Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Definisi Operasional

dengan lingkungan. Usaha untuk mengatur tuntutan tersebut meliputi usaha menurunkan, meminimalkan dan juga menahan. Lebih lanjut Foklman mengemukanan bahwa melalui coping dapat diketahui bagaimana individu beradaptasi dengan stress dan bagaimana cara individu tersebut mengendalikan dirinya sendiri Strategi Coping yang dilakukan ibu hamil dapat dilakukan melalui dua faktor yaitu faktor dari dalam diri sendiri dan faktor dari luar diri. Faktor dari dalam diri dapat dilakukan seperti latihan relaksasi, istirahat yang cukup serta tidak lupa rutin kontrol ke bidan. Sedangkan faktor dari luar yaitu dukungan sosial, jika ibu hamil di sertai dengan kesadaran bahwa bayinya itu didambakan oleh dirinya maupun suaminya maka akan disambut dengan gembira , demikian pula dengan lingkungan keluarga dan sahabat yang lebih luas memberi dukungan sosial yang ideal. Hasil penelitian Sijangga 2010 menunjukan startegi coping dapat meminimalkan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahi hubungan karateristik strategi coping dengan kecemasan dalam persalinan pada ibu bersalin primipara.

B. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan startegi coping dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin primipara?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan strategi copin gdengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui strategi coping pada ibu bersalin primipara di rumah bersalin Delima b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu bersalin primipara di rumah bersalin Delima

D. Manfaat Penelitian

1. Instantsi pelayanan kesehatan Bagi instansi pelayanan kesehatan untuk dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan terutama pada ibu bersalin 2. Instansi pendidikan Bagi instansi pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara sebagai bahan referensi kepustakaan. 3. Peneliti selanjutnya untuk menjadi refensi dalam penelitian lebih lanjut tentang tingkat kecemasan ibu bersalin, Universitas Sumatera Utara 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian kecemasan

Menurut Stuard dan Laraia 2001 bahwa kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekewatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berbahaya. Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb 1994, kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti hidup. Menurut Barlow 2006 dan Wyllistik noerma sijingga 2010 kecemasan merupakan keadaan suasana perasaan yang ditandai oleh gejala- gejala seperti ketegangan fisik dan kekewatiran tentang masa depan. Kecemasan bisa terjadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, atau merupakan fisiologis yang bersumber di otak dan tercermin dalam bentuk denyut jantung yang meningkatkan otot yang menegang. 2. Bentuk- bentuk kecemasan Menurut Freud dalam suryabrata, 1982 terdapat tiga macam kecemasan dari dalam jurnal Wyllistik noerma sijingga 2010 , yaitu : a. Kecemasan realistis Kecemasan yang realistis atau rasa takut bahaya- bahaya dari luar. Kedua kecemasan yang lain berasal dari kecemasan dari realistis ini. Universitas Sumatera Utara b. Kecemasan neurotis Kecemasan apabila instink – instink tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum. Kecemasan ini sebenarnya mempunyai dasar dalam realitas, karena dunia sebagaimana diwakili oleh orang yang memegang kekuasaan Contoh : kleptomania. c. Kecemasan moral Kecemasan moral merupakan kecemasan kata hati. Orang yang super egonya berkembang dengan baik cenderung akan merasa apabila melakukan atau bahkan berfikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma – norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalami perbuat realistas, karena di masa yang lamapau orang mendapakan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral, dan mungkin akan dapat hukuman lagi, contoh: aborsi

3. Tingkat – tingkat kecemasan

Menurut Peplau dalam Siswati et al.., 2009, hak al. 44 ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu : a. Kecemasan Ringan Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari- hari. Individu masih waspada serta lapangan persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasikan individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah serta efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Cth Universitas Sumatera Utara • Seseorang yang mengahadapi ujian akhir • Pasangan dewasa yang yang akan memasuki jenjeng pernikahan Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. b. Kecemasan Sedang Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Contahnya : • Pasangan suami- istri yang meghadapi kelahiran bayi pertama dengan resiko tinggi • Keluarga yang menghadapi perpecahan berantakan • Individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan c. Kecemasan Berat Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal- hal lain. Seluruh prilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasn dan perlu banyak perintah arhan untuk terfokus pada ara lain. Contohnya : • Individu yang mengalami kehilangan harta benda d an orang yng dicintai karena bencana alam • Individu dalam penyanderaan Panik Sedang Berat Ringan Antisipasi Respon Maladaptif Respon adaptif Universitas Sumatera Utara 4. Gejala-gejala kecemasan pada ibu bersalin a. Gejala kecemasan ringan 1. Takut tertular cacar air yaitu agar waspada agar tidak mudah tertular pada usia kehamilan 20 minggu, tak ada resiko pada bayi. 2. Bayi tidak bergerak yaitu bayi juga butuh istirahat tidak selalu bergerak.selain itu gerakan bayijuga sering tidak terasa jika di dalam perut dikelilingi oleh banyak air ketuban. 3. Keluar cairan dari vagina yaitu hal ini normal, bukan petanda infeksi yang berakibatburuk pada bayi. 4. Sakit perut bawah yaitu rasa nyeri dan sakit perut di bagian bawah, terutama pada anak pertama b. Gejala kecemasan berat 1. Kecemasan fisik buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung 2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetaran, mudah tergenggu dan lesu 3. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari,tidur tidak pulas dan mimpi buruk 4. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, c. Gejala Kecemasan sedang

5. Gejela Kecemasan

Menurut Hawari 2004,hal 66 keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang memahami gangguan kecemasan, antara lain : Universitas Sumatera Utara a. Cemas,khawatir, firasat buruk, takut akan fikiranya sendiri, mudah tersinggung b. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. e. Gangguan konsenterasi dan daya ingat f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada oto dan tulang, pendengaran berdeging tinnitus, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan perkemihan, sakit kepala, dan sebagainya

6. Aspek- aspek kecemasan

Menurut Daradjat 1990 dalam Wyllistik Noerma Sijingga 2010 asprk- aspek masan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu : a. Fisiologis Bentuk reaksi fisiologis berupa detak jantung meningkat, pencernakaan tidak teratur , keringat yang berlebihan, ujung- ujung jari terasa dingin, sering buang air kecil, dll. b. Psikologis Pada aspek psikologis, kecmasan dapat dibagi menjadi 2 bentuk : 1. Aspek kognitif Termaksud dalam aspek ini adalah tidak mampu memusatkan perhatian. 2. Aspek efektif Termaksud dalam aspek ini antara lain, takut, merasa akan ditimpa bahaya, kurang mampu memusatkan perhatian, kurang percaya diri, ingin lari dari kenyataan. Universitas Sumatera Utara

7. Kecemasan dalam menggadapi persalinan

Kartono 1992,hal.84-85 mengutarkan kehamilan mengandung risiko mempertaruhkan jiwa dan raga, khususnya pada saat melahirkan bayinya. Karena itu kehamilan dan melahirkan bayi merupakan perjuangan yang cukup berat bagi setiap wanita, yang tidak luput dari rasa ketakutan dan kesakitan . B. Strategi Coping 1.Pengertian Strategi Copping Menurut Taylor 2009 coping didefenisikan sebagai pikiran dan prilaku yang di gunakan untuk mengatur tuntunan internal maupun eksternal bdari situasi yang menekan.Sedangkan menurut Stone dan Neale dalam Folkan dkk,1986 berpendapat bahwa strategi copping merupakan tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah atau tekanan.Lazarus 1985 mengartikan perilaku coping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Strategi coping didefenisikan secara terperinci oleh folkman 1984 sebagai bentuk usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengatur tuntunan internal dan eksternal yang timbul dari hubungan individu dengan lingkungan, yang dianggap mengganggu batas-batas yang dimiliki oleh individu tersebut. Coping yang atau perilaku yang timbul dari hubungan individu dan lingkungan, khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan. Breakwell dalam Folkman dkk, 1986 menyatakan bahwa coping merupakan segala pikiran yang berhasil mengurangi atau menghilangkan ancaman, baik secara Universitas Sumatera Utara sadar dikenal oleh individu maupun tidak. Jadi individu dapat disebut melakukan coping meskipun individu tersebut tidak menyadari atau tidak mau mengakuinya. Coney,dkk 19810 menyatakan bahwa coping merupakan usaha-usaha baik kognitif maupun perilaku yang bertujuan untuk menggelola tuntunan lingkungan dan internal, serta mengelola konflik- konflik yang mempengaruhi individu melalui kapasitas individu. Jadi, coyne, Dkk 1981 berpendapat bahwa perilaku individu dapat dikategorikan sebagai perilaku coping hanya jika konflik atau stressor yang dihadapinya sudah melampaui kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut untuk menghadapi permasalahan Selain itu Coyne dan Lazarus Folkman,1984 menambahkan tujuan perilaku coping adalahuntuk mengurangi kondisi lingkungan yang menyakitkan, menyesuaikan dengan peristiwa- peristiwa atau kenyataan- kenyataan yang negative, mempertahankan keseimbangan emosi, mempertahankan self image yang positif, serta untuk meneruskan hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Berdasarkan sejumlah pendapat peneliti dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi coping yang dikemukakan oleh para ahli sangat bervariasi. Namun pada intinya strategi coping merupakan aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan oleh individu dalam bentuk kognitif dan perilaku baik disadari atau tidak disadari maupun oleh individu tersebut, yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman-ancaman yang timbul oleh masalah internal maupun eksternal dan menyesuaikan dengan kenyataan negatif, mempertahankan keseimbangan emosi dan self image positif. Universitas Sumatera Utara

2. Bentuk- bentuk Strategi Coping

Lazarus dan Folkman 1984 mengklasifikasikan strategi coping yang digunakan menjadi dua, yaitu : a. Problem focused coping PFC Problem focused coping PFC merupakan strategi coping untuk menghadapi masalah secara langsung melalu tidakan yang ditunjukan untuk menghilangkan atau mrngubah sumber- sumber stress. Bentuk- bentuk strategi coping adalah : 1. Countiousness Kehati-hatian yaitu individu berfikir dan mampu mempertimbangkan beberapa pemecahan masalah serta mengevaluasi strategi-strategi yang pernah dilakukan sebelumnya atau meminta pendapat orang lain. 2. Instrumental action yaitu usaha- usaha langsung individu dalam menemukan solusi permasalahannya serta menyusun langkah- langkah yang akan dilakukan. 3. Negosiasi, merupakan salah satu titik dalam PFC yang diarahkan langsung kepada orang lain atau mengubah pikiran orang lain demi mendapatkan hal yang positif dari situasi yang problematic tersebut. Menurut Lazarus Folkman 1984, dalam melakukan koping, ada dua strategi yang bias dilakukan. Problem focused coping, yaitu usaha mengatasi stress dengan cara mengatur atau mengubah masah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya menyebabkan terjadinya tekanan. Problem focused coping ditunjukan dengan mengurangi demands dari situasi yang penuh dengan stress atau memperluas sumber untuk mengatasinya. Seseorang cendrung menggunakan metode Problem focused coping apabila mereka Universitas Sumatera Utara percaya bahwa sumber atau demands dari situasinya dapat diubah. Strategi yang dapat dipakai dalam Problem focused coping antara lain sebagai berikut. a. Confrontative coping : usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko. b. Seeking social support : usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain. c. Planful problem solving : usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menakan dengan cara yang hati- hati, bertahap, dan analitis. b. Emotion focused coping Emotion focused coping, yaitu usaha mengatsi stress dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan. Emotional focused coping ditunjukan untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi stress. Seseorang dapat mengatur respon emosionalnya melalui pendekatan perilaku dan kognitif. Strategi yang digunakan dalam emotional focused coping antara lain sebagai berikut. a. Self-control : usaha mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan b. Distancing : usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa- apa atau menciptakan pandangan- pandangan yang positif, seperti menganggap masalah sebagai lelucon. c. Positive reappraisal : usaha mencarik makna positif dari permasalahan dengan berfokus pada pengembangan diri, biasanya juga mengakibatkan hal-hal yang bersifat religus. Universitas Sumatera Utara d. Accepting responsibility : usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. e. Escape avoidance : usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makanan,minuma, merokok, ataupun menggunakan obat- obatan. Individu cendrung untuk menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut mereka dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cendrung menggunakan emotion-focused coping dalam menghadapi masalah- masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol Lazarus dan Flokman,1984

3. Aspek- aspek strategi coping

Carver, dkk 1989 dalam dalam jurnal yang di buat oleh Wyllistik noerma sijingga 2010, menyebutkan aspek- aspek strategi coping antara lain : a. Keaktifan diri, suatu tindakan untuk mencoba menghilangkan atau mengelabui. penyebab stress atau memperbaiki akibatnya dengan cara langsung. b. Perencanaan, memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres antara lain dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan tentang langkah upaya yang perlu diambil dan menangani suatu masalah. c. Control diri, individu membatasi keterlibatanya dalam aktifitas kompetisi atau persaigan dan bertindak terburu- buru. d. Mencari dukungan sosial yang bersifat instrumental, yaitu sebagai nasehat, bantuan atau informasi e. Mencari dukungan sosial yang bersifat emosional, yaitu melalui dukungan moral, simpati atau pengertian. Universitas Sumatera Utara f. Penerimaan, sesuatu yang penuh dengan stress dan keadaan yang memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut. g. Religiusitas, sikap individu menenangkan dan menyelesaikan masalah secara keagamaan.

4. Karateristik mekanisme coping

a. Koping jangka pendek Karateristik coping jangka pendek • Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari kretaifitasnya. Misalnya , menonton televise, kerja keras, olaraga berat Suliswati, 2005 • Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan sosial, politik, agama. • Aktifitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri misalnya, aktifitas yang berkompetensi yaitu pencampaian akademik atau olaraga. • Aktifitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya penyalagunaan zat. b. Jangka panjang • Penutupan identittas merupakan adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi individu • Identitas negative merupakan asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan harapan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 16

BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konseptual untuk penelitian yang berjudul hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara terdiri dari variable bebas variable independent yaitu strategi coping, variable dependent yaitu kecemasan ibu bersalin. Untuk itu kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema dibawah ini: Variabel independen Variabel dependen Skema 3.1 Kerangka Konsep Tingkat Kecemasan pada Ibu Brsalin Strategi Coping Universitas Sumatera Utara B.Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara, patokan duga atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian Notoatmodjo, 2002. “Ada hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara” Universitas Sumatera Utara

C. Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala 1. 2. Variabel Independen: Strategi Coping Variabel Dependen : kecemasan pada ibu bersalin Bentuk usaha kognitif dan perilaku ibu bersalin menghadapi masalah kecemasan pada saat bersalin. Yakni : 1.problem focused coping PFC yakni : • Countionusnees kehati-hatian • Instrumental action • Negoisasi 2.emotion focused coping yakni : • Self-control • Distancing • Positive reappraisal • Accepting responsibility • Escapeavoida nce Merupakan keadaan suasana perasaan dan kekwatiran tentang persalinan yakni persaan takut, gemetaran,dan keringat dingin dll. Kuesioner Kuesioner Checklist Checklis 1.Baik bila menjawab 15-20 2. Cukup bila menjawab 8-14 3. Kurang bila menjawab 1- 7 1.kecemsan ringan 14-20 2. kecemasan sedang 21-27 3.kecemasa n berat 42-56 Nominal Nominal Universitas Sumatera Utara 19

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi.

1 48 100

Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna

12 53 80

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kalsium pada saat hamil di Klinik Bersalin Delima Medan

16 84 56

Hubungan Faktor Komitmen Rumah Sakit Dan Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Tingkat Keberhasilan

0 15 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PARITAS, DAN USIA IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RUMAH SAKIT BERSALIN PEMERINTAH KOTA MALANG

0 5 31

53 EFEKTIVITAS ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA

0 0 10

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN KALA I DI RUMAH BERSALIN WILAYAH KOTA UNGARAN

0 0 5

HUBUNGAN PEMBERIAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DENGAN SECTIO CAESARIA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PEMBERIAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DENGAN SECTIO

1 2 9

HUBUNGAN DUKUNGAN INFORMATIF BIDAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN INFORMATIF BIDAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAK

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Kala I di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta - DIGILIB UNISAY

0 0 11