2 X 2 : kurs lag ke 2 = data kurs ke t-2 3 X 3 : kurs lag ke 3 = data kurs ke t-3 4 X 4 : kurs lag ke 4 = data kurs ke t-4 5 X 5 : kurs lag ke 5 = data kurs ke t-5 6 X 6 : kurs lag ke 6 = data kurs ke t-6 7 X 7 : kurs lag ke 7 = data kurs ke t-7 8 X 8 : kurs lag ke 8 = data kurs ke t-8 9 X 9 : kurs lag ke 9 = data kurs ke t-9 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag A u to c o rr e la ti o n Autocorrelation Function for SBI with 5 significance limits for the autocorrelations 79 10 X 10 : kurs lag ke 10 = data kurs ke t-10 11 X 11 : inflasi lag ke 1 = data inflasi ke t-1 12 X 12 : inflasi lag ke 2 = data inflasi ke t-2 13 X 13 : inflasi lag ke 3 = data inflasi ke t-3 14 X 14 : inflasi lag ke 4 = data inflasi ke t-4 15 X 15 : inflasi lag ke 5 = data inflasi ke t-5 16 X 16 : JUB lag ke 1 = data JUB ke t-1 17 X 17 : JUB lag ke 2 = data JUB ke t-2 18 X 18 : JUB lag ke 3 = data JUB ke t-3 19 X 19 : JUB lag ke 4 = data JUB ke t-4 20 X 20 : JUB lag ke 5 = data JUB ke t-5 21 X 21 : JUB lag ke 6 = data JUB ke t-6 22 X 22 : JUB lag ke 7 = data JUB ke t-7 23 X 23 : JUB lag ke 8 = data JUB ke t-8 24 X 24 : JUB lag ke 9 = data JUB ke t-9 25 X 25 : JUB lag ke 10 = data JUB ke t-10 26 X 26 : JUB lag ke 11 = data JUB ke t-11 27 X 27 : SBI lag ke 1 = data SBI ke t-1 28 X 28 : SBI lag ke 2 = data SBI ke t-2 29 X 29 : SBI lag ke 3 = data SBI ke t-3 30 X 30 : SBI lag ke 4 = data SBI ke t-4 31 X 31 : SBI lag ke 5 = data SBI ke t-5 32 X 32 : SBI lag ke 6 = data SBI ke t-6 80 33 X 33 : SBI lag ke 7= data SBI ke t-7 Dengan variabel outputtargetnya adalah Y t = data kurs ke-t. Dimana t adalah waktu pengamatan. Pada penelitian ini data yang digunakan sebanyak 127 pengamatan lampiran 1, sehingga t dimulai pada pengamatan ke 12 hingga ke 127 116 pengamatan.

2. Pembagian data