Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna

(1)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIPARA DAN

MULTIPARA DALAM MENGHADAPI PROSES

PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN BERSALIN MARIANI

DAN RISNA

SKRIPSI

Oleh

Astika Handayani 061101077

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesakan skripsi yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna”. Skripsi ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir dan mendapatkan gelar sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut: 1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberi saran dan masukan berharga selama penulis menyusun skripsi ini.

4. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Dosen Penguji I. 5. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns selaku Dosen Penguji II.

6. Seluruh dosen dan staf administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(4)

7. Ibu Hj. Mariani selaku Kepala Klinik Bersalin Mariani dan Ibu Risna Lingga selaku Kepala Klinik Bersalin Risna yang telah memberikan izin penelitian dan pengambilan data kepada penulis.

8. Kedua orangtuaku, Ayahanda Suyahman dan Ibunda Sulastri serta adik-adikku Kiki Anggriyani dan Tri Ade Tiya atas segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materil serta doa yang selalu tercurahkan untuk ananda sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Sahabat-sahabatku tercinta, Elis, Firda, Anggi yang telah memberi bantuan, motivasi, canda tawa dan kebersamaan selama ini serta sebagai teman seperjuangan dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Teman-teman F.Kep angkatan 2006 atas bantuan dan perhatiannya selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis, Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan profesi keperawatan.

Medan, Juni 2009

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Halaman Pengesahan ...ii

Prakata ...iii

Daftar Isi ...v

Daftar Tabel ...vii

Daftar Skema...viii

Abstrak ...ix

BAB 1. Pendahuluan ...1

1. Latar Belakang ...1

2. Pertanyaan Penelitian...4

3. Tujuan Penelitian ...5

4. Manfaat Penelitian ...5

BAB 2. Tinjauan Pustaka ...6

1. Konsep Persalinan ...6

1.1. Pengertian Persalinan ...6

1.2. Faktor-faktor Persalinan ...6

1.3. Tahapan Persalinan ...9

2. Konsep Kecemasan...13

2.1. Pengertian Kecemasan ...13

2.2. Penyebab Kecemasan ...13

2.3. Gejala Kecemasan ...14

2.4. Tingkat Kecemasan ...15

3. Konsep Kecemasan pada Proses Persalinan ...16

3.1. Kecemasan pada Proses Persalinan ...16

3.2. Penyebab Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan ...17

3.2. Kecemasan pada Primipara dan Multipara ...19

BAB 3. Kerangka Penelitian ...22

1. Kerangka Konseptual...22

2. Defenisi Operasional ...23

BAB 4. Metodologi Penelitian...27

1. Desain Penelitian ...27

2. Populasi dan Sampel ...27

2.1. Populasi ...27

2.2. Sampel ...28

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...29

4. Pertimbangan Etik ...29


(6)

5.1. Kuesioner Penelitian ...30

5.2. Uji Validitas dan Reabilitas ...30

6. Pengumpulan Data ...31

7. Analisa Data ...32

BAB 5. Hasil dan Pembahasan ...33

1. Hasil Penelitian ...33

1.1. Karakreristik Responden ...33

1.2. Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan ...35

2. Pembahasan ...36

2.1. Karakteristik Ibu Primipara dan Multipara ...36

2.2. Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dalam Menghadapi Proses Persalinan ...40

2.3. Tingkat Kecemasan Ibu Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan ...42

2.4. Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan ...44

BAB 6. Kesimpulan dan Saran ...46

1. Kesimpulan ...46

2. Saran ...47

Daftar Pustaka ...50

Lampiran-lampiran ...51

1. Lembar Persetujuan Responden ...51

2. Jadwal Tentatif Penelitian ...52

3. Taksasi Dana ...53

4. Instumen Penelitian ...54

5. Reliabilitas ...58

6. Hasil Analisa Data ...60


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian...23 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Ibu Primipara dan Multipara ...32 Tabel 3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan...35


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konseptual Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan ...22


(9)

Judul : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna

Nama Mahasiswa : Astika Handayani

NIM : 061101077

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

Abstrak

Kecemasan merupakan perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Semua wanita yang mau melahirkan baik primipara maupun multipara mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan dalam menghadapi persalinan. Beberapa wanita akan menyambut kelahiran anaknya dengan gembira. Di samping itu, ada yang menyambutnya dengan rasa cemas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Desain penelitian adalah deskriptif. Jumlah populasi sebanyak 48 orang. Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden yaitu 21 ibu primipara dan 21 ibu multipara. Alat pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi proses persalinan dan ibu multipara mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi proses persalinan. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Disamping itu, diharapkan pelayanan kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu primipara dan multipara tentang proses persalinan tersebut sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan.


(10)

Judul : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna

Nama Mahasiswa : Astika Handayani

NIM : 061101077

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2010

Abstrak

Kecemasan merupakan perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Semua wanita yang mau melahirkan baik primipara maupun multipara mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan dalam menghadapi persalinan. Beberapa wanita akan menyambut kelahiran anaknya dengan gembira. Di samping itu, ada yang menyambutnya dengan rasa cemas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Desain penelitian adalah deskriptif. Jumlah populasi sebanyak 48 orang. Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden yaitu 21 ibu primipara dan 21 ibu multipara. Alat pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi proses persalinan dan ibu multipara mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi proses persalinan. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Disamping itu, diharapkan pelayanan kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu primipara dan multipara tentang proses persalinan tersebut sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi

wanita dan keluarganya (Bobak, 2004). Lancar atau tidaknya proses kelahiran itu banyak tergantung pada kondisi biologis, khususnya kondisi wanita yang bersangkutan. Namun, hampir semua tingkah laku manusia (terutama yang disadari) dan proses biologisnya dipengaruhi oleh proses psikis. Maka, dapat dimengerti bahwa membesarnya janin dalam kandungan itu mengakibatkan calon ibu yang bersangkutan mudah capai, tidak nyaman badan, tidak bisa tidur enak dan sering mendapat kesulitan dalam bernafas. Semua pengalaman tersebut mengakibatkan timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan, konflik-konflik batin dan psikis lainnya. Semua keresahan hati serta konflik-konflik batin menjadi akut dan intensif seiiring dengan bertambahnya beban jasmaniah selama kehamilan, lebih-lebih pada saat mendekati kelahiran bayinya (Kartono, 1992).

Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu, banyak calon ibu menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal (Admin, 2009). Ketakutan atau


(12)

kecemasan juga menyebabkan wanita mengartikan ucapan pemberi perawatan ataupun kejadian persalinan secara pesimistik atau negatif (Simkin, 2005).

Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan (Purba dkk., 2008). Kekhawatiran ibu hamil berasal dari tidak adanya bayangan mengenai apa yang akan terjadi saat bersalin nanti. Sekitar 12-16 jam ibu harus menahan rasa sakit yang lama-kelamaan makin meningkat. Ketidaknyamanan sebelumnya, ditambah rasa sakit saat kontraksi, bisa membuat ibu sangat khawatir. Ibu menjadi panik ketika menghadapi rasa sakit sehingga tidak bisa menahan rasa sakitnya. Padahal, yang dibutuhkan saat itu adalah hormone endorphin untuk menetralkan rasa sakit dan oksitosin untuk memperkuat kontraksi yang muncul saat relaks (Amalia, 2009).

Kekhawatiran yang berlebihan juga bisa membuat otot-otot, termasuk otot di jalan lahir bekerja berlawanan arah karena dilawan oleh ibu yang kesakitan. Akibatnya, jalan lahir menyempit dan proses persalinan berjalan lebih lama dan sangat menyakitkan. Bahkan bisa sampai terhenti (Amalia, 2009).

Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama hamil (Lestiningsih, 2006). Kecemasan ini dapat di alami oleh ibu baik ibu primipara maupun multipara. Ibu primipara merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Sedangkan ibu multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (Mochtar, 1998). Calon ibu yang mengandung anak pertama biasanya


(13)

mengalami perasaan cemas dan semakin meningkat saat usia kehamilan makin bertambah dan mendekati proses persalinan (Amalia, 2009).

Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu, seperti takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Apalagi jika persalinan pertama, selain ibu hamil tidak lepas dari rasa khawatir, calon ibu tidak tahu apa yang akan terjadi saat persalinan nanti (Amalia, 2009). Ibu multipara juga mengalami kecemasan akibat dari permasalahan terhadap kelahiran yang terjadi sebelumnya seperti seorang wanita yang pernah mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan akan menjadi sangat cemas mengenai apakah mereka akan mampu mempertahankan kehamilannya kali ini, wanita yang pernah mengalami keguguran akan terus-menerus ketakutan sampai usia kehamilannya melewati tanggal dimana sebelumnya mereka kehilangan bayi serta wanita yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal atau mengalami kelainan. Namun, beberapa wanita lainnya tetap tenang dan percaya diri (Nolan, 2003).

Semakin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan (Kartono, 1992). Sjongren (1997, dikutip dari Simamora, 2008), dalam penelitian yang dilakukan terhadap 100 wanita hamil di Stockholm tentang alasan kecemasan wanita hamil tentang melahirkan, diperoleh bahwa 73% disebabkan karena kurang percaya dengan tenaga medis yang akan menolong melahirkan, 65% takut ketidakmampuannnya untuk melahirkan, 55% takut akan kematiannya, kematian


(14)

bayinya, atau keduanya, 44% tidak mampu mentoleransi nyeri persalinan dan 43% kehilangan kontrol diri.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Klinik Bersalin Mariani dan Klinik Bersalin Risna maka dapat diketahui bahwa ibu yang melahirkan di Klinik Bersalin Mariani dalam satu bulan terakhir yaitu bulan september 2009, berjumlah 28 orang dengan ibu primipara berjumlah 5 orang dan ibu multipara berjumlah 23 orang. Sedangkan, pada Klinik Bersalin Risna, ibu yang melahirkan berjumlah 20 orang, dengan ibu primipara berjumlah 10 orang dan ibu multipara berjumlah 10 orang. Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada beberapa ibu yang mau melahirkan di klinik tersebut, ibu mengatakan cemas dan khawatir dalam menghadapi persalinan. Mereka takut apakah persalinan dapat berjalan dengan lancar atau tidak dan apakah bayi mereka dapat lahir dengan sehat. Namun, berat ringannya tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara tersebut belum diketahui. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Klinik Bersalin Risna”.

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka pertanyaan yang timbul adalah :

2.1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dalam menghadapi proses persalinan?

2.2. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan ibu multipara dalam menghadapi proses persalinan?


(15)

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

3.1. Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dalam menghadapi proses persalinan.

3.2. Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan ibu multipara dalam menghadapi proses persalinan.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat kepada berbagai pihak yaitu :

4.1. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar dalam melakukan intervensi pada klien khususnya bagi ibu-ibu primipara dan multipara yang mengalami kecemasan saat menghadapi proses persalinan. 4.2. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi pengembangan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan.

4.3. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi peserta didik di institusi pendidikan keperawatan tentang kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Persalinan

1.1. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu, janin yang viable, plasenta, dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim (Farrer, 1999). Sedangkan, menurut Mochtar (1998), persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

1.2. Faktor-faktor Persalinan

Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah:

1. Power: kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunteer dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan atau meneran. Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara waktu. Kontraksi ini terjadi diluar sadar (involunter), dibawah pengendalian sistem saraf simpatik dan secara tidak langsung mungkin dipengaruhi sistem endokrin. Kontraksi uterus yang kuat, seperti


(17)

pada bagian akhir kala satu persalinan, akan memberikan tekanan intrauteri sebesar 45 mmHg.

Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadinya kontraksi. Serabut otot tidak mengadakan relaksasi penuh pada akhir kontraksi, tetapi akan mempertahankan sebagian gerakan memendek dan menebal tersebut. Sebagai akibat dari retraksi, segmen atas dinding uterus secara berangsur-angsur menjadi lebih pendek serta lebih tebal dan kavum uteri menjadi lebih kecil. Sementara itu, otot-otot segmen atas yang mengadakan kontraksi dan retraksi menyebabkan serabut-serabut segmen bawah yang memiliki fungsi khusus serta serviks tertarik ke atas dan ke luar sehingga terjadi penipisan (effacement) serta dilatasi serviks.

Tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala dua persalinan. Tenaga ini dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasikan oleh otot-otot volunteer ibu. Diafragma dibuat kaku oleh dada yang diisi udara dan glottis yang ditutup untuk menahan tekanan rongga dada. Otot-otot dinding abdomen dipertahankan dengan kuat. Kedua keadaan ini akan melipatgandakan tekanan pada janin dan mengurangi ruangan di dalam rongga abdomen sehingga janin terdorong ke bawah ke bagian yang tahanannya paling rendah dan akhirnya lintasan keluar melalui pelvis ke vagina (Farrer, 1999).

2. Passage (jalan lahir): bagian tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul. Janin harus berjalan lewat rongga panggul, serviks dan vagina sebelum dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula


(18)

tahanan dan resistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya (Farrer 1999).

3. Passenger: terutama janin (secara khusus, bagian kepala janin) plus plasenta, selaput dan cairan ketuban/amnion. Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin, dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin. Ukuran kepala lebih lebar daripada bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi. Sembilan puluh enam persen bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama (Farrer, 1999).

4. Psikologis : Ketidaktahuan terhadap proses persalinan menyebabkan ketakutan yang sangat mempengaruhi proses kelahiran. Ketakutan menyebabkan kegelisahan dan respons endokrin yang menyebabkan retensi natrium, ekskresi kalium, dan penurunan glukosa yang dibutuhkan oleh kontraksi uterus. Respon-respon ini juga menyebabkan disekresinya epinefrin, yang menghambat aktivitas miometrial, dan melepaskan norepinefrin yang menyebabkan atau tak terkoordinasinya aktivitas uterus. Peningkatan distress fisik dan inefektif persalinan lebih menyebabkan ketakutan dan rasa tidak nyaman (Hamilton, 1995). Psikologis meliputi psikologis ibu, emosi, persiapan intelektual, pengalaman sebelumnya, kebiasaan adat dan dan dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu (Aprilia, 2009).

5. Penolong : Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan (Aprilia, 2009).


(19)

1.3. Tahapan Persalinan

Menurut Simkin (2007), persalinan dibagi menjadi tahapan yang berbeda-beda menurut perubahan fisiologis yang terjadi.

1. Prapersalinan (kontraksi belum berkembang)

Menyebabkan pematangan, pendataran, dan gerak ke depan dari leher rahim, berakhir saat kontraksi berkembang (menjadi lebih panjang dan lebih dekat jaraknya).

2. Kala satu (dilatasi) dimulai dengan berkembangnya kontraksi dan berakhir saat leher rahim membuka penuh. Saat persalinan sudah dimulai, kontraksi akan berkembang dan leher rahim melebar. Pada kala satu persalinan, normalnya berlangsung antara dua sampai dua puluh empat jam. Lama rata-rata dari kala untuk primipara adalah dua belas dan setengah jam, untuk multipara adalah tujuh jam dan dua puluh menit. Persalinan pertama umumnya lebih lama dari persalinan berikutnya.

Kala satu persalinan dibagi menjadi tiga fase: laten, aktif dan transisi. Fase-fase ini menjadi makin singkat dan intensif sewaktu persalinan makin berkembang.

a) Tahap laten

Tahap laten merupakan tahap yang paling panjang dari kala satu, dimana kontraksi singkat, tidak begitu kuat, dan jaraknya panjang dibanding selama tahap berikutnya. Selama tahap ini, leher rahim akan menipis dan melebar kira-kira 4 cm.


(20)

b) Tahap aktif

Saat tahap laten mendekati akhir, pola persalinan akan berubah. Kontraksi menjadi lebih sakit, sulit ditahan, dan berlangsung selama satu menit atau lebih dengan jarak semakin dekat, tiga sampai lima menit. Saat masuk tahap aktif, dilatasi biasanya terjadi makin cepat dan mendapatkan dilatasi lebih besar dari setiap kontraksi yang kuat dan nyeri.

c) Tahap transisi

Tahap peralihan mewakili puncak dari kesulitan dalam persalinan, tidak saja karena rasa sakitnya lebih hebat, tetapi karena pada saat ini kontraksi menjadi semakin lama dan semakin dekat jaraknya, selain tekanan pada panggul yang semakin kuat dan tanda-tanda fisik atau emosional yang semakin intensif. Kontraksi dapat berlangsung selama 90-120 detik dengan waktu istirahat hanya 30 detik.

3. Kala dua (turun dan lahir) dimulai saat leher rahim membuka penuh dan berakhir saat bayi lahir. Sesudah pembukaan sempurna dan tahap peralihan berakhir, kala dua persalinan akan dimulai. Serangkaian peristiwa yang baru akan dimulai: bayi perlahan-lahan meninggalkan rahim, berotasi di dalam panggul, turun melalui vagina, dan lahir.

Kala dua berlangsung selama lima belas menit sampai lebih dari tiga jam. Untuk primigravida, waktu rata-ratanya adalah satu setengah jam


(21)

sampai dua jam. Kala dua untuk multigravida biasanya lebih cepat dari kelahiran anak pertamanya.

Kala dua dapat dibagi menjadi tiga tahap: tahap laten (istirahat), tahap aktif (penurunan), dan peralihan (penipisan dan pelahiran). Semangat yang tinggi, sedikit rasa nyeri, dan perkembangan perlahan merupakan karakterisitik dari tahap laten pada kala satu maupun kala dua. Tahap aktif ditandai dengan kontraksi yang intensif dan perkembangan yang baik. Sementara tahap peralihan baik untuk kala satu maupun dua ditandai dengan sensasi yang kuat dan kebingungan mengenai apa yang harus dilakukan.

a. Tahap laten (istirahat)

Tahap laten (istirahat) dari kala dua ditandai dengan menjadi tenangnya aktivitas rahim.

b. Tahap aktif (penurunan)

Selama tahap aktif dari kala dua, ibu yang melahirkan menjadi siaga karena bayi bergerak turun dan merasakan kontraksi yang kuat serta desakan yang tak terelakan untuk mengejan. Kepala bayi meregangkan vagina dan menekan dinding anus. Dengan makin berkembangnya tahap aktif, perineum akan menggembung, labia membuka, dan vagina membuka sewaktu kepala bayi turun dengan setiap gerak menekan ke bawah. Diantara penekanan ini, vagina akan menutup sebagian dan kepala bayi


(22)

masuk kembali. Bayi bergerak makin ke bawah dan kepalanya menjadi makin jelas terlihat.

c. Tahap peralihan (penipisan)

Tahap ketiga dari kala dua adalah tahap peralihan atau crowning, dimana bayi melewati bagian dalam ke bagian luar tubuh. Tahap ini dimulai ketika kepala bayi mulai muncul (tidak lagi tertarik ke belakang diantara gerak menekan ke bawah). Tahap ini meliputi peregangan maksimal dari lubang vagina yang ditandai dengan sensasi panas dan menyengat. Tekanan ke bawah yang kuat pada saat ini akan menambah rasa sakit dan kemungkinan terjadinya robekan yang serius dari vagina atau perineum.

Kepala bayi muncul dengan kulit berwarna abu-abu kebiruan dan basah, pertama-tama bagian atas kepala sampai telinga, kemudian alis dan mukanya. Sesudah kepala keluar, bayi berputar ke samping. Ini memungkinkan bahu meluncur dengan mudah melalui panggul. Begitu bahu keluar, bagian tubuh bayi lainnya akan keluar dengan cepat.

4. Kala tiga (pelahiran plasenta) dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan keluarnya plasenta. Kala tiga merupakan bagian paling singkat dan paling tidak menyakitkan dari semuanya, dimulai dengan kelahiran bayi dan berakhir saat plasenta dilahirkan. Tahap ini berlangsung selama sepuluh sampai tiga puluh menit.


(23)

5. Kala empat (pemulihan) dimulai sesudah plasenta keluar dan berakhir satu atau beberapa jam kemudian saat kondisi ibu menjadi stabil.

2. Konsep Kecemasan

2.1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006).

Konsep ansietas memegang peranan penting yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stres dan penyesuaian diri. Kecemasan adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya (Trismiati, 2004 dikutip dari Purba dkk, 2008).

2.2. Penyebab Kecemasan

Kecemasan dapat disebabkan oleh adanya perasaan takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, adanya pengalaman traumatis seperti trauma akan berpisah, kehilangan atau bencana, adanya rasa frustasi akibat kegagalan dalam


(24)

mencapai tujuan, adanya ancaman terhadap integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan kebutuhan dasar serta adanya ancaman terhadap konsep diri; identitas diri, harga diri, dan perubahan peran (Purba dkk, 2008).

2.3. Gejala Kecemasan

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain: cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala (Hawari, 2006).

Sue, dkk (dalam Purba dkk, 2008) menyebutkan bahwa manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut ini:

a. Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi. b. Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak

menentu seperti gemetar.

c. Perubahan somatik, muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan lain-lain. Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan peningkatan detak jantung, respirasi, ketegangan otot dan tekanan darah.


(25)

d. Afektif, diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang berlebihan.

2.4. Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen (1998) mengidentifikasi ansietas dalam 4 tingkatan. Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung pada kemampuan individu dalam menerima informasi/pengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya.

Tingkat ansietas yaitu :

1. Ansietas ringan: cemas yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2. Ansietas sedang: cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan suatu yang lebih terarah.

3. Ansietas berat: cemas yang sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

4. Panik : tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan terpengarah, ketakutan, dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya. Karena


(26)

mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.

Rentang Respon Ansietas

Respon adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

3. Konsep Kecemasan pada Proses Persalinan 3.1. Kecemasan pada Proses Persalinan

Meskipun kehadiran seorang bayi begitu diinginkan, kehamilan adalah saat ketika seorang wanita mengalami berbagai jenis emosi, dan salah satunya yang paling menonjol adalah kecemasan. Kehamilan terutama kehamilan tahap akhir akan dipenuhi dengan mimpi-mimpi dan bayangan mengenai seperti apakah bayi yang akan lahir ini. Kebanyakan dilanda kecemasan tentang apakah bayinya sehat atau tidak. Ketakutan akan melahirkan seorang bayi yang tidak normal atau meninggal dunia dapat menyebabkan stres berat. Beberapa calon ibu tidak berani


(27)

dalam keadaan sehat. Namun, beberapa wanita lainnya selalu tenang dan percaya diri (Nolan,2003).

Salah satu yang paling dicemaskan oleh ibu hamil dan pasangannya selama kehamilan adalah bagaimana mereka tahu bahwa persalinan telah dimulai. Sebagian besar wanita hamil mencemaskan nyeri persalinan. Media massa sering menggambarkan persalinan yang lama, sangat menyakitkan, bahkan berbahaya. Bayangan akan rasa nyeri membuat beberapa calon ibu menjadi begitu takut sehingga bulan-bulan terakhir dari kehamilannya terbuang sia-sia (Nolan, 2003).

Begitu persalinan tinggal beberapa minggu lagi, para calon ibu mulai menghadapi kesibukan untuk melahirkan. Kemungkinan besar mereka sudah mendengar banyak cerita tentang persalinan dan beberapa diantaranya membuat mereka takut. Beberapa minggu terakhir dapat terasa sangat lama dan banyak ibu yang cemas menanti dimulainya persalinan (Nolan, 2003).

3.2. Penyebab Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan

Menurut Kartono (1992), penyebab kecemasan dalam menghadapi persalinan adalah :

a. Takut mati

Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah fenomena fisiologis yang normal, namun tidak terlepas dari risiko-risiko dan bahaya kematian. Bahkan, pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai perdarahan dan kesakitan-kesakitan yang hebat. Peristiwa inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati, baik kematian dirinya sendiri maupun anak bayi yang akan dilahirkan.


(28)

b. Trauma Kelahiran

Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat melahirkan bayinya dan ketakutan lahir (takut dilahirkan di dunia ini) pada anak bayi, yang kita kenal sebagai trauma kelahiran. Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Ketakutan ini merupakan ketakutan “hipotetis” untuk dilahirkan di dunia dan takut terpisah dari ibunya. c. Perasaan Bersalah

Wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya dalam semua aktivitas reproduksinya. Jika identifikasi ini menjadi salah dan wanita tersebut banyak mengembangkan mekanisme rasa bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya, maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia sebab selalu saja dibebani atau dikejar-kejar rasa berdosa. Perasaan berdosa terhadap ibu ini erat hubungannya dengan ketakutan akan mati pada saat wanita tersebut melahirkan bayinya.

d. Ketakutan riil

Pada setiap wanita hamil, kecemasan untuk melahirkan bayinya bisa diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya. Misalnya, takut bayinya lahir cacat atau lahir dalam kondisi patologis, takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu sendiri di masa silam, takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh lahirnya sang bayi, munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya, takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamila sampai waktu melahirkan bayinya.


(29)

3.3. Kecemasan pada Primipara dan Multipara

Ibu primipara merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Sedangkan ibu multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (Mochtar, 1998). Pengalaman melahirkan pertama kali memberikan perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialami semasa persalinan. Kecemasan tersebut muncul karena bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan, walaupun apa yang dibayangkan belum tentu terjadi (Amalia, 2009).

Persalinan merupakan suatu kejadian penuh dengan stress yang menyebabkan peningkatan rasa nyeri, takut dan cemas. Selama kehamilan, ibu mengalami perubahan fisik dan psikis yang terjadi akibat perubahan hormon. Perubahan ini akan mempermudah janin untuk tumbuh dan berkembang sampai saat dilahirkan. Adapun primipara mengalami proses persalinan lebih lama daripada proses persalinan pada multipara sehingga primipara mengalami nyeri persalinan lebih lama pula. Hal tersebut menyebabkan primipara merasa lebih letih, persepsi nyeri meningkat dan rasa takut lebih parah yang dapat meningkatkan intensitas nyeri (Restyla, 2009).

Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu hamil seperti takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Puncak kekhawatiran muncul bersamaan dengan dimulainya tanda-tanda akan melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan meningkat menambah beban ibu, sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi inilah


(30)

perasaan khawatir, bila tidak ditangani dengan baik, bisa merusak konsentrasi ibu sehingga persalinan yang diperkirakan lancar dapat menjadi tidak lancar akibat ibu panik (Amalia, 2009).

Ketidaktahuan terhadap proses persalinan menyebabkan ketakutan yang sangat mempengaruhi proses kelahiran. Ketakutan menyebabkan kegelisahan dan respons endokrin yang menyebabkan retensi natrium, ekskresi kalium, dan penurunan glukosa yang dibutuhkan oleh kontraksi uterus. Respon-respon ini juga menyebabkan disekresinya epinefrin, yang menghambat aktivitas miometrial, dan melepaskan norepinefrin yang menyebabkan tidak terkoordinasinya aktivitas uterus. Peningkatan distress fisik dan inefektif persalinan lebih menyebabkan ketakutan dan rasa tidak nyaman. Penelitian keperawatan menemukan bahwa rasa sakit dan hilang kontrol merupakan faktor-faktor yang paling tidak menyenangkan dalam persalinan (Butane, 1973 dikutip dari Hamilton, 1995).

Ibu multipara juga mengalami kecemasan akibat dari permasalahan terhadap kelahiran yang terjadi sebelumnya seperti seorang wanita yang pernah mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan akan menjadi sangat cemas mengenai apakah mereka akan mampu mempertahankan kehamilannya kali ini, wanita yang pernah mengalami keguguran akan terus-menerus ketakutan sampai usia kehamilannya melewati tanggal dimana sebelumnya mereka kehilangan bayi serta wanita yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal atau mengalami kelainan. Namun, beberapa wanita lainnya tetap tenang dan percaya diri (Nolan, 2003).


(31)

Kecemasan menjelang persalinan pada ibu multipara juga akan semakin meningkat. Pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan semakin sering muncul dalam pikiran ibu (Restyla, 2009).


(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dan ibu multipara dalam menghadapi proses persalinan. Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya (Bobak, 1995). Perasaan takut dan cemas merupakan hal yang wajar dirasakan, apalagi bagi calon ibu yang melahirkan anak pertama (ibu primipara). Perasaan cemas juga dialami oleh ibu multipara yang menghadapi proses persalinan. Banyak faktor yang mempengaruhi ringan beratnya kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan, salah satunya adalah kesiapan fisik dan psikis ibu menjelang kelahiran bayinya. Sesuai dengan tujuan penelitian maka dapat digambarkan hubungan antar variabel sebagai berikut :

Skema 1. Kerangka Konseptual Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan.

Ibu Multipara

Tingkat Kecemasan : - Ringan - Sedang - Berat Ibu Primipara


(33)

2. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

1. Persalinan Proses yang dialami ibu mulai dari kala I sampai kala IV persalinan, yang melahirkan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna. Persalinan merupakan persalinan yang normal.

Observasi ___

2. Ibu primipara Seorang wanita yang

melahirkan bayi pertama kali di Klinik Bersalin Mariani dan Risna.

Kuesioner ___

3. Ibu multipara Seorang wanita yang telah melahirkan bayi beberapa kali di Klinik Bersalin Mariani dan Risna.


(34)

Tabel 1. Lanjutan

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

4. Kecemasan - Kecemasan

Ringan

Kecemasan ibu yang mau melahirkan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna yang normal berhubungan dengan

ketegangan dalam

menghadapi proses persalinan yang menyebabkan ibu menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Modifikasi kuesioner kecemasan Spielberger (1983) sebanyak 20 pernyataan. Ordinal dengan skor 20-39 - Kecemasan sedang

Kecemasan ibu yang mau melahirkan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna yang memungkinkan ibu untuk memusatkan perhatian pada proses persalinan dan mengesampingkan yang lain.

Modifikasi kuesioner kecemasan Spielberger (1983) Ordinal dengan skor 40-59


(35)

Tabel 1. Lanjutan

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

Cemas sedang dapat ditunjukkan dengan adanya ekspresi wajah ketakutan, tidak mampu rileks, meremas-remas tangan, banyak bicara. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah, pernafasan dan nadi mulai meningkat.

sebanyak 20 pertanyaan

- Kecemasan berat

Kecemasan ibu yang mau melahirkan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna yang sangat mengurangi lahan persepsi ibu. Ibu cenderung untuk memusatkan perhatian pada proses persalinan dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Ibu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

Modifikasi kuesioner kecemasan Spielberger (1983) sebanyak 20 pernyataan.

Ordinal dengan skor 60-80


(36)

Tabel 1. Lanjutan

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

Cemas berat ditandai dengan perilaku diluar kesadaran, tanda-tanda vital meningkat, berkeringat banyak, menutup mata dan tidak mau melihat lingkungan serta wajah tampak tegang.


(37)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan di Klinik Bersalin Mariani, Medan dan Klinik Bersalin Risna, Binjai.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mau melahirkan di Klinik Bersalin Mariani dan Klinik Bersalin Risna. Jumlah populasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Ibu Primipara Ibu Multipara Jumlah

Klinik Bersalin Mariani 5 23 28

Klinik Bersalin Risna 10 10 20

Jumlah 15 33 48

Maka, jumlah populasinya adalah 48 orang.

2.2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan dengan teknik convenience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan dengan


(38)

mengambil responden yang tersedia pada saat itu dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu (Arikunto, 2002).

Jumlah populasinya adalah 48 orang. Penentuan besar sampel berdasarkan Notoadmojo (2002) dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

n = N 1 + N (d2 Keterangan : N = Besar populasi

)

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, d = 0,05 n = 48

1 + 48 (0,05) n = 42 orang

2

Jadi besarnya sampel adalah 42 orang. Maka, besarnya sampel untuk ibu primipara sebanyak 21 orang dan ibu multipara sebanyak 21 orang.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mau melahirkan dan sudah ada tanda-tanda in partu, dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik lisan maupun tulisan dan bersedia menjadi responden.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Mariani dan Klinik Bersalin Risna. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai Maret 2010. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena tersedia responden yang memenuhi kriteria sampel, tersedia jumlah sampel yang banyak di Klinik Bersalin


(39)

Mariani dan Risna dan tempat tersebut sering dijadikan untuk penelitian mahasiswa tetapi belum ada yang meneliti tentang gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Selain itu, lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

4. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila responden bersedia, maka responden dipersilahkan menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak atau mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden baik faktor fisik maupum psikis. Kerahasiaan catatan data responden dijaga dan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

5. Instrumen Penelitian 5.1. Kuesioner Penelitian

Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah data demografi meliputi umur, kelahiran anak, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, penghasilan keluarga.


(40)

Bagian kedua adalah kuesioner kecemasan yang menggambarkan tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 20 pernyataan, 11 pernyataan positif dan 9 pernyataan negatif. Pernyataan positif terdapat pada nomor 1,2,3,4,6,8,9,11,15,16,18 dan pernyataan negatif terdapat pada nomor 5,7,10,12,13,14,17,19,20. Kuesioner tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu hampir tidak pernah (HTP), kadang-kadang (K), sering (SR), dan selalu (SL). Bobot nilai yang diberikan bagi pernyataan untuk jawaban HTP = 1, K = 2, SR = 3, SL = 4. Pengukuran tingkat kecemasan meliputi kecemasan ringan = 20-39, kecemasan sedang = 40-59, kecemasan berat = 60-80.

5.2.Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002). Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2007). Validitas instrumen telah diuji oleh Ibu Jenny M Purba, S.Kp, MNS.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat ukur untuk mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Uji reabilitas telah dilakukan pada 10 orang responden. Dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas konsistensi internal karena pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen pada subjek studi (Dempsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji Cronbach Alpha dengan


(41)

menggunakan program komputerisasi. Setelah dilakukan uji reabilitas terhadap 10 orang responden dengan karakterisitik yang sama maka diperoleh nilai alpha (α) sebesar 0,779 artinya kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah reliabel

karena suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau

sama dengan 0,70 sesuai dengan Arikunto (2002).

6. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah seminar proposal penelitian dan mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan, peneliti selanjutnya akan membawa surat izin penelitian ke Klinik Bersalin Mariani dan Risna. Setelah mendapat izin dari kepala Klinik Bersalin Mariani dan Risna, peneliti melakuka n pengumpulan data penelitian. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Setelah menandatangani informed consent, peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden yang akan diisi sendiri oleh responden.

Pada sebagian responden, peneliti menanyakan pertanyaan kuesioner kepada responden kemudian responden menjawab pertanyaan tersebut dan peneliti mengisi kuesioner sesuai dengan jawaban dari responden. Peneliti mendampingi responden saat responden mengisi kuesioner atau dapat didampingi oleh keluarga responden. Saat mendampingi responden dalam pengisian kuesioner, peneliti mengobservasi keadaan ibu. Pengisian kuesioner dilakukan


(42)

dalam waktu 20 menit. Dalam pengumpulan data, peneliti dibantu oleh asisten peneliti. Setelah data terkumpul maka dapat dilakukan analisa data.

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data. Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dari responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Kemudian dilakukan dengan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Pengolahan data demografi meliputi umur, kelahiran anak, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, penghasilan keluarga dan gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dilakukan untuk mendeskripsikan frekuensi dan persentasi. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(43)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan, yang diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner terhadap 42 responden (21 ibu primipara dan 21 ibu multipara) yaitu ibu-ibu yang melahirkan di Klinik Bersalin Mariani, Medan dan Klinik Bersalin Risna, Binjai.

1.1. Karakteristik Responden

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu karakteristik ibu primipara dan multipara. Proporsi karakteristik ibu primipara dan multipara (umur, kelahiran anak, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan) di Klinik Bersalin Mariani dan Risna dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Ibu Primipara dan Multipara (N=42)

Karakteristik Responden Ibu Primipara Ibu Multipara Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Umur 18-22 tahun 23-27 tahun 28-32 tahun 33-37 tahun 2. Kelahiran anak :

Ke- 1 8 11 2 - 21 38,1 52,4 9,5 - 100 1 5 10 5 - 4,8 23,8 47,6 23,8 -


(44)

Ke- 2 Ke- 3 Ke- 4 Ke-5

3. Pendidikan terakhir SMP/sederajat

SMA/sederajat Perguruan Tinggi 4. Suku Batak Jawa Aceh Minang Lain-lain 5. Agama Islam 6. Pekerjaan PNS Pegawai swasta Ibu rumah tangga Wiraswasta

Lain-lain

7. Penghasilan kelurga <Rp.700.000/bln >Rp.700.000/bln - - - 2 9 10 4 12 1 3 1 21 2 2 12 4 1 5 16 - - - 9,5 42,9 47,6 19 57,1 4,8 14,3 4,8 100 9,5 9,5 57,1 19 4,8 23,8 76,2 13 6 1 1 4 13 4 6 12 2 1 - 21 1 2 16 1 1 1 20 61,9 28,6 4,8 4,8 19 61,9 19 28,6 57,1 9,5 4,8 - 100 4,8 9,5 76,2 4,8 4,8 4,8 95,2 Keterangan :

Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh hasil tentang karakterisitik ibu primipara dan multipara. Karakteristik ibu primipara yaitu usia terbanyak berada pada rentang 23-27 tahun sebanyak 11 orang (52, 4%). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 10 orang (47,6%) berpendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 9 orang (42,9%) berpendidikan SMA/sederajat. Berdasarkan suku yaitu sebanyak 12 orang (57,1%) suku Jawa. Berdasarkan agama yaitu sebanyak 21 orang (100%) beragama Islam. Berdasarkan pekerjaan yaitu sebanyak 12 orang (57,1%) adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan penghasilan keluarga yaitu sebanyak 16 orang (76,2%) mempunyai penghasilan keluarga >Rp. 700.000/bln.


(45)

Sedangkan karakterisitik ibu multipara yaitu usia terbanyak berada pada rentang 28-32 tahun sebanyak 10 orang (47,6%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yaitu sebanyak 13 orang (61,9%) berpendidikan SMA/sederajat. Berdasarkan suku yaitu sebanyak 12 orang (57,1%) suku Jawa. Berdasarkan agama yaitu sebanyak 21 orang (100%) beragama Islam. Berdasarkan pekerjaan yaitu sebanyak 16 orang (76,2%) adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan penghasilan keluarga yaitu sebanyak 20 orang (95,2%) mempunyai penghasilan keluarga >Rp. 700.000/bln.

1.2. Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan

Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden maka didapat hasil mengenai tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Distibusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan

Tingkat Kecemasan

Ibu Primipara Ibu Multipara

Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%) Ringan Sedang Berat 10 11 0 47,6 52,4 0 14 7 0 66,7 33,3 0 Keterangan :

Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh hasil tentang tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan yaitu mayoritas ibu


(46)

primipara mengalami kecemasan sedang sebanyak 11 responden (52,4%). Tetapi, ibu primipara tidak ada yang mengalami kecemasan berat.

Sedangkan tingkat kecemasan ibu multipara dalam menghadapi proses persalinan yaitu mayoritas ibu multipara mengalami kecemasan ringan, sebanyak 14 responden (66,7%). Ibu multipara juga tidak ada yang mengalami kecemasan berat.

2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti membahas tentang karakteristik responden yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan dan peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan di Klinik Bersalin Mariani dan Risna.

2.1Karakteristik Ibu Primipara dan Multipara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil mengenai karakteristik ibu primipara dan multipara. Ada beberapa karakteristik responden yang mempengaruhi kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Karakteristik responden tersebut yang mempengaruhi kecemasan ibu menghadapi proses persalinan yaitu umur, kelahiran anak, pendidikan, dan penghasilan keluarga.

a. Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu primipara berumur 23-27 tahun (52, 4%), sedangkan mayoritas ibu multipara berumur 28-32 tahun


(47)

(47,6%). Ini berarti sebagian besar responden berada pada usia produktif sehingga responden sudah mampu dan memiliki kematangan emosional. Menurut Kaplan dan Sadock (1997, dikutip dari Lutfa & Maluya, 2008), kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi pada umur 21-45 tahun.

b.

Usia seseorang yang cukup umur akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja daripada mereka yang masih muda (Nursalam, 2001 dikutip dari Zulkaida, 2009).

Kelahiran anak

Pada ibu multipara peristiwa kelahiran, perubahan fisik, perubahan hormon, perawatan bayi adalah suatu pengalaman yang seharusnya sudah dapat diadaptasi (Marshall, 2004 dikutip dari Zulkaida, 2009). Kaplan dan Sadock (1997, dikutip dari Lutfa & Maluya, 2008) mengatakan bahwa pengalaman awal merupakan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman individu kurang, maka cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat menghadapi persalinan.

Sedangkan pada primipara merupakan pengalaman pertama sehingga sering menimbulkan depresi dan kecemasan (Marshall, 2004 dikutip dari Zulkaida, 2009). Saat menghadapi persalinan anak pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita (Arindra, 2008).


(48)

c. Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara berpendidikan perguruan tinggi (47,6%). Sedangkan, mayoritas ibu multipara berpendidikan SMA/sederajat (61,9%). Ini menunjukkan ibu primipara dan multipara sudah memiki pendidikan yang tinggi. Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing. Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir, pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan (Noto atmodjo, 2000 dalam Lutfa & Maluya, 2008). Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi stresor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus (Jatman, 2000 dalam Lutfa & Maluya, 2008).

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan demikian, pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan (Raystone, 2005). Soewandi (1997, dalam Raystone 2005) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami stres. Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stres dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh.


(49)

d. Penghasilan keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, ibu primipara mempunyai penghasilan keluarga >Rp. 700.000/bln (76,2%) dan ibu multipara mempunyai penghasilan keluarga >Rp. 700.000/bln (95,2%). Penghasilan keluarga menunjukkan keadaan status sosial ekonomi keluarga. Status ekonomi dipengaruhi oleh latar belakang pekerjaan (Ambarwati, 2008). Beberapa hal yang dicemaskan oleh ibu dalam menghadapi persalinan yang akan datang antara lain : rasa nyeri waktu partus, apakah akan memperoleh pertolongan dan perawatan semestinya, ancaman bahaya maut, masalah rumah tangga, keadaan sosial ekonomi, hubungan dengan suaminya, apakah bayinya cacat, ataukah bayinya akan meninggal (Enikmawati, 2008).

Masalah ekonomi berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri dalam menghadapi persalinan. Status sosial ekonomi juga berkaitan dengan pola gangguan psikiatrik. Berdasarkan hasil penelitian Durham diketahui bahwa masyarakat kelas sosial ekonomi rendah prevalensi psikiatriknya lebih banyak. Jadi keadaan ekonomi yang rendah atau tidak memadai dapat mempengaruhi peningkatan kecemasan (Lutfa & Maluya, 2008).

2.2. Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dalam Menghadapi Proses Persalinan

Persalinan merupakan suatu kejadian penuh dengan stres yang menyebabkan peningkatan rasa nyeri, takut dan cemas (Restyla, 2009). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 19 responden (90,5%) selalu


(50)

merasa sesuatu menyenangkan bila anaknya lahir dengan selamat, tetapi sebanyak 14 reponden (66,7%) kadang-kadang merasa khawatir berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi seperti takut menghadapi persalinan dan sebanyak 11 responden (52,4%) kadang-kadang merasa khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada saat proses persalinan. Pengalaman melahirkan pertama kali memberikan perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialami semasa persalinan (Amalia, 2009).

Rasa takut dan cemas yang berlebihan jelas akan mengganggu konsentrasi dalam melakukan persiapan untuk menghadapi persalinan, sehingga persiapan tidak dapat dilakukan secara optimal oleh calon ibu yang akan melahirkan anak pertamanya (Huliana, 2001 dalam Utami, 2009). Setiap ibu hamil yang akan melahirkan anak pertama akan merasakan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah pernah melahirkan anak pertamanya (Ambaryani, 2001 dalam Utami, 2009).

Kecemasan pada calon ibu disebabkan adanya rasa takut terhadap kesehatan, usia kehamilan, kesulitan keuangan dan masalah-masalah pokok lain dalam kehidupan. Tingkat pengetahuan tentang kehamilan dan proses persalinan juga turut menentukan tinggi rendahnya kecemasan yang terjadi (Kartono, 1992 dalam Utami, 2009). Sebagian besar ibu primipara berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 10 orang (47,6%) sehingga penulis berasumsi bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka ibu primipara akan memiliki pengetahuan yang tinggi tentang proses persalinan itu. Oleh karena itu, ibu primipara memiliki


(51)

persiapan untuk menghadapi proses persalinan tersebut sehingga mengurangi tingkat kecemasan ibu.

Hasil penelitian menunjukkan ibu primipara mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi proses persalinan (52,4%), dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat. Saat menghadapi persalinan anak pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita (Arindra, 2008). Cemas lebih disebabkan karena pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan dan adanya ketidakpastian dalam situasi, misalnya merasa cemas atau gelisah dalam menghadapi kelahiran anak pertama. Menghadapi kelahiran anak pertama merupakan situasi yang mengandung resiko mempertaruhkan jiwa dan raga sehingga menyebabkan rasa takut, khawatir (Moordiningsih, 2001 dikutip dari Maysaroh, 2008).

Kecemasan yang terjadi juga terlihat dari observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat ibu menghadapi proses persalinan. Dari hasil observasi pada ibu primipara dapat dilihat bahwa seluruh ibu primipara mengalami kecemasan baik cemas ringan ataupun cemas sedang. Sebagian besar ibu primipara terlihat cemas dengan ekspresi wajah yang tegang, ketakutan, posisi badan selalu berubah-ubah, banyak bicara, keringat bercucuran, tidak tenang, kadang-kadang bisa sampai menangis ataupun berteriak-teriak sambil mengucapkan kata-kata seperti Allahu Akbar. Selain itu, ibu terlihat lemas, muka pucat, kurang konsentrasi bila ditanya oleh petugas kesehatan seperti gugup, gelisah dan meremas-remas tangan suami bila ibu didampingi oleh suami pada saat proses persalinan.


(52)

Namun, ada juga ibu primipara yang terlihat tenang, bukan berarti ibu tersebut tidak mengalami cemas tetapi mengalami cemas ringan. Cemas ringan ditandai dengan ibu banyak bicara, banyak bertanya namun perasaan relatif masih terasa aman dan tetap tenang dan penampilannya juga tetap tenang. Selain itu, dilihat dari karakteristik ibu primipara yang berpendidikan perguruan tinggi (52, 4%) maka dapat diasumsikan bahwa ibu primipara memiliki pengetahuan yang baik sehingga memperoleh informasi yang cukup mengenai persalinan. Ibu akan lebih memiliki persiapan untuk menanti kelahiran bayinya.

2.3. Tingkat Kecemasan Ibu Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu multipara mengalami

kecemasan ringan, sebanyak 14 responden (66,7%). Sebab, berdasarkan penelitian, seluruh ibu multipara (100%) selalu merasa kuat menghadapi proses persalinan ini karena mendapat dukungan dari suami. Menurut LINKAGES (2002) mengatakan bahwa dukungan yang terus-menerus dari seorang pendamping persalinan terutama suami kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan itu sendiri.

Ketakutan melahirkan berhubungan dengan proses melahirkan yang

berkaitan dengan ibu, kejadian melahirkan merupakan peristiwa besar yang membawa ibu berada antara hidup dan mati, menyebabkan ibu merasa cemas akan keadaannya, dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan suami sehingga memberikan support moril terhadap ibu (Kartono, 1992).


(53)

Berbagai perasaan akan muncul ketika ibu akan menjalani proses

persalinan, diantaranya kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, ketidaknyamanan dan ketegangan. Saat persalinan akan berjalan lebih baik jika ibu merasa mendapat dukungan dari lingkungan terdekatnya terutama suami (Efsantin, 2005).

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu multipara

yaitu sebanyak 16 responden (76,2%) selalu merasa siap lahir dan batin menjalani proses persalinan, sebanyak 20 responden (95,2%) selalu merasa puas dengan pelayanan rumah sakit/klinik sehingga dapat menikmati proses persalinan ini dan sebanyak 17 responden (81%) selalu merasa merasa percaya diri menghadapi persalinan ini karena ditolong oleh tenaga kesehatan yang professional. Ini menunjukkan bahwa ibu multipara mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi proses persalinan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, sebagian besar

ibu multipara merasa tenang saat menghadapi persalinan. Sebab, ibu multipara sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam proses persalinan sehingga ibu memiliki gambaran, informasi dan persiapan yang lebih baik dalam menghadapi proses persalinan.

Pada saat observasi, ibu multipara yang mengalami kecemasan ringan terlihat banyak bicara, banyak bertanya namun perasaan relatif masih terasa aman dan tetap tenang dan penampilannya juga tetap tenang. Pernafasannya juga masih dalam keadaan normal. Pada saat proses persalinan, ibu juga didampingi oleh suami ataupun keluarga terdekat. Suami ataupun orang terdekat dapat memberikan dorongan fisik dan moral bagi ibu yang melahirkan sehingga ibu


(54)

akan merasa lebih tentram (Farrer, 1999). Selain itu, ibu multipara sangat percaya terhadap tenaga kesehatan yang ada karena sudah pernah ditolong oleh tenaga kesehatan pada kelahiran anak sebelumnya.

Walaupun, ada juga beberapa ibu multipara yang terlihat gelisah,

ketakutan, ekspresi wajah tegang, pernafasan cepat dan kurang konsentrasi seperti yang dialami oleh ibu primipara. Berdasarkan asumsi peneliti, kecemasan terjadi karena beberapa ibu multipara masih berpendidikan rendah dan umur yang masih muda. Ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ibu multipara berumur pada rentang 18-22 tahun (4,8%) dan berpendidikan SMP/sederajat (19%). Ibu multipara yang berumur muda akan lebih mudah mengalami cemas daripada yang berumur tua. Status pendidikan yang rendah akan lebih sulit beradaptasi terhadap kecemasan.

2.4. Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yaitu ibu primipara mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi proses persalinan sebanyak 11 responden (52,4%) dan mayoritas ibu multipara mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi proses persalinan sebanyak 14 responden (66,7%). Baik ibu primipara maupun ibu multipara tidak ada yang mengalami kecemasan berat dalam menghadapi proses persalinan.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Kecemasan ibu primipara lebih tinggi daripada kecemasan ibu multipara dalam


(55)

menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan pendapat Utami (2009, dalam Ambaryani, 2001) yang mengatakan bahwa setiap ibu hamil yang akan melahirkan anak pertama akan merasakan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah pernah melahirkan anak pertamanya.


(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Klinik Bersalin Mariani, Medan dan Klinik Bersalin Risna, Binjai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.1. Mayoritas ibu primipara berumur pada rentang 23-27 tahun yang berada pada usia produktif dan berpendidikan perguruan tinggi. Sedangkan pada ibu multipara, mayoritas ibu multipara berumur pada rentang 28-32 tahun yang juga berada pada usia produktif dan berpendidikan SMA/sederajat. Sebagian besar ibu primipara dan multipara bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai penghasilan keluarga >Rp. 700.000/bln.

1.2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu primipara mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi proses persalinan. Sebab, ini merupakan pengalaman melahirkan pertama kali yang dialami oleh ibu primipara dan masih kurangnya informasi yang diperoleh ibu primipara tentang proses persalinan tersebut.

1.3. Sedangkan ibu multipara mengalami kecemasan ringan dalam menghadapi proses persalinan. Baik ibu primipara maupun ibu multipara tidak ada yang mengalami kecemasan berat dalam menghadapi proses persalinan.


(57)

2. Saran

2.1. Praktek Keperawatan

Perlu dipertimbangkan memberikan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif pada ibu primipara dan multipara dalam menghadapi persalinan agar dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan. Sebaiknya, pelayanan keperawatan maternitas tetap memberikan pendidikan kesehatan tentang proses persalinan pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan agar ibu yang mau melahirkan memperoleh informasi mengenai persalinan sehingga ibu merasa siap untuk menghadapi proses persalinan.

2.2. Pendidikan Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi yang penting bagi mahasiswa, dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan.

2.3. Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian ini tidak diketahui secara tepat, perbedaan kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang perbedaan kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan dengan metode komparatif.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2009). Gangguan cemas pada ibu hamil, Dibuka pada website : Amalia, T. (2009). Kecemasan ibu menanti persalinan, Dibuka pada website :

Ambarwati, E.R. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

primigravida, Dibuka pada website :

Aprillia, Y. (2009). Hand out faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, Dibuka pada website : September 2010.

Arikunto, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : PT Rineka Cipta. Arindra, D. (2008). Kecemasan menghadapi persalinan anak pertama pada ibu

dewasa asal, Dibuka pada website :

Bobak et al. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas, Jakarta: EGC.

Pada tanggal 4 Juni 2010.

Dempsey & Dempsey. (2002). Riset keperawatan: buku ajar & latihan, Edisi 4, Jakarta: EGC.

Efsantin, E. (2005). Hubungan antara peranan suami dan tingkat kecemasan ibu primigravida pada persalinan (kala I dan kala II ), Dibuka pada website :

15 Mei 2010.

Enikmawati, A. (2008). Hubungan antara tingkat kecemasan dengan strategi koping pada ibu primigravida menjelang persalinan di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Kabupaten Sragen, Dibuka pada website : 2010.


(59)

Hamilton, P.M. (1995). Dasar-dasar keperawatan maternitas, Jakarta: EGC. Hawari, D. (2006). Manajemen stres, cemas, dan depresi, Jakarta: Gaya Baru. Hidayat, A.AA. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data,

Jakarta: Salemba Medika.

Kartono, K. (1992). Psikologi wanita jilid 2: Mengenal wanita sebagai ibu dan nenek, Bandung: Mandar Maju.

Lestiningsih, S. (2006). Peran pria dalam kehamilan, Dibuka pada website:

LINKAGES. (2002). Melahirkan, memulai pemberian ASI dan tujuh hari pertama setelah melahirkan, Dibuka pada website :

Lutfa & Maluya. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien dalam tindakan kemoterapi di Rumah Sakit DR. Moewardi Surakarta, Dibuka pada website : 24 Mei 2010.

Maysaroh, S. (2008). Kecemasan menghadapi persalinan ditinjau dari religiusitas pada primigravida di klinik kebidanan dan penyakit kandungan rumah sakit PKU Muhammidiyah Surakarta, Dibuka pada website: 2010. Pada tanggal 15 Mei 2010.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis obstetri: Obstetri fisiologi, obstetri patologi, Jakarta: EGC.

Nolan, M. (2003). Kehamilan dan melahirkan, Jakarta: Arcan.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Purba dkk. (2008). Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial

dan gangguan jiwa, Medan: USU Press.

Raystone. (2005). Kecemasan atau ansietas, Dibuka pada website: tanggal 17 Mei 2010.

Restyla. (2009). Antara hypnobirthing dan kehamilan, Dibuka pada website :


(60)

Simamora, I.R. (2008). Perbedaan kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi kala I persalinan, Medan: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Simkin et al. (2007). Kehamilan, melahirkan dan bayi, Jakarta: Arcan. Simkin & Ancheta. (2005). Buku saku persalinan, Jakarta: EGC. Stuart & Sundeen. (1998). Buku saku keperawatan jiwa, Jakarta: EGC.

Utami, D.A. (2009). Efektifitas aromaterapi dalam menurunkan kecemasan

menghadapi kelahiran anak, Dibuka pada website:

Zulkaida, A. (2009). Hubungan tingkat pendidikan, usia, paritas, dan pekerjaan terhadap tingkat depresi pada ibu pasca persalinan, dibuka pada website :


(61)

Lampiran 1

No. Kode Responden : (Diisi oleh peneliti)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara

dalam Menghadapi Proses Persalinan oleh :

Astika Handayani/061101077

Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian ini, Ibu akan diberikan dua buah kuesioner yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner kecemasan yang akan diisi. Hal ini dilakukan untuk menilai tingkat kecemasan ibu. Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika Ibu bersedia, saya mohon kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.

Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi Ibu dalam penelitian ini.

Medan, 2010

Peneliti Responden


(62)

JADWAL PENELITIAN Lampiran 2

No. Aktivitas Penelitian

September 2009

Oktober 2009

Novemb er 2009

Januari 2010

Februari 2010

Maret 2010

April 2010

Juni 2010 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul penelitian

3 Menyusun Bab 1 4 Menyusun Bab 2 5 Menyusun Bab 3 6 Menyusun Bab 4

7 Menyerahkan proposal penelitian 8 Mengajukan sidang proposal penelitian 9 Ujian sidang proposal

10 Revisi proposal penelitian 11 Pengumpulan data responden 12 Analisa data

14 Pengajuan sidang skripsi 15 Ujian sidang skripsi 16 Revisi skripsi

17 Mengumpulkan skripsi

Diketahui oleh,

Dosen Pembimbing

Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp. Mat NIP. 1975 200112 2 001


(63)

Lampiran 3

Taksasi Dana

1. Persiapan Proposal

- Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 100.000,-

- Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,-

- Perbanyak Proposal Rp. 100.000,-

- Biaya Internet Rp. 30.000,-

- Sidang Proposal Rp. 45.000,-

- Biaya Survey Awal Rp. 30.000,-

2. Pengumpulan Data

- Transportasi Rp. 250.000,-

- Penggandaan Kuesioner Rp. 50.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 100.000,-

- Konsumsi Rp. 50.000,-

- Penjilidan Rp. 100.000,-

- Penggandaan laporan penelitian Rp. 100.000,-


(64)

Lampiran 4 KUESIONER GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIPARA

DAN MULTIPARA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN

Petunjuk Pengisian:

a. Ibu diharapkan bersedia menjawab pertanyaan yang ada

b. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan.

c. Bila ada yang tidak dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

A. Data Demografi

1. Umur : ...tahun

2. Kelahiran anak ke - : …………

3. Pendidikan terakhir : 1. ( ) Tidak sekolah 2. ( ) SD/sederajat 3. ( ) SMP/sederajat

4. ( ) SMA/sederajat 5. ( ) Perguruan Tinggi

3. Suku : 1. ( ) Batak 4. ( ) Aceh

2. ( ) Jawa 5. ( ) Minang

3. ( ) Melayu 6. ( ) Lain-lain, sebutkan…... 4. Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu

2. ( ) Protestan 5. ( ) Budha 3. ( ) Katolik

5. Pekerjaan : 1. ( ) PNS 4. ( ) Wiraswasta

2. ( ) Pegawai swasta 5. ( ) Lain-lain, sebutkan…….. 3. ( ) Ibu rumah tangga

6. Penghasilan keluarga : 1. ( ) < Rp. 700.000/bln 2. ( ) > Rp. 700.000/bln


(65)

B. Kuesioner Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan

Petunjuk pengisian :

• Berilah tanda checklist ( √ ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami

Keterangan:

HTP = Hampir tidak pernah K = Kadang-kadang SR = Sering

SL = Selalu

Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang tingkat kecemasan ibu primipara dan multipara dalam menghadapi proses persalinan.

No. Pernyataan HTP K SR SL

1 Saya merasa senang menghadapi persalinan yang akan saya jalani

2 Saya merasa proses persalinan akan berjalan lancar

3 Saya merasa tidak mempunyai masalah dengan kehamilan ini

4 Saya merasa siap lahir dan batin menjalani proses persalinan

5 Saya merasa khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada saat proses persalinan


(66)

6 Saya merasa aman-aman saja menghadapi proses persalinan ini

7 Saya merasa tersiksa menghadapi waktu persalinan

8 Saya merasa puas dengan pelayanan rumah sakit/klinik sehingga saya dapat menikmati proses persalinan ini

9 Saya merasa manusia yang paling kuat sehingga mampu menghadapi persalinan dengan baik 10 Saya merasa khawatir yang berlebihan akhir-akhir

ini dan saya tidak tahu apa penyebabnya

11 Saya merasa tenang sekali menghadapi persalinan ini dan hampir tidak ada beban

12 Saya merasa bimbang apakah nanti bersalin secara normal atau operasi

13 Saya merasa ketakutan menjalani persalinan ini 14 Saya merasa pikiran saya kacau saat menghadapi

persalinan

15 Saya merasa percaya diri menghadapi persalinan ini karena ditolong oleh tenaga kesehatan yang profesional

16 Saya merasa kuat menghadapi proses persalinan ini karena mendapat dukungan dari suami


(67)

17 Saya merasa menyusahkan keluarga besar saya selama menghadapi proses persalinan

18 Saya merasa sesuatu menyenangkan bila anak saya lahir dengan selamat

19 Saya merasa khawatir berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi seperti takut menghadapi persalinan

20 Saya merasa pikiran kacau karena terlalu banyak berpikir dan mencurahkan perhatian pada persalinan


(68)

Lampiran 5 REABILITAS

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.779 .708 20

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

q01 2.30 .823 10

q02 2.10 .876 10

q03 3.30 .675 10

q04 2.20 1.135 10

q05 2.60 .966 10

q06 2.70 .483 10

q07 2.30 1.337 10


(69)

q09 2.50 1.080 10

q10 2.60 1.174 10

q11 2.70 1.059 10

q12 2.50 .972 10

q13 2.20 1.317 10

q14 2.20 1.135 10

q15 1.50 .850 10

q16 1.30 .675 10

q17 1.30 .675 10

q18 1.10 .316 10

q19 2.70 1.059 10

q20 3.20 1.033 10

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items

Item Means 2.220 1.100 3.300 2.200 3.000 .422 20


(70)

Lampiran 6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kuesioner Berdasarkan Tingkat

Kecemasan Ibu Primipara dalam Menghadapi Persalinan

No

. Pernyataan

HTP K SR SL

n % n % n % N %

1 Saya merasa senang

menghadapi persalinan yang akan saya jalani

0 0 7 33,3 4 19 10 47,6

2 Saya merasa proses persalinan akan berjalan lancar

0 0 10 47,6 2 9,5 9 42,9

3 Saya merasa tidak

mempunyai masalah dengan kehamilan ini

9 42,9 9 42,9 1 4,8 2 9,5

4 Saya merasa siap lahir dan batin menjalani proses persalinan

2 9,5 2 9,5 4 19 13 61,9

5 Saya merasa khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada saat proses persalinan

4 19 11 52,4 4 19 2 9,5

6 Saya merasa aman-aman saja menghadapi proses persalinan ini

4 19 9 42,9 4 19 4 19

7 Saya merasa tersiksa menghadapi waktu persalinan

8 38,1 5 23,8 3 14,3 5 23,8

8 Saya merasa puas dengan pelayanan rumah

sakit/klinik sehingga saya dapat menikmati proses persalinan ini

1 4,8 0 0 2 9,5 18 85,7

9 Saya merasa manusia yang paling kuat sehingga mampu menghadapi persalinan dengan baik

3 14,3 7 33,3 2 9,5 9 42,9

10 Saya merasa khawatir yang berlebihan akhir-akhir ini dan saya tidak tahu apa penyebabnya

6 28,6 9 42,9 2 9,5 4 19

11 Saya merasa tenang sekali menghadapi persalinan ini


(1)

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid islam 21 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 2 9.5 9.5 9.5

pegawai swasta 2 9.5 9.5 19.0

ibu rumah tangga 12 57.1 57.1 76.2

wiraswasta 4 19.0 19.0 95.2

lain-lain 1 4.8 4.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

Penghasilan keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <Rp.700.000/bl

n

5 23.8 23.8 23.8

>Rp.700.000/bl n

16 76.2 76.2 100.0

Total 21 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18-22 8 38.1 38.1 38.1

23-27 11 52.4 52.4 90.5


(2)

Data Demografi Ibu Multipara

FREQUENCIES VARIABLES=usia pendidikan suku agama pekerjaan penghasilan /STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN

/ORDER=ANALYSIS.

Statistics

usia

pendidikan

terakhir suku agama pekerjaan

penghasilan keluarga

N Valid 21 21 21 21 21 21

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 2.90 4.00 1.90 1.00 2.95 1.95

Std. Deviation .831 .632 .768 .000 .740 .218

Variance .690 .400 .590 .000 .548 .048

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18-22 1 4.8 4.8 4.8

23-27 5 23.8 23.8 28.6

28-32 10 47.6 47.6 76.2

33-37 5 23.8 23.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

Pendidikan terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 4 19.0 19.0 19.0

sma 13 61.9 61.9 81.0

perguruan tinggi

4 19.0 19.0 100.0


(3)

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid batak 6 28.6 28.6 28.6

jawa 12 57.1 57.1 85.7

melayu 2 9.5 9.5 95.2

aceh 1 4.8 4.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid islam 21 100.0 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 1 4.8 4.8 4.8

pegawai swasta 2 9.5 9.5 14.3

ibu rumah tangga 16 76.2 76.2 90.5

wiraswasta 1 4.8 4.8 95.2

lain-lain 1 4.8 4.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

Penghasilan keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid <Rp.700.000/bl

n

1 4.8 4.8 4.8


(4)

Hasil Data Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Menghadapi Proses Persalinan

FREQUENCIES VARIABLES=kecemasan /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

Statistics

skor kecemasan primipara

N Valid 21

Missing 0

Skor kecemasan primipara

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-39 10 47.6 47.6 47.6

40-59 11 52.4 52.4 100.0

Total 21 100.0 100.0

SAVE OUTFILE='D:\ANALISA DATA SPSS\skor kecemasan primipara.sav' /COMPRESSED.


(5)

Hasil Data Tingkat Kecemasan Ibu Multipara Menghadapi Proses Persalinan

FREQUENCIES VARIABLES=kecemasan /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

Statistics

skor kecemasan multipara

N Valid 21

Missing 0

Skor kecemasan multipara

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-39 14 66.7 66.7 66.7

40-59 7 33.3 33.3 100.0

Total 21 100.0 100.0

SAVE OUTFILE='D:\ANALISA DATA SPSS\skor kecemasan multipara.sav' /COMPRESSED.


(6)

Lampiran 7

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Astika Handayani

Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Pasir Mandoge/ 5 April 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting No.221 A, Padang Bulan, Medan Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 018477 B.P Mandoge 1994-2000 2. SLTP N 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan 2000-2003 3. SMU N 1 Dolok Batu Nanggar Serbelawan 2003-2006 4. Fakultas Keperawatan USU 2006-2011